QM 15th Anniversary: Berbagi Kebiasaan Baik Edukasi Finansial
#BiasaJadiBaik adalah gerakan untuk mengajak teman-teman menyiapkan kebiasaan baik.
Saat kita pensiun nanti, dari kebiasaan-kebiasaan baik lah kita bisa punya kualitas hidup lebih baik. Ini perlu dimulai dari sekarang.
Ada kebiasaan baik di pagi hari. Ada kebiasaan baik dengan pasangan. Ada juga kebiasaan baik dalam mengelola uang.
baca juga: #BiasaJadiBaik
29 September ini, QM Financial merayakan ulang tahunnya yang ke-15. Dalam rangka ulang tahun, QM mengajak teman-teman menceritakan kebiasaan baik memberikan edukasi finansial kepada karyawan dan komunitasnya.
Ini pesan mereka yang telah bekerja sama dengan QM Financial dalam memberikan edukasi finansial untuk karyawan dan komunitasnya.
- Rabobank International Indonesia
Bagi karyawan, kesehatan keuangan adalah tanggung jawab kita sendiri, bukan perusahaan.
Irvan Darmawan
VP – Head of HR Learning and Talent Development
Rabobank International Indonesia
- Aethra Learning Center
Mendidik kemampuan mengatur keuangan pada anak sama dengan mengajarkan mereka tentang priority management, decision making, dan basic emotional intelligence.
Ketiga hal ini sangat dibutuhkan di bidang pekerjaan apapun.
-Jessica Farolan
Owner & Senior Trainer – Aethra Learning Center, Biro pengembangan SDM berbasis psikologi positif pertama di Indonesia
- PwC Indonesia
Edukasi finansial akan membuat kita mampu mengambil keputusan finansial yang lebih efektif dengan kapasitas dana yang kita miliki.
– Djohan Pinnarwan, Rekan PwC Indonesia
15 tahun perjalanan bukanlah jalan yang serba mulus. Tapi ini tidak menyurutkan niatan QM Financial untuk terus berkontribusi pada pendidikan finansial di Indonesia. Masih lebih banyak lagi orang yang perlu kami temui agar bisa turut memperbaiki keuangan semua orang.
Mari bergandengan tangan bersama kami untuk turut mendukung edukasi keuangan ke seluruh negeri dimulai dari kantor atau komunitasmu. Mulai dari kebiasaan baik bertanggung jawab terhadap keuanganmu sendiri.
Share yuk kebiasaan baikmu! (Karena) biasa, (lama lama) jadi baik!
QM Admin
Milenial, Kamu Mampu Kok Beli Properti
Masa muda adalah masa kejayaan. Demikian jargon yang sering kita dengar di kalangan milenial. Walaupun usia rata-rata masih di bawah 30 tahun, mereka sudah mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Umumnya mereka sudah memiliki penghasilan yang terbilang cukup dari pekerjaannya.
Meski punya penghasilan besar, kalangan milenial ini justru diprediksi tidak mampu untuk membeli properti seperti rumah atau apartemen sebagai hunian pribadi bahkan sebagai investasi. Penyebab utamanya adalah gaya hidup mereka yang tinggi. Kalangan milenial cenderung mengikuti tren yang terjadi saat ini mulai dari teknologi, fesyen, travelling, hingga menggunakan berbagai produk dari brand ternama. Hal inilah yang membuat kalangan milenial melupakan pentingnya menabung dan investasi dalam bentuk properti.
Sebagai wujud kepedulian terhadap karyawannya yang mayoritas milenial, pada tanggal 15 Agustus 2018 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mengundang Ligwina Hananto – lead trainer QM Financial – untuk memberikan edukasi finansial kepada para karyawan OJK.
Sharing session kali ini membahas tentang pengelolaan keuangan untuk investasi dalam menjaga nilai kekayaan. Pengelolaan keuangan disini lebih mengarahkan agar para karyawan mempunyai minat untuk memiliki properti seperti rumah atau apartemen di usia muda. Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum membeli properti:
- Pilih Lokasi yang Tepat. Lokasi adalah salah satu penentu utama ketika kita hendak membeli properti. Lokasi akan sangat mempengaruhi harga properti itu sendiri. Selain itu, pemilihan lokasi ini juga perlu sekali dipertimbangkan jika properti yang dibeli akan digunakan untuk hunian pribadi. Pilihlah lokasi terbaik yang dekat dengan akses ke berbagai tempat. Misalnya transportasi umum, pusat perbelanjaan, sekolah, rumah sakit, taman bermain, dan sebagainya.
- Periksa Reputasi Developer. Sebagaimana investasi lainnya, membeli properti juga memiliki risiko. Hal ini tentu sangat penting diketahui oleh investor pemula atau kamu yang ingin membeli properti untuk hunian pribadi. Untuk meminimalisir terjadinya risiko, pilihlah developer yang memiliki reputasi terbaik di pasaran. Cek juga izin pembangunan dan hal lainnya yang terkait dengan properti yang akan kamu beli, sehingga properti yang akan kamu beli tidak akan menimbulkan masalah/kerugian di masa yang akan datang.
- Ajukan KPR. Kamu bisa mengajukan KPR jika ingin membeli properti. Hal ini dapat meringankan beban biaya yang harus dikeluarkan. Siapkan uang muka atau down payment (DP) sebesar 30% dari harga properti. Kamu bisa mulai investasi bulanan untuk mencapai target DP properti ini. Misalnya dengan harga properti Rp600.000.000, kamu perlu menyiapkan DP sebesar Rp180.000.000. Jika kamu ingin mencapai target DP dalam jangka waktu 5 tahun, kamu perlu berinvestasi sebesar Rp2.500.000/bulan ke dalam produk yang bisa memberikan imbal hasil 8% per tahun.
- Siapkan Dana Tambahan. Ada beberapa biaya tambahan yang perlu dipenuhi saat hendak membeli properti, antara lain biaya provisi, biaya administrasi, biaya asuransi, biaya legalisir notaris, appraisal, clearance sertifikat dan pajak jual beli. Besaran biaya ini bisa mencapai 5-10% dari harga rumah. Siapkan dananya bersama dengan DP ya.
- Pilihlah Jangka Waktu Pembayaran yang Sesuai. Kemampuan finansial setiap orang berbeda. Pilihlah jangka waktu yang sesuai dengan kemampuan kamu. Jangan memaksakan diri bila memang belum mampu mengambil jangka waktu pendek. Jangka waktu cicilan akan mempengaruhi seberapa besar cicilan yang harus kamu bayar setiap bulannya. Ingat, selain cicilan KPR, masih ada kebutuhan hidup lainnya yang perlu dipenuhi. Atur jangka waktu pelunasan agar besaran cicilan maksimum 30% dari pendapatan bulanamu. Jadikan cicilan KPR sebagai salah satu pos terpenting di dalam keuangan. Kamu juga harus mengelola keuangan dengan baik, yakni dengan melakukan penghematan untuk berbagai pengeluaran yang tidak begitu penting.
Memiliki properti menjadi hal yang kerap terlupakan di kalangan milenial yang cenderung memilih gaya hidup yang tinggi ketimbang membeli properti. Dengan kenaikan harga properti yang tinggi, yuk mulai prioritaskan properti sebagai salah satu salah satu aset yang wajib dimiliki sejak muda. Milenial, kamu mampu kok beli properti. Selamat memulai perjalanan memiliki properti pertamamu sendiri!
Nita Kurniawati
Serba-serbi Investasi
Halo! Sudahkah kamu berinvestasi?
Investasi adalah kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi. Bedakan dengan menabung ya. Bunga atau imbal hasil tabungan prosentasenya sangat kecil, itupun masih harus berkejaran dengan tingginya biaya administrasi bulanan bank. Menabung memang memiliki risiko relatif kecil karena dana hingga Rp2 M dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Namun untuk jangka waktu panjang, kegiatan menabung ini kurang cepat membantu kita meraih tujuan finansial.
Kenapa harus investasi?
Kita punya dana terbatas tapi punya banyak tujuan. Beberapa tujuan finansial punya nilai yang tinggi. Tujuan-tujuan finansial ini akan berat kalau dicapai hanya dengan menabung saja. Misal tujuan finansial mengumpulkan Dana DP Rumah Rp100.000.000 dalam waktu 5 tahun. Untuk mencapai target dana ini dengan menabung, kita harus menyisihkan Rp1.600.000 per bulan. Sedangkan kalau berinvestasi melalui produk yang diasumsikan memberikan imbal hasil 7% per tahun, maka cukup menyisihkan sekitar Rp188.000 per bulan. Jauh ya bedanya?
Pilihan produk investasi
Ada berbagai macam produk investasi yang bisa kamu pilih. Pilihan produk investasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan finansial ya.
baca juga: Memilih Produk Yang Melayani Tujuan Finansial
Saat berinvestasi, kita sedang mengakumulasikan aset. Ada tiga macam aset aktif yang bisa dipilih.
-
- Bisnis. Bisnis bisa memberikan tingkat imbal hasil tinggi dengan modal yang relatif kecil. Kalau sudah punya ide bisnis, kamu bisa mulai dengan menyusun rencana bisnis dan menetapkan strategi yang dimulai dari finansial.
Ikuti workshopnya yang akan berlangsung September ini: #FinClicBisnisWorkshop 8-9 SEP 2018
2. Properti. Investasi properti bisa berupa tanah, rumah, kebun atau sawah.
3. Surat berharga. Kita bisa berinvestasi langsung dalam bentuk saham, obligasi, sukuk, SUN serta SBR & atau secara tidak langsung dengan membeli reksadana.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mulai berinvestasi
Selain menetapkan tujuan finansial, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan sebelum mulai berinvestasi.
- Kenali produknya. Produk seperti apa yang ditawarkan? Apakah imbal hasil yang dijanjian masuk akal? Kita perlu waspada terhadap tawaran investasi yang menjanjian imbal hasil tinggi dan stabil dalam jangka waktu pendek.
- Kenali pengelolanya. Untuk produk keuangan, pastikan pengelola produk investasi yang kita pilih terdaftar dan diawasi oleh OJK.
- Kenali risikonya. Saat berinvestasi kita berhadapan dengan risiko. Untuk meniminimalkan risiko kita bisa melalukan diversifikasi dan menyesuaikan risiko dengan jangka waktu investasi. Semakin dekat jangka waktunya, semakin rendah toleransi kita terhadap risiko.
Dengan tujuan finansial yang banyak dan beragam, kita perlu membekali diri dengan pengetahuan berinvestasi. Bingung memilih produk investasi yang bisa melayani tujuan finansialmu? QM Planner bisa membantu. Hubungi kami via WA di 0811 1500 68 (Mia/Nita).
Titis / Financial Trainer
Merdeka Dan Setara: Kemandirian Finansial Dalam Perspektif Gender
Sepanjang bulan Agustus, QM Financial banyak mengangkat isu merdeka. Mulai dari Merdeka Dalam Berkarya, Merdeka Untuk Pensiun, Merdeka Dari Utang dan terakhir Merdeka Dan Setara. Senin lalu, dalam siaran PowerTalk PowerYourMoney, Ligwina Hananto mengundang Hannah Al Rashid sebagai narasumber. Hannah adalah aktris sekaligus aktivis kesetaraan gender.
Menurut Hannah, kesetaraan adalah salah satu bentuk kemerdekaan. Kesetaraan akan mendorong kita untuk berdiri di kaki sendiri, menentukan arah hidup kita sendiri – tentunya dengan pilihan yang baik. Kebebasan untuk memilih ini sangat penting.
Tahun lalu, Hannah membuat campaign YouTube “16 Days of Activism”. Dalam salah satu video, Ligwina Hananto mengemukakan pendapatnya tentang hubungan antara finansial dengan kekerasan. Ketika bertemu dengan perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, yang pertama kali kita pikirkan adalah: “Kenapa enggak ditinggalin aja”. Jawabannya: “Nanti saya makan apa, tinggal di mana? Anak-anak sekolahnya gimana?”
Ternyata mereka enggak punya keberanian untuk meninggalkan karena punya ketergantungan finansial! Jadi urusan keuangan jadi lebih penting dibahas untuk para perempuan. Kalau mereka bisa menghasilkan uang sendiri, mereka akan punya keberanian dan kekuatan untuk meninggalkan lingkaran yang tidak sehat tadi untuk bisa berdiri di kaki sendiri.
Apa saja yang bisa dilakukan perempuan untuk bisa merdeka dan setara?
- Belajar menghasilkan uang. Penting bagi setiap orang untuk belajar menghasilkan uang – termasuk ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga bisa mulai dengan memperlakukan uang bulanan dari pasangan sebagai penghasilan. Lalu naik kelas dengan belajar menghasilkan uang sendiri, misalnya berdagang. Enggak harus meninggalkan rumah kok. Banyak pintu penghasilan yang bisa dikerjakan di rumah. Jadi, tanggung jawab sebagai ibu dan istri tetap terlaksana.
- Belajar mengelola pengeluaran. Setelah menghasilkan uang, kita perlu belajar mengelola pengeluaran. Ada 5 kategori pengeluaran bulanan yang biasa digunakan QM Financial. Coba cek apakah pengeluaranmu sudah sesuai dengan batasan yang tertera di bawah ini.
- Pengeluaran Rutin: 20 – 40%
- Cicilan Utang: maks. 30%
- Pengeluaran Sosial: min 2.5%
- Menabung/Investasi: 10 – 30%
- Pengeluaran Lifestyle: maks. 20%
3. Menyiapkan proteksi kesehatan. Setiap orang tanpa terkecuali perlu proteksi kesehatan, baik melalui BPJS Kesehatan, fasilitas kesehatan dari kantor maupun asuransi kesehatan swasta yang dibeli sendiri. Pastikan seluruh keluarga terlindungi dengan plafon yang cukup ya.
4. Mengelola aset. Mari belajar mengelola aset, terutama aset aktif yang bisa berupa:
- Bisnis. Bisnis yang yang dimaksud adalah bisnis yang bisa tetap berjalan tanpa si pemilik harus mengurusi. Sudah ada profesional yang mengelola dan kamu tinggal terima bagi hasil secara reguler.
- Properti. Properti menjadi aset aktif saat sudah mampu memberikan penghasilan pasif berupa uang sewa, sehingga kamu bisa menerima penghasilan rutin.
- Surat berharga. Surat berharga dengan basis instrumen pendapatan tetap seperti obligasi akan memberikan imbal hasil reguler berupa kupon obligasi. Kamu juga bisa mendapatkan dividen dari saham. Yuk berkenalan dengan produk pasar modal seperti saham dan obligasi.
5. Menyiapkan pensiun. Semua orang perlu pensiun. Ada banyak alternatif untuk menyiapkan dana pensiun, diantaranya mengikuti program dana pensiun dari kantor, BPJS Ketenagakerjaan atau menyiapkan Dana Pensiun mandiri hasil investasi rutin di produk keuangan seperti reksadana.
Enggak ada alasan lagi perempuan tidak merdeka dan setara karena ketergantungan finansial ya. Yuk, terus perbaiki cara kita berhubungan dengan uang. Your money, your responsibility.
QM Admin
5 Alasan Kamu Perlu Menyiapkan Dana Pensiun Sejak Dini
Topik Dana Pensiun memang bukanlah topik yang seksi untuk dibahas. Dana Pensiun selalu masuk ke tujuan finansial jangka panjang (>10 tahun). Karena banyaknya tujuan finansial jangka pendek dan jangka menengah yang lebih urgent untuk dipenuhi, kita sering mengabaikan satu tujuan penting ini. Memang sih lebih seru membahas ‘Tahun depan liburan ke mana?’ dibanding ‘Dana Pensiun kamu udah disiapin belum?’.
Beberapa tahun terakhir, QM Financial banyak terlibat dalam program pelatihan persiapan pensiun di perusahaan-perusahaan. Program persiapan pensiun seringkali diadakan sangat dekat dengan periode pensiun. Padahal dengan kebutuhan dana yang sangat besar, kita butuh waktu yang panjang untuk mempersiapkannya. Ini lima alasan kenapa kamu perlu menyiapkan Dana Pensiun sejak dini.
- Saat pensiun, kamu tidak lagi mempunyai penghasilan. Pensiun adalah masa di mana kita berhenti bekerja demi sesuap nasi. Bukan berarti kita tidak bekerja sama sekali. Kita bisa tetap berkarya, namun karena tidak lagi mendapatkan penghasilan bulanan dari perusahaan, kita harus menyiapkan sendiri penghasilan pasif – hasil dari investasi aset aktif – untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup selama pensiun.
- Biaya hidup akan terus naik karena inflasi. Dalam 5 tahun terakhir, besaran inflasi dari data Bank Indonesia sekitar 5%. Jadi jika saat ini kamu berusia 30 tahun dengan biaya hidup bulanan Rp2.000.000 maka biaya ini akan menjadi Rp6.7juta saat masuk usia pensiun 55 tahun. Tahun berikutnya biayanya naik 5% lagi. Banyak ya.
- Kebutuhan biaya pensiun kita besar. Apakah kamu pernah menghitung berapa besarnya Dana Pensiun yang kamu butuhkan? Mungkin kamu berpikir ‘Ah tenang saja, kan ada dana pensiun dari kantor’. Coba hitung lagi, apakah dana pensiun dari kantormu mencukupi?
Baca juga: Dana Pensiun Dari Kantor Bukan Jaminan Pensiun Sejahtera
- Mencegah sandwich generation. Saat pensiun nanti, pengeluaran seperti cicilan rumah, kendaraan dan pengeluaran untuk kebutuhan anak seharusnya sudah tidak ada lagi. Anak-anak pun sudah membangun kehidupan sendiri. Dengan memiliki Dana Pensiun yang mencukupi, kita bisa pensiun dengan mandiri tanpa membebani generasi berikutnya.
- Memanfaatkan compound interest. Usia muda adalah kesempatan berharga untuk memanfaatkan hukum compound interest. Semakin panjang jangka waktu investasi, semakin kecil jumlah uang yang perlu kamu investasikan per bulannya. Kamu bahkan bisa mulai investasi Dana Pensiun dengan setengah dari harga sepatumu! Dengan hanya mengurangi sedikit porsi lifestyle, kamu bisa menyiapkan diri untuk pensiun sejahtera.
Baca juga: Investasi Untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu!
Jadi, enggak ada lagi alasan untuk menunda menyiapkan Dana Pensiun ya. Kalau membutuhkan konsultasi untuk kebutuhan Dana Pensiunmu, kamu bisa menghubungi tim QM Financial di WA 0811 1500 688.
Ayo mulai berinvestasi untuk masa pensiun yang sejahtera!
QM Admin
Tiga Syarat Utang Sehat
Siapa yang enggak punya utang?
Kalau bisa sih enggak punya utang ya. Tapi tak bisa dipungkiri, utang bisa membantu kita memiliki barang dengan nilai tinggi, misalnya properti. Utang itu enggak dilarang kok, asal utangnya sehat.
Syarat utang sehat itu begini:
Jelas utangnya buat apa. Kenapa sih kita berutang? Pasti karena enggak punya uang dong. Enggak punya uang untuk apa dulu nih? Kalau enggak punya uang untuk beli rumah secara tunai, wajar. Itulah kenapa kita bisa mengambil kredit kepemilikan rumah dengan menyiapkan 30% down payment dan mencicil sisanya.
Yang enggak wajar itu kalau kamu utang untuk hal konsumtif. Yang paling sering terjadi adalah utang untuk beli gadget terbaru. Ini fakta menyakitkannya: kalau kamu enggak sanggup beli secara tunai, itu artinya kamu belum mampu. Narasumber siaran PowerTalk PowerYourMoney – Pak Alex Chandra menyarankan untuk “Hiduplah satu level di bawah kemampuanmu.” Ini yang ngomong pemilik bank loh. Beliau saja hidup satu level di bawah kemampuannya. Apa kabar kita ya?
So, asking this to yourself: Are you living the lifestyle you deserve? ☺
Ada periode yang cocok dengan yang dihutangi. Prinsipnya, jangka waktu penggunaan harus lebih lama dibanding jangka waktu pinjaman. Kalau beli rumah yang akan ditinggali selama 20-25 tahun, periode cicilan KPR bisa diatur selama 10-15 tahun. Jangka waktu pinjaman juga akan berpengaruh pada besarnya cicilan dan banyaknya bunga yang dibayarkan. Semakin lama pinjaman, cicilan semakin ringan namun total bunga yang dibayarkan semakin besar. Perlu dicatat jangan sampai utang untuk barang habis terpakai seperti beras yang sudah pasti habis dikonsumsi. Bayar tunai atau debit – enggak perlu sampai utang kartu kredit.
Sehat karena mampu bayarnya. Ukuran mampu biasanya dilihat dari komposisi utang terhadap penghasilan rutin, sebesar 10%-30%. Tapi selain memastikan penghasilan untuk membayar cicilan, kamu juga perlu menyiapkan Dana Darurat.
Saat #FinClic tentang Merdeka Dari Utang di instagram Ligwina Hananto @mrshananto, salah satu follower mengungkapkan dirinya tidak punya utang, tapi orangtuanya punya utang ke bank untuk renovasi rumah. Lalu muncul cobaan, orangtuanya kehilangan sumber pendapatan sehingga kemampuan membayar utang terganggu. Alhasil, anak-anaknya harus patungan untuk membayar cicilan tiap bulan. Sedih banget gak sih? Yang utang bukan kita, tapi kita kena dampaknya. Jadi kalau ada kasus kayak gini gimana dong?
Solusi pertama, di sinilah Dana Darurat menjalankan fungsinya. Salah satu fungsi Dana Darurat adalah menggantikan penghasilan yang hilang. Itulah kenapa perhitungannya menggunakan besaran pengeluaran bulanan. Agar saat terjadi keadaan darurat – seperti PHK misalnya – keluarga bisa tetap melanjutkan hidup dan membayarkan cicilan sembari si pencari nafkah mencari pekerjaan pengganti. Dengan begitu, tak perlu ada yang terdampak dari hilangnya penghasilan. Coba cek, Dana Daruratmu aman kan? ☺
Solusi kedua, punya banyak pintu penghasilan. Jadi saat pintu penghasilan utama tertutup, masih ada pintu penghasilan samping yang terbuka. Mungkin kamu jadi harus menurunkan lifestyle untuk sementara, tapi paling tidak cicilan dan biaya hidup tercukupi.
Jadi ternyata literasi finansial enggak boleh berhenti di kita saja ya. Sebarkan ke keluarga dan orang-orang terdekat. Karena meski kita sudah berhati-hati mengurus uang, urusan utang orang lain pun bisa berdampak pada kita juga.
Salam literasi finansial!
QM Admin
Kapan Kamu Mau Merdeka Dari Utang?
Kementerian Keuangan melansir data jumlah utang Indonesia sebesar Rp4.253 triliun hingga 31 Juli 2018. Jumlah yang besar ya. Namun tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan besarnya utang luar negeri. Pemerintah terus memastikan utang berada dalam batas aman dan digunakan untuk kepentingan pembangunan infrastruktur.
Utang negara sudah ada yang mengurusi. Kamu cukup mengkhawatirkan utangmu sendiri? Kalau utang negara digunakan untuk pembangunan infrastruktur, utangmu dipakai untuk apa? Kalau utang untuk aset aktif seperti rumah sih oke ya. Tapi kalau utang untuk hal-hal konsumtif seperti beli gadget atau tiket untuk liburan? Hmm… ini sih harus segera dibereskan.
Dalam salah satu sesi pelatihan finansial yang diadakan oleh QM Financial, seorang peserta menceritakan pengalamannya memiliki utang kartu kredit yang hanya dibayarkan minimal setiap bulan. Padahal dia juga berinvestasi secara rutin di reksadana.
Coba bandingkan berapa bunga utang kartu kredit dan imbal hasil investasi di reksadana. Besaran bunga kartu kredit yang harus kamu bayarkan bisa mencapai 35% per tahun loh. Aturan Bank Indonesia Juni 2017 sudah menurunkan basis bunga kartu kredit jadi maksimal 27% per tahun. Angka ini jauh lebih besar dibanding imbal hasil investasimu kan? Investasi di reksadana saham sekalipun asumsi imbal hasilnya sekitar 15% per tahun. Jadi, kalau kamu tidak melunasi utang kartu kreditmu, ‘saldo’ imbal hasilnya minus 12% per tahun. Apa gunanya investasi kalau bunga kartu kredit terus menggerogoti?
Tidak punya utang itu melegakan loh. Yuk bikin rencana pelunasan biar kamu bisa jawab pertanyaan ini: kapan kamu mau merdeka dari utang?
- Catat pengeluaran bulanan. Oke ini memang agak menyebalkan. Tapi kalau kamu tidak tahu ke mana saja uangmu pergi, bagaimana kamu bisa tahu pos mana yang bisa kamu hemat untuk mempercepat pelunasan utang. Kami di QM Financial biasanya membagi pengeluaran bulanan menjadi 5 pos sbb: rutin, cicilan, sosial, menabung/investasi dan lifestyle.
[Baca di sini: https://qmfinancial.com/2016/11/silakan-baca-tentang-5-pengeluaran-bulanan-yang-harus-kamu-ketahui/]
- Hemat, grak!. Bukan hormat ya, hemat. Hihihi. Dari lima kategori pengeluaran bulanan di atas yang paling bisa dihemat adalah rutin dan lifestyle. Kamu bisa mulai dengan mengurangi frekuensi makan di luar dan menggantinya dengan masak sendiri di rumah, beralih pilihan transportasi dari taksi ke ojek online atau mengganti merek-merek yang biasa kamu pakai dengan yang lebih terjangkau. Tenang, ini hanya sementara kok. Kalau utangmu sudah lunas, kamu bisa kembali ke gaya hidup yang kamu mau.
- Menambah penghasilan. Selain berhemat, cara lain yang bisa dilakukan adalah menambah penghasilan. Alangkah baiknya jika kita punya penghasilan dari berbagai sumber. Kalau kamu karyawan, kamu bisa mencoba mencari tambahan penghasilan dengan menjadi freelancer di bidang yang kamu kuasai atau memilih untuk berdagang. Catatannya, jangan sampai pekerjaan sampingan ini menganggu pekerjaan utamamu.
- Perbesar kemampuan mencicil. Rasio cicilan utang yang ideal adalah 30% dari penghasilan bulanan. Namun untuk mempercepat pelunasan utang yang konsumtif kamu bisa memperbesar porsinya menjadi 40%. Hasil penghematan dan penghasilan tambahan dari pekerjaan sampingan bisa digunakan untuk memperbesar jumlah cicilan yang dibayarkan per bulannya.
- Cek aset. Kalau sudah berusaha berhemat dan menambah penghasilan agar bisa menambah penghasilan belum cukup membantu mengurangi saldo utang, pertimbangkan melepas aset untuk melunasi utang. Tentu terasa lebih mudah jika kita punya aset lancar seperti deposito atau reksadana yang bisa segera dicairkan. Tapi bagaimana jika harus menjual aset tidak lancar seperti kendaraan atau properti? Jangan buru-buru. Jadikan ini solusi terakhir jika keempat langkah sebelumnya belum berhasil.
Peringatan Kemerdekaan Indonesia seharusnya juga menjadi pengingat bagi kita untuk menjadi manusia yang merdeka. Merdeka dari utang!
Ingin mendapatkan informasi seputar pengelolaan keuangan lebih lanjut? Kamu bisa mendengarkan siaran Financial Talk bersama QM Trainer Titis Syahluddin di Move On Pagi Radio DFM Jakarta 103.4 FM setiap Kamis jam 8 pagi.
QM Admin
Merdeka Untuk Pensiun
Apakah kamu sudah terbayang akan seperti apa masa pensiun yang merdeka? Apa saja yang sudah kamu siapkan untuk menghadapi masa pensiun?
Masa pensiun seharusnya menjadi masa yang paling indah. Sudah susah-susah bekerja, sekaranglah saatnya menikmati masa tua yang merdeka dan sejahtera. Untuk bisa merdeka di masa pensiun, kita butuh dana pensiun yang jumlahnya raksasa! Ini perlu disiapkan dari sekarang. Di masa pensiun nanti kita perlu memiliki aset aktif yang bisa memberikan penghasilan pasif. Ada 3 jenis aset aktif yang bisa dipilih: bisnis, properti dan surat berharga.
Enggak semua pensiunan harus jadi pemilik bisnis loh. Tapi memang bisnis jadi salah satu aset aktif yang paling diminati karena mampu memberikan imbal hasil paling tinggi. Sayangnya, banyak orang memulai bisnisnya mendekati atau bahkan setelah memasuki usia pensiun. Padahal bisnis kan tidak selalu sukses, banyak juga gagalnya. Berdasarkan pengalaman salah satu pemilik bisnis, mereka yang baru memulai bisnis menjelang atau saat pensiun, usahanya gulung tikar di bulan ke-6!
Oleh karena itu, banyak orang yang mulai membangun bisnisnya sejak masih menjadi karyawan. Salah satunya adalah Pak Akhyar Sulhan, karyawan di sebuah bank yang juga pemilik bisnis Kepiting Depok. Menjabat sebagai kepala cabang sebuah bank, Pak Akhyar berpikir kalau bisa menjual produk perusahaan, kenapa enggak bisa jual produk sendiri? Pak Akhyar tidak hanya menekuni satu bisnis saja. Berawal dari hobi makan, Pak Akhyar mulai memasarkan berbagai produk makanan. Mulai dari rendang, udang premium, dan yang paling hits kepiting. Untuk karyawan yang ingin memulai bisnis, Pak Akhyar menyarankan untuk menyingkirkan rasa malu. Jangan baper! Kita harus bangga akan produk yang kita jual.
baca juga: Ingin Berbisnis Setelah Pensiun?
Lain Pak Akhyar, lain pula Pak Alex. Kalau Pak Akhyar memulai bisnis sejak masih menjadi karyawan, Pak Alex mengambil langkah yang berani. Beliau meninggalkan karirnya sebagai pimpinan cabang sebuah bank swasta untuk membangun bisnis bank sendiri. Keberaniannya berbuah manis. Kini, bank miliknya sudah berkembang menjadi BPR terbesar di Bali dengan aset terbesar kedua secara nasional. Dialah Bapak Alex Purnadi Chandra, Founder dan Chairman dari BPR Lestari.
Pak Alex mempunyai definisi sendiri untuk pensiun. Menurut Pak Alex, pensiun bukan tentang berhenti bekerja, tapi titik di mana kita bekerja tak lagi demi sesuap nasi. Kebutuhan hidup sudah tercukupi dari penghasilan pasif, hasil investasi aset aktif. Kita bekerja karena memang ingin bekerja, karena suka dengan apa yang kita kerjakan – kita berkarya.
Di salah satu wawancara dengan sebuah media, Pak Alex pernah memaparkan data bahwa menurut survei, 70% tenaga eksekutif terancam miskin di usia pensiunnya. Bahkan data Gallup terhadap 100 orang yang diikuti perjalanan hidupnya hingga usia 65 tahun menunjukkan bahwa sebanyak 54% diantaranya masih harus ditanggung pemerintah atau menjadi beban keluarga, 5% harus tetap bekerja setelah pensiun, 36% meninggal dunia, 4% sejahtera dan 1% kaya raya. Data ini semakin menguatkan bahwa kita perlu menyiapkan pensiun sejak dini.
Persiapan pensiun sudah harus disiapkan ketika kita mulai bekerja. Penghasilan pasif seharusnya dibangun mulai usia 25 tahun, sehingga ada waktu 30 tahun hingga usia pensiun 55 tahun. Dengan investasi yang rutin, di usia pensiun nanti hasil investasi aset aktif sudah bisa memberikan penghasilan pasif yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan begini, tidak akan ada lagi orang yang miskin di usia pensiun.
Coba cek berapa umurmu sekarang? Apakah kamu sudah memulai langkah investasi untuk mengumpulkan aset aktif agar bisa pensiun dengan merdeka?
Kalau bingung mau investasi ke mana, ikutan aja Financial Clinic Workshop yang akan diadakan 25-26 Agustus 2018 di Jakarta. Belajar sekali, manfaatnya seumur hidup. Daftar di sini: bit.ly/FinClic2526AGT.
Fransisca Emi
Merdeka Dalam Berkarya
Sudah masuk bulan Agustus! Karena bulan Agustus ini kita merayakan kemerdekaan Indonesia, kita mau bahas tentang merdeka dalam berkarya.
Pintu rezeki orang itu berbeda-beda. Ada yang bekerja dengan menjadi karyawan, pemilik bisnis, freelancer, self-employed atau juga investor. Enggak harus dipilih salah satu loh. Ada juga yang pernah menjalani berbagai pilihan karir ini, seperti narasumber siaran PowerTalk PowerYourMoney Senin, 6 Agustus yang lalu – Glenn Marsalim. Glenn pernah menjadi karyawan di sebuah advertising agency. Meniti karir dari bawah, Glenn berproses menjadi Creative Director yang disegani.
Menurut Glenn, kita perlu uang untuk hidup. Tapi dia tidak mau hidup untuk uang. Karena itulah dia memutuskan menjadi freelancer. Di sini Glenn menemukan kebebasan untuk berkarya dengan mengambil project yang dia suka. Tak cukup hanya menjadi freelancer, Glenn pun menyalurkan bakatnya dengan mendirikan dua bisnis: @mangkokayamid dan #nasiayamjagoan. Bisnis keduanya saat ini sedang vakum karena alasan operasional.
Kalau biasanya freelancer menghindari komitmen utang jangka panjang karena penghasilan yang tidak pasti, Glenn punya pendapat sendiri. Baginya yang terbiasa menjalani gaya hidup sederhana, hidup perlu diisi dengan ambisi. Itulah kenapa ia memberanikan diri mengajukan kredit properti dengan jangka waktu cicilan 5 tahun. Meski mengaku berat menjalani, Glenn mendapatkan hikmah tersendiri. Kedua bisnisnya lahir dari kesulitan membayar cicilan bulanan. Sungguh sebuah perspektif yang unik!
Semua pilihan karir yang dijalani tentu menyimpan suka duka. Saat jadi karyawan, kita memiliki penghasilan yang tetap setiap bulan. Karyawan pun mendapatkan banyak fasilitas pengembangan diri dari seperti training dan coaching dari perusahaan tempatnya bekerja. Saat menjadi freelancer, meski punya kebebasan waktu, kita harus merogoh kocek sendiri untuk mengikuti training yang dibutuhkan. Jadi pemilik bisnis pun ternyata banyak tantangannya. Mulai dari melayani pelanggan yang punya banyak kemauan hingga waktu terbatas karena mengurusi banyak hal. Jadi, kamu pilih berkarya lewat jalur yang mana?
Selain merdeka dalam berkarya, kamu juga harus merdeka dalam mengatur uang. Ini nih tips biar kamu bisa merdeka dalam berkarya dan juga merdeka atur uangnya:
-
- Susun anggaran bulanan. Untuk bisa mengelola cash flow dengan baik, kuncinya adalah membuat anggaran bulanan. Tetapkan pengeluaran tetap per bulan. Jadi enggak masalah kalau penghasilannya naik turun, yang penting pengeluarannya dikunci. Jangan sampai besar pasak daripada tiang.
- Siapkan Dana Darurat. Dana ini berfungi untuk berjaga-jaga kalau terjadi keadaan yang tidak diinginkan, misalnya invoice telat cair. Besaran Dana Darurat ditetapkan berdasarkan pengeluaran bulanan. Untuk single: 4x, menikah 6x, menikah dengan 1 anak 9x, menikah dengan 2 anak/lebih 12x dan freelancer 12x.
- Siapkan proteksi kesehatan, jiwa dan juga dana hari tua. Proteksi dan persiapan pensiun menjadi dua hal yang sering terlupakan. Bekerja sendiri tentunya berarti bahwa kamu bertanggungjawab untuk melindungi diri sendiri. Perlindungan yang wajib kamu miliki adalah asuransi kesehatan. Saat jadi karyawan, asuransi kesehatan kita biasanya di-cover oleh kantor. Nah, saat bekerja sendiri, pastikan proteksi ini tetap ada. Bisa dengan membeli asuransi kesehatan swasta atau minimal BPJS Kesehatan. Selanjutnya, jika kamu adalah pemberi nafkah utama keluarga, pastikan kamu memiliki asuransi jiwa. Yang seringkali terlewatkan juga adalah proteksi sebagai seorang pekerja. Pemerintah melalui BPJS Ketenagakerjaan memiliki 4 program untuk menjamin pekerja yang sejahtera: jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun. Apakah kamu sudah terproteksi? Apakah kamu yakin bisa pensiun dengan sejahtera? Sudah capek kerja, pastikan kamu bisa pensiun dengan sejahtera.
Ayo terus merdeka dalam berkarya tanpa khawatir besok makan apa. ☺
Fransisca Emi / financial trainer
Atur Keuangan Atlet Agar Tetap Sejahtera Di Masa Tua
“Dipuja selagi muda, merana saat tua.” Kalimat miris ini menggambarkan kesejahteraan para atlet yang banyak menjadi perhatian bersama. Tak seperti karyawan yang rata-rata pensiun di usia 55 tahun, atlet memiliki rentang waktu produktif yang lebih pendek. Ambil contoh Susi Susanti. Memulai karir bulutangkis di usia 14 tahun, Susi memutuskan untuk gantung raket di usia 27 tahun. Artinya rentang waktu produktifnya sebagai atlet hanya 20 tahun saja.
Pemerintah Indonesia memberikan honorarium untuk atlet-atlet yang tergabung dalam Program Indonesia Emas (Prima). Besaran honorarium bervariasi untuk atlet utama Rp10juta per bulan, atlet muda Rp8juta per bulan, atlet pratama Rp6juta per bulan, dan atlet paralimpiade Rp8juta per bulan. Selain honorarium, atlet juga akan menerima bonus jika memenangkan kejuaraan baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Besaran bonus bisa mencapai ratusan juta bahkan milyaran Rupiah! Jangan dulu silau dengan pendapatan besar para atlet. Mereka harus berlatih keras setiap harinya untuk bisa mencapai prestasi. Wajar kalau mereka diganjar dengan sejumlah bonus yang besar.
Dengan rentang waktu produktif yang pendek, para atlet harus pintar mengatur keuangannya agar bisa tetap sejahtera di masa tua.
Memisahkan penghasilan rutin dan bonus prestasi
Atlet memiliki dua macam penghasilan: rutin dan bonus prestasi. Penghasilan rutin dari honorarium bisa dialokasikan untuk pengeluaran bulanan. QM Financial biasanya membagi pengeluaran bulanan ke dalam 5 pos untuk memudahkan pengelolaan. Sementara itu, bonus prestasi bisa dialokasikan untuk membangun aset aktif.
Baca juga: 5 Pengeluaran Bulanan Yang Harus Kamu Ketahui
Membangun aset aktif sejak muda
Jumlah bonus yang cukup besar bisa dialokasikan untuk membangun aset aktif yang nantinya akan bisa memberikan penghasilan pasif. Ada tiga macam aset aktif yang bisa dipilih atau dikombinasikan.
- Bisnis. Bisnis merupakan aset aktif dengan potensi imbal hasil tertinggi. Kita bisa memilih membangun bisnis sendiri atau membeli franchise dari bisnis yang sudah berjalan dengan baik. Susi Susanti memilih untuk membangun aset aktif berupa bisnis. Sempat menjajal berbagai bisnis, kini Susi memiliki usaha produksi peralatan olahraga dengan merk Astec dan beberapa cabang sport massage.
- Properti. Properti bisa berupa rumah, apartemen atau ruko yang disewakan, maupun kios di pusat perbelanjaan. Properti yang disewakan ini bisa menjadi penghasilan bulanan setelah pensiun menjadi atlet. Liliana Natsir – pebulutangkis ganda campuran pemenang Olimpiade Rio 2016 – memilih untuk berinvestasi di properti. Investasi ini sudah dimulai sejak dia berusia 20 tahun.
- Surat berharga. Aset aktif berupa surat berharga terdiri dari berbagai portofolio seperti obligasi, saham, dan kontrak penempatan dana. Surat berharga mampu memberikan hasil investasi yang efisien tanpa perlu terlibat langsung dalam bisnis. Investor akan mendapatkan penghasilan pasif berupa dividen dan juga bisa menikmati capital gain. Meski terbilang efisien dan praktis, calon investor perlu belajar banyak tentang seluk-beluk surat berharga sebelum mulai berinvestasi dan bisa menghasilkan penghasilan pasif dari sini.
Memiliki proteksi
Proteksi berupa asuransi kesehatan dan asuransi jiwa bagi mereka yang memiliki tanggungan, wajib dimiliki. Selain itu, ada juga proteksi sebagai pekerja. Beruntung, pemerintah Indonesia sudah memfasilitasi jaminan sosial kesehatan dan tenaga kerja melalui BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Pastikan para atlet terdaftar ya!
Dengan pengelolaan keuangan yang baik, sejahtera di masa tua bagi para atlet yang telah mengharumkan nama bangsa bisa diwujudkan.
QM Financial