5 Resep Untuk Masalah Cashflow
“Kamu memiliki penghasilan yang cukup tinggi tapi seringkali merasa tidak memiliki cukup uang untuk bertahan hidup menjelang gajian berikutnya?” atau “Penghasilanmu besar tapi tidak punya tabungan?” Itu artinya kamu mengalami masalah dengan cashflow karena keuangan pribadi yang sehat berawal dari cashflow.
Berikut permasalahan cashflow dan cara mengatasinya:
Saya enggak tahu kemana perginya uang saya. agar kamu tahu kemana perginya uangmu, lakuakn langkah mudah berupa mencatat keuangan selama 30 hari. Kamu bisa menggunakan aplikasi pencatatan keuangan yang bisa diunduh di ponselmu. Dengan begitu tidak ada alasan lagi untuk tidak mencatat pengeluaranmu. Mencatat pengeluaran selama 30 hari bisa memberikan gambaran berapa besar uang yang kamu habiskan untuk cicilan utang, pengeluaran rutin, sosial, lifestyle dan menabung setiap bulannya. Jadi, udah bisa kathuan kan kemana larinya uangmu?!
Besar pasak daripada tiang. Dari pencatatan keuangan di poin pertama, kamu bisa melihat kebutuhan pengeluaran harian, mingguan serta bulanan bahkan bocor halus yang terjadi di keuanganmu. Untuk menghindari bocor terus menerus, kamu cukup pergi ke ATM 1x seminggu. Uang tersebut seharusnya mampu membiayai kebutuhan kamu selama seminggu, pintar-pintar saja mengaturnya. Mulai juga proses penghematan dengan berhenti melakukan pengeluaran yang sifatnya tersier, mengubah perilaku konsumsi serta lakukan substitusi untuk barang yang biasanya kamu pakai atau konsumsi.
Terhimpit cicilan yang terlalu besar. Seringkali banyak orang yang tidak menyadari bahwa maksimal kemampuan mencicil utang adalah sebesar 30% dari penghasilan sehingga banyak yang terlilit utang. Saya pernah punya teman kerja yang mencicil rumah melebihi kemampuannya, cicilan utangnya melebihi 50% dari penghasilan bulanannya. Tahun awal saat suku bunga masih fixed memang tidak terasa tapi begitu suku bunga menjadi floating, teman saya terpaksa melakukan over credit rumah kepada orang lain. Sayang bukan? Nah agar cicilan yang telalu besar ini bisa teratasi maka stop mengambil utang tambahan. Memang saat keadaan menghimpit begini yang terpikirkan meminjam tapi sebenarnya itu membahayakan karena hanya gali lubang tutup lubang, enggak akan selesai! Stop pengeluaran yang bisa ditunda, biasanya berupa pengeluaran lifestyle yang kalau tidak ada tidak membuat kita kehilangan nyawa misalnya langganan tv cable, liburan , keanggotaan pusat kebugaran dan lainnya. Bila utang sudah terlalu besar, dengan terpaksa kau harus stop menabung sementara. Kerahkan semua sumber dana yang kamu miliki agar utang dapat terlunasi dengan cepat sehingga kamu bisa membenahi keuanganmu segera!
Tidak bisa menabung karena terpakai terus. Hal ini dapat terus menerus terjadi karena kamu menabung bila ada sisa padahal seharusnya kamu menabung di awal. Tidak jarang juga kamu menyabotase tabunganmu karena tidak memiliki tujuan keuangan yang jelas, maka penting untuk menabung dengan tujuan. Tips selanjutnya, menabung di rekening terpisah yang menjadi rekening lalu lintas pengeluaran bulananmu.
Biaya lifestyle terlalu besar. Apakah kamu hobi belanja? A gadget freak? Mungkin pos pengeluaran lifestyle-mu melebihi 20% dari penghasilanmu. Coba deh untuk menabung dengan tujuan untuk hobi belanjamu, di QM kami menyebutnya magical shopping account. Atau menabung dengan tujuan ponsel pintar terbaru, dan buat deklarasi bahwa kamu akan mengganti ponselmu bila uangnya sudah terkumpul.
Selamat mencoba tips praktis mengatasi permasalahan cashflow di atas ya!
Agar kamu tidak menyesali dosa keuanganmu terus menerus, yuk belajar mengatur keuangan secara online dengan aplikasi zoom! Informasi lanjutan sila follow instagram @QM_Financial!
-FDV Wulan-
Blueprint Of Your Money
Bagi peserta #FinClic Workshop tentu sudah kenal dengan “Blueprint Of Your Money’, sebuah konsep asli yang ditemukan oleh lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto.
Kamu juga penasaran kan apakah “Blueprint of Your Money” itu? Pastikan kamu membaca artikel ini sampai akhir!
Ada 5 hal di dalam konsep “Blueprint of Your Money” yang harus diperhatikan:
- Financial Check Up. Ini merupakan langkah awal untuk mengetahui sehat atau tidaknya keuangan seseorang melalui 3 rasio dasar. Sebaiknya financial check up ini dilakukan secara bersama-sama apabila sudah menikah. Bila kamu belum pernah melakukannya, mulailah dengan melakukan pencatatan keuangan sehingga bisa tahu besaran rasio yang disebutkan tadi.
- Financial Plan. Tujuan keuangan harus memiliki elemen Judul + Nilai + Jangka Waktu. Apa tujuan finansial yang mau dicapai? Dana Darurat, Dana Pendidikan Anak, Dana Pensiun, Dana Liburan (judul)? Semuanya bisa dilakukan dengan menetapkan dulu besaran nilai yang mau dicapai beserta dengan jangka waktunya.
- Protection. Sama seperti halnya rumah yang perlu atap, financial plan membutuhkan perlindungan berupa asuransi. Di dalm kehidupan ini tidak ada yang pasti dan segala yang terjadi mengandung risiko. Itulah fungsinya proteksi yaitu untuk melindungi tujuan finansial dapat berjalan walaupun ada risiko sakit, kecelakaan bahkan meninggal. Ada banyak jenis asuransi yang dapat dibeli tapi yang pasti yang harus dimiliki setiap orang adalah asuransi kesehatan.
- Status Harta & Utang, Akses pada saat darurat, Zakat dan Waris. Penting sekali untuk mengetahui status harta dan utang terutama bagi yang beragama Islam karena hal tersebut berkaitan dengan hal Waris. Akses pada saat darurat menjadi sangat penting karena seringkali pengatur keuangan di keluarga sedang sakit tapi keluarga tidak dapat mengakses keuangan saat darurat sehingga bisa jadi timbul utang baru.
- Aset Aktif. Setelah kondisi keuangan sehat dan tujuan keuangan satu persatu sudah on track, kini saatnya membangun lantai kedua rumah finansial berupa kepemilikan aset aktif seperti bisnis, properti dan surat berharga.
Kamu ingin belajar lebh banyak tentang mengatur keuangan namun memiliki batas ruang dan waktu? Yuk bergabung dengan kelas online melalui aplikasi Zoom, informasi lanjutan sila follow instagram @QM_Financial!
artikel terkait: 5 Hal Yang Sering Ditanyakan Saat Financial Clinic
– Honey Josep –
5 Hal Perencanaan Keuangan Orangtua Baru
Rasa bahagia memenuhi relung hati saat mengetahui kalau hasil alat tes kehamilan dinyatakan positif! Itu artinya buah hati yang ditunggu-tunggu akan lahir dalam waktu kurang lebih sembilan bulan kedepan.
Biasanya, calon orangtua baru sangat antusias menyambut calon buah hati sehingga habis-habisan hanya sekadar membeli perlengkapan bayi!
Duh, sebelum terjebak membeli barang yang kegunaannya hanya sesaat, ada baiknya memperhatikan 5 Hal Perencanaan Keuangan Bagi Orangtua Baru seperti di bawah ini:
- Dana Pemeriksaan Kehamilan dan kunjungan vaksinasi. Inilah dana pertama yang masuk kedalam salah satu perencanaan keuangan bagi orangtua baru. Untuk pemeriksaan kehamilan setiap bulannya, anggaran dapat diambil dari pengeluaran rutin bulanan. Selain pemeriksaan rutin ke OBGYN, ada juga pemeriksaan laboratorium yang juga penting dan nilainya cukup besar bahkan bisa mencapai jutaan rupiah. Kunjungan ke OBGYN yang awalnya sebulan sekali akan berganti menjadi dua minggu sekali ketika kehamilan mencapai 28-32 minggu atau 7-8 bulan. Selanjutnya menjadi satu minggu sekali saat kehamilan mencapai 32-36 minggu atau 8-9 bulan. Ingat ya untuk membayarkan tagihan kontrol OBGYN ini dari penghasilan bulanan dan tidak diperbolehkan untuk berhutang. Kalau dirasa berat untuk kontrol di OBGYN, calon orangtua baru bisa mengambil pilihan untuk mengontrol kehamilan di bidan atau puskesmas. Selain biaya kunjungan ke OBGYN yang berkisar Rp500ribu-Rp800ribu sekali kunjungan, ingat juga ada biaya lainnya seperti vitamin ibu hamil dan bahkan ada yang memesan katering secara khusus. Apabila ibu hamil memiliki asuransi kehamilan, maka biaya di atas dapat dibayarkan oleh perusahaan asuransi.
Jadi, masih mau belanja keperluan bayi seheboh milik selebritis setelah mengetahui besarnya biaya pemeriksaan kehamilan? Itu belum seberapa! Ada biaya yang besar juga saat bayi lahir yaitu vaksinasi yang dilakukan sebulan sekali dengan kisaran harga Rp500ribu sampai jutaan rupiah tergantung vaksin apa yang disuntikkan.
Baca juga: Heboh Vaksin Palsu http://qmfinancial.com/2016/08/heboh-vaksin-palsu/
- Dana Persalinan. Salah satu perencanaan keuangan yang sering diabaikan calon orangtua baru adalah Dana Persalinan. Seharusnya waktu 9 bulan merupakan waktu yang cukup untuk mempersiapkan Dana Persalinan dengan bantuan seperti caesar atau bila terjadi komplikasi paska melahirkan serta masalah pada saat bayi baru lahir sehingga membutuhkan perawatan intensif berupa NICU. Dana Persalinan harus disiapkan untuk kemungkinan terburuk karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Lebih baik menyiapkan Dana Persalinan secara berlebih dari pada kurang. Calon orangtua baru dapat melakukan survei ke rumah sakit saat melakukan kontrol kehamilan pertama kali. Biasanya, ibu hamil akan merasa lebih nyaman untuk melahirkan di rumah sakit yang sama di mana OBGYN berpraktek. Sisihkan gaji setiap bulannya untuk memenuhi Dana Persalinan ini.
- Dana Pendidikan Anak. Saat dinyatakan positif hamil, calon orangtua baru juga dapat langsung mulai merencanakan Dana Pendidikan buat anak. Walau buah hati belum lahir, calon orangtua dapat melakukan survei melalui pengalaman keluarga seperti saudara atau pun teman. Dana Pendidikan Anak yang jumlahnya cukup besar dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai Universitas, maka persiapkan sejak dini agar anak bisa mewujudkan cita-citanya!
Baca juga: Komponen Dana Pendidikan Konvensional dan Komponen Dana Pendidikan Homeschooling
- Dana Syukuran atau Aqiqah. Kebahagiaan memiliki buah hati tentunya ingin kita bagikan juga dengan keluarga dan sanak saudara. Bagi yang beragama Islam pastinya akan mengadakan aqiqah untuk bayi yang baru dilahirkan. Calon orangtua baru sebaiknya menyiapkan dana untuk aqiqah sebesar dua ekor kambing yang diperuntukkan untuk anak laki-laki. Kalaupun saat kelahiran ternyata yang terlahir adalah anak perempuan, yang artinya juga hanya sebesar satu ekor kambing maka sisa dana dapat dipakai untuk keperluan lainnya.
- Asuransi Kesehatan. Hal terakhir yang penting dalam perencanaan keuangan bagi orangtua baru adalah proteksi berupa asurnasi kesehatan bagi seluruh keluarga yaitu, orangtua beserta anak. Bayi baru lahir biasanya masih menyesuaikan sistem imunitas dengan lingkungan sekitarnya dan tidak jarang juga orangtua baru menjadi panik saat mendapati bayi sakit. Oleh karena itu sangatlah penting bagi orangtua baru dan bayi untuk memiliki asuransi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu melalui ada juga asuransi yang meng-cover biaya vaksinasi yang nilainya cukup besar. Biasanya pembayaran premi asuransi kesehatan dilakukan tahunan sehingga pembiayaannya dapat diabil dari penghasilan tahunan orangtua seperti bonus atau THR.
Semoga calon orangtua baru dan janin yang dikandung senantiasa sehat dan ingat untuk mempersiapkan 5 hal keuangan bagi orangtua baru seperti di atas!
-Honey Josep-
3 Hal Keuangan Pemuda Mandiri
Kemarin kita memperingati 90 tahun lahirnya Hari Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda merupakan satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pemuda saat masa itu memiliki peran penting dalam sejarah berdirinya Republik Indonesia. Pemuda juga adalah penggerak perubahan bangsa. Generasi muda harus bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik dengan terus menghidupi Sumpah Pemuda.
Untuk Indonesia yang lebih baik dan kuat secara keuangan, pemuda masa kini harus menjadi pemuda yang mandiri. Setidaknya, ada 3 hal agar kita bisa menjadi anak muda yang mandiri, yaitu:
Bayar Biaya Hidupmu Sendiri. Kamu sudah bekerja? Itu artinya kamu punya sumber pernghasilan untuk membayarkan semua kebutuhanmu. Walaupun kamu belum menikah dan masih tinggal dengan orangtua, seharusnya kamu juga turut andil membantu membayarkan pengeluaran yang terjadi di rumah orangtumu. Mengapa begitu? Karena walaupun kamu tinggal secara gratis, sebenarnya ada biaya seperti listrik atau gaji Pekerja Rumah Tangga (PRT) yang bisa kamu bantu bayarkan. Saat kamu berhasil membayarkan sendiri hidupmu itu artinya kamu sedang pegang kendali penuh.
Bayar Utangmu Sendiri. First jobber biasanya tenggelam dalam euphoria kepemilikan kartu kredit sehingga kurang bijak menggunakannya. Akhirnya, ada sebagian anak muda yang penggunaan kartu kreditnya dibayarkan oleh orangtuanya. Masa sih kamu enggak kasihan dengan orangtuamu kalau harus terus menerus menjadi beban mereka? Padahal mereka seharusnya menikmati masa tuanya dengan damai setelah bersusah payah mengurus kamu sejak bayi. Sebelum menggunakan kartu kredit untuk transaksi di dalam kehidupanmu, pastikan kamu memiliki uang untuk melunasinya saat tagihan tiba. Berani GESEK harus berani BAYAR SENDIRI!
baca juga: Firstjobber bisa mandiri!
Punya properti pertama. Memiliki properti pertama merupakan langkah penting dalam mewujudkan kemadirian finansial. Punya rumah atau apartemen bukan semata gaya-gayaan tetapi memiliki properti pertama itu tandanya kamu resmi berdiri di atas kakimu sendiri dan mengatur hidupmu sendiri. Namun, komitmen untuk memiliki properti itu cukup tinggi sehingga banyak anak muda yang memilih untuk tetap tinggal bersama orangtua. Tidak masalah juga kalau masih ingin tinggal bersama orangtua tapi jangan terlena, kumpulkan DP untuk rumah pertamamu!
baca juga: Kamu Mampu Beli Properti!
Mari jadi bagian dari kekuatan bangsa dan terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
– Honey Josep –
5 Hal Perencanaan Keuangan Pengantin Baru
“Welcome to our lives together”
Ada rasa lega yang terlepaskan saat acara pernikahan saya selesai digelar pada waktu itu. Kami resmi menjadi suami istri yang sah di mata hukum negara dan agama. Saya dan suami memasuki kehidupan di mana kami akan bersama-sama selama puluhan tahun dan jutaan jam melakukan segala sesuatu berdua termasuk hal keuangan.
Manurut saya, setidaknya ada 5 hal perencanaan keuangan pengantin baru yang penting untuk diperhatikan:
Berbagi Peran Keuangan. Saya mau bertanya nih, “Siapakah di antara kamu yang sudah ngobrol soal kebiasaan keuangan bersama pasangan bahkan sebelum menikah?” atau “Buat kamu yang sudah menikah, apakah kamu sudah ngobrol perihal uang dengan pasangan?”
Ngobrolin keuangan dengan pasangan itu ada triknya lho!
Kejujuran dan keterbukaan di segala hal termasuk keuangan merupakan kunci rumah tangga yang langgeng. Sebagai suami istri, sebaiknya kita saling tahu penghasilan masing-masing agar dapat merencanakan hidup masa depan bersama dengan berbagi peran keuangan.
Baca juga: #BiasaJadiBaik: Ngobrolin Uang Bersama Pasangan
Kamu harus menetukan siapa yang berperan besar untuk mengurus keuangan keluarga. Lazimnya gaya yang dipilih kebanyakan ‘mama bos’ di mana suami menyerahkan semua penghasilannya untuk dikelola istri. Ada juga yag berbagi peran seimbang karena sama-sama bekerja seperti untuk cicilan utang dan pengeluaran pribadi merupakan tanggung jawab suami sedangkan istri bertugas untuk mengelola pos sisa pengeluaran yang lain seperti menabung dan pengeluaran rutin. Atau ada juga yang berperan sebagai papa bos? Apapun peran keuangan yang kamu pilih, pastikan kamu ngobrol dengan pasanganmu secara jujur!
Baca juga: Yuk, gandengan tangan untuk kebahagiaan bersama, dimulai dari bicara tentang keuangan!
Membayar Utang Bersama
Kalau kamu berpikir bahwa menikah merupakan salah satu solusi keuanganmu, sebaiknya kamu berpikir ulang. Kenapa? Karena menurut Undang-Undang (UU) Perkawinan tahun 1974: Harta dan Utang yang dihasilkan saat menikah merupakan milik bersama. Kecuali diatur dalam perjanjian (pisah harta) melalui perjanjian pranikah atau perjanjian paska menikah. Itu artinya kalau kamu tidak memiliki pre atau postnuptial aggrement, utangmu menjadi utang pasanganmu dan sebaliknya!
Baca juga: Harta Utang Pasutri
Yuk ngobrol serba terbuka dengan pasangan bagaimana kalian akan bekerja sama membayarkan utang yang terjadi di dalam kehidupan rumah tanggamu!
Baca juga: Atas Nama Cinta
Memiliki Properti Bersama
Saya masih ingat saat berpacaran dengan mantan pacar yang kini menjadi suami, saya sedang dalam tahap mau membeli rumah pertama saya sendiri. Ternyata walaupun memiliki DP rumah yang cukup, ada biaya lain yang mengikuti seperti biaya akad kredit dan lainnya. Saya cukup panik saat itu karena akad kredit akan berlangsung dalam waktu dekat tapi dananya tidak ada. Akhirnya saya bercerita kepada pacar saya saat itu dan dia memberikan bantuan suntikan dana untuk akad. Inilah properti pertama kami bersama. Walau kami tidak menempati rumah mungil itu yang 2 tahun lagi akan lunas KPR-nya, rumah tersebut kami sewakan yang nilainya cukup untuk membayar cicilan setiap bulannya. Kami memilih tinggal di pondok mertua indah karena mama mertua yang sudah sepuh sehingga kami merasa perlu tinggal bersama agar ada yang menjaga beliau. Bila kamu juga seperti keluarga saya yang tinggal bersama mertua, jangan sampai terlena ya…. Kamu harus tetap mengumpulkan DP untuk rumah pertamamu, your own nest!
Baca juga: Siap Pindah Dari Pondok Mertua Indah
Memiliki Proteksi. Perencanaan keuangan tidak lengkap tanpa proteksi. Di masa produktif, saat kita berjuang mencapai berbagai tujuan finansial, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti sakit dan kematian. Risiko inilah yang kita alihkan ke perusahaan asuransi. Setiap orang wajib memiliki asuransi kesehatan. Selain asuransi kesehatan, ada beberapa asuransi penting di dalam keuangan seperti asuransi rumah, asuransi kendaraan dan asuransi jiwa. Asuransi jiwa hanya diwajibkan bagi pencari nafkah utama keluarga.
Baca juga: Asuransi untuk jaga diri dan Asuransi seharusnya tidak jadi beban
Membuat Dana Pensiun. “Duh baru juga menikah sudah harus banget mikirin pensiun?” Mungkin itu yang terbersit di pikiran banyak pengantin baru. Pensiun merupakan periode di mana kita sudah berhenti bekerja hanya untuk sesuap nasi. Kalau pun kita ingin bekerja di masa tua, seharusnya bukan persoalan uang tapi tentang kebutuhan jiwa. Membuat Dana Pensiun yang nilainya raksasa sebaiknya sejak mulai menikah karena akan memperingan jumlah investasi setiap bulan yang akan dilakukan. Bahkan Investasi untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu http://qmfinancial.com/2018/03/investasi-untuk-dana-pensiun-mulai-dengan-setengah-harga-sepatumu/
Jangan biarkan beban hidupmu saat pensiun nanti menjadi beban yang harus ditanggung anak-anak kelak. Kita harus memutus sandwich generation untuk Indonesia yang kuat!
Baca juga: 5 Alasan kamu perlu Dana Pensiun
Selamat merencanakan kehidupan rumah tangga dengan keuangan yang kuat ya!
– Honey Josep –
Kebiasaan Mengatur Uang Yang Baik dimulai dari Keluarga Yang Mulai Berinvestasi
Apakah kamu tahu, bahwa kebiasaan kita setiap sehari mempengaruhi kebiasaan mengelola keuangan keluarga?
Mulai dari bangun pagi hari, siang dan malam hari. Pengeluaran kecil sehari-hari yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi cashflow. Contohnya jajan pagi sarapan, ngopi-ngopi di cafe setelah makan siang, bahkan pergi ke mal setelah pulang kantor. Lalu kalau kita tidak mengerem pengeluaran harian tersebut, apa kabar investasi?
Populasi Indonesia sebanyak 267.498.464 orang (menurut data PBB pada 3 Oktober 2018) dan rata-rata usianya 28 tahun, namun pengetahuan dan inklusi untuk berinvestasi masih sangat rendah.
Bursa Efek Indonesia pada Minggu, 7 Oktober 2018, di Summarecon Mall Bekasi mengadakan Indonesia Investment Festival (INVESTIVAL) 2018.
Acara ini mengusung judul ‘Yuk Nabung Saham’, yang merupakan kampanye persuasif kepada masyarakat untuk berinvestasi secara berkala di pasar modal.
Ligwina Hananto, lead trainer dari QM Financial menjadi narasumber dalam acara INVESTIVAL yang bertema “Creating Good Financial Habits For Family : Start Investing!”
Ligwina Hananto memaparkan kebiasaan mengatur keuangan harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga terdekat. Kontrol yang baik dalam pengeluaran sehari-hari dapat membuat kita mulai tergerak dalam berinvestasi. Kenapa begitu? Karena setiap bulan penghasilan dapat bersisa sehingga kita dapat memulai untuk menabung dan berinvestasi. Jumlah menabung VS Investasi sangat jauh perbedaan jumlahnya, karena dengan berinvestasi ada pilihan jangka panjang atau jangka pendek . Namun untuk risiko dalam berinvestasi juga lebih tinggi.
Sebelum berinvestasi harus memikirkan hal berikut:
- Risiko. Jangan hanya membayangkan return yang akan kita dapat dalam berinvestasi, namun kita juga harus memikirkan seperti apakah risiko terburuk yang terjadi jika kita melakukan investasi. Apakah sudah siap dengan kehilangan modal? Seberapa besar kesiapan Anda dalam kehilangan modal? Sampai sepuluh persen, dua puluh persen, lima puluh persen atau sampai hilang semuanya?
- Tujuan Finansial. Tujuan sangatlah penting dalam memulai berinvestasi, karena dari tujuan finansial yang ingin dicapai kita dapat memilih produk investasi yang tepat. Apakah menabung saja sudah cukup? Atau memang perlu berinvestasi?
- Hasil Investasi. Nah ini yang utama, kita harus melihat kinerja dari investasi yang akan kita tanam, bagaimana cara kerja manajer investasi. Kita harus memikirkan perlu tidak untuk investasi di produk yang akan kita pilih. Sebaiknya pelajari juga risiko yang akan muncul, dan jangan malas untuk membandingkan dengan produk lain.
Semoga bemanfaat ☺
Mia Damayanti
5 Hal Keuangan The Grown Ups
Saya ingat benar saat hari wisuda S1 tiba, rasanya bahagia karena sudah menyelesaikan tanggung jawab sekolah tinggi kepada orangtua. Dan, sejak hari itu saya mulai membangun kehidupan saya sendiri.
Apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Selesai kuliah, bekerja di perusahaan yang punya reputasi baik dan mulai meniti karir. Belum lagi ditambah dengan perasaan bangga bisa menghasilkan uang yang seringkali membuat grown ups, mereka yang berusia 20-30 tahun terlena dengan semboyan, “Muda foya foya, Tua kaya raya!”
But hey! Semboyan di atas adalah kesalahan terbesar yang pernah dinyatakan di bumi! Bukan berarti grown ups tidak boleh senang-senang menikmati hasil kerja kerasnya namun ada baiknya kamu the grown ups mengetahui lima hal tentang perencanaan keuangan untuk golongan yang berumur 20-30 tahun:
- Memulai Karir. Buat kamu yang fresh graduate, kamu mulai belajar menghasilkan uang. Selain menghasilkan uang, pastikan kamu juga punya tujuan mengenai karirmu.
Baca juga: Pentingnya Belajar Menghasilkan Uang
- Menabung minimal 10%. Walau kamu boleh menikmati gaji sendiri dengan memberikan self reward, tapi ingat kalau gajimu bukan hanya untuk hidup satu hari. Sisihkan di awal gajian minimal sebesar 10% dari penghasilanmu untuk tujuan keuangan finansial yang dasar seperti Dana Darurat, Dana Pensiun atau bahkan Dana Kepemilikan Rumah.
Baca juga: Atur Uang Sejak Muda
- Down Payment Rumah Pertama. Memiliki rumah pertama bisa jadi sebuah pencapaian besar bagi the grown ups. Jangan biarkan gaya hidup yang tinggi membuat kamu tidak memiliki rumah saat kehidupan berubah, misalnya memiliki keluarga.
Baca juga: Kamu Mampu Kok Memiliki Properti
- Investasi senilai harga sepatumu. Saya biasanya memberikan self reward bagi diri sendiri berupa sepatu yang nyaman yang bernilai ratusan ribu rupiah hingga jutaan di waktu tertentu, misalnya naik gaji, naik jabatan atau mendapatkan bonus tahunan. Tapi tahu kah kamu kalau nilai sepatumu itu bisa dipakai untuk memulai tujuan finansialmu yang lebih besar seperti DP Rumah Pertama, Dana Menikah atau Dana Pensiun.
Baca juga: Investasi Mulai Setengah Harga Sepatumu!
- Liburan VS Belanja. Punya penghasilan sendiri tentunya sah sah saja menggunakan uang untuk liburan atau belanja. Agar keuangan the grown ups bisa kuat untuk membiayai liburan atau belanja dan mungkin keduanya, buat saja tujuan keuangan yang berjudul Dana Liburan atau Dana Belanja.
Baca juga:
Semoga dengan memperhatikan kelima hal di atas, keuangan the grown ups bisa menjadi kuat dan terhindar dari jerat sandwich generation.
Terus bekali diri dengan belajar keuangan secara mandiri. Kini kamu bisa belajar finansial dari mana saja melalui Financial Clinic Online Series (FCOS) dengan aplikasi zoom. QM Financial menyediakan beragam topik finansial yang bisa kamu pilih. Untuk pilihan kelas dan jadwal lengkapnya, kunjungi event.qmfinancial.com.
Honnie Joseph
Atur Uang Generasi Langgas
Generasi Langgas.
Pasti kalian sudah sering mendengar kata tersebut, tapi apakah kalian tahu apa dan siapa generasi langgas itu? Generasi Langgas atau yang biasa kita kenal dengan sebutan millenials adalah mereka yang lahir dalam kurun waktu mulai tahun 1980 sampai dengan tahun 1996.
Mengapa penting mengajarkan edukasi finansial bagi generasi langgas?
Karena menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, penduduk Indonesia adalah sebanyak 267juta jiwa dengan persentase individu produktif 50% dan anak 50%. Tentunya 11 tahun yang akan datang, persentase tersebut akan berubah sehingga pada tahun 2030, Indonesia akan memiliki jumlah invividu produktif sebanyak 68%.
Generasi inilah yang nantinya akan produktif untuk menghasilkan uang.
baca juga: Pentingnya Belajar Menghasilkan Uang
Tentu saja harapannya, millenials tidak hanya pintar menghasilkan uang tapi juga bijak menyimpan uangnya sehingga penting sekali bagi generasi langgas untuk memiliki kebiasaan keuangan yang baik.
Generasi Langgas VS Generasi X dalam mengatur keuangan
Ada perbedaan mencolok dari cara generasi X mengatur uangnya dibandingkan generasi langgas. Menurut lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto yang memperkenalkan Financial Clinic di radio untuk pertama kalinya pada tahun 2006, generasi X merasa ketakutan kalau diberitahu kalau tidak bisa menabung akan menderita saat pensiun nanti. Namun sebaliknya, bagi generasi langgas, mereka merasa hidup mereka baik-baik saja walau tidak bisa menabung toh masih bisa ngopi. Enggak punya kendaraan? Jangan khawatir, ada transportasi dengan basis online application. Enggak punya rumah? Buat apa punya rumah kalau sering pergi liburan? Mau makan, tinggal order delivery! Serba praktis!
Sebenarnya, kebutuhan dan kegelisahan generasi langgas masih sama dengan generasi sebelumnya hanya saja cara pendekatannya yang berbeda. Generasi langgas tidak mempan ditakut-takuti seperti generasi X. Mereka lebih membutuhkan positive encouragement dengan instant reward.
Contohnya, generasi langgas mudah sekali mendapatkan respon secara instant melalui media sosial. Kalau dulu, generasi X harus keluar masuk perlombaan atau festival untuk masuk dapur rekaman. Sekarang, cukup unggah kemampuan bernyanyi d media sosial, apabila mendapat “likes” atau “view” dengan jumlah fantastis, generasi langgas bisa jadi selebritis dengan mudahnya.
Itulah juga yang menyebabkan generasi langgas lebih tertarik untuk berinvestasi saham secara langsung dibandingkan investasi sedikit-sedikit secara berkala di reksadana. Bila berinvestasi saham secara langsung, kemungkinan untuk mendapatkan imbal hasil 30% dalam sehari amat sangat mungkin terjadi. Padahal, berinvestasi saham secara langsung juga memungkinkan investor untuk mengalami kerugian (loss) lebih dari 30% dalam sehari.
baca juga: Siap Nabung Saham
Sebenarnya, saat mengatur keuangan yang terpenting bukanlah imbal hasil dari tabungan atau investasi.
Masa sih? Coba deh baca kalimat ini dengan suara lantang, “Saya tidak butuh return!”
Bagaimana rasanya? Beneran enggak butuh return? Tidak menarik?
Filosofi “Saya tidak butuh return!” yang mau diajarkan Ligwina adalah bahwa kita tidak usah terburu-buru ingin mendapatkan imbal hasil besar dalam sekejap, memiliki apartemen atau rumah ataupun portofolio yang banyak. Yang paling terpenting adalah saat uang dibutuhkan untuk tujuan finansial tertentu, tersedia dengan jumlah yang cukup dan semua ada prosesnya. Ada proses untuk tujuan finansial yang membutuhkan imbal hasil tinggi atau bisa juga dengan hanya menabung.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan generasi langgas untuk memiliki kekuatan finansial seperti generasi sebelumnya:
- Pencatatan Arus Kas. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat melihat pola keuangan yang dimiliki. Misalnya, setiap bulan dengan penghasilan Rp5juta, dipakai sehari-hari Rp3juta tetapi hanya bisa menabung Rp500ribu. Secara di atas kertas, harusnya kamu memiliki Rp2juta untuk ditabung, tetapi nyatanya hanya bisa menabung Rp500ribu, kemana larinya uang Rp1.500.000 milikmu?
- Alokasi uang. Di QM Financial, ada 5 kategori alokasi uang seperti Cicilan Utang (maks. 30% dari penghasilan), Pengeluaran Rutin, Sosial, Menabung, dan Gaya Hidup. Dua kategori pengeluaran yang selalu ada pada semua orang namun jumlahnya berbeda adalah Cicilan Utang dan Pengeluaran Rutin. Bagi generasi langgas yang seringkali keluar masuk pekerjaan baru, kedua pengeluaran ini harus dipastikan dibayar tepat waktu walau sedang tidak berpenghasilan.
- Batasi Cicilan Utang. Ligwina kuatir kalau first jobber sudah memiliki cicilan utang seperti menyarankan membeli rumah. Memang memiliki properti tidak pernah salah karena keterbatasan lahan dibandingkan dengan jumlah penduduk di masa datang. Tapi coba deh beneran dicek kembali, apakah millenials mampu secara finansial dan mental untuk berkomitmen membeli properti. Kalaupun belum siap berkomitmen untuk membelinya, jangan lalai, tetap kumpulkan down payment untuk pembelian properti. Generasi langgas punya kecenderungan untuk menunda pembelian property karena biasanya menikah saat sudah matang dan lebih memilih tinggal bersama orangtua sebelum menikah. Pikirkan kalau ingin berhutang, kamu hanya memiliki ruang 30% dari penghasilan untuk membayar beban cicilan.
- Tujuan Menabung. Orang yang memiliki kondisi keuangan yang sehat akan mampu untuk menabung. Semakin besar komposisi menabung dari cicilan utang maka kondisi keuangannya kuat. Mereka yang kesulitan menabung biasanya tidak punya target dan tujuan finansial di masa depan. Oleh karena itu, buatlah tujuan yang ingin dicapai di masa mendatang
- Beraksi. Semua langkah-langkah di atas tidak akan menjadi apa-apa kalau tidak dilakukan! Sekarang saatnya kamu menjadi generasi langgas yang mandiri dan kuat secara finansial.
Apakah kamu sebagai generasi langgas sudah siap untuk memiliki kekuatan finansial? Terapkan langkah-langkah di atas dan terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
-Honey Josep-
Sehat Tanpa Kuras Kantong
Mens sana in corpore sano
Tentunya kita sudah sering mendengar semboyan tersebut bahwa di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat.
Untuk memiliki tubuh yang sehat, tentunya harus dimulai dari makan makanan sehat dan berolahraga. Selain itu, ingat juga untuk melakukan health check up minimal setahun sekali.
baca juga: Financial Plan for Millenials
Gaya hidup sehat bagi sebagian orang dinilai cukup “mahal”. Benarkah demikian?
Beberapa tahun belakangan, saya mulai mengikuti gaya hidup sehat yang berkembang di masyarakat.
Dan berikut tips agar tetap sehat tanpa menguras kantong:
Pilih olahraga yang mudah dan disukai. Bagi saya, olahraga termudah yang bisa dilakukan adalah jogging. Peralatannya pun murah, Anda hanya memerlukan sepasang sepatu khusus lari, kaos dan celana lari. Tidak perlu membeli sepatu lari yang mahal terutama bagi pelari yang baru mulai berolahraga.
coba baca: Berolahraga Meski Tak Bersama
Gym Membership VS Online Tutorial. Buat kalian yang serius untuk mulai berolahraga mungkin akan merasakan kebutuhan untuk menggunakan personal trainer. Bijaklah memilih gym membership karena biaya keanggotaannya cukup menguras kantong. Pastikan saat membeli gym membership, lokasi pusat kebugaran dekat dengan lokasi aktivitas sehari-hari agar memungkinkan Anda untuk menggunakannya sesering mungkin.
Bagi saya, karena olahraga yang saya tekuni adalah berlari maka saya tidak membutuhkan gym membership. Untuk jenis olahraga lainnya seperti yoga dan body toning, saya mengandalkan online tutorial.
baca juga: Gue pernah overweight dan turun 18 kilo!
Makanan sehat. Untuk memiliki gaya hidup yang sehat tentunya juga mengikutsertakan makanan. Kebanyakan orang berpikir memasak makanan sehat secara biaya cukup mahal. Iya mahal bila makanan yang dimasak menggunakan bahan impor padahal pangan lokal sangat terjangkau harganya.
baca juga: Choose your lifestyle, Chase your dream
Nah, terbukti kan kalau menjadi sehat tidak berarti harus menjadi bokek!
Honey Josep
Your Financial’s Greatest Weakness
Kalau ditanya “Apa kelemahan terbesar secara finansial?” pasti banyak yang menjawab, “tidak bisa menabung.”
Tidak bisa menabung hanya merupakan akibat dari sebab perilaku keuangan lho! Coba yuk kita selidiki lebih lanjut kenapa tidak bisa menabung.
Dari polling yang dilakukan di instagram @QM_Financial, banyak yang mengaku kalau kelemahan terbesar secara finansial adalah berakhir pekan ke mal. Ada yang menghabiskan mulai dari Rp200.000-Rp500.000. Bahkan paling mengejutkan, ada yang menghabiskan Rp1.5000.000 dalam sekali kunjungan ke mal.
Memang sih, mal sangat pintar menawarkan program promosi buy 1 get 1 free, cashback dan sale! Ingat juga ada tawaran promo kuliner yang bisa menghabiskan Rp500.000 hanya untuk sekali makan bagi 2 orang.
Mari kita hitung, bila dalam sekali ke mal menghabiskan Rp200.000-Rp500.000 maka dalam sebulan (kunjungan setiap Sabtu dan Minggu), uang yang keluar mencapai Rp1.600.000-Rp4.000.000. Dengan uang sebanyak itu, kamu sudah bisa mencicil mobil.
Bayangkan apabila biaya sekali mengunjungi mal sebesar Rp1.500.000. Dalam sebulan, apabila satu kali saja seminggu mengunjungi mal maka uang tersebut bisa untuk membayar cicilan apartemen.
Ada juga yang mengaku kalau kebiasaan menghabiskan waktu saat akhir pekan di mal adalah untuk membahagiakan anak. Ada banyak quotes di luar sana bahwa anak ternyata hanya perlu perhatian dari orangtuanya.
Baca juga: Akibat Terlalu Memanjakan Anak
Terus gimana dong untuk menghadapi kelemahan terbesar dalam keuangan?
Pertama, jujur terhadap diri sendiri. Akui apa saja kelemahan yang berpotensi membuat kacau keuanganmu. Apakah lemah dengan promo murah tiket pesawat, online shop flash sale atau terlalu menuruti keinginan anak?
Kedua, Pahami alasan di balik kelemahan finansialmu. Memahami kelemahan merupakan langkah penting untuk menentukan solusi agar keuanganmu kembali sehat.
Terakhir, Atasi. Bila telah mengakui kelemahan finansial dan mengetahui penyebabnya. Dengan demikian kamu dapat menghilangkan, mengurangi, atau membuat anggaran khusus agar cashflow tidak terganggu.
Apakah kamu sudah siap untuk mengatasi kelemahan terbesarmu dalam hal keuangan? Terapkan langkah-langkah di atas dan terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
Honey Josep