Ikuti Tiga Langkah Ini Untuk Membuat Dana Liburan
Siapa yang mau liburan?
Saat mendengar kata liburan, apa yang ada benakmu? Bersenang-senang, jalan-jalan, foto-foto, makan-makan, pengalaman baru. Tapi juga butuh uang dan menguras tabungan.
Pertanyaan itu sering muncul di pikiran saya. Jangan sampai sesudah pulang liburan saya enggak punya uang, atau malah ada beban utang. Sebenarnya liburan itu tidak harus dipaksakan kok tapi bisa direncanakan dan disesuaikan dengan kantong kita.
Bagaimana kita tetap bisa liburan dengan banyak keinginan tapi anggaran terbatas ya? Nah saya selalu menggunakan 3 jurus ampuh #TujuanLoApa ala Ligwina Hananto agar saya selalu fokus dengan tujuan awal.
- Judul atau tujuan keuangannya apa? Menabung Untuk Liburan Ke Bali. Setiap libur Lebaran saya selalu mengajak keluarga saya untuk pergi liburan. Maklum kami orang Betawi, enggak pernah pulang kampung. Biasanya kami jalan-jalan di seputar Jawa Barat. Namun tahun ini saya ingin jalan-jalan keluar dari Pulau Jawa. Anak saya, Irshad, ingin tahu lebih banyak tentang Bali. Bali tidak serta merta muncul begitu saja di pikiran Irshad. Keingintahuan Irshad tentang Bali diawali dari pengalaman Irshad mengikuti kegiatan marching band. Disinilah Irshad belajar lagu dan gerakan tari Bali. Muncullah ide untuk liburan ke Bali. Karena ide Irshad ini saya membuat satu program “Menabung Untuk Liburan Ke Bali.”
- Berapa lama jangka waktu pencapaiannya? Juni 2017-Mei 2018. Tabungan ini kami mulai setelah Lebaran tahun 2017 sampai Mei 2018 (1 tahun).
- Berapa jumlah dana yang dibutuhkan? Rp2.500.000 per orang. Untuk menentukan berapa jumlah dana yang dibutuhkan, saya mencari informasi harga tiket pesawat, hotel/penginapan, sewa mobil, tiket masuk wisata dan anggaran makan untuk 3 hari. Perjalanan wisata di Bali selama 3 hari 2 malam menghabiskan dana sebesar Rp2.500.000/orang. Artinya kami perlu menabung Rp210.000/bulan atau Rp7.000/hari selama 1 tahun ke depan. Irshad bersedia menyisihkan sebesar Rp5.000/hari dari uang jajannya.
Program “Menabung Untuk Liburan Ke Bali” ini awalnya saya coba terapkan di keluarga inti. Namun, saat Irshad bercerita kepada Nenek dan saudara-saudara kami yang lain, mereka pun tertarik untuk ikut. Total ada 16 orang yang bergabung dalam program ini.
Agar program ini bisa berjalan dengan lancar, saya membuat whatsapp group untuk meng-update posisi tabungan per bulan dan mengirimkan foto destinasi wisata sebagai penyemangat. Alhamdulillah dari 16 orang yang mengikuti program ini, 8 orang berhasil berangkat liburan ke Bali. Kami berlibur dari tanggal 24-26 Juni 2018 dan menginap di Villa Uma Mandi, Ubud.
Destinasi wisata yang kami kunjungi selama tiga hari di Bali:
Garuda Wisnu Kencana (GWK)
Yang menarik dari wisata ini kami melihat proyek pengerjaan gedung dan patung GWK yang nantinya menjadi patung tertinggi ke-3 di dunia. Pembangunan patung akan selesai Agustus 2018. Selain itu kami juga melihat pertunjukan GWK menceritakan seekor burung Garuda yang menjadi tunggangan Dewa Wisnu.
Pantai Pandawa
Sepanjang jalan menuju pantai di tebing batu ada patung 5 Pandawa. Pantainya pun bersih dan indah. Di sini anak-anak bisa berenang dan bermain canoe.
Tegalalang (Terasering di Ubud)
Sayang sekali cuaca hujan saat sampai di lokasi. Karena medan yang curam dan licin, kami tidak bisa berkeliling terlalu jauh. Akhirnya kami memutuskan untuk berbelanja di lokasi wisata. ☺
Danau Brantan
Danau Brantan adalah ikon wisata yang ada di uang Rp50.000 edisi lama. Senang sekali bisa melihat langsung. Pemandangan di danau sangat indah serta banyak spot bagus dan lucu untuk bisa berfoto bersama.
Tana Lot
Tana Lot terkenal dengan dua pura yang terletak di atas batu besar – tempat ini sangat bagus untuk melihat matahari terbenam. Tapi sayang kami datang kesini pada siang hari sehingga tidak bisa menikmati matahari terbenam.
Tiga hari adalah waktu yang sangat singkat untuk menikmati Bali. Masih banyak destinasi wisata yang belum sempat kami kunjungi. Sepulang dari liburan ke Bali, Irshad bilang “Mamah, tahun depan aku mau ke Bali lagi.” Boleh kok nak, nabung lagi ya tapi. Hihihi.
Program “Menabung Untuk Liburan ke Bali” tidak hanya tentang bersenang-senang semata. Dari program ini, saya bisa mengajarkan kepada Irshad:
- Keinginan bisa terwujud dengan usaha.
- Mewujudkan mimpi membutuhkan waktu.
- Angka besar itu bisa dicapai dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit dari uang saku.
- Belajar fokus untuk mencapai tujuan.
- Belajar menahan keinginan sesaat untuk tujuan yang lebih besar.
Selanjutnya program dan kegiatan menabung ini bisa digunakan untuk mencapai tujuan keuangan lain yang kita inginkan. Kamu tertarik mencoba?
Marhaini / financial trainer
3 Langkah Kemandirian Finansial
Setiap orang dalam usia produktif seharusnya mampu mandiri secara finansial. Apa definisimu untuk kemandirian finansial? Ligwina Hananto dalam bukunya Untuk Indonesia Yang Kuat menjabarkan tiga langkah kemandirian finansial.
- Membayar tagihan sendiri. Di sekitar kita banyak teman yang masih tinggal serumah dengan orangtua. Ada yang karena baru lulus kuliah dan mulai bekerja, orangtuanya tidak mengijinkan anak untuk pindah, tapi ada juga terlanjur nyaman dan belum berpikir untuk hidup sendiri. Tentu saja kamu bebas memilih untuk tetap tinggal dengan orangtua. Namun pastikan kamu mampu membayar tagihan hidup sendiri. Saat kita bisa membayarkan semua tagihan dalam hidup, itu artinya kita sedang pegang kendali. Agar saat resmi keluar dari rumah orangtua kita tidak terkaget-kaget membayarkan semua biaya hidup, mulai saja dari yang sederhana. Misalnya mengganti bensin jika kita meminjam mobil keluarga, membayarkan tagihan listrik dan internet bahkan berkontribusi untuk gaji ART. Bagi yang sudah menikah namun memutuskan tinggal dengan orangtua, cara ini membuatmu terhindar dari rasa bersalah membebani hidup orangtua.
- Membayar Utang. Kemampuan membayarkan utang adalah manifestasi dari kemampuan kita menjadi orang yang bertanggung jawab secara finansial. Ada saja lho orang yang mencoba lari dari kewajiban membayarkan utang. Contoh yang pertama adalah generasi baru lulus kuliah yang masih menggunakan kartu kredit suplemen dari orangtua. Selama ini mereka hanya tahu menggesek, orangtualah yang membayarkan tagihan kartu kreditnya. Sekarang saatnya berhenti menjadi anak-anak. Jika kamu siap menggesek kartu kredit, seharusnya kamu juga siap membayar tagihannya. Contoh kedua adalah mereka yang meminjam uang kepada orangtuanya. Meminjam kepada orangtua ini sering kali tidak dibarengi keinginan membayarkan utang tersebut. Orangtua memang akan selalu ada untuk kita, tapi tidak berarti kita bisa lari dari tanggung jawab. Jika meminjam pada orangtua seharusnya kita membuat catatan pembayaran, sekecil apapun kemampuan bayarnya. Seiring berjalannya waktu, karir akan meningkat sehingga kemampuan bayar pun membaik. Oran tua pun akan bangga dengan kemampuan kita bertanggung jawab atas utang tersebut. Terakhir adalah mereka yang punya utang-utang lain. Mulai dari utang kartu kredit, utang tanpa agunan, hingga utang kendaraan bermotor dan kredit rumah. Apapaun utang yang kita miliki, pastikan kita sudah menghitung pembayaran utang ini. Jangan lari dari kenyataan. Saat berutang artinya kita tidak punya uang dan meminjam. Kalau meminjam ya harus dikembalikan. You are responsible for your money.
- Membeli Properti Pertama. Hal sederhana yang harus dilakukan oleh semua orang adalah memiliki rumah sendiri. Pengalaman memiliki rumah yang pertama adalah pengalaman yang sangat memuaskan batin. Memiliki properti pertama adalah bagian yang sangat penting dalam upaya mencapai kemandirian finansial. Kita resmi menjadi orang yang hidup berdikari. Suasana menempati rumah sendiri ini tidak dapat tergantikan dengan uang sekalipun. Tentu membeli properti yang pertama ini akan membutuhkan uang. Mulailah dengan berjalan-jalan ke lokasi yang diinginkan untuk properti pertama ini. Ada komitmen jangka panjang saat kita membeli properti untuk ditempati. Karena itu pastikan kita menyukai lokasi properti tersebut. Biasanya Ligwina Hananto mengajak klien berkonsentrasi pada pembayaran uang muka (down payment atau DP) rumah dulu. DP ini berkisar 10% hingga 30% dari harga rumah keseluruhan. Jangan lupa ada biaya-biaya lain saat membeli rumah. Mulai dari pajak, biaya notaris, asuransi hingga renovasi infrastruktur rumah agar layak huni. Bahkan jika memutuskan untuk hidup dengan orangtua, kita tetap perlu membeli properti sendiri. Pasti ada rasa lega saat melewati properti itu – bisa berbentuk rumah atau apartemen – dan kita dapat menunjuknya sambil berkata, “Saya punya satu tempat yang bisa saya sebut milik saya sendiri!”
Kamu sudah sampai langkah yang mana? Kita mampu kok hidup mandiri sesuai dengan kemampuan sendiri. Kabari kami kemajuan kemandirian finansialmu di twitter dan instagram @QM_Financial ya.
QM Admin
Mau Road Trip Seperti Sam & Happy di Film Kulari Ke Pantai? Siapkan 5 Pos Ini!
Hai hai! Siapa yang sudah nonton film Kulari Ke Pantai? Serunya mengikuti kisah Sam (Maisha Kanna), Happy (Lil’li Latisha) dan Mama Uci (Marsha Timothy) road trip dari Jakarta hingga Banyuwangi. Hayo, ada yang ingat enggak kota mana saja yang mereka lewati?
Mira Lesmana dan Riri Riza tak pernah gagal menyuguhkan film yang indah dan juga sarat makna. Sepanjang perjalanan kita dimanjakan dengan pemandangan alam Indonesia yang sungguh indah dan ditemani dengan lagu-lagu merdu dari RAN. Ah betapa Indonesia kita begitu kaya! Siapa yang langsung berkata dalam hati: “Aku juga mau road trip?” Yuk kita bikin PLANnya! Road trip keliling pulau Jawa seperti Sam & Happy membutuhkan persiapan dan juga dana yang enggak sedikit loh. Walaupun kata Mama Mela (Ligwina Hananto), tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan uang, jangan sampai kamu berangkat road trip tanpa dana yang cukup. Apa saja pos yang harus disiapkan?
- Transportasi. Pos pertama tentu saja transportasi. Menempuh perjalanan hingga 1.000 km dari Jakarta ke Banyuwangi membutuhkan banyak bahan bakar. Selain biaya bahan bakar, siapkan juga dana cadangan kalau-kalau butuh ganti ban di tengah jalan. Jangan lupa servis mobil sebelum road trip dimulai ya!
- Akomodasi. Dalam perjalanannya, Sam dan Happy singgah dan menginap di beberapa kota. Salah satu yang ikonik tentu saja Bambu Homestay milik Mukidi (Dodit Mulyanto). Dengan memilih tinggal di homestay dibanding hotel, kita akan punya kesempatan untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan belajar nilai-nilai baik yang mereka punya. Siapa tahu kamu bisa berkenalan dengan Yu, Wahyuuu. ☺
- Uang saku harian. Selain pos transportasi dan akomodasi, siapkan juga dana untuk makan dan jajan sehari-hari. Ini saatnya kamu berburu kuliner khas setiap kota yang kamu lewati. Kalau beruntung, kamu bisa menyantap kuliner khas sembari menikmati pertunjukkan seperti yang dialami Sam & Happy di Cirebon. Makin penasaran kan? Hihihi. Makanya buruan #KulariKeBioskop buat nonton #KulariKePantai.
- Rekreasi. Dibandingkan dengan liburan menggunakan transportasi publik, saat road trip, kita jadi lebih flexible terhadap waktu. Kita bebas menentukan jadwal mau ke mana selama berapa lama. Ini saatnya eksplorasi tempat wisata yang enggak biasa! Di setiap kota ada saja hidden gem yang menunggu untuk kamu temukan. Kabari kami hidden gem temuanmu ya! Oiya, jangan lupa siapkan dana untuk biaya masuk ke obyek wisata.
- Shopping! Siapa yang tahan tidak berbelanja saat liburan? Melewati begitu banyak kota yang akan produk budaya dan kulinernya. Mari mampir untuk membeli oleh-oleh!
Ayo rencanakan road tripmu dengan 5 pos pengeluaran yang sudah disiapkan dengan rapi. Siapa tahu kamu menemukan teman perjalanan yang seru dan lucu seperti Dani (Suku Dani). Selamat menikmati perjalanan seru dengan keluargamu. ☺
Fransisca Emi
Rupiah Melemah, Investasi Ke Mana Ya?
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menembus Rp14.000 dalam beberapa hari kemarin. Beberapa orang mulai panik. Biar gak ketularan panik, kita kembali dulu ke definisi. Nilai tukar sebuah mata uang ditentukan oleh hubungan penawaran dan permintaan atas suatu mata uang. Pelemahan nilai tukar rupiah diakibatkan penawaran tinggi, sementara permintaan rendah. Penyebabnya antara lain keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing dari Indonesia karena peningkatan yield US treasury bills mendekati level psikologis 3%. Tak hanya rupiah, pelemahan juga dialami oleh mata uang beberapa negara emerging markets seperti peso Filipina, rupee India dan baht Thailand.
Dengan melemahnya rupiah, apa kabar investasi nih? Jawabannya kembali ke #TujuanLoApa. Rupiah melemah gak perlu panik, sudah ada Bank Indonesia yang bertugas menjaga stabilitas moneter. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada akhir Juni 2018 sudah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25% biar dana asing kembali tertarik masuk ke Indonesia.
Kita fokus pada tujuan keuangan masing-masing aja yuk! Ligwina Hananto, Lead Trainer QM Financial, sudah pernah membahas imbas pelemahan rupiah terhadap dollar AS dalam artikel berikut:
baca juga: Apakah Saya Perlu Investasi Dollar?
Jadi, #TujuanLoApa? Kalau tujuan keuangannya adalah Dana Pendidikan S1 anak di dalam negeri 10 tahun mendatang sih anteng aja. Lanjut terus investasinya. Justru saat harga reksa dana terkoreksi, kita bisa beli dengan harga ‘diskon’ kan?
Bagaimana? Apakah paniknya sudah berkurang? Kalau sudah punya PLAN, hati jadi lebih tenang karena kita tahu ke mana uang kita diinvestasikan. Pastikan kamu mengetahui karakteristik produk investasi yang kamu pilih ya. Kalau butuh konsultasi dengan QM Planner, sila hubungi tim QM Project di WA 0811 1500 688.
QM Admin
Kembalikan Keseimbangan Keuangan Setelah Lebaran
Apa kabar kondisi keuangan setelah Lebaran? Coba cek saldo rekening, itu merefleksikan cara kita mengatur keuangan lho! Semoga kantong yang kempes sehabis Lebaran sedikit tertolong karena sebentar lagi gajian ya. Atau ada yang gajinya sudah aman masuk ke rekening? Nah mumpung gajian sudah di depan mata, yuk kita atur agar bulan-bulan selanjutnya keuangan kita kembali ke kondisi seimbang.
Dahulukan yang utama
Pengeluaran bulanan terbagi dalam 5 pos utama: cicilan utang, pengeluaran rutin, sosial, menabung/investasi, gaya hidup/lifestyle. Cukupkan penghasilan untuk keperluan primer terlebih dahulu, yaitu cicilan dan pengeluaran rutin.
baca juga: 5 Pengeluaran Bulanan
Rem pengeluaran gaya hidup
Supaya bisa bertahan sampai gajian berikutnya, mau enggak mau kita harus berhemat! Jangan alergi dulu dong sama kata HEMAT. Kalau di bulan Ramadan kemarin kita menahan haus dan lapar, sehabis Lebaran saatnya puasa pengeluaran gaya hidup. Misalnya, pengeluaran makan di restoran padahal bisa makan di warung atau masak di rumah. Masak makanan sendiri jauh lebih hemat dibandingkan membeli loh. Coba deh, kita hitung berapa Rupiah yang dihabiskan untuk sekali makan sebuah keluarga di sebuah restoran? Satu kali makan di restoran bisa setara dengan menu makan sekeluarga untuk 5 hari!
Cara lain adalah dengan substitusi barang yang selama ini kita pakai. Kalau biasanya pakai merek premium, sekarang kita bisa coba menggunakan merek lokal. Toh fungsinya tetap sama kan? Kita bisa sekaligus mendukung merek-merek lokal untuk bisa bertumbuh di negeri sendiri.
Jangan bawa kartu kredit.
Kenapa? Karena kalau pakai kartu kredit kita seringkali tidak sadar kalau kita sebenarnya hanya menunda pembayaran saja. Saat tagihan jatuh tempo, dana untuk melunasinya sudah harus siap. Kartu kredit itu banyak fungsinya asalkan dibayar lunas. Bukan mencicil dengan bunga yang mencekik. Enggak ada ceritanya ya belanja bulanan dicicil. Masa iya kita masih mencicil beras yang udah kita makan 3 bulan lalu?
Agar pengeluaran lebih bisa kita kendalikan, pakai uang cash saja!
Cari penghasilan tambahan
Jika beban cash flow masih terasa berat, mungkin kita perlu mencari penghasilan tambahan. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan garage sale barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumah. Coba cek di sudut-sudut rumah, pasti ada banyak barang yang sudah tidak terpakai namun masih dalam kondisi bagus dan layak jual. Selain bikin rumah dan dada lebih lapang, kita juga dapat uang!
Jadi gimana, siap bertahan hingga gajian berikutnya ya!
Ingin mendapatkan informasi seputar pengelolaan keuangan lebih lanjut? Kamu bisa dengerin Financial Talk bersama QM Trainer Titis Syahluddin di Move On Pagi Radio DFM Jakarta 103.4 FM setiap Kamis jam 8 pagi ☺
Honey JT / financial trainer
Berdebar Menanti ART Kembali
Libur Lebaran hampir usai. Apakah Asisten Rumah Tangga (ART) sudah kembali? Saat ini pasti banyak ibu yang sedang berdebar menanti ARTnya kembali setelah mudik Lebaran. Daripada berkutat dengan rasa khawatir lebih baik kita mencari cara agar mereka betah bekerja di rumah, jadi ART akan selalu kembali ke rumah setelah mudik. Selain memperlakukan mereka dengan baik dan kekeluargaan, ada beberapa tips yang bisa diterapkan.
Berikan penghasilan yang layak
Besaran penghasilan untuk ART sila disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Paling gampang adalah survei di sekitaran kompleks tempat tinggal, berapa sih kisaran gaji untuk para ART. Biar enggak saling iri. Berikan gaji tepat waktu dan kenaikan gaji tiap tahun untuk menyesuaikan dengan inflasi.
Sediakan tempat tinggal, makanan dan toiletries yang cukup
Untuk ART yang menginap biasanya makan dan toiletries menjadi tanggungan pemilik rumah. Jadi gaji si ART adalah gaji bersih. Siapkan tempat tinggal yang pantas, makanan dan persediaan toiletries yang cukup agar mereka merasa nyaman.
Berikan hak cuti dan rekreasi
Seperti layaknya karyawan, ART juga berhak atas cuti dan juga kesempatan untuk berekreasi. Kamu bisa memberikan mereka cuti standar 12 hari kerja, atau sesuai kesepakatan saja. Misal, ART boleh mengajukan ijin libur saat mereka ada kepentingan pribadi atau keluarga. Pilih mana yang paling nyaman untuk kedua belah pihak.
Ajari mereka menabung
Banyak sekali ART yang hidupnya dari Lebaran ke Lebaran. Dari mudik ke mudik. Pastikan ART kita enggak begini ya. Ajari mereka menabung yuk!
Tahun 2009 Pemerintah Indonesia mencanangkan Gerakan Indonesia Menabung. Bank-bank di Indonesia bersama-sama meneribitan produk generik Tabunganku. TabunganKu merupakan tabungan yang dikhususkan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan. Setoran awal Rp20.000 dan tidak dikenakan biaya administrasi bulanan. Jadi sekecil apapun kemampuan ART kita menabung, mereka bisa memanfaatkan program ini.
baca juga: Apakah ART Anda hidup dari mudik ke mudik?
Tawarkan pinjaman lunak
Seperti kita, ART juga pasti punya mimpi. Entah membangun rumah di kampung halaman, membeli sawah atau menyekolahkan anak. Untuk kebutuhan tujuan keuangan yang cukup besar, kita bisa menawarkan pinjaman lunak.
Perlakukan seperti saat kita mengambil program pinjaman di kantor: ada perjanjian sederhana, DP yang harus disetor dan kesepakatan cicilan per bulan. Dengan begitu, mereka tak perlu terjebak pinjaman berbiaya mahal dari lintah darat.
Dengan 5 tips, tadi semoga ARTmu betah dan kamu enggak berdebar menanti mereka kembali setiap habis libur Lebaran.
Fransisca Emi / financial trainer
Ini Caranya Kelola Angpao Anak
Kalau sebelumnya kita membahas salam tempel sebagai salah satu pengeluaran saat Hari Raya, sekarang saatnya kita bahas gimana caranya mengelola angpao yang diterima anak-anak. Momen anak menerima angpao adalah momen yang tepat untuk mengajarkan mereka tentang konsep uang.
Banyak orang sejak kecil sudah diajarkan tentang menabung, namun saat dewasa tetap saja boros dan gagal menabung. Ini terjadi karena edukasi finansial terbatas pada menabung saja, padahal perlu lengkap dengan keterampilan menghasilkan uang, berbelanja, beramal dan berbagi.
Di QM Financial, kami menggunakan konsep MBMM – Menghasilkan Uang, Berbelanja, Beramal dan Menabung untuk mengenalkan konsep uang pada anak.
baca juga: Labirin Jagoan Finansial
Menghasilkan Uang
Kenalkan kepada anak bahwa uang itu diperoleh karena usaha. Orang tua mereka harus bekerja untuk bisa menghasilkan uang. Untuk uang angpao, orang tua harus pintar-pintar menjelaskan kenapa anak bisa “mendapat hadiah uang”. Misal karena selalu semangat puasa. Semangatnya yang di-highlight, karena puasa adalah sesuatu yang wajib dilakukan. Atau ada tradisi di mana anak-anak kecil harus perform di depan kakek nenek, dengan bernyanyi atau menari untuk mendapatkan angpao.
Dengan berusaha terlebih dahulu sebelum mendapatkan uang, anak akan belajar menghargai uang. Mereka pun belajar mensyukuri dan menghargai apa pun yang dimilikinya.
Berbelanja
Konsep uang yang kedua adalah berbelanja. Ya. Belanja pun perlu belajar loh. Ajarkan anak membuat daftar belanja yang berisi barang-barang yang mereka butuhkan untuk dibeli. Ajak mereka ke toko untuk membeli barang yang ada dalam daftar. Lalu ajarkan cara memilih barang, mengecek harga dan membuat perbandingan dengan alternatif merek atau barang lain sebelum memutuskan membeli.
Beramal
Dalam setiap rezeki yang kita terima, ada bagian untuk sesama. Ajarkan anak berbagi dengan memberikan sebagian dari uang yang dia peroleh untuk disumbangkan, misal melalui kotak donasi di tempat ibadah.
Menabung
Anak perlu belajar untuk membedakan keinginan dan kebutuhan. Minta anak untuk membuat daftar keinginan, barang apa yang ingin mereka miliki atau pengalaman seperti apa yang ingin mereka alami. Lalu cek apakah uang yang mereka memiliki cukup. Kalau cukup mereka boleh berbelanja. Namun, jika belum cukup mereka perlu menabung terlebih dahulu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Di sini anak akan belajar untuk menunda keinginan. Bahwa tidak semua keinginan harus dipenuhi saat itu juga.
Dengan uang angpao yang mereka miliki, anak bisa mengenal konsep uang dengan mengalami MBBM. Semakin dini dibiasakan dan dicontohkan oleh orang tua, niscaya hal ini akan menjadi bekal pengelolaan keuangan yang baik dan bijak bagi generasi berikutnya.
QM Admin
Anti Panik Saat Ditinggal ART Mudik
Siapa di sini yang enggak mudik saat Lebaran dan jadi tim jaga kandang? Masa-masa libur Lebaran adalah saat untuk berleha-leha di rumah. Eh, tunggu dulu! Asisten Rumah Tangga (ART) kan mudik ya. Gawat! Kita harus bisa survive liburan dua minggu tanpa ART di rumah. Jangan panik dulu. Ditinggal ART mudik justru bisa jadi momen quality time bersama keluarga dan juga momen diskusi atur pengeluaran saat liburan di rumah.
Biaya tinggi saat ART mudik
Gak mungkin kan dua minggu bertahan di rumah melulu? Pasti adalah makan di luar, jalan-jalan ke mal mumpung sepi atau sekalian menginap di hotel karena malas masak dan cuci piring? Bisa gawat loh ini pengeluarannya.
Libur panjang itu ongkosnya memang tinggi. Kalau libur, anak enggak sekolah, AC akan nyala lebih lama, paket data dipakai lebih banyak, otomatis tagihan listrik lebih tinggi. Jadi gimana biar liburan panjangnya enggak bokek?
Harus sepakat dulu di keluarga ya. Diskusi bersama tentang cara kita hidup. Ini bisa jadi momen belajar cara memperkenalkan uang pada anak loh. Anggap saja seperti sedang liburan di luar kota. Kalau kita mau liburan, semuanya kan dihitung. Mulai dari kebutuhan transportasi, makan sampai jalan-jalan. Nah pas liburan di rumah juga gitu.
Jadi selama liburan itu disepakati kapan jalan-jalan, kapan di rumah aja. Bikin penghematan misalnya dengan makan di rumah dulu sebelum jalan-jalan ke mal biar irit biaya makan. Jangan salah, enggak mudik bukan berarti pengeluarannya gak besar. Kalau tiap hari makan di luar atau jalan-jalan di mal, ya tekor juga.
Seharusnya gajian tanggal 25 Mei kemarin bisa dipakai untuk biaya hidup bulanan sampai 24 Juni. Bikin perkiraan anggaran setiap minggu. Ambil ATMnya seminggu sekali aja ya. Jangan kayak minum obat, 3 x sehari ke ATM. Hihihi.
Buat keperluan hari raya, pakai THR deh. Buat yang enggak mudik, porsi dananya bisa dialihkan untuk liburan yang dekat atau menginap di hotel. Kalau mau menginap di hotel pun sudah diperhitungkan juga mau berapa lama. Atau mungkin mau ganti menginap di rumah orang tua atau mertua aja, buat ngirit gitu? Kalau sudah diatur begini, kemungkinan keplesetnya sih masih ada tapi lebih minim. Enggak akan ganggu anggaran terlalu banyak.
Saatnya quality time
Dibalik semua keribetan yang ditimbulkan, ditinggal ART mudik sebenarnya menjadi momen yang berharga untuk keluarga. Setelah sebelumnya orang tua sibuk bekerja, anak sibuk dengan urusan sekolah, sekarang saatnya quality time bersama keluarga inti. Dengan suami istri yang sama-sama bekerja bisa berada di rumah dan meluangkan waktu dengan keluarga adalah sebuah kenikmatan tersendiri.
Liburan di rumah juga jadi kesempatan untuk mengerjakan hal-hal kreatif bersama. Misal membuat DIY project kolase foto-foto lama, menata ulang ruangan atau beberes rumah ala Marie Kondo. Biar urusan pekerjaan rumah tangga tidak terlalu berat, bagi-bagi tugas aja. Misal Ibu masak, Adik cuci piring, Kakak cuci baju, Bapak menyapu dan mengepel. Sekalian mengajari anak bertanggung jawab kan? Dengan merasakan beratnya pekerjaan rumah tangga, anak-anak bisa belajar berempati. Kalau malas beberes pun sekarang sudah ada jasa bersih-bersih online yang bisa dipanggil ke rumah dengan bayaran per jam. Praktis ya.
Sebenarnya ada satu opsi lagi sih kalau ditinggal ART mudik: cari ART infal. Kelebihannya kita tak perlu ribet masak dan beberes rumah. Semuanya sudah siap sedia. Kekurangannya, tentu saja ada tambahan biaya. Belum tentu juga orangnya langsung cocok. Kalau ternyata masakannya enggak cocok di lidah dan keluarga memilih makan di luar, bisa jadi berlipat ongkosnya.
Kamu pilih yang mana? Silakan ambil pilihan yang sesuai untukmu. Kamu bebas menentukan pilihan tapi gak bebas memilih konsekuensi.
Jadi, gak perlu panik ditinggal ART mudik ya!
QM Admin
Biasa Jadi Baik: Berbagi Kesempatan Meraih Pendidikan Tinggi Di Luar Negeri
Biasa Jadi Baik adalah gerakan untuk mengajak teman-teman menyiapkan kebiasaan baik. Saat kita pensiun nanti, dari kebiasaan-kebiasan baik lah kita bisa punya kualitas hidup lebih baik. Ini perlu dimulai dari sekarang. Ada kebiasaan baik di pagi hari. Ada kebiasaan baik dengan pasangan. Ada juga kebiasaan baik dalam mengelola uang.
read more: #BiasaJadiBaik
Bulan Mei ini, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, QM mengajak teman-teman menceritakan kebiasaan baik untuk pendidikan. Mari berkenalan dengan Melati, founder Neng Koala, sebuah buku tentang ‘Kisah-kisah Mahasiswi Indonesia di Australia.’ Dalam buku ini, Melati dan teman-temannya berbagi ilmu dan kesempatan untuk meraih pendidikan tinggi di luar negeri.
Apa kebiasaan baik untuk pendidikan versi Melati
Kebiasaan baik yang saya lakukan untuk pendidikan adalah mencoba untuk selalu berbagi ilmu kepada teman-teman, keluarga atau membantu mereka mengakses ilmu tersebut.
Dari mana inspirasi tersebut berasal?
Berawal dari keprihatinan saya akan seorang teman perempuan yang melepas dua kesempatan beasiswa S2 ke luar negeri, saya merasa perlu berbagi info tentang kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri.
Saya banyak bertemu dengan perempuan-perempuan hebat lain yang berhasil menjalankan perannya sebagai istri, ibu sekaligus mahasiswi di luar negeri. Kami semua berbagi tips praktis tentang cara mendapatkan beasiswa, manajemen waktu dan emosi dalam mengatur urusan studi dan keluarga, beradaptasi dengan lingkungan baru hingga persiapan pulang kembali ke tanah air. Harapan lebih banyak perempuan Indonesia yang terinspirasi dan berani meraih pendidikan tingginya.
Kisah-kisah perempuan inilah yang dituangkan dalam buku Neng Koala: Kisah-kisah Mahasiswi Indonesia di Australia yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.
Sudah berapa lama kebiasan baik tersebut Melati terapkan?
Neng Koala awalnya merupakan blog yang dimulai sejak 2012, hingga diterbitkan menjadi buku di 2018. Jadi sudah 6 tahun kebiasaan baik ini berjalan. Dan tentunya akan terus berlangsung.
Apa saja dampak yang dirasakan sejak mengikuti kebiasan baik tersebut?
Banyak teman bahkan orang-orang tak dikenal yang mengabari mereka menjadi bersemangat mencari beasiswa kuliah. Banyak diantara mereka yang berhasil mendapatkan beasiswa berkat tips-tips dari blog www.nengkoala.id dan buku Neng Koala.
Apakah kebiasaan baik tersebut akan dibawa hingga masa pensiun?
Kebiasaan baik tersebut akan dibawa terus hingga akhir hayat, sepanjang saya masih mampu. Menyebarkan ilmu dan inspirasi merupakan sesuatu yang selalu bersifat positif dan menyenangkan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Kalau boleh tahu, Melati sudah siap pensiun belum?
Terus terang belum siap pensiun. Masih harus mengumpulkan ilmunya. Banyak belajar dari Mba Ligwina Hananto dan dengerin siaran Power Talk Power Your Money. 😊
Apa saja yang sudah Melati siapkan untuk menghadapi masa pensiun nanti?
Baru dalam tahap menyiapkan ilmu untuk pensiun. Saya pun membuat long term planning dengan mulai menabung sedikit demi sedikit dan mencoba berbagai instrumen investasi yang tersedia.
Jangan sampai mimpi untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri harus pupus karena tiadanya ilmu dan kesempatan. Beruntung Melati dan teman-temannya berbagi ilmu dan berbagai tips praktis agar lebih banyak perempuan Indonesia yang terinspirasi dan berani meraih pendidikan tinggi. Sila kunjungi blognya di www.nengkoala.id atau dapatkan buku Neng Koala di toko buku terdekat. Terima kasih telah berbagi inspirasi Melati!
QM Admin
***
Apa kebiasaan keuangan baikmu? Ayo bahas bersama di akun media sosial kami dengan tagar #BiasaJadiBaik
Facebook Fanpage QM Financial dan Twitter / Instagram @QM_Financial.
Sebarkan virusnya. Ajak lebih banyak orang tergerak mewujudkan keuangan yang sehat dan kuat.
Lawan Inflasi Dana Pendidikan Dengan Investasi
Sudah menjadi tanggung jawab setiap orang tua untuk menyiapkan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Bahasan kebutuhan Dana Pendidikan memang selalu mendebarkan. Dari data Bank Indonesia, rata-rata inflasi biaya hidup 5 tahun terakhir sekitar 5.5%. Inflasi biaya pendidikan jauh lebih besar dibandingkan inflasi biaya hidup. Besaran inflasi bervariasi, tergantung pilihan sekolah. Untuk perhitungan Dana Pendidikan QM Financial menggunakan asumsi inflasi TK-SMA sebesar 16%, sedangkan S1 12%.
Dengan besarnya inflasi biaya pendidikan, mau enggak mau kita harus berinvestasi. Caranya gimana sih?
- Tentukan pilihan sekolah. Sebelum mulai menghitung kebutuhan Dana Pendidikan, tentukan dulu anaknya mau sekolah di mana. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sekolah. Diantaranya kurikulum yang digunakan (sesuai Diknas atau ada tambahan kurikulum internasional), kecocokan konsep mengajar, fasilitas, jarak rumah-sekolah dan tentu saja biaya. Jangan sampai karena mau keren-kerenan, kita memaksakan diri menyekolahkan anak di sekolah internasional padahal jaraknya jauh dari rumah atau kita gak sanggup bayar biaya.
- Survey biaya sekolah. Selanjutnya, survey dulu biaya pendidikan sekolah di tahun ini, mulai dari uang pangkal, SPP bulanan, iuran ekstrakurikuler, seragam dan berbagai rentetan biaya yang lain. Angka ini akan menjadi panduan dalam menghitung kebutuhan Dana Pendidikan.
- Hitung kebutuhan Dana Pendidikan. Setelah semua data siap, saatnya berhitung! Sebagai catatan, untuk jenjang TK-SMA biaya yang diperhitungkan adalah uang pangkal. Uang sekolah bulanannya diambil dari penghasilan bulanan. Sedangkan untuk jenjang pendidikan S1 sudah mencakup biaya dari masuk sampai lulus (3tahun).
Kita menggunakan contoh kasus Ibu Desy yang saat ini anaknya kelas 1 SD. Untuk jenjang pendidikan SMP-SMA direncanakan di Indonesia sedangkan S1 di Inggris. Angka biaya kuliah yang digunakan untuk perhitungan adalah biaya di University of Warwick 23.380 GBP/tahun dan biaya hidup 12.000 GBP/tahun.
Biaya pendidikan S1 yang saat ini Rp2Milyar, dengan adanya inflasi akan menjadi Rp4,8Milyar 12 tahun mendatang. Untuk mencapai Dana Pendidikan S1 Rp4,8Milyar ini, Ibu Desy bisa memilih 3 cara investasi: bulanan (Rp11juta/bulan), tahunan (Rp155juta/tahun) atau sekaligus saat ini (Rp809juta). Bandingkan dengan besaran menabung Rp33juta per bulan untuk mencapai target dana yang sama. Ingat ada risiko saat kita berinvestasi, hasilnya enggak dijamin loh. Namun, ada risiko yang lebih besar kalau kita tidak berinvestasi: risiko Dana Pendidikannya enggak tercapai.
4. Setia pada tujuan, bukan pada produk. Produk yang kita pilih harus membantu kita mencapai tujuan. Kalau perhitungan di atas kertas sudah jelas-jelas gak nyambung, ngapain dilanjutkan? Jadi kalau untuk mencapai Dana Pendidikan S1 kita butuh imbal hasil 16% per tahun, pilih produk yang bisa memberikan potensi imbal hasil tersebut, jangan ngotot dengan produk yang imbal hasilnya 5% per tahun. Hasilnya sudah pasti: pasti gak cukup ☺
5. Lengkapi PLAN dengan proteksi. Saat sedang sibuk menyiapkan Dana Pendidikan, ada satu hal yang sering ketinggalan nih. Kita harus menyiapkan proteksi kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada pencari nafkah keluarga. Risiko ini bisa dialihkan ke perusahaan asuransi dengan membeli proteksi Asuransi Jiwa. Dalam kasus Ibu Desy, jumlah Uang Pertanggungannya harus cukup menutup besaran si Dana Pendidikan tadi.
Yuk mulai siapkan Dana Pendidikan anak sedini mungkin. Biar kita punya lebih banyak waktu untuk menyiapkan dananya. Di investasi kita menganut prinsip compound interest alias bunga berbunga. Semakin cepat kita mulai, kita punya keuntungan berupa waktu sehingga dana yang disetorkan bisa lebih kecil.
Gimana, sudah siap memulai perjuangan melawan inflasi Dana Pendidikan dengan investasi?
Kamu bisa ikuti cerita finansial seru lainnya di #FinClic, setiap Senin jam 07.00 pagi di Twitter & Instagram @mrshananto dan siaran PowerTalk PowerYourMoney di 89.2 PowerFM Jakarta.
Fransisca Emi/ financial trainer