Biasa Jadi Baik: Berbagi Kesempatan Meraih Pendidikan Tinggi Di Luar Negeri
Biasa Jadi Baik adalah gerakan untuk mengajak teman-teman menyiapkan kebiasaan baik. Saat kita pensiun nanti, dari kebiasaan-kebiasan baik lah kita bisa punya kualitas hidup lebih baik. Ini perlu dimulai dari sekarang. Ada kebiasaan baik di pagi hari. Ada kebiasaan baik dengan pasangan. Ada juga kebiasaan baik dalam mengelola uang.
read more: #BiasaJadiBaik
Bulan Mei ini, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, QM mengajak teman-teman menceritakan kebiasaan baik untuk pendidikan. Mari berkenalan dengan Melati, founder Neng Koala, sebuah buku tentang ‘Kisah-kisah Mahasiswi Indonesia di Australia.’ Dalam buku ini, Melati dan teman-temannya berbagi ilmu dan kesempatan untuk meraih pendidikan tinggi di luar negeri.
Apa kebiasaan baik untuk pendidikan versi Melati
Kebiasaan baik yang saya lakukan untuk pendidikan adalah mencoba untuk selalu berbagi ilmu kepada teman-teman, keluarga atau membantu mereka mengakses ilmu tersebut.
Dari mana inspirasi tersebut berasal?
Berawal dari keprihatinan saya akan seorang teman perempuan yang melepas dua kesempatan beasiswa S2 ke luar negeri, saya merasa perlu berbagi info tentang kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri.
Saya banyak bertemu dengan perempuan-perempuan hebat lain yang berhasil menjalankan perannya sebagai istri, ibu sekaligus mahasiswi di luar negeri. Kami semua berbagi tips praktis tentang cara mendapatkan beasiswa, manajemen waktu dan emosi dalam mengatur urusan studi dan keluarga, beradaptasi dengan lingkungan baru hingga persiapan pulang kembali ke tanah air. Harapan lebih banyak perempuan Indonesia yang terinspirasi dan berani meraih pendidikan tingginya.
Kisah-kisah perempuan inilah yang dituangkan dalam buku Neng Koala: Kisah-kisah Mahasiswi Indonesia di Australia yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.
Sudah berapa lama kebiasan baik tersebut Melati terapkan?
Neng Koala awalnya merupakan blog yang dimulai sejak 2012, hingga diterbitkan menjadi buku di 2018. Jadi sudah 6 tahun kebiasaan baik ini berjalan. Dan tentunya akan terus berlangsung.
Apa saja dampak yang dirasakan sejak mengikuti kebiasan baik tersebut?
Banyak teman bahkan orang-orang tak dikenal yang mengabari mereka menjadi bersemangat mencari beasiswa kuliah. Banyak diantara mereka yang berhasil mendapatkan beasiswa berkat tips-tips dari blog www.nengkoala.id dan buku Neng Koala.
Apakah kebiasaan baik tersebut akan dibawa hingga masa pensiun?
Kebiasaan baik tersebut akan dibawa terus hingga akhir hayat, sepanjang saya masih mampu. Menyebarkan ilmu dan inspirasi merupakan sesuatu yang selalu bersifat positif dan menyenangkan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Kalau boleh tahu, Melati sudah siap pensiun belum?
Terus terang belum siap pensiun. Masih harus mengumpulkan ilmunya. Banyak belajar dari Mba Ligwina Hananto dan dengerin siaran Power Talk Power Your Money. 😊
Apa saja yang sudah Melati siapkan untuk menghadapi masa pensiun nanti?
Baru dalam tahap menyiapkan ilmu untuk pensiun. Saya pun membuat long term planning dengan mulai menabung sedikit demi sedikit dan mencoba berbagai instrumen investasi yang tersedia.
Jangan sampai mimpi untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri harus pupus karena tiadanya ilmu dan kesempatan. Beruntung Melati dan teman-temannya berbagi ilmu dan berbagai tips praktis agar lebih banyak perempuan Indonesia yang terinspirasi dan berani meraih pendidikan tinggi. Sila kunjungi blognya di www.nengkoala.id atau dapatkan buku Neng Koala di toko buku terdekat. Terima kasih telah berbagi inspirasi Melati!
QM Admin
***
Apa kebiasaan keuangan baikmu? Ayo bahas bersama di akun media sosial kami dengan tagar #BiasaJadiBaik
Facebook Fanpage QM Financial dan Twitter / Instagram @QM_Financial.
Sebarkan virusnya. Ajak lebih banyak orang tergerak mewujudkan keuangan yang sehat dan kuat.
Lawan Inflasi Dana Pendidikan Dengan Investasi
Sudah menjadi tanggung jawab setiap orang tua untuk menyiapkan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Bahasan kebutuhan Dana Pendidikan memang selalu mendebarkan. Dari data Bank Indonesia, rata-rata inflasi biaya hidup 5 tahun terakhir sekitar 5.5%. Inflasi biaya pendidikan jauh lebih besar dibandingkan inflasi biaya hidup. Besaran inflasi bervariasi, tergantung pilihan sekolah. Untuk perhitungan Dana Pendidikan QM Financial menggunakan asumsi inflasi TK-SMA sebesar 16%, sedangkan S1 12%.
Dengan besarnya inflasi biaya pendidikan, mau enggak mau kita harus berinvestasi. Caranya gimana sih?
- Tentukan pilihan sekolah. Sebelum mulai menghitung kebutuhan Dana Pendidikan, tentukan dulu anaknya mau sekolah di mana. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sekolah. Diantaranya kurikulum yang digunakan (sesuai Diknas atau ada tambahan kurikulum internasional), kecocokan konsep mengajar, fasilitas, jarak rumah-sekolah dan tentu saja biaya. Jangan sampai karena mau keren-kerenan, kita memaksakan diri menyekolahkan anak di sekolah internasional padahal jaraknya jauh dari rumah atau kita gak sanggup bayar biaya.
- Survey biaya sekolah. Selanjutnya, survey dulu biaya pendidikan sekolah di tahun ini, mulai dari uang pangkal, SPP bulanan, iuran ekstrakurikuler, seragam dan berbagai rentetan biaya yang lain. Angka ini akan menjadi panduan dalam menghitung kebutuhan Dana Pendidikan.
- Hitung kebutuhan Dana Pendidikan. Setelah semua data siap, saatnya berhitung! Sebagai catatan, untuk jenjang TK-SMA biaya yang diperhitungkan adalah uang pangkal. Uang sekolah bulanannya diambil dari penghasilan bulanan. Sedangkan untuk jenjang pendidikan S1 sudah mencakup biaya dari masuk sampai lulus (3tahun).
Kita menggunakan contoh kasus Ibu Desy yang saat ini anaknya kelas 1 SD. Untuk jenjang pendidikan SMP-SMA direncanakan di Indonesia sedangkan S1 di Inggris. Angka biaya kuliah yang digunakan untuk perhitungan adalah biaya di University of Warwick 23.380 GBP/tahun dan biaya hidup 12.000 GBP/tahun.
Biaya pendidikan S1 yang saat ini Rp2Milyar, dengan adanya inflasi akan menjadi Rp4,8Milyar 12 tahun mendatang. Untuk mencapai Dana Pendidikan S1 Rp4,8Milyar ini, Ibu Desy bisa memilih 3 cara investasi: bulanan (Rp11juta/bulan), tahunan (Rp155juta/tahun) atau sekaligus saat ini (Rp809juta). Bandingkan dengan besaran menabung Rp33juta per bulan untuk mencapai target dana yang sama. Ingat ada risiko saat kita berinvestasi, hasilnya enggak dijamin loh. Namun, ada risiko yang lebih besar kalau kita tidak berinvestasi: risiko Dana Pendidikannya enggak tercapai.
4. Setia pada tujuan, bukan pada produk. Produk yang kita pilih harus membantu kita mencapai tujuan. Kalau perhitungan di atas kertas sudah jelas-jelas gak nyambung, ngapain dilanjutkan? Jadi kalau untuk mencapai Dana Pendidikan S1 kita butuh imbal hasil 16% per tahun, pilih produk yang bisa memberikan potensi imbal hasil tersebut, jangan ngotot dengan produk yang imbal hasilnya 5% per tahun. Hasilnya sudah pasti: pasti gak cukup ☺
5. Lengkapi PLAN dengan proteksi. Saat sedang sibuk menyiapkan Dana Pendidikan, ada satu hal yang sering ketinggalan nih. Kita harus menyiapkan proteksi kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada pencari nafkah keluarga. Risiko ini bisa dialihkan ke perusahaan asuransi dengan membeli proteksi Asuransi Jiwa. Dalam kasus Ibu Desy, jumlah Uang Pertanggungannya harus cukup menutup besaran si Dana Pendidikan tadi.
Yuk mulai siapkan Dana Pendidikan anak sedini mungkin. Biar kita punya lebih banyak waktu untuk menyiapkan dananya. Di investasi kita menganut prinsip compound interest alias bunga berbunga. Semakin cepat kita mulai, kita punya keuntungan berupa waktu sehingga dana yang disetorkan bisa lebih kecil.
Gimana, sudah siap memulai perjuangan melawan inflasi Dana Pendidikan dengan investasi?
Kamu bisa ikuti cerita finansial seru lainnya di #FinClic, setiap Senin jam 07.00 pagi di Twitter & Instagram @mrshananto dan siaran PowerTalk PowerYourMoney di 89.2 PowerFM Jakarta.
Fransisca Emi/ financial trainer
Apa Saja Kendala Membuat Dana Pensiun?
Pensiun merupakan masa di mana kita sudah masuk usia tidak produktif sebagai pekerja. Oleh karena itu kita harus sadar lebih dini akan hal ini untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera. Sebagai karyawan, khususnya karyawan swasta, kita harus mulai merancang strategi agar tercapai tujuan masa pensiun sesuai dengan keinginan. Beda halnya dengan PNS yang semua dana pensiun sudah diatur dan dipersiapkan oleh negara.
Ada beberapa lembaga yang menyediakan program dana pensiun, diantaranya Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK), Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) serta Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan. Dengan besarnya kebutuhan Dana Pensiun, dana pensiun dari lembaga-lembaga tersebut mungkin tidak cukup untuk biaya dimasa tua nanti. Oleh karena itu lebih baik merencanakan sejak awal untuk menutup kekurangan Dana Pensiun tersebut. Salah satu strategi yang bisa dijalankan adalah dengan membuat Dana Pensiun sendiri. Dana Pensiun ini tidak akan bisa terwujud tanpa komitmen dan konsistensi. Banyak kendala yang dihadapi karyawan untuk membuat Dana Pensiunnya sendiri, diantaranya:
- Sifat konsumtif
Jaman sekarang ada godaan besar untuk selalu update mulai dari keperluan gadget, fashion sampai kuliner semata-mata hanya untuk eksis di media sosial. Sebagai karyawan yang punya penghasilan sendiri tentu wajar jika ingin membeli sesuatu untuk keperluannya. Tapi gak perlu dipaksakan untuk selalu update kan. Kita harus belajar membedakan mana kebutuhan (needs) dan mana keinginan (wants).
- Cicilan
Cicilan merupakan pengeluaran yang wajib kita bayarkan. Agar arus kan bulanan tidak terlalu terbebani, batasi porsi cicilan maksimal sebesar 30% penghasilan bulanan. Jika saat ini porsi cicilan masih lebih besar dari 30%, usahakan mengurangi pokok utang agar jumlah cicilan menjadi lebih ringan. Kita bisa memanfaatkan penghasilan tahunan seperti THR untuk mengurangi pokok utang.
- Tanggungan keluarga
Setiap orang pasti ingin memberikan yang terbaik kepada keluarga. Salah satunya dengan memberikan sedikit rezeki dari penghasilan kepada orangtua ataupun membantu saudara yang masih membutuhkan biaya, misal untuk pendidikan atau pengobatan. Tentu baik membantu orang lain, namun jangan sampai memberatkan keuangan keluarga sendiri. Dana untuk keluarga ini bisa dimasukkan dalam anggaran sosial.
- Sulit berinvestasi secara rutin
Meskipun di awal sudah ada niat untuk membuat Dana Pensiun mandiri, namun jika kita tidak rutin berinvestasi, target dana akan sulit tercapai. Solusinya, buat perintah auto debet dari rekening penghasilan ke rekening investasi setiap bulan setelah menerima gaji.
- Tidak mempunyai penghasilan lain
Jika arus kas bulanan terasa berat padahal pengeluaran sudah dihemat, mungkin sudah saatnya kita mencari tambahan penghasilan di luar gaji bulanan. Ada banyak peluang usaha sampingan yang bisa kita coba. Mulai dulu dari apa yang kita suka dan kita bisa. Misal jika suka membuat kue, kita bisa membuka usaha kue kering dengan sistem PO (purchase order). Pas banget nih dengan momen bulan puasa di mana kebutuhan kue kering meningkat. Namun kita harus pintar mengatur waktu agar pekerjaan utama tidak terganggu ya.
Nah itu tadi beberapa contoh kendala yang dihadapi untuk membuat Dana Pensiun sendiri. Yuk kita atasi satu per satu agar target Dana Pensiun terpenuhi dan kita bisa pensiun dengan sejahtera.
Ridwan / Financial Trainer
Tips Mengatur Penghasilan Tahunan
Bagi seorang karyawan, mendapatkan bonus tahunan merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu. Apalagi jika penerimaan bonus tersebut berbarengan dengan uang cuti tahunan dan Tunjangan Hari Raya (THR). Sebuah jumlah yang tentu tak sedikit dan membutuhkan pengelolaan keuangan yang baik. Jangan sampai penghasilan tahunan ini habis tak bersisa tanpa kita tahu tujuannya.
Bulan ini, QM Financial berkesempatan untuk mengadakan seminar pengelolaan keuangan ‘ AYO ATUR UANGMU’ di HSBC Indonesia. Ligwina Hananto, CEO dan Lead Trainer QM Financial memberikan edukasi pengaturan keuangan pada saat mendapatkan bonus, THR dan uang cuti yang datang bersamaan.
Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam mengelola penghasilan tahunan ini, yaitu:
- Dahulukan Bayar Utang. Sebelum menggunakan penghasilan tahunan untuk pengeluaran apapun, yang wajib didahulukan adalah membayarkan UTANG! Jika masih ada saldo utang dan kita malah menggunakan dana yang ada untuk membeli keperluan yang lain atau berlibur, maka efeknya cash flow akan terganggu. Ingat berani berutang wajib membayar!
Baca juga: 5 Langkah Merdeka dari Utang - Konsep Matching. Konsep matching ini adalah menjadwalkan pembayaran pengeluaran bulanan dan tahunan yang sesuai dengan pendapatan bulanan dan pendapatan tahunan. Buatlah daftar dan rincian pengeluaran untuk pengeluaran bulanan dan tahunan, kemudian bedakan pembayarannya dengan penghasilan bulanan dan tahunan.Pengeluaran bulanan contohnya seperti pengeluaran untuk rumah tangga, transportasi, biaya SPP bulanan anak, pekerja rumah, dan pengeluaran pribadi. Pengeluaran ini diambil dari gaji bulanan. Sedangkan pengeluaran tahunan seperti contohnya, asuransi, belanja hari raya, uang tahunan anak, kurban, PBB dan, STNK kendaraan dibayar dengan penghasilan tahunan.
- Diskusikan dengan pasangan. Keuangan keluarga sebaiknya disepakati bersama. Oleh karena itu penting sekali berdiskusi dengan pasangan mengenai pengeluaran bulanan dan tahunan termasuk juga dengan pengeluaran untuk menabung/berinvestasi atau jalan – jalan.
Baca juga: #BiasaJadiBaik Ngobrolin Uang dengan Pasangan - Ayo Berinvestasi. Setelah membuat daftar pengeluaran bulanan dan tahunan, maka mulailah menabung/berinvestasi sesuai tujuan finansial yang ingin dicapai. Tujuan finansial yang paling penting untuk dijadikan tujuan menabung atau berinvestasi adalah Dana Darurat, Dana Pendidikan, dan Dana Pensiun. Setelah memenuhi 3 tujuan finansial utama tersebut barulah sisa dana bisa dialokasikan ke tujuan finansial lain, misalnya Dana Liburan, Dana Renoovasi Rumah/Dapur, atau tujuan finansial lain sesuai dengan minat masing-masing.
Baca lebih lanjut di sini:
(http://qmfinancial.com/2017/12/menghadapi-tahun-2018-dengan-dana-darurat/)
(http://qmfinancial.com/2016/09/5-kesalahan-orangtua-dalam-menyiapkan-dana-pendidikan/)
(http://qmfinancial.com/2015/07/membuat-dana-pensiun-sendiri/)
Nah itu tadi empat tips untuk mengelola penghasilan tahunan berupa bonus, uang cuti dan THR yang datang bersamaan.
Kamu punya kebutuhan pelatihan finansial seperti apa? Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendiskusikan program sesuai kebutuhanmu. ☺
Mia Damayanti/ Financial Trainer
Jagoan Finansial Lampung: Menabung itu Memberikan Harapan Hidup
Hai! Setelah Bali, bulan Maret lalu Jagoan Finansial kembali beraksi. Kali ini kota yang kami kunjungi adalah Lampung Utara. Ada apa dengan Lampung Utara? Di kota inilah Jagoan Finansial kami yang pertama – Bapak Muhammad Rif’an – tinggal dan berkarya.
baca juga: Berbagi Tak Pernah Rugi
Pak Rif’an, begitu dia biasa disapa, adalah seorang guru kimia dari sekolah Madrasah Aliyah yang juga pemilik Pesantren Miftahul Ulum di Lampung Utara. Perjumpaan kami dimulai tahun 2016 saat Quamma Project mengikuti kegiatan pendidikan yang bernama TPN (Temu Pendidik Nusantara). Dalam kegiatan ini kami membuka kelas literasi keuangan yang diikuti oleh 5 peserta, salah satunya Pak Rif’an ternyata ‘nyasar’ masuk ke kelas kami.
baca juga: Semua Murid Semua Guru
Tiga bulan kemudian, melalui pesan singkat Pak Rif’an mengirimkan foto dan cerita kegiatan yang dilakukan oleh santrinya. Tema yang diambil adalah menabung. Para siswa diminta menabung untuk bisa mengikuti study tour ke pesantren Darul Quran dan mengunjungi Monumen Nasional. Dalam pesan singkat itu Pak Rif’an bercerita bahwa menabung itu menimbulkan harapan hidup. Selama ini, Pak Rif’an merasa mengajar kepada murid yang tidak memiliki cita-cita. Ternyata mereka bisa kok menabung untuk mewujudkan suatu cita-cita: mengunjungi Jakarta. Dari sini Pak Rif’an semakin bersemangat dan bekomitmen untuk bisa mengajarkan dan berbagi ilmu finansial kepada lebih banyak orang dan lapisan masyarakat.
Akhir tahun 2017 Program Jagoan Finansial mendapatkan dana hibah dari Australia Global Alumni (AGA) dan MRA Group untuk bisa menjalankan program di Kota Ambon dan Lampung. Kami pun mengajak Pa Rif’an untuk mengajar Jagoan Finansial di Ambon. Nah kini saatnya Jagoan Finansial hadir di Lampung Utara, tepatnya di Bukit Kemuning yang berjarak 5 jam perjalanan darat dari Bandara Raden Intan II.
Elemen utama yang menjadikan program Jagoan Finansial dapat berkelanjutan adalah ketersediaan pihak lokal yang siap menjadi penyelenggara di area-area kerja. Termasuk dalam tim kami adalah para pegiat pendidikan asli area lokal yang mengerti kondisi lapangan di area masing-masing. Lebih dari itu setiap tim lokal kami ini memiliki pengalaman edukasi yang cukup luas sehingga program dapat terus termonitor perkembangannya. Salah satunya adalah Pesantren Miftahul Ulum di Lampung Utara yang dikelola oleh Pak Rif’an.
Untuk program Jagoan Finansial Lampung ini, survei dibantu oleh tim Pak Rif’an. Selain tim dari Quamma Project, kami juga mengajak Kak Stanley Ferdinandus dari Komunitas Heka Leka Ambon untuk ikut serta.
Selama 2 hari dilakukan Training of Trainer kepada 30 guru, workshop untuk santri, dan juga workshop di 3 sekolah, yaitu SD Islam Miftahul Ulum, SMA Islam Miftahul Ulum, dan SD Islam Darul Hasanah dengan 50 guru.
Bahagia sekali bisa hadir di kegiatan Jagoan Finansial Lampung Utara. Salah satu cita-cita saya adalah sekolah di pesantren dengan harapan bisa jadi Ustazah. Rasanya seperti mimpi bisa tinggal di lingkungan santri meskipun hanya 3 hari 2 malam.
Terima kasih untuk Pak Rif’an dan Bapak Ibu Guru di Lampung Utara yang sudah mengikuti program Jagoan Finansial. Semoga ilmu yang sudah diajarkan bisa bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun diajarkan kembali kepada lebih banyak orang.
Tertarik untuk mendukung Jagoan Finansial? Kamu bisa berdonasi via board game Labirin Jagoan Finansial. Board game ini adalah metode untuk mengenalkan edukasi keuangan kepada para murid dengan cara yang menyenangkan. Labirin Jagoan Finansial adalah wujud pengenalan konsep finansial dasar MBBM: Menghasilkan uang, Belanja, Berbagi, dan Menabung.
Untuk setiap paket donasi, kamu akan mendapatkan satu (1) board game dan mendonasikan satu (1) board game untuk dikirimkan ke sekolah mitra. Harga 1 paket donasi Rp200.000. Kami masih dalam proses fundraising untuk produksi. Maka saat ini proses pendaftaran donasi dulu – kami melakukan pengkoleksian dana donasi jika produksi sudah berjalan. Sila klik link ini untuk berdonasi:
Yuk! Bantu kami mendukung lebih banyak Jagoan Finansial ke seluruh penjuru negeri.
Marhaini/ Financial Trainer
Lanjut Studi Ke Luar Negeri, Kenapa Nggak?
Hai hai! Adakah diantara kamu yang punya keinginan untuk melanjutkan studi ke luar negeri? Ada berbagai manfaat yang bisa didapatkan saat studi ke luar negeri, diantaranya belajar untuk hdup lebih mandiri, belajar memasak untuk menghemat biaya hidup, belajar bahasa asing langsung dari penutur aslinya, dan belajar tolerasi dengan semua perbedaan yang ada. Selain itu, studi ke luar negeri juag bisa memberi kita wawasan dan koneksi global. Ini tentu akan sangat berpengaruh bagi pengembangan karir kita ke depan.
Meskipun banyak manfaatnya, ternyata ada saja halangan untuk bisa menempuh studi lanjut ke luar negeri. Apa saja sih halangannya? Dalam #FinClic Senin lalu, dari hasil survey Ligwina Hananto di akun Twitter dan Instagram @mrshananto, 89% menyatakan biaya, sedangkan 11% menyatakan restu dari keluarga yang susah didapat. Kalau kamu sendiri, apa yang menahanmu untuk studi lanjut ke luar negeri?
Restu keluarga
Restu dari keluarga, terutama dari orang tua untuk mereka yang masih single dan restu dari suami untuk mereka yang sudah berkeluarga sangatlah penting. Sayangnya banyak perempuan yang tak mendapatkan restu dari keluarga untuk melanjutkan studi. Banyak perempuan Indonesia melepas kesempatan beasiswa dengan alasan bahwa posisinya dalam keluarga dan masyarakat menjadikannya sulit untuk meneruskan kuliah. Masih ada pemikiran lama bahwa perempuan itu kodratnya nggak akan jauh-jauh dari dapur, sumur, kasur. Mereka pun dianggap susah mendapat jodoh kalau gelar pendidikannya makin tinggi.
Di sisi lain banyak perempuan Indonesia yang mampu membagi waktu antara studi dan keluarganya, tanpa harus mengorbankan mimpinya sekolah tinggi di luar negeri. Hal inilah yang membuat Melati menginisiasi “Neng Koala”. Awalnya Neng Koala adalah sebuah blog yang berisi kisah perjuangan mahasiswi Indonesia yang tengah kuliah di Australia. Berawal dari sebuah blog, kisah-kisah ini kemudian mendapat dukungan dari Pemerintah Australia melalui skema Alumni Grant Scheme serta Causindy Alumni Grants untuk diterbitkan menjadi buku “Neng Koala: Kisah-kisah Mahasiswi Indonesia di Australia”.
Biaya
Tak bisa dipungkiri, biaya studi di luar negeri pasti tinggi. Sebenarnya besarnya biasa ini bisa diakali dengan beasiswa loh. Ada banyak beasiswa yang tersedia baik dari pemerintah maupun dari universitasnya langsung. Tapi memang seleksinya cukup ketat. Melati sendiri baru berhasil di pengajuan beasiswanya yang kedua.
Nah kalau tidak ingin mengandalkan beasiswa, kamu juga bisa menyiapkan Dana Pendidikanmu sendiri atau siapkan Dana Pendidikan untuk anakmu nanti. Ada dua macam komponen biaya utama yang harus diperhitungkan, yaitu biaya studi dan biaya hidup. Biaya ini sangat bervariasi tergantung program studi yang diambil dan universitas yang dipilih. Untuk mengetahui besaran biaya studi di masing-masing jenjang pendidikan kamu bisa cek di http://cricos.education.gov.au.
Kita ambil salah satu contoh untuk perhitungan ya. Untuk program Bachelor of Commerce di Curtin University (setara S1) biayanya AUD 83.700 untuk 3 tahun studi. Sementara biaya hidup di Australia pun berbeda-beda, tergantung kita tinggal di kota apa. Namun ada persyaratan minimal living cost yang harus disiapkan sebesar AUD 20.290 per tahun, cukup untuk akomodasi, makan, dan transportasi. Ini untuk yang single ya.
Coba kita hitung bagaimana cara mengumpulkan dananya. Total biaya yang harus disiapkan AUD 83.700 + AUD 60.870 = 144.570, kita bulatkan menjadi AUD 145.000. Ini baru biaya tahun ini ya. Tujuan finansial itu terdiri dari judul, nilai rupiah, dan jangka waktu. Tentukan dulu nih kuliahnya mau kapan. Misal 10 tahun lagi. Dengan asumsi inflasi Australia 2%, 10 tahun lagi biaya kuliah tsb akan menjadi AUD 177.000. Dengan nilai tukar 1 AUD = Rp10.500, biaya ini setara dengan Rp1.86M. Untuk mencapai target Dana Pendidikan Rp1.86M 10 tahun mendatang, kamu perlu berinvestasi Rp6.4jt per bulan di produk yang memberikan imbal hasil 16% per tahun. Perlu diingat ini adalah simulasi ya. Hasilnya gak dijamin karena kita menggunakan asumsi.
Setelah tahu angkanya, mau tetap menggunakan dana sendiri, atau berjuang untuk beasiswa? Mau ambil jalur beasiswa atau jalur mandiri, jangan biarkan pemikiran lama menghambatmu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kamu bisa ikuti cerita finansial seru lainnya di #FinClic, setiap Senin jam 07.00 pagi di Twitter & Instagram @mrshananto dan siaran PowerTalk PowerYourMoney di 89.2 PowerFM Jakarta.
Fransisca Emi/ Financial Trainer
Jagoan Finansial Bali: Berbagi Tak Pernah Rugi
Hai hai! Masih tentang Jagoan Finansial. Nah awal tahun ini Jagoan Finansial ada di Kota Denpasar, Bali. Kegiatan ini bisa terselenggara atas dukungan dari Australia Global Alumni (AGA), BPR Lestari dan Akubank.
baca juga: Tanggung Jawab Pendidikan Melalui Jagoan Finansial
Sebelum melakukan program Training of Trainers (ToT) dan workshop untuk para guru, kami melakukan survei awal dengan pihak Akubank, salah satunya dengan menjadi narasumber dalam acara CEO Talk “Financial Markets Outlook 2018” di kampus Akubank. Di acara ini kami memperkenalkan program Jagoan Finansial kepada dosen dan mahasiswa. Tujuannya untuk mencari relawan yang bersedia mengikuti acara ToT.
Saat survei lokasi sekolah, dari 4 sekolah yang kami kunjungi hanya satu sekolah yang bersedia untuk mengikuti program Jagoan Finansial. Alhamdulillah dalam perjalanan pulang ke Jakarta, kami bertemu dengan seorang teman. Setelah kami bercerita tentang kedatangan kami ke Bali dia langsung merespon dan memberikan kontak kakaknya, Ibu Gegtu Utami Dewi, yang berprofesi sebagai guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Ternyata Ibu Gegtu adalah salah satu pengurus untuk PAUD Kecamatan Badung. Beliau tertarik untuk mengikuti program Jagoan Finansial. Akhirnya kegiatan workshop bisa terselenggara di 2 lokasi di Bali.
Kami percaya perjumpaan ini bukan kebetulan. Niat baik akan selalu mendapatkan jalan terbaik. Di bulan Februari, kegiatan Jagoan Finansial pun dilaksanakan di Bali. Kegiatan pertama adalah peserta yang mengikuti ToT mulai dari Guru TK/PAUD , SD, SMP, SMK, Dosen dan relawan. Enggak harus jadi expert kok untuk berbagi tentang finansial. Yang penting kamu punya niat belajar dan bersedia untuk mengajarkan kembali bekal ilmu finansial yang sudah didapat kepada orang lain. Jadi makin banyak orang yang melek finansial deh.
Dalam materi ini semua peserta diberikan pembekalan mengenai ilmu dasar financial planning. Mereka juga dikenalkan pada konsep MBBM, yaitu Menghasilkan Uang – Belanja – Berbagi – Menabung). Materi dibuat sederhana dan mudah untuk diaplikasikan. Setelah mendapatkan pembekalan, para peserta diminta membuat satu program yang bisa diaplikasikan ke peserta didik, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.
Selain ToT, Jagoan Finansial juga mengadakan kegiatan workshop, di dua lokasi, Warung Mina ➔ untuk guru-guru PAUD sekecamatan Badung dan juga SMK PGRI 2 Badung. Total guru yang telah kami berikan workshop adalah sebanyak 73 orang. Senang sekali bisa mengadakan kegiatan Jagoan Finansial di Denpasar Bali kecamatan Badung.
Yang paling membahagiakan bagi kami adalah ketika ilmu itu tidak selesai atau berhenti di hari itu saja, tapi diteruskan dan diajarkan kembali kepada orang lain. Beberapa alumni bahkan sudah merelalisikan programnya. Ada Nadiyah yang membuat kelas untuk mengajarkan ilmu Jagoan Finansial kepada komunitas ibu-ibu muda
dan Dhias yang berbagi tips menabung via youtube.
Ahh, bahagianya! Saya pribadi meyakini, salah satu amalan yang tidak terputus setelah kematian adalah ilmu yang bermanfaat, maka gunakanlah ilmumu untuk bisa berbagi dengan orang lain. Semoga lebih banyak lagi orang yang bisa mengikuti Jagoan Finansial dan berbagi ilmu kepada orang lain. Karena berbagi tak pernah rugi ☺
Tertarik untuk mendukung Jagoan Finansial? Kamu bisa berdonasi via board game Labirin Jagoan Finansial. Board game ini adalah metode untuk mengenalkan edukasi keuangan kepada para murid dengan cara yang menyenangkan. Labirin Jagoan Finansial adalah wujud pengenalan konsep finansial dasar MBBM: Menghasilkan uang, Belanja, Berbagi, dan Menabung.
Untuk setiap paket donasi, kamu akan mendapatkan satu (1) board game dan mendonasikan satu (1) board game untuk dikirimkan ke sekolah mitra. Harga 1 paket donasi Rp200.000. Kami masih dalam proses fundraising untuk produksi. Maka saat ini proses pendaftaran donasi dulu – kami melakukan pengkoleksian dana donasi jika produksi sudah berjalan. Sila klik link ini untuk berdonasi: LABIRIN JAGOAN FINANSIAL
Yuk! Bantu kami mendukung lebih banyak Jagoan Finansial ke seluruh penjuru negeri.
Marhaini | Financial Trainer
Mewujudkan Tanggung Jawab Pendidikan Melalui Jagoan Finansial
Pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Sebagai perusahaan financial literacy spesialist, wujud peran serta QM Finansial dalam bidang pendidikan tidak bisa jauh-jauh dari edukasi keuangan.
Banyak orang sejak kecil sudah diajarkan tentang menabung, namun saat dewasa tetap saja boros dan gagal menabung. Ini terjadi karena edukasi finansial terbatas pada menabung saja, padahal perlu lengkap dengan keterampilan menghasilkan uang, berbelanja, beramal dan berbagi.
baca juga: Konsep Awal BBM dan Konsep MBBM
Pondasi pendidikan finansial perlu terjadi sejak usia dini. Orang-orang terdekat dengan anak-anak adalah para guru dan orang tua. Untuk itu guru, murid dan orang tua perlu bersama-sama mendapatkan pendidikan dasar finansial.
Menyadari pentingnya pendidikan finansial untuk semua lapisan masyarakat, PT. Quantum Magna membuat satu divisi sosial tersendiri yang bernama Quamma Project. Inisiatif edukasi ini bertujuan meningkatkan wawasan finansial bagi mereka yang memiliki keterbatasan akses pendidikan finansial seperti: buruh migran, asisten rumah tangga, guru, anak muda dan perempuan.
Quamma Project punya program yang khusus memberikan pendidikan finansial untuk guru, murid dan orang tua yang diberi nama Jagoan Finansial. Program Jagoan Finansial saat ini sudah berlangsung dan mendapat dukungan dari Australia Awards Grant Scheme dan pihak ketiga (BPR Lestari, MRA Group, serta PWC). Jumlah total guru alumni Jagoan Finansial pada 2017 adalah 162 orang. Program masih berlanjut dan menargetkan 170 orang guru di 2018.
baca juga: Menjadi Jagoan Finansial di Ambon
Kami percaya bahwa dengan memberikan edukasi pada pendidikan finansial akan banyak anak anak yang memiliki cita-cita, dan menjadi generasi yang berdaya dalam mengatur keuangannya. Selain itu, para guru pun dapat terinspirasi dengan berkenalan dengan program-program sejalan di propinsi lain.
Edukasi keuangan dilakukan dengan 3 cara:
- Training for Trainer
Merupakan kegiatan pengajaran yang menggunakan experiential learning yang diajarkan kepada guru/relawan untuk bisa mengajar atau berbagi ilmu dengan guru-guru yang ada disekolahnya dalam membuat program keuangan untuk murid.
- Workshop
Merupakan training untuk guru dengan tujuan agar guru dapat membuat program finansial di kelas masing-masing. Materi pelatihan yang diberikan meliputi dasar perencanaan keuangan, kerangka program untuk dipraktekkan di kelas, dan presentasi tentang program finansial untuk anak didik.
baca juga: Guru juga bisa!
- Festival Jagoan Finansial
Guru alumni Jagoan Finansial terpilih, diundang untuk hadir ke Jakarta dalam rangkaian program festival, antara lain seminar, presentasi program-program yang sudah dikerjakan oleh para guru, dan study tour.
Elemen utama yang menjadikan program ini dapat berkelanjutan adalah ketersediaan pihak lokal yang siap menjadi penyelenggara di area-area kerja. Termasuk dalam tim kami adalah para pegiat pendidikan asli area lokal yang mengerti kondisi lapangan di area masing-masing. Lebih dari itu setiap tim lokal kami ini memiliki pengalaman edukasi yang cukup luas sehingga perkembangan program dapat terus dimonitor.
Bulan lalu Jagoan Finansial baru saja meluncurkan board game prototype yang diberi nama Labirin Jagoan Finansial. Kami mau mengenalkan edukasi keuangan kepada para murid dengan cara bermain. Labirin Jagoan Finansial adalah wujud pengenalan konsep finansial dasar MBBM: Menghasilkan uang, Belanja, Berbagi, dan Menabung. Prototype ini akan kami kirim ke sekolah-sekolah mitra kami di Ambon dan Lampung.
Apabila QM readers tertarik berpartisipasi dalam program Jagoan Finansial, donasi board game dapat dilakukan dengan registrasi di LABIRIN JAGOAN FINANSIAL. Untuk setiap paket donasi, kamu akan mendapatkan satu (1) board game dan mendonasikan satu (1) board game untuk dikirimkan ke sekolah mitra. Harga 1 paket donasi Rp200.000. Kami masih dalam proses fundraising untuk produksi. Maka saat ini proses pendaftaran donasi dulu – kami melakukan pengumpulan dana donasi jika produksi sudah berjalan.
Ayo bersama wujudkan tanggung jawab pendidikan dengan meningkatkan literasi finansial bagi mereka yang terbatas aksesnya bersama program Jagoan Finansial!
QM Admin
Seperti Rumah Yang Butuh Atap, PLAN Juga Butuh Proteksi
“Health is the real wealth” – begitu kata Mahatma Gandhi. Memang benar bahwa kesehatan adalah aset kita yang utama. Tanpa tubuh yang sehat kita gak bisa melaksanakan aktivitas harian kan? Penting sekali bagi kita untuk menjaga kesehatan dengan konsumsi makan yang bergizi seimbang, olahraga teratur, tidur cukup, dan menghindari stres.
Dari sisi financial planning, menjaga kesehatan saja tidak cukup loh. Kita harus punya proteksi berupa asuransi kesehatan. Bayangkan kalau kita punya rumah, asuransi ini atapnya. Kalau kita berhadapan dengan musim hujan, asuransi itu payungnya. Kita harus sedia payung sebelum hujan kan?
Setiap orang, tanpa terkecuali, wajib punya asuransi kesehatan. Beruntung sekarang kita sudah punya program perlindungan kesehatan yang disediakan pemerintah yaitu BPJS Kesehatan. Dengan premi bulanan yang terjangkau atau bahkan gratis untuk mereka yang disubsidi, seluruh masyarakat Indonesia bisa punya proteksi untuk kesehatannya.
Hidup memang selalu penuh ketidakpastian dan risiko. Meskipun sudah menjaga kesehatan, kita tetap bisa jatuh sakit. Makanya kita perlu siapkan juga perlindungan asuransi kesehatan. Kebutuhan asuransi kesehatan orang itu beda-beda. Ada yang cukup dengan BPJS kesehatan. Ada yang ditambah asuransi kesehatan dari kantor. Ada juga yang masih menambah lagi proteksinya dengan asuransi kesehatan swasta.
Ada beberapa hal yang jadi pertimbangan untuk menghitung kebutuhan asuransi kesehatan diantaranya faktor risiko, kenyamanan, dan kemampuan bayar. Untuk pekerjaan atau profesi dengan risiko sakit/kecelakaan tinggi (misalnya, pilot atau pekerja off shore), tentu butuh proteksi lebih dibanding mereka yang kerjanya di kantor. Demikian juga yang untuk penyakit yang dipengaruhi oleh faktor keturunan, diabetes misalnya. Kalau dalam keluarganya ada riwayat diabetes, risikonya akan lebih tinggi. Ini perlu dicek dengan health check-up.
Sisi kenyamanan lebih dipengaruhi oleh preferensi pribadi. Misal, ada orang risiko pekerjaan dan kesehatannya kecil dan dia merasa cukup dengan dengan pelayanan BPJS Kesehatan. Namun, ada juga yang risiko kesehatannya lebih tinggi dan butuh kenyamananan lebih. Misalnya, ada kasus pasien dengan kebutuhan cuci darah karena fungsi ginjalnya menurun. Ada part tertentu yang kalau dengan BPJS digantinya setiap 3 bulan. Padahal baru sebulan, dia sudah merasa kurang nyaman sehingga butuh ganti part. Akhirnya si pasien membayar sendiri. Konsekuensinya, ada biaya lebih. Kalau kita punya kemampuan bayar lebih, memang disarankan untuk tetap punya asuransi kesehatan sendiri. Karena BPJS Kesehatan menggunakan prinsip subsidi silang, yang lebih mampu membantu yang kurang mampu.
Kamu pilih yang mana? Apapun pilihanmu, selalu lengkapi PLAN dengan proteksi. Dalam perjalanan dan perjuangan mencapai Tujuan Finansial, pastikan kita selalu punya proteksi ya.
Kamu bisa ikuti cerita-cerita finansial seru lainnya bersama Ligwina Hananto di PowerTalk, PowerYourMoney. Setiap Senin jam 20.00-21.00 WIB di 89.2 FM radio PowerFM Jakarta. Buat yang di luar kota, kamu juga bisa mendengarkan siaran yang sama di 13 kota besar di Indonesia. Follow instagram dan twitter @QM_Finansial untuk info detailnya ya!
– Fransisca Emi / Financial Trainer –
Biasa Jadi Baik: Menjadi Perempuan Berdaya
Biasa Jadi Baik adalah gerakan untuk mengajak teman-teman menyiapkan kebiasaan baik. Saat kita pensiun nanti, dari kebiasaan-kebiasan baik lah kita bisa punya kualitas hidup lebih baik. Ini perlu dimulai dari sekarang. Ada kebiasaan baik di pagi hari. Ada kebiasaan baik dengan pasangan. Ada juga kebiasaan baik dalam mengelola uang.
read more: #BiasaJadiBaik
Bulan April ini QM mengajak teman-teman menceritakan nasihat terbaik untuk perempuan. Ada Alanda Kariza, penulis buku Sophismata dan Beats Apart yang akan berbagi inspirasi.
Apa nasihat terbaik untuk perempuan versi Alanda?
Nasihat terbaik untuk perempuan yang pernah saya terima: jadi perempuan itu harus berdaya. Kita harus bisa berdiri di kaki sendiri. Berdaya sebelum menikah, sebelum berkeluarga. Banyak kasus perempuan menikah, padahal mereka belum berdaya dari sisi finansial. Saat terjadi perceraian atau suami meninggal, istri pun menjadi terpuruk.
Perempuan harus mampu menghasilkan uang sendiri dan mengatur keuangan dengan baik. Lebih bagus lagi kalau bisa investasi dan bisa punya properti sendiri. Jangan hanya menunggu kedatangan ‘Prince Charming’. Itu hanya ada di negeri dongeng ☺
Dari mana inspirasi tersebut berasal?
Nasihat tersebut saya dapatkan dari Ibu saya. Setelah saya menikah, suami pun menyatakan hal yang sama. Mau jadi ibu rumah tangga atau wanita karir, setiap perempuan harus berdaya. Di rumah pun bisa berkarya kok.
Sudah berapa lama nasihat tersebut diterapkan?
Sudah sejak kecil. Sejak masih SD kali ya.
Apa saja dampak yang dirasakan sejak mengikuti nasihat tersebut?
Saya percaya setiap keluarga punya tantangan finansialnya masing-masing. Sebagai anak pertama dengan dua orang adik yang jarak usianya 11 & 13 tahun lebih muda, saya tak ingin menambah beban orang tua.
Berkat nasihat dari Ibu untuk menjadi perempuan yang berdaya, sejak kecil saya sudah belajar mengusahakan uang jajan sendiri. Saat masih SD saya sudah membuat gelang dan dijual ke teman-taman. Memasuki SMP saya mulai mengirimkan tulisan untuk dimuat di majalah. Fee menulis ini lumayan banget. Bisa dapat uang jajan sampai Rp300.000. Sebuah angka yang cukup besar untuk anak SMP. Selain itu saya juga rajin menawarkan jasa administrasi untuk tetangga saya yang mahasiswa berupa transkrip atau input data.
Jadi saya sudah mulai ‘colong start’ untuk berdaya sejak muda. Ini juga merupakan inspirasi dari idola saya di masa remaja – Britney Spears – yang bilang bahwa ‘Jika kamu tidak bisa menjadi yang terbaik, jadilah yang pertama.’
Dari sisi finansial, bagaimana Alanda mengelola keuangan untuk keluarga muda?
Setelah menikah, saya merasakan banyak penyesuaian. Saya dan suami memiliki latar belakang keluarga yang berbeda. Ibu saya adalah seorang wanita karir. Sedangkan Adit, suami saya, ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Contoh yang berbeda di rumah ini menuntut kami untuk beradaptasi.
Awalnya saya merasa tidak perlu diberi uang oleh suami, lebih baik uangnya ditabung untuk kebutuhan masa depan. Jadi kalau orang lain punya cita-cita punya suami kaya biar gak perlu kerja, nunggu dikasih uang sama suami aja, aku malah nggak. Namun di sisi lain suami punya kewajiban untuk memberi nafkah. Di situ kami membuka ruang untuk diskusi dan adaptasi. Bertahun-bertahun saya bergantung pada diri sendiri. Setelah menikah saya pun belajar bahwa punya teman untuk bergantung bersama itu oke kok.
Dari sisi pengelolaan keuangan, saya pribadi merasa sekarang gak sepelit dulu. Sebelumnya saya sangat membatasi budget beli baju atau sepatu dan budget jalan-jalan. Mending uangnya ditabung untuk beli rumah dan membiayai pernikahan. Sebagai penulis, penghasilan saya waktu itu tidak pasti, tergantung royalti yang masuk dari penerbit. Jadi kalau ada uang lebih, saya memilih untuk menyimpan dibanding membelanjakannya.
Setelah berkeluarga, saya dan suami sama-sama bekerja kantoran dengan penghasilan yang lebih pasti dari gaji bulanan. Sekarang, keuangannya bisa lebih dipetakan. Gaji bulanan kami kelola untuk pengeluaran bulanan, sementara bonus tahunan kami manfaatkan untuk dana liburan.
Apakah kebiasaan baik ini akan dibawa hingga masa pensiun nanti?
Iya. Mudah-mudahan ya ☺
Kalau boleh tahu, Alanda sudah siap pensiun belum?
Kalau sekarang belum sih. Mungkin kalau ditanya pas usianya udah 40 tahun jawabannya beda ya ☺
Apa saja yang sudah Alanda siapkan untuk menghadapi masa pensiun nanti?
Saya sudah mulai berinvestasi di reksadana saham untuk Dana Pensiun sejak 5 tahun yang lalu. Rutinitas ini sempat terhenti saat saya menemani suami kuliah di Australia dan gantian suami menemani saya kuliah di Inggris. Biaya transfernya bisa lebih mahal dibanding dana yang dialokasikan untuk reksadana, kan sayang ya. Sekarang setelah kembali ke Indonesia, saya mulai kembali rutin berinvestasi di reksadana.
Sejujurnya saya belum terlalu memikirkan pensiun. Sekarang masih fokus mencari uang, mumpung biaya hidup belum terlampau besar. Akan sangat berbeda setelah kehadiran anak kan. Suami selalu mengingatkan saya untuk tidak terlalu pelit. Boleh saja menyiapkan hari tua, tapi jangan sampai kita tidak menikmati masa muda. We’re doing good kok, punya pekerjaan dan sudah DP rumah. Masa muda juga harus dinikmati biar gak stress karena mikirin duit terus. Hidup harus seimbang kan?
Seru sekali mendengar cerita Alanda dan nasihatnya untuk menjadi perempuan yang berdaya. Dana untuk masa tua pun sudah mulai disiapkan sambil tetap menikmati masa muda. Terima kasih sudah berbagi inspirasi Alanda!
QM Admin
***
Apa kebiasaan keuangan baikmu? Ayo bahas bersama di akun media sosial kami dengan tagar #BiasaJadiBaik
Facebook Fanpage QM Financial dan Twitter / Instagram @QM_Financial.
Sebarkan virusnya. Ajak lebih banyak orang tergerak mewujudkan keuangan yang sehat dan kuat.