Jurus Tepat Kartu Kredit Bermanfaat
Bagaimana pengalamanmu dengan kartu kredit? Manis, pahit atau ada asam-asamnya dikit? ☺
Sebenarnya kartu kredit itu banyak manfaatnya lho. Untuk kemudahan transaksi saat travelling: pesan tiket atau deposit hotel, bisa dapat diskon atau poin di merchant tertentu. Tak ketinggalan fungsi praktisnya untuk online shopping. Pembayaraan dengan kartu kredit juga memudahkan kita mengontrol ke mana saja uang dibelanjakan. Kalau pakai cash, hilang tak berbekas karena enggak sempat mencatat kan? Untuk mendapatkan manfaat dari kartu kredit, kamu bisa praktekkan jurus-jurus ini.
Berani gesek, berani bayar.
Mekanisme penggunaan kartu kredit itu sederhana kok. Berani gesek, berani bayar. Lunas ya. Enggak ada ceritanya gesek kalau enggak ada uang di tabungan buat melunasinya. Jangan membelanjakan uang yang enggak ada. Itu halu namanya. ☺
Tips yang satu ini, untuk beberapa orang mudah saja. Tapi masih banyak sekali orang yang kesulitan melunasi tagihan kartu kreditnya karena punya kebiasaan buruk: gesek dulu, bayarnya belakangan. Diberi jalan pula sama penyedia kartu kreditnya dengan fasilitas boleh bayar minimal 10% dari tagihan total. Kamu termasuk tipe yang mana: bayar lunas atau minimal pembayaran saja?
Perhatikan tanggal
Ada tiga tanggal yang wajib kamu perhatikan ketika berurusan dengan kartu kredit: tanggal cetak tagihan, deadline pembayaran dan tanggal gajian untuk melunasi tagihan.
Misal tagihan Juli dicetak tanggal 20. Deadline bayar 5 Agustus. Kalau kamu gajian tanggal 25 Juli, pastikan di awal Agustus tagihan ini sudah dilunasi. Jangan sampai telat. Meskipun tagihannya hanya Rp300ribu, telat bayar sehari saja akan dikenakan denda loh. Belum lagi bunganya. Sebel kan.
Batasi jumlah kartu
Berapa banyak kartu kredit dalam dompetmu?
Mulai tahun 2014, Bank Indonesia menerapkan pembatasan kepemilikan kartu kredit sebagai langkah manajemen risiko kredit, baik di sisi penerbit kartu kredit maupun pengguna kartu kredit. Dari sisi pendapatan, individu dengan pendapatan < Rp3 juta tidak diperbolehkan memiliki kartu kredit. Individu dengan pendapatan antara Rp3 juta – Rp10 juta boleh memiliki kartu kredit dari maksimal 2 (dua) penerbit, dengan pembatasan total plafon kredit dari seluruh kartu kredit yang dimilikinya yaitu maksimal 3 (tiga) kali pendapatan tiap bulan. Sementara individu dengan pendapatan >Rp10 juta tidak dibatasi kepemilikan kartu kreditnya namun mempertimbangkan analisis risiko masing-masing penerbit kartu.
Kalau kamu punya lebih dari satu kartu, bedakan penggunaannya. Misal 1 kartu untuk pengeluaran rutin, 1 untuk shopping dan 1 lagi untuk berjaga saat keadaan darurat.
Hindari utang kartu kredit
Intinya, jangan berutang pada kartu kredit! Silakan pakai sampai puas, tapi pada saat deadline bayar, harus lunas! Kamu tahu enggak berapa banyak bunga kartu kredit yang kamu bayarkan? Bisa sampai 35% loh. Aturan BI di Juni 2017 sudah menurunkan basis bunga kartu kredit jadi maksimal 27% per tahun. Tapi tetap saja angka ini jauh lebih besar imbal hasil investasimu kan? Jadi, apa gunanya investasi kalau bunga kartu kredit menggerogoti keuanganmu?
Kalau sudah terlanjur berutang pada kartu kredit = lunasi! Berani utang, berani bayar. Cek langkah-langkah untuk melunasi kartu kreditmu di sini: https://qmfinancial.com/2007/01/kartu-kredit-siapa-takuuut/
Yuk ceritakan pengalamanmu memanfaatkan kartu kredit di media sosial dan tag @QM_Financial. Janji ya gak utang kartu kredit lagi. ☺
Fransisca Emi
Ayo Jadi Generasi Milenial Yang Siap Pensiun
Dana pensiun memang berkaitan dengan masa tua. Namun bukan berarti urusan dalam menyiapkan dana pensiun ini hanya penting bagi generasi tua saja. Justru bagi generasi milenial yang masih berusia di bawah 30 tahun, sekarang inilah saat yang paling tepat untuk menyiapkan dana pensiun.
Secara logika, tentunya kita tidak ingin mengalami kesulitan finansial di saat pensiun nanti. Siapkan dana pensiun selagi masih produktif dan mengatur keuangan kita dengan baik, agar kita bisa menikmati masa pensiun dengan nyaman.
Namun kenyataannya, masih banyak generasi milenial yang menunda-nunda dalam menyiapkan dana pensiun. Entah karena belum terpikirkan betapa pentingnya menyiapkan dana pensiun selagi muda atau memang mereka sudah tidak mempunyai sisa dari penghasilan yang bisa disisihkan untuk menabung.
Merencanakan masa pensiun tidak hanya sekedar memastikan penghasilan untuk masa tua tetapi ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan. Berikut tips agar kamu bisa hidup nyaman saat masa pensiun nanti.
- Hindari perilaku konsumtif. Generasi milenial yang serba praktis, modern dan mobile cenderung konsumtif. Untuk menghindarinya, kamu harus membuat skala prioritas antara kebutuhan dan keinginan. Sederhananya, kebutuhan itu diperlukan dan harus dipenuhi, sementara keinginan bukanlah sesuatu yang urgent dan bisa ditunda. Oleh karena itu, kebutuhan memiliki prioritas lebih tinggi. Jika kamu ingin menghindari perilaku konsumtif, mulailah untuk memprioritaskan kebutuhan. Jika kebutuhan sudah tercukupi, keinginan pun bisa dipenuhi apabila terdapat dana sisa.
- Lunasi utang. Perilaku konsumtif seringkali berujung pada utang. Utang ini bisa berupa pinjaman pada saudara, bank atau kartu kredit. Anggapan bahwa bahwa gaji bulanan yang didapat bisa digunakan untuk membayar utang tentu tidak salah. Namun jika kita tidak pandai mengelola keuangan, utang kecil pun bisa menjadi besar. Oleh karenanya, segera bayar utang sekecil apapun agar tidak menumpuk dan kamu bisa fokus untuk menyiapkan dana pensiunmu.
- Siapkan Dana Darurat. Dana darurat sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga. Jika kamu sakit atau ada keluarga yang memerlukan bantuan finansial, maka dana darurat ini bisa digunakan sewaktu-waktu. Dana darurat ini bisa kamu siapkan dengan cara menabung atau berinvestasi. Kamu yang single cukup menyiapkan dana darurat sebesar 4 kali pengeluaran bulanan.
- Mulai berinvestasi. Investasi merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah dalam menyiapkan dana pensiun. Banyak produk investasi yang bisa kamu pilih, salah satunya adalah reksa dana. Selain menguntungkan, reksa dana adalah jenis investasi yang mudah dilakukan karena dikelola oleh manajer investasi. Kamu cuma perlu menyetor dana ke perusahaan manajer investasi. Selanjutnya, mereka yang akan mengelola dana investasimu. Kamu juga tak perlu modal jutaan untuk berinvestasi di reksa dana. Ada lho manajer investasi yang memperbolehkan kita berinvestasi mulai dari Rp50.000 saja! Setara dengan secangkir kopi di kedai favorit kan?
Baca juga: Investasi Untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu!
Itulah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk persiapan masa pensiun. Jangan ragu untuk mulai menyiapkan masa pensiun dari sekarang agar kamu bisa hidup nyaman di masa depan. Ayo tunjukkan kalau kamu bisa jadi generasi milenial yang siap pensiun.
Nita Kurniawati
Liputan Festival Jagoan Finansial 2018
Hai Hai! Masih ingat tentang program sosial Jagoan Finansial? Jagoan Finansial adalah sebuah program yang memberikan pendidikan finansial untuk guru, murid dan orang tua. Program Jagoan Finansial, sudah berlangsung di 5 kota (Jakarta, Ambon, Pekanbaru, Denpasar dan Lampung). Puncak kegiatan ini adalah Festival Jagoan Finansial (FJF). Kegiatan FJF ini merupakan apresiasi kepada guru dan relawan terpilih yang sudah membuat program dan mengimplementasikannya untuk diri sendiri, murid dan lingkungan sekitar.
Pertengahan Juli lalu, tepatnya tanggal 17-19 Juli 2018, Festival Jagoan Finansial (FJF) dilaksanakan di Jakarta.
Seperti apa sih rangkaian kegiatan yang di lakukan dalam kegiatan FJF di Jakarta?
Hari pertama: City Tour
Hari pertama para peserta berkunjung di sekitar area kota tua, seperti museum Bank Indonesia dan museum Bank Mandiri. Senangnya bisa belajar dan berfoto bersama. Selanjutnya, makan siang di kafe Kedai Jakarte yang memanjakan mata dengan bangunan kota pada jaman penjajahan. Peserta juga berkesempatan mengunjungi ruang komunal Facebook di kawasan SCBD Jakarta. Di sini para peserta disambut oleh para narasumber yang mendukung kegiatan ini. Diantaranya ada Bapak Djohan Pinnarwan, Corporate Responsibility Leader dari PWC, Mba Anantya VB, Co Founder dari ThinkWeb dan Ligwina Hananto, inisiator program Jagoan Finansial.
Hari kedua: Full Day Training
Festival Jagoan Finansial adalah tentang menimba dan berbagi ilmu. Di sesi pertama, peserta mempresentasikan hasil program mereka masing-masing. Sesi ini juga diisi oleh narasumber Ibu Chusnul Chotimah, Head of Kampus Guru Cikal. Beliau menjelaskan materi tentang Guru Merdeka Belajar.
Sesi kedua adalah sesi yang paling seru, di mana para peserta diajak bermain board games Labirin Jagoan Finansial – dipandu oleh teman-teman dari PWC. Board games ini adalah salah satu metode yang belajar sambil bermain dengan konsep MBBM: menghasilkan uang, berbagi, berbelanja dan menabung.
Di sesi ketiga, ada teman-teman dari komunitas Sabang Merauke. Mba Ayu Kartika Dewi sebagai Managing Director memberikan materi dengan tema merawat toleransi. Tema ini sangat bermanfaat dan inspiratif dimana para peserta belajar untuk saling bertoleransi terhadap perbedaan.
Lanjut ke sesi ke empat, ada narasumber dari Aethra Learning dengan pembicara Kak Jessica Forlan sebagai Operational Manager. Pada sesi ini, Kak Jessica berbagi ilmu untuk memahami gaya belajar para anak didik. Materi ini sangat membantu para orangtua khususnya para guru karena dapat melihat karakter, sifat, minat dan bakat anak sejak dini.
Terakhir, peserta membuat kelompok berdasarkan tingkatan mengajar untuk menyusun kurikulum program Jagoan Finansial. Sesi ini di bimbing langsung oleh Kak Pia Adiprima, Deputi School Director Sekolah Cikal.
Hari ketiga: Melek Investasi
Hari ketiga adalah hari terakhir kegiatan FJF. Peserta berkesempatan untuk mengunjungi Bursa Efek Indonesia (BEI). Mereka dibekali ilmu tentang bagaimana berinvestasi saham dan kegiatan dalam pasar modal. Para peserta juga mengunjungi TICMI (The Indonesia Capital Market Institute). TICMI ialah pusat informasi dan pelatihan sertifikasi dalam kegiatan pasar modal.
Selesai sudah rangkaian kegiatan FJF yang padat akan ilmu dan pengalaman berharga. Terima kasih kepada para pihak yang sudah mendukung kegiatan sosial ini: Komunitas Guru Jagoan Finansial, PWC Indonesia, QM Financial, Yayasan Pemberdayaan dan Edukasi Financial (YPEF) Quamma dan Facebook Indonesia. Terima kasih pula kepada para narasumber yang telah bersedia berbagi ilmunya. Semoga ilmu yang didapat oleh para peserta bisa bermanfaat dan dibagikan kepada banyak orang.
Salam literasi finansial!
Ridwan Prasetya
Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Pensiun?
Masa pensiun memang tidak bisa dihindari. Usia pensiun identik dengan fisik yang makin lemah sehingga penyakit lebih mudah muncul, menjadi pelupa dan merasa tidak berguna. Sebenarnya pikiran buruk mengenai pensiun tersebut dapat dihilangkan dengan menambah pikiran positif mengenai pensiun.
Seperti apa sih pikiran positif mengenai pensiun? Pensiun seharusnya menjadi masa yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu. Masa istirahat setelah lelah bertahun-tahun bekerja. Kala tak lagi bekerja, kita membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari. Itulah pentingnya menyiapkan dana pensiun.
Baca juga: Investasi untuk Dana Pensiun: Mulai Setengah Harga Sepatu
Namun selain persiapan dana pensiun, kita membutuhkan persiapan yang lain yang tak kalah penting, yaitu persiapan fisik dan emosional. Saya sering mengamati mereka yang sudah pensiun di sekeliling rumah tempat saya tinggal. Mereka terlihat segar dan ceria menjalani harinya. Walau rambut mulai berubah warna, namun semangat mereka masih terasa. Mereka rutin berolahraga, aktif dalam setiap organisasi yang dibuat bersama, saling bersilahturahmi dan rajin beribadah. Mereka terlihat menikmati masa pensiun sebagai masa yang menyenangkan. Apa saja yang bisa dilakukan untuk menjalani masa pensiun yang bahagia?
- Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental. Kesehatan fisik dan pikiran saling berhubungan. Dengan asupan makanan bergizi dan rutin berolahraga, kita membuat badan selalu sehat dan mencegah munculnya penyakit degeneratif di hari tua.
- Kembangkan Hobi Yang Tertunda. Di masa produktif, waktu untuk mengerjakan hobi seringkali kalah oleh rutinitas bekerja. Pensiun adalah saat yang tepat untuk kembali menjalani hobi. Siapa tahu berawal dari hobi bisa jadi rezeki untuk menambah penghasilan di masa pensiun.
- Menjaga Hubungan Baik. Manusia adalah makhluk sosial. Kita perlu bersosialisasi dan berinteraksi satu sama lain. Walaupun sudah pensiun, sebaiknya kita tetap menjalin komunikasi yang baik dengan teman atau relasi. Sempatkan melakukan kegiatan yang dulu sering dilakukan bersama atau sekedar bertukar pikiran. Bisa jadi dengan tetap berhubungan dapat tercipta bisnis bersama.
- Luangkan Waktu Bersama Keluarga. Untuk apa kita bekerja? Tentu salah satunya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Seringkali kesibukan bekerja membuat kita lupa meluangkan waktu untuk keluarga. Di masa pensiun, dengan kebebasan waktu yang ada, kebersamaan keluarga bisa kembali dibangun.
- Perkuat Ibadah. Pensiun juga menjadi masa untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Perbanyak ibadah yang mungkin selama ini kita lewatkan karena padatnya jadwal kerja. Dengan begitu, kita akan mendapatkan ketenangan batin.
Masa pensiun seharusnya menjadi masa untuk sepenuhnya menikmati hidup. Masa yang bahagia dan sejahtera. Ayo siapkan dari sekarang!
Mia Damayanti
Choose Your Lifestyle, Chase Your Dream
Cara hidup orang itu terefleksikan di keuangannya loh. Jadi kalau ada yang mengeluh gak punya rumah, gak punya tabungan, gak bisa liburan – coba cek gaya hidupnya kayak gimana. Proses ini dinamakan Financial Check Up.
Baca juga: Kapan Perlu Financial Check Up?
Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, biasanya membagi pengeluaran bulanan itu jadi 5 pos pengeluaran besar: cicilan, rutin, sosial, menabung/investasi dan lifestyle. Dengan memilih gaya hidup yang kamu mau dan mampu jalankan, kamu bisa membuat rencana untuk mencapai tujuan keuangan.
Untuk mereka yang sudah berkeluarga, tujuan keuangan ini biasanya enggak jauh-jauh dari Dana Rumah, Dana Pendidikan dan Dana Pensiun. Buat yang masih lajang, bisa mulai dengan Dana Darurat, Dana Pensiun (iya, ini penting di setiap tahapan kehidupan) atau mungkin Dana Liburan?
Dalam siaran PowerTalk PowerYourMoney tadi malam, Claudia Nasution (Odi) berbagi pengalamannya traveling ke Jepang selama 9 hari. Untuk mewujudkan tujuan finansial Dana Liburan ke Jepang, Odi menggunakan tabungan yang sudah dia sisihkan sejak awal bekerja 4 tahun yang lalu. Namun, mengingat kebutuhan dana untuk wisata kuliner di Jepang cukup besar, Odi pun membutuhkan dana ekstra. Solusinya, 2 bulan sebelum berangkat ke Jepang, Odi puasa jajan dan memilih membawa bekal ke kantor.
Lain Odi, lain pula Twelvi. Kalau Odi memilih mengorbankan pos lifestyle (jajan di luar) untuk bisa berwisata kuliner di Jepang, Twelvi punya cara yang unik untuk mengumpulkan dana agar bisa traveling ke New York dan Eropa selama 70 hari.
Twelvi menabung dengan memasak menggunakan metode meal preparation (meal prep). Meal prep adalah teknik menyiapkan makanan dalam jumlah banyak, untuk beberapa kali makan atau beberapa hari sekaligus. Meal Prep diawali dengan belanja bahan makanan dalam jumlah besar, lalu masak dalam jumlah besar. Tujuan utama meal prep adalah menghemat uang, menghemat waktu, dan supaya bisa makan lebih sehat. Kamu bisa cari tahu lebih detail tentang meal prep di blog Twelvi www.twelvifebrina.com.
Dengan cara ini, uang makan dan jajan yang tadinya bisa mencapai Rp8juta per bulan bisa dihemat menjadi Rp1.500.000 per bulan saja! Ini pun sudah dengan lauk yang mencukupi seperti ayam, sapi, cumi, udang, dan lainnya.
Odi stop jajan agar bisa berwisata kuliner di Jepang. Twelvi memasak agar biar bisa menabung untuk traveling ke New York dan Eropa. Kalau kamu gimana? Pos pengeluaran mana yang rela kamu korbankan demi tercapainya tujuan keuangan? Dari 5 pos pengeluaran bulanan, biasanya ada 3 pos yang bisa dihemat:
- Cicilan. Kamu punya cicilan mobil baru padahal butuh dana untuk mengisi rumah baru? Kamu bisa memilih untuk menjual mobil tersebut untuk dibelikan mobil second dengan cara tunai. Alokasi cicilan bulanan bisa digunakan untuk mengisi rumah baru.
- Rutin. Mulai dengan mengganti merek-merek yang kamu konsumsi, ganti salon spa mewah ke pijat refleksi online yang bisa dipanggil ke rumah, hingga pindah dari taksi ke ojek online. Atau kamu mau mulai memasak dengan metode meal prep seperti Twelvi?
- Lifestyle. Ini pengeluaran gak penting sih. Tapi kalau enggak dilakukan seperti ada yang kurang dalam hidup. Hahaha. Kurangi dulu ngopi-ngopi cantik di kafe atau uninstall aplikasi belanja online mungkin. Sanggup?
Coba balik lagi ke #tujuanloapa. Untuk mencapai tujuan finansialmu, kamu bisa ikuti tiga langkah ini:
- Tentukan pos pengeluaran mana yang sanggup kamu korbankan.
- Pilih gaya hidup yang MAU dan MAMPU kamu jalani.
- Tujuanmu harus lebih besar dari apapun, sehingga kamu menjalani prosesnya dengan RELA.
Kalau kata Twelvi, your goal has to be BIGGER than everything else. Jadi kalau kamu merasa berat atau malas ‘berkorban’, mungkin GOALmu kurang besar. ☺
Simak terus obrolan finansial yang seru dengan cara yang asyik setiap Senin malam jam 20.00-21.00 di PowerTalk PowerYourMoney 89.2 PowerFM Jakarta. Ikuti updatenya di twitter dan instagram @QM_Financial.
Fransisca Emi/ financial trainer
3 Langkah Kemandirian Finansial
Setiap orang dalam usia produktif seharusnya mampu mandiri secara finansial. Apa definisimu untuk kemandirian finansial? Ligwina Hananto dalam bukunya Untuk Indonesia Yang Kuat menjabarkan tiga langkah kemandirian finansial.
- Membayar tagihan sendiri. Di sekitar kita banyak teman yang masih tinggal serumah dengan orangtua. Ada yang karena baru lulus kuliah dan mulai bekerja, orangtuanya tidak mengijinkan anak untuk pindah, tapi ada juga terlanjur nyaman dan belum berpikir untuk hidup sendiri. Tentu saja kamu bebas memilih untuk tetap tinggal dengan orangtua. Namun pastikan kamu mampu membayar tagihan hidup sendiri. Saat kita bisa membayarkan semua tagihan dalam hidup, itu artinya kita sedang pegang kendali. Agar saat resmi keluar dari rumah orangtua kita tidak terkaget-kaget membayarkan semua biaya hidup, mulai saja dari yang sederhana. Misalnya mengganti bensin jika kita meminjam mobil keluarga, membayarkan tagihan listrik dan internet bahkan berkontribusi untuk gaji ART. Bagi yang sudah menikah namun memutuskan tinggal dengan orangtua, cara ini membuatmu terhindar dari rasa bersalah membebani hidup orangtua.
- Membayar Utang. Kemampuan membayarkan utang adalah manifestasi dari kemampuan kita menjadi orang yang bertanggung jawab secara finansial. Ada saja lho orang yang mencoba lari dari kewajiban membayarkan utang. Contoh yang pertama adalah generasi baru lulus kuliah yang masih menggunakan kartu kredit suplemen dari orangtua. Selama ini mereka hanya tahu menggesek, orangtualah yang membayarkan tagihan kartu kreditnya. Sekarang saatnya berhenti menjadi anak-anak. Jika kamu siap menggesek kartu kredit, seharusnya kamu juga siap membayar tagihannya. Contoh kedua adalah mereka yang meminjam uang kepada orangtuanya. Meminjam kepada orangtua ini sering kali tidak dibarengi keinginan membayarkan utang tersebut. Orangtua memang akan selalu ada untuk kita, tapi tidak berarti kita bisa lari dari tanggung jawab. Jika meminjam pada orangtua seharusnya kita membuat catatan pembayaran, sekecil apapun kemampuan bayarnya. Seiring berjalannya waktu, karir akan meningkat sehingga kemampuan bayar pun membaik. Oran tua pun akan bangga dengan kemampuan kita bertanggung jawab atas utang tersebut. Terakhir adalah mereka yang punya utang-utang lain. Mulai dari utang kartu kredit, utang tanpa agunan, hingga utang kendaraan bermotor dan kredit rumah. Apapaun utang yang kita miliki, pastikan kita sudah menghitung pembayaran utang ini. Jangan lari dari kenyataan. Saat berutang artinya kita tidak punya uang dan meminjam. Kalau meminjam ya harus dikembalikan. You are responsible for your money.
- Membeli Properti Pertama. Hal sederhana yang harus dilakukan oleh semua orang adalah memiliki rumah sendiri. Pengalaman memiliki rumah yang pertama adalah pengalaman yang sangat memuaskan batin. Memiliki properti pertama adalah bagian yang sangat penting dalam upaya mencapai kemandirian finansial. Kita resmi menjadi orang yang hidup berdikari. Suasana menempati rumah sendiri ini tidak dapat tergantikan dengan uang sekalipun. Tentu membeli properti yang pertama ini akan membutuhkan uang. Mulailah dengan berjalan-jalan ke lokasi yang diinginkan untuk properti pertama ini. Ada komitmen jangka panjang saat kita membeli properti untuk ditempati. Karena itu pastikan kita menyukai lokasi properti tersebut. Biasanya Ligwina Hananto mengajak klien berkonsentrasi pada pembayaran uang muka (down payment atau DP) rumah dulu. DP ini berkisar 10% hingga 30% dari harga rumah keseluruhan. Jangan lupa ada biaya-biaya lain saat membeli rumah. Mulai dari pajak, biaya notaris, asuransi hingga renovasi infrastruktur rumah agar layak huni. Bahkan jika memutuskan untuk hidup dengan orangtua, kita tetap perlu membeli properti sendiri. Pasti ada rasa lega saat melewati properti itu – bisa berbentuk rumah atau apartemen – dan kita dapat menunjuknya sambil berkata, “Saya punya satu tempat yang bisa saya sebut milik saya sendiri!”
Kamu sudah sampai langkah yang mana? Kita mampu kok hidup mandiri sesuai dengan kemampuan sendiri. Kabari kami kemajuan kemandirian finansialmu di twitter dan instagram @QM_Financial ya.
QM Admin
Mau Road Trip Seperti Sam & Happy di Film Kulari Ke Pantai? Siapkan 5 Pos Ini!
Hai hai! Siapa yang sudah nonton film Kulari Ke Pantai? Serunya mengikuti kisah Sam (Maisha Kanna), Happy (Lil’li Latisha) dan Mama Uci (Marsha Timothy) road trip dari Jakarta hingga Banyuwangi. Hayo, ada yang ingat enggak kota mana saja yang mereka lewati?
Mira Lesmana dan Riri Riza tak pernah gagal menyuguhkan film yang indah dan juga sarat makna. Sepanjang perjalanan kita dimanjakan dengan pemandangan alam Indonesia yang sungguh indah dan ditemani dengan lagu-lagu merdu dari RAN. Ah betapa Indonesia kita begitu kaya! Siapa yang langsung berkata dalam hati: “Aku juga mau road trip?” Yuk kita bikin PLANnya! Road trip keliling pulau Jawa seperti Sam & Happy membutuhkan persiapan dan juga dana yang enggak sedikit loh. Walaupun kata Mama Mela (Ligwina Hananto), tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan uang, jangan sampai kamu berangkat road trip tanpa dana yang cukup. Apa saja pos yang harus disiapkan?
- Transportasi. Pos pertama tentu saja transportasi. Menempuh perjalanan hingga 1.000 km dari Jakarta ke Banyuwangi membutuhkan banyak bahan bakar. Selain biaya bahan bakar, siapkan juga dana cadangan kalau-kalau butuh ganti ban di tengah jalan. Jangan lupa servis mobil sebelum road trip dimulai ya!
- Akomodasi. Dalam perjalanannya, Sam dan Happy singgah dan menginap di beberapa kota. Salah satu yang ikonik tentu saja Bambu Homestay milik Mukidi (Dodit Mulyanto). Dengan memilih tinggal di homestay dibanding hotel, kita akan punya kesempatan untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan belajar nilai-nilai baik yang mereka punya. Siapa tahu kamu bisa berkenalan dengan Yu, Wahyuuu. ☺
- Uang saku harian. Selain pos transportasi dan akomodasi, siapkan juga dana untuk makan dan jajan sehari-hari. Ini saatnya kamu berburu kuliner khas setiap kota yang kamu lewati. Kalau beruntung, kamu bisa menyantap kuliner khas sembari menikmati pertunjukkan seperti yang dialami Sam & Happy di Cirebon. Makin penasaran kan? Hihihi. Makanya buruan #KulariKeBioskop buat nonton #KulariKePantai.
- Rekreasi. Dibandingkan dengan liburan menggunakan transportasi publik, saat road trip, kita jadi lebih flexible terhadap waktu. Kita bebas menentukan jadwal mau ke mana selama berapa lama. Ini saatnya eksplorasi tempat wisata yang enggak biasa! Di setiap kota ada saja hidden gem yang menunggu untuk kamu temukan. Kabari kami hidden gem temuanmu ya! Oiya, jangan lupa siapkan dana untuk biaya masuk ke obyek wisata.
- Shopping! Siapa yang tahan tidak berbelanja saat liburan? Melewati begitu banyak kota yang akan produk budaya dan kulinernya. Mari mampir untuk membeli oleh-oleh!
Ayo rencanakan road tripmu dengan 5 pos pengeluaran yang sudah disiapkan dengan rapi. Siapa tahu kamu menemukan teman perjalanan yang seru dan lucu seperti Dani (Suku Dani). Selamat menikmati perjalanan seru dengan keluargamu. ☺
Fransisca Emi
Financial Planning for Millennials
Membahas tentang generasi milenial tentu tak akan ada habisnya. Generasi ini adalah mereka yang lahir di antara tahun 1990an sampai tahun 2000an. Sebagian besar dari mereka sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Kaum yang dikenal sebagai generasi yang melek teknologi ini sangat mudah dan cepat belajar. Mereka memiliki gaya hidup yang dinamis karena dibesarkan di zaman yang sudah memiliki kecanggihan teknologi.
Sebagian generasi milenial mungkin sudah mendapatkan edukasi finansial tentang bagaimana mengelola uang untuk masa depan baik dari keluarga, lingkungan maupun dari sekolah, sehingga mereka mampu mengatur keuangannya sesuai prioritas. Namun di sisi lain, banyak juga milenial yang belum dibekali dengan kemampuan untuk mengatur keuangannya dengan baik. Entah itu karena faktor pergaulan atau karena gengsi. Mereka menggunakan uang yang dimiliki dengan sesuka hati untuk memenuhi kebutuhan lifestyle seperti traveling, shopping dan hangout. Semua dijalani sekedar untuk update status di media sosial dan mendapatkan banyak likes. Apakah kamu salah satu diantaranya? Jangan sampai kamu hanya gaya di tampilan tapi keuangannya ngos-ngosan ya! ☺
Awal Juni ini, QM Financial kembali diberi kesempatan untuk memberikan seminar financial literacy. Kali ini pesertanya adalah 100 orang Pegawai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang usianya termasuk ke dalam generasi milenial. Ligwina Hananto, Lead Trainer QM Financial berbagi strategi dalam mempersiapkan rencana keuangan yang tepat untuk generasi milennial agar dapat mengatur keuangan dengan bijak.
Periksa Kondisi Keuangan
Seperti check up kesehatan fisik, idealnya financial check up dilakukan setahun sekali untuk melihat arus kas dan memeriksa beberapa rasio keuangan dasar seperti perbandingan harta dan utang, rasio aset lancar dan rasio menabung. Dengan begitu, kamu bisa tahu kondisi kesehatan keuanganmu saat ini.
Buat Pos Pengeluaran
Setelah mendapatkan penghasilan, kamu bisa membagi pengeluaran bulanan menjadi 5 pos, yaitu:
- Cicilan utang – maksimal 30%
- Kebutuhan rutin – maksimal 60%
- Pengeluaran sosial – minimal 2,5%
- Menabung dan berinvestasi – minimal 10%
- Pengeluaran lifestyle – maksimal 20%
Dengan memiliki anggaran, kamu bisa mengendalikan pengeluaran sesuai dana yang kamu punya. Jangan sampai besar pasak daripada tiang.
Menabung dan Berinvestasi
Generasi milenial juga harus menyadari pentingnya investasi untuk perencanaan keuangan di masa yang akan datang. Mulailah menabung dan berinvestasi sejak dini untuk memastikan bahwa kamu bisa aman secara finansial di masa pensiun nanti. Sisihkanlah minimum 10% dari penghasilanmu untuk menabung dan berinvestasi.
Gunakan Teknologi Perencanaan Keuangan
Sekarang ini sudah banyak aplikasi finansial yang bisa kamu unduh dari smartphone. Gunakan untuk perencanaan keuanganmu. Seperti kalkulator finansial, teknologi tersebut akan membantu dan memungkinkan siapa saja untuk merencanakan keuangan dan menentukan tujuan finansial dalam satu genggaman tangan.
Jangan Berutang Untuk Hal Konsumtif
Berutang boleh boleh aja, asalkan utang tersebut bisa menjadi aset. Misal utang untuk KPR atau utang untuk membeli kendaraan. Jangan kamu berutang hanya untuk memenuhi kebutuhan lifestyle atau mengikuti tren yang ada. Ingat! Utang itu harus tetap dibayarkan apapun yang terjadi dengan kondisi keuanganmu.
Yuk! Jadi milenial yang gak hanya gaya di tampilan tapi juga gaya di laporan keuangan!
Nita Kurniawati
Kembalikan Keseimbangan Keuangan Setelah Lebaran
Apa kabar kondisi keuangan setelah Lebaran? Coba cek saldo rekening, itu merefleksikan cara kita mengatur keuangan lho! Semoga kantong yang kempes sehabis Lebaran sedikit tertolong karena sebentar lagi gajian ya. Atau ada yang gajinya sudah aman masuk ke rekening? Nah mumpung gajian sudah di depan mata, yuk kita atur agar bulan-bulan selanjutnya keuangan kita kembali ke kondisi seimbang.
Dahulukan yang utama
Pengeluaran bulanan terbagi dalam 5 pos utama: cicilan utang, pengeluaran rutin, sosial, menabung/investasi, gaya hidup/lifestyle. Cukupkan penghasilan untuk keperluan primer terlebih dahulu, yaitu cicilan dan pengeluaran rutin.
baca juga: 5 Pengeluaran Bulanan
Rem pengeluaran gaya hidup
Supaya bisa bertahan sampai gajian berikutnya, mau enggak mau kita harus berhemat! Jangan alergi dulu dong sama kata HEMAT. Kalau di bulan Ramadan kemarin kita menahan haus dan lapar, sehabis Lebaran saatnya puasa pengeluaran gaya hidup. Misalnya, pengeluaran makan di restoran padahal bisa makan di warung atau masak di rumah. Masak makanan sendiri jauh lebih hemat dibandingkan membeli loh. Coba deh, kita hitung berapa Rupiah yang dihabiskan untuk sekali makan sebuah keluarga di sebuah restoran? Satu kali makan di restoran bisa setara dengan menu makan sekeluarga untuk 5 hari!
Cara lain adalah dengan substitusi barang yang selama ini kita pakai. Kalau biasanya pakai merek premium, sekarang kita bisa coba menggunakan merek lokal. Toh fungsinya tetap sama kan? Kita bisa sekaligus mendukung merek-merek lokal untuk bisa bertumbuh di negeri sendiri.
Jangan bawa kartu kredit.
Kenapa? Karena kalau pakai kartu kredit kita seringkali tidak sadar kalau kita sebenarnya hanya menunda pembayaran saja. Saat tagihan jatuh tempo, dana untuk melunasinya sudah harus siap. Kartu kredit itu banyak fungsinya asalkan dibayar lunas. Bukan mencicil dengan bunga yang mencekik. Enggak ada ceritanya ya belanja bulanan dicicil. Masa iya kita masih mencicil beras yang udah kita makan 3 bulan lalu?
Agar pengeluaran lebih bisa kita kendalikan, pakai uang cash saja!
Cari penghasilan tambahan
Jika beban cash flow masih terasa berat, mungkin kita perlu mencari penghasilan tambahan. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan garage sale barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumah. Coba cek di sudut-sudut rumah, pasti ada banyak barang yang sudah tidak terpakai namun masih dalam kondisi bagus dan layak jual. Selain bikin rumah dan dada lebih lapang, kita juga dapat uang!
Jadi gimana, siap bertahan hingga gajian berikutnya ya!
Ingin mendapatkan informasi seputar pengelolaan keuangan lebih lanjut? Kamu bisa dengerin Financial Talk bersama QM Trainer Titis Syahluddin di Move On Pagi Radio DFM Jakarta 103.4 FM setiap Kamis jam 8 pagi ☺
Honey JT / financial trainer
Ini Caranya Kelola Angpao Anak
Kalau sebelumnya kita membahas salam tempel sebagai salah satu pengeluaran saat Hari Raya, sekarang saatnya kita bahas gimana caranya mengelola angpao yang diterima anak-anak. Momen anak menerima angpao adalah momen yang tepat untuk mengajarkan mereka tentang konsep uang.
Banyak orang sejak kecil sudah diajarkan tentang menabung, namun saat dewasa tetap saja boros dan gagal menabung. Ini terjadi karena edukasi finansial terbatas pada menabung saja, padahal perlu lengkap dengan keterampilan menghasilkan uang, berbelanja, beramal dan berbagi.
Di QM Financial, kami menggunakan konsep MBMM – Menghasilkan Uang, Berbelanja, Beramal dan Menabung untuk mengenalkan konsep uang pada anak.
baca juga: Labirin Jagoan Finansial
Menghasilkan Uang
Kenalkan kepada anak bahwa uang itu diperoleh karena usaha. Orang tua mereka harus bekerja untuk bisa menghasilkan uang. Untuk uang angpao, orang tua harus pintar-pintar menjelaskan kenapa anak bisa “mendapat hadiah uang”. Misal karena selalu semangat puasa. Semangatnya yang di-highlight, karena puasa adalah sesuatu yang wajib dilakukan. Atau ada tradisi di mana anak-anak kecil harus perform di depan kakek nenek, dengan bernyanyi atau menari untuk mendapatkan angpao.
Dengan berusaha terlebih dahulu sebelum mendapatkan uang, anak akan belajar menghargai uang. Mereka pun belajar mensyukuri dan menghargai apa pun yang dimilikinya.
Berbelanja
Konsep uang yang kedua adalah berbelanja. Ya. Belanja pun perlu belajar loh. Ajarkan anak membuat daftar belanja yang berisi barang-barang yang mereka butuhkan untuk dibeli. Ajak mereka ke toko untuk membeli barang yang ada dalam daftar. Lalu ajarkan cara memilih barang, mengecek harga dan membuat perbandingan dengan alternatif merek atau barang lain sebelum memutuskan membeli.
Beramal
Dalam setiap rezeki yang kita terima, ada bagian untuk sesama. Ajarkan anak berbagi dengan memberikan sebagian dari uang yang dia peroleh untuk disumbangkan, misal melalui kotak donasi di tempat ibadah.
Menabung
Anak perlu belajar untuk membedakan keinginan dan kebutuhan. Minta anak untuk membuat daftar keinginan, barang apa yang ingin mereka miliki atau pengalaman seperti apa yang ingin mereka alami. Lalu cek apakah uang yang mereka memiliki cukup. Kalau cukup mereka boleh berbelanja. Namun, jika belum cukup mereka perlu menabung terlebih dahulu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Di sini anak akan belajar untuk menunda keinginan. Bahwa tidak semua keinginan harus dipenuhi saat itu juga.
Dengan uang angpao yang mereka miliki, anak bisa mengenal konsep uang dengan mengalami MBBM. Semakin dini dibiasakan dan dicontohkan oleh orang tua, niscaya hal ini akan menjadi bekal pengelolaan keuangan yang baik dan bijak bagi generasi berikutnya.
QM Admin