Financial Clinic Workshop Modul 1&2: Serunya Bikin PLAN ala Financial Planner
Halo!
Akhir bulan Agustus lalu, QM Financial kembali mengadakan Financial Clinic Workshop Modul 1&2. Workshop ini merupakan batch kedua setelah sebelumnya batch pertama sukses dijalankan di awal Maret 2018.
Liputan batch 1 bisa dilihat di sini: http://qmfinancial.com/2018/04/mau-bikin-plan-sendiri-bisa/
Selama dua hari, peserta akan belajar bagaimana membuat PLAN sendiri ala Financial Planner. Makin seru dengan pembahasan studi kasus bersama QM Trainer.
Modul 1: Cashflow
Untuk memulai membuat PLAN, kita harus memastikan keuangan kita sehat. Karena itulah kita perlu melakukan financial check up. Kita akan membutuhkan data neraca dan arus kas pribadi. Sudah siap untuk mengetahui kesehatan keuanganmu?
Langkah kedua adalah menentukan tujuan finansial. Tujuan finansial terdiri atas judul, nilai dan jangka waktu. Ibarat mau naik angkot, kita harus tahu tujuan akan ke mana agar bisa memilih armada yang tepat. Jadi, TujuanLoApa?
Langkah ketiga, peserta akan belajar menghitung kebutuhan dana untuk mencapai tujuan finansialnya dengan The Formula – rumus keuangan praktis dari QM Financial. Dari sini kamu bisa tahu harus mengalokasikan berapa, ke produk apa untuk mencapai masing-masing tujuan finansial.
Asyik kan? Belajar sekali, rumus praktisnya bisa kamu manfaatkan seumur hidup!
Modul 2: Reksa dana dan Asuransi
Di hari kedua, peserta akan belajar dua produk yang paling sering digunakan dalam PLAN: Reksa dana dan asuransi. Reksa dana merupakan salah satu produk investasi yang memberikan kemudahan alokasi dana ke berbagai instrumen keuangan dengan tingkat risiko dan imbal hasil bervariasi. Sedangkan asuransi adalah produk proteksi yang memberikan perlindungan selama kita dalam upaya pencapaian berbagai tujuan finansial.
Di QM Financial kami menganut prinsip bahwa produk harus melayani tujuan. Di hari kedua ini dibahas bagaimana memilih reksa dana dan asuransi sesuai dengan kebutuhan. Peserta juga bisa membawa polis asuransi yang sudah dimiliki untuk mengecek apakah asuransi yang sudah dibeli sesuai dengan kebutuhan.
Lebih lanjut tentang asuransi: http://qmfinancial.com/2018/04/seperti-rumah-yang-butuh-atap-plan-juga-butuh-proteksi/
Ini kata mereka yang sudah mengikuti Financial Clinic Workshop Modul 1&2.
“Dari dulu saya belajar menghasilkan uang, namun tidak pernah belajar bagaimana mengelolanya. Kini saya bisa membuat PLAN sendiri. Workshop ini worth it banget! Simpel dan langsung bisa diaplikasikan.
-Fajar, karyawan swasta
“Setelah mengikuti workshop, saya jadi lebih tahu goals mana yang harus lebih diprioritaskan dan produk apa yang bisa membantu saya mencapai tujuan. Tiga kata untuk workshop ini: fun, seru, nagih.”
-Gusti Tanake, karyawan BUMN
“Sebagai ibu rumah tangga, saya kaget dengan tingginya biaya pendidikan. Apalagi saya dan suami hobi jalan-jalan. Promo tiket murah sungguh jadi godaan. Sekarang saya jadi tahu kebutuhan finansial apa saja yang harus disiapkan hingga 25 tahun ke depan. Workshopnya bermanfaat dan actionable banget deh!
-Dwi, Ibu rumah tangga
Gimana? Workshopnya seru dan bermanfaat banget kan. Jangan sampai ketinggalan jadwal Financial Clinic Workshop Modul 3&4 yang akan diadakan tanggal 27&28 Oktober 2018. Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendaftar.
Mia Damayanti
Memilih Produk Yang Melayani Tujuan Finansial
“Aku mau investasi nih. Produk apa ya yang bagus?”
Sejak menjadi bagian dari QM Financial, saya sering sekali mendapatkan pertanyaan semacam ini. Produk keuangan apa yang akan dipilih? Tentunya produk yang melayani tujuan finansial. Jadi, saya tanya balik nih, “Tujuan Lo Apa?”
Produk investasi itu ibarat kendaraan. Kendaraan bisa bergerak kalau ada tujuannya. Misal nih, tujuan kita ke Bogor, maka kendaraannya bisa pakai mobil, motor, KRL atau bus. Kalau kita tidak menentukan tujuan kita lebih dulu, bisa-bisa kendaraan tadi hanya berkeliling dalam kota saja dan kita tidak akan sampai ke tujuan.
Tujuan finansial terdiri dari judul, nilai dan jangka waktu. Dari sisi jangka waktu, tujuan finansial dibagi menjadi 3: jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Tujuan finansial jangka pendek biasanya punya target waktu pencapaian kurang dari 5 tahun. Contohnya Dana Darurat, Dana Liburan.
Untuk tujuan finansial jangka menengah, target waktu pencapainnya sekitar 5-10 tahun, contohnya Dana Pendidikan Anak. Sedangkan tujuan jangka panjang perlu waktu lebih dari 10 tahun untuk mencapainya, seperti Dana Pensiun.
Saat berinvestasi, kita berhadapan dengan risiko. Untuk meminimalkan risiko, kita bisa memilih produk berdasarkan jangka waktu. Untuk tujuan finansial jangka pendek, kita cenderung menghindari risiko. Produk yang bisa dipakai deposito, obligasi, reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap. Produk untuk jangka menengah bisa memakai reksadana campuran dan untuk jangka panjang bisa dengan reksadana saham atau saham.
Belakangan sedang ramai dibahas Savings Bond Ritel (SBR) seri 004. Savings Bond Ritel merupakan salah satu instrumen pembiayaan negara yang ditawarkan kepada individu Warga Negara Indonesia. Pembiayaan melalui utang ini akan digunakan pemerintah untuk kegiatan yang produktif. Dengan waktu jatuh tempo selama 2 tahun, kupon bunga mengambang mulai dari 8.05% p.a dan nilai investasi terjangkau mulai dari Rp1.000.000, SBR004 menjadi instrumen investasi yang menarik.
Namun, sebelum kamu ‘latah’ ikut berinvestasi, tentukan dulu tujuan finansialmu. Nilai investasi SBR 004 baru bisa dicairkan saat jatuh tempo 2 tahun mendatang, atau dicairkan lebih cepat setahun mendatang dengan fasilitas early redemption. Obligasi seperti SBR004 memberikan pendapatan tetap setiap bulannya. Kupon diberikan setiap tanggal 20. Besaran kupon mengambang dengan nilai minimal 8.05% p.a. Nilai ini belum dipotong pajak 15% ya. Dengan pemberian kupon bulanan, prinsip bunga ber bunga tidak bekerja. Untuk bisa menggulung dana awalmu, kamu perlu menginvestasikan kembali kupon yang kamu peroleh. Ketahui detailnya di sini: https://www.kemenkeu.go.id/sbr
Jadi produk seperti apa yang melayani tujuan finansialmu? Apakah yang mampu memberikan pendapatan tetap setiap bulannya? Atau kamu masih perlu instrumen untuk menggulung dana investasimu? Produk investasi yang kita pilih harus mampu melayani tujuan finansial. Tujuan dulu, baru produk. Jadi, TujuanLoApa?
Bingung memilih produk yang melayani tujuan finansialmu? QM Planner bisa membantu. Hubungi kami via WA di 0811 1500 68 (Mia/Nita).
Honey JT
Merdeka Dan Setara: Kemandirian Finansial Dalam Perspektif Gender
Sepanjang bulan Agustus, QM Financial banyak mengangkat isu merdeka. Mulai dari Merdeka Dalam Berkarya, Merdeka Untuk Pensiun, Merdeka Dari Utang dan terakhir Merdeka Dan Setara. Senin lalu, dalam siaran PowerTalk PowerYourMoney, Ligwina Hananto mengundang Hannah Al Rashid sebagai narasumber. Hannah adalah aktris sekaligus aktivis kesetaraan gender.
Menurut Hannah, kesetaraan adalah salah satu bentuk kemerdekaan. Kesetaraan akan mendorong kita untuk berdiri di kaki sendiri, menentukan arah hidup kita sendiri – tentunya dengan pilihan yang baik. Kebebasan untuk memilih ini sangat penting.
Tahun lalu, Hannah membuat campaign YouTube “16 Days of Activism”. Dalam salah satu video, Ligwina Hananto mengemukakan pendapatnya tentang hubungan antara finansial dengan kekerasan. Ketika bertemu dengan perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, yang pertama kali kita pikirkan adalah: “Kenapa enggak ditinggalin aja”. Jawabannya: “Nanti saya makan apa, tinggal di mana? Anak-anak sekolahnya gimana?”
Ternyata mereka enggak punya keberanian untuk meninggalkan karena punya ketergantungan finansial! Jadi urusan keuangan jadi lebih penting dibahas untuk para perempuan. Kalau mereka bisa menghasilkan uang sendiri, mereka akan punya keberanian dan kekuatan untuk meninggalkan lingkaran yang tidak sehat tadi untuk bisa berdiri di kaki sendiri.
Apa saja yang bisa dilakukan perempuan untuk bisa merdeka dan setara?
- Belajar menghasilkan uang. Penting bagi setiap orang untuk belajar menghasilkan uang – termasuk ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga bisa mulai dengan memperlakukan uang bulanan dari pasangan sebagai penghasilan. Lalu naik kelas dengan belajar menghasilkan uang sendiri, misalnya berdagang. Enggak harus meninggalkan rumah kok. Banyak pintu penghasilan yang bisa dikerjakan di rumah. Jadi, tanggung jawab sebagai ibu dan istri tetap terlaksana.
- Belajar mengelola pengeluaran. Setelah menghasilkan uang, kita perlu belajar mengelola pengeluaran. Ada 5 kategori pengeluaran bulanan yang biasa digunakan QM Financial. Coba cek apakah pengeluaranmu sudah sesuai dengan batasan yang tertera di bawah ini.
- Pengeluaran Rutin: 20 – 40%
- Cicilan Utang: maks. 30%
- Pengeluaran Sosial: min 2.5%
- Menabung/Investasi: 10 – 30%
- Pengeluaran Lifestyle: maks. 20%
3. Menyiapkan proteksi kesehatan. Setiap orang tanpa terkecuali perlu proteksi kesehatan, baik melalui BPJS Kesehatan, fasilitas kesehatan dari kantor maupun asuransi kesehatan swasta yang dibeli sendiri. Pastikan seluruh keluarga terlindungi dengan plafon yang cukup ya.
4. Mengelola aset. Mari belajar mengelola aset, terutama aset aktif yang bisa berupa:
- Bisnis. Bisnis yang yang dimaksud adalah bisnis yang bisa tetap berjalan tanpa si pemilik harus mengurusi. Sudah ada profesional yang mengelola dan kamu tinggal terima bagi hasil secara reguler.
- Properti. Properti menjadi aset aktif saat sudah mampu memberikan penghasilan pasif berupa uang sewa, sehingga kamu bisa menerima penghasilan rutin.
- Surat berharga. Surat berharga dengan basis instrumen pendapatan tetap seperti obligasi akan memberikan imbal hasil reguler berupa kupon obligasi. Kamu juga bisa mendapatkan dividen dari saham. Yuk berkenalan dengan produk pasar modal seperti saham dan obligasi.
5. Menyiapkan pensiun. Semua orang perlu pensiun. Ada banyak alternatif untuk menyiapkan dana pensiun, diantaranya mengikuti program dana pensiun dari kantor, BPJS Ketenagakerjaan atau menyiapkan Dana Pensiun mandiri hasil investasi rutin di produk keuangan seperti reksadana.
Enggak ada alasan lagi perempuan tidak merdeka dan setara karena ketergantungan finansial ya. Yuk, terus perbaiki cara kita berhubungan dengan uang. Your money, your responsibility.
QM Admin
Perkenalan Pertama Dengan Reksadana
Dalam setiap hal, selalu ada yang pertama. Demikian juga pengalaman berinvestasi melalui reksadana. Perkenalan pertama saya dengan reksadana dimulai tahun 2013. Saat itu, teman kantor mengenalkan saya kepada seorang agen penjual reksadana. Sebagai pemula, reksadana menjadi produk favorit karena ada manajer investasi yang berkompeten yang mengelola investasi kolektifnya. Awalnya, saya membeli produk reksadana tanpa memiliki tujuan finansial. Setiap bulan saya rutin mengalokasikan dana untuk membeli tiga jenis reksadana: pasar uang, campuran dan saham.
Baca juga: Reksadana: Investasi Asyik Untuk Pemula
Di tahun 2014, saya mengikuti Quantum Magna Planning Certification (QMPC) yang diadakan oleh QM Financial. Dari pelatihan dua hari inilah saya disadarkan bahwa produk keuangan harus melayani tujuan finansial.
Tujuan finansial terdiri dari judul, nilai dan jangka waktu – dan terbagi dalam tiga horison waktu: jangka pendek, menengah dan panjang. Sebagai seorang first jobber, saya termasuk BM alias banyak mau. Dengan tujuan finansial yang beragam dan mayoritas jangka pendek (< 5 tahun), saya mengalokasikan sebagian besar dana ke reksadana pasar uang. Sejauh ini saya sudah mencairkan reksadana pasar uang sebanyak dua kali: 1 untuk Dana Menikah dan 1 lagi untuk Dana Rumah. Tentu saja dana untuk tujuan finansial jangka panjang seperti Dana Pendidikan dan Dana Pensiun masih terus berkembang di reksadana campuran dan reksadana saham.
Kamu juga ingin berkenalan dengan reksadana? Siapkan 3 hal ini ya.
Tentukan Tujuan Lo Apa. Produk harus melayani tujuan. Tentukan dulu tujuan finansial apa yang ingin kamu capai – berapa besaran dananya dan kapan target waktu pencapaiannya. Dengan memiliki tujuan finansial yang jelas, kamu akan terhindar dari godaan mensabotase keuangan sendiri.
Pilih Produk Berdasarkan Jangka Waktu. Umumnya reksadana dibagi menjadi empat jenis berdasarkan instrumen penempatannya: pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham. Setiap jenis reksadana memiliki potensi imbal hasil dan risikonya masing-masing. Semakin tinggi nilai imbal hasil yang diharapkan, semakin tinggi pula risikonya.
Untuk tujuan jangka pendek, kita perlu meminimalkan risiko. Sebaliknya, untuk tujuan jangka panjang, toleransi kita terhadap risiko lebih besar. Jika hasil investasi tidak sesuai yang diharapkan, masih ada waktu untuk mengejar.
Lakukan Review Berkala. Yang sering terlupa, kita secara rutin menginvestasikan dana, namun tidak melakukan review atau evaluasi atas performa reksadana yang kita beli. Di awal, kita sudah sepakat bahwa produk harus melayani tujuan. Saat memilih produk, kita sudah menyesuaikan asumsi imbal hasil yang akan kita terima. Kita perlu mengecek apakah target imbal hasil ini tercapai. Lakukan review ini minimal setahun sekali ya. Kamu bisa minta agen penjual reksadana untuk memberikan rekap data pembelianmu dan membandingkannya dengan laporan bulanan account statement yang kamu terima.
Misal untuk tujuan Dana DP Rumah, investasi rutin ke reksadana campuran dengan dengan target imbal hasil 10% per tahun. Kalau performa produk XYZ yang kamu beli ternyata 12%, berarti aman. Namun kalau imbal hasilnya hanya 7%, kamu perlu membandingkan dengan kinerja produk sejenis dan mempertimbangkan untuk tetap lanjut atau mengganti produk. Setialah kepada tujuan, bukan kepada produk.
Apakah kamu sudah siap berkenalan dengan reksadana?
Fransisca Emi
5 Alasan Kamu Perlu Menyiapkan Dana Pensiun Sejak Dini
Topik Dana Pensiun memang bukanlah topik yang seksi untuk dibahas. Dana Pensiun selalu masuk ke tujuan finansial jangka panjang (>10 tahun). Karena banyaknya tujuan finansial jangka pendek dan jangka menengah yang lebih urgent untuk dipenuhi, kita sering mengabaikan satu tujuan penting ini. Memang sih lebih seru membahas ‘Tahun depan liburan ke mana?’ dibanding ‘Dana Pensiun kamu udah disiapin belum?’.
Beberapa tahun terakhir, QM Financial banyak terlibat dalam program pelatihan persiapan pensiun di perusahaan-perusahaan. Program persiapan pensiun seringkali diadakan sangat dekat dengan periode pensiun. Padahal dengan kebutuhan dana yang sangat besar, kita butuh waktu yang panjang untuk mempersiapkannya. Ini lima alasan kenapa kamu perlu menyiapkan Dana Pensiun sejak dini.
- Saat pensiun, kamu tidak lagi mempunyai penghasilan. Pensiun adalah masa di mana kita berhenti bekerja demi sesuap nasi. Bukan berarti kita tidak bekerja sama sekali. Kita bisa tetap berkarya, namun karena tidak lagi mendapatkan penghasilan bulanan dari perusahaan, kita harus menyiapkan sendiri penghasilan pasif – hasil dari investasi aset aktif – untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup selama pensiun.
- Biaya hidup akan terus naik karena inflasi. Dalam 5 tahun terakhir, besaran inflasi dari data Bank Indonesia sekitar 5%. Jadi jika saat ini kamu berusia 30 tahun dengan biaya hidup bulanan Rp2.000.000 maka biaya ini akan menjadi Rp6.7juta saat masuk usia pensiun 55 tahun. Tahun berikutnya biayanya naik 5% lagi. Banyak ya.
- Kebutuhan biaya pensiun kita besar. Apakah kamu pernah menghitung berapa besarnya Dana Pensiun yang kamu butuhkan? Mungkin kamu berpikir ‘Ah tenang saja, kan ada dana pensiun dari kantor’. Coba hitung lagi, apakah dana pensiun dari kantormu mencukupi?
Baca juga: Dana Pensiun Dari Kantor Bukan Jaminan Pensiun Sejahtera
- Mencegah sandwich generation. Saat pensiun nanti, pengeluaran seperti cicilan rumah, kendaraan dan pengeluaran untuk kebutuhan anak seharusnya sudah tidak ada lagi. Anak-anak pun sudah membangun kehidupan sendiri. Dengan memiliki Dana Pensiun yang mencukupi, kita bisa pensiun dengan mandiri tanpa membebani generasi berikutnya.
- Memanfaatkan compound interest. Usia muda adalah kesempatan berharga untuk memanfaatkan hukum compound interest. Semakin panjang jangka waktu investasi, semakin kecil jumlah uang yang perlu kamu investasikan per bulannya. Kamu bahkan bisa mulai investasi Dana Pensiun dengan setengah dari harga sepatumu! Dengan hanya mengurangi sedikit porsi lifestyle, kamu bisa menyiapkan diri untuk pensiun sejahtera.
Baca juga: Investasi Untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu!
Jadi, enggak ada lagi alasan untuk menunda menyiapkan Dana Pensiun ya. Kalau membutuhkan konsultasi untuk kebutuhan Dana Pensiunmu, kamu bisa menghubungi tim QM Financial di WA 0811 1500 688.
Ayo mulai berinvestasi untuk masa pensiun yang sejahtera!
QM Admin
Merdeka Untuk Pensiun
Apakah kamu sudah terbayang akan seperti apa masa pensiun yang merdeka? Apa saja yang sudah kamu siapkan untuk menghadapi masa pensiun?
Masa pensiun seharusnya menjadi masa yang paling indah. Sudah susah-susah bekerja, sekaranglah saatnya menikmati masa tua yang merdeka dan sejahtera. Untuk bisa merdeka di masa pensiun, kita butuh dana pensiun yang jumlahnya raksasa! Ini perlu disiapkan dari sekarang. Di masa pensiun nanti kita perlu memiliki aset aktif yang bisa memberikan penghasilan pasif. Ada 3 jenis aset aktif yang bisa dipilih: bisnis, properti dan surat berharga.
Enggak semua pensiunan harus jadi pemilik bisnis loh. Tapi memang bisnis jadi salah satu aset aktif yang paling diminati karena mampu memberikan imbal hasil paling tinggi. Sayangnya, banyak orang memulai bisnisnya mendekati atau bahkan setelah memasuki usia pensiun. Padahal bisnis kan tidak selalu sukses, banyak juga gagalnya. Berdasarkan pengalaman salah satu pemilik bisnis, mereka yang baru memulai bisnis menjelang atau saat pensiun, usahanya gulung tikar di bulan ke-6!
Oleh karena itu, banyak orang yang mulai membangun bisnisnya sejak masih menjadi karyawan. Salah satunya adalah Pak Akhyar Sulhan, karyawan di sebuah bank yang juga pemilik bisnis Kepiting Depok. Menjabat sebagai kepala cabang sebuah bank, Pak Akhyar berpikir kalau bisa menjual produk perusahaan, kenapa enggak bisa jual produk sendiri? Pak Akhyar tidak hanya menekuni satu bisnis saja. Berawal dari hobi makan, Pak Akhyar mulai memasarkan berbagai produk makanan. Mulai dari rendang, udang premium, dan yang paling hits kepiting. Untuk karyawan yang ingin memulai bisnis, Pak Akhyar menyarankan untuk menyingkirkan rasa malu. Jangan baper! Kita harus bangga akan produk yang kita jual.
baca juga: Ingin Berbisnis Setelah Pensiun?
Lain Pak Akhyar, lain pula Pak Alex. Kalau Pak Akhyar memulai bisnis sejak masih menjadi karyawan, Pak Alex mengambil langkah yang berani. Beliau meninggalkan karirnya sebagai pimpinan cabang sebuah bank swasta untuk membangun bisnis bank sendiri. Keberaniannya berbuah manis. Kini, bank miliknya sudah berkembang menjadi BPR terbesar di Bali dengan aset terbesar kedua secara nasional. Dialah Bapak Alex Purnadi Chandra, Founder dan Chairman dari BPR Lestari.
Pak Alex mempunyai definisi sendiri untuk pensiun. Menurut Pak Alex, pensiun bukan tentang berhenti bekerja, tapi titik di mana kita bekerja tak lagi demi sesuap nasi. Kebutuhan hidup sudah tercukupi dari penghasilan pasif, hasil investasi aset aktif. Kita bekerja karena memang ingin bekerja, karena suka dengan apa yang kita kerjakan – kita berkarya.
Di salah satu wawancara dengan sebuah media, Pak Alex pernah memaparkan data bahwa menurut survei, 70% tenaga eksekutif terancam miskin di usia pensiunnya. Bahkan data Gallup terhadap 100 orang yang diikuti perjalanan hidupnya hingga usia 65 tahun menunjukkan bahwa sebanyak 54% diantaranya masih harus ditanggung pemerintah atau menjadi beban keluarga, 5% harus tetap bekerja setelah pensiun, 36% meninggal dunia, 4% sejahtera dan 1% kaya raya. Data ini semakin menguatkan bahwa kita perlu menyiapkan pensiun sejak dini.
Persiapan pensiun sudah harus disiapkan ketika kita mulai bekerja. Penghasilan pasif seharusnya dibangun mulai usia 25 tahun, sehingga ada waktu 30 tahun hingga usia pensiun 55 tahun. Dengan investasi yang rutin, di usia pensiun nanti hasil investasi aset aktif sudah bisa memberikan penghasilan pasif yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan begini, tidak akan ada lagi orang yang miskin di usia pensiun.
Coba cek berapa umurmu sekarang? Apakah kamu sudah memulai langkah investasi untuk mengumpulkan aset aktif agar bisa pensiun dengan merdeka?
Kalau bingung mau investasi ke mana, ikutan aja Financial Clinic Workshop yang akan diadakan 25-26 Agustus 2018 di Jakarta. Belajar sekali, manfaatnya seumur hidup. Daftar di sini: bit.ly/FinClic2526AGT.
Fransisca Emi
10 Bekal Beribadah Haji
Bulan Zulhijah adalah bulan yang sangat dinantikan oleh jutaan umat Islam di seluruh dunia. Di bulan inilah umat Islam menjalankan rukun Islam yang ke-5 yaitu Ibadah Haji. Ibadah Haji di Indonesia bisa dilakukan melalui dua jalur, yakni Jalur Reguler (ONH Reguler) dan Jalur Plus (ONH Plus). Keduanya memiliki perbedaan pelayanan dan masa tunggu. Untuk Haji ONH plus menunggu sekitar 7 tahun sedangkan ONH Reguler membutuhkan waktu tunggu 15-17 Tahun. Perbedaan tersebut tidak akan mengurangi kekhusukan dan kemambruran dalam melaksanakan ibadah haji.
Alhamdulillah, tahun lalu Emak (sebutan sayang kepada ibu) sudah melaksanakan ibadah haji melalui jalur Reguler (ONH Reguler). Ini cerita saya mengumpulkan Dana Haji untuk Emak : https://qmfinancial.com/2012/11/dana-haji-untuk-emak/
Berdasarkan pengalaman Emak, saya mau berbagi cerita tentang bekal apa saja yang diperlukan selama 40 hari di Mekkah dan Madinah. Berikut ini adalah 10 perbekalan yang dipersiapkan sebelum melaksanakan ibadah haji:
- Dokumen Penting. Siapkan satu tas khusus untuk menyimpan dokumen penting seperti penanda rombongan (ID Card), kartu kesehatan, fotokopi paspor (paspor asli dipegang ketua rombongan) dan buku panduan ibadah.
- Perlengkapan Pakaian. Bawa pakaian secukupnya. Sebaiknya pilih pakaian yang mudah dicuci, cepat kering dan tidak mudah kusut sehingga tidak perlu disetrika. Tujuannya agar pada saat pulang ke tanah air bisa membawa oleh-oleh untuk keluarga tanpa kelebihan bagasi. Pakaian yang diperlukan antara lain baju & sabuk Ihrom (untuk laki-laki), baju tidur, pakaian dalam, jilbab instan, kaos kaki, masker, sarung tangan, dan jaket.
- Alas Kaki. Mengingat perjalanan jauh yang harus ditempuh, gunakan sepatu yang nyaman. Siapkan juga sandal dalam jumlah yang cukup.
- Aksesoris. Cuaca di tanah suci cenderung panas. Bawa kaca mata, payung kecil dan topi untuk melindungi dari panas matahari serta handuk kecil untuk menyeka keringat.
- Perlengkapan Pribadi. Meski pihak hotel biasanya menyiapkan toiletries, bawa juga perlengkapan mandi sendiri seperti sabun, shampoo, sikat gigi, pasta gigi dan handuk. Lengkapi dengan deodorant, pelembab, sun block, bedak dan lip balm. Untuk jemaah perempuan perlu juga menyiapkan pembalut & panty liners serta tissue basah dan kering.
- Perlengkapan mencuci. Berhubung durasi ibadah haji memakan waktu empat puluh hari, bawa deterjen dan perlengkapan untuk mencuci serta menjemur. Dengan begitu, jumlah pakaian yang dibawa bisa dihemat.
- Perlengkapan kesehatan. Jika jemaah dalam masa pengobatan, jangan lupa untuk membawa obat utama. Siapkan juga obat dasar seperti obat sakit kepala, batuk, diare, maag, masuk angin dan tetes mata. Untuk menjaga kesehatan selama berada di tanah suci ada baiknya membawa multivitamin dan madu.
- Perlengkapan komunikasi. Empat puluh hari adalah waktu yang cukup lama. Jauh dari tanah air membuat kita rindu akan anak dan keluarga yang ditinggalkan. Untuk menghilangkan rasa rindu, kita bisa berkomunikasi lewat handphone. Ada dua cara yang bisa dilakukan: membeli kuota paket haji 40 hari atau manfaatkan wifi yang ada di hotel. Perlengkapan yang harus dibawa: handphone, charger, tongsis dan power bank.
- Makanan. Sebagai orang Indonesia kita pasti rindu akan masakan nusantara. Sebelum berangkat persiapkan makanan apa saja yang mudah dan praktis dibawa. Makan ringan seperti biskuit, permen dan cemilan ringan. Makan berat seperti daging rendang kering, sambal, ikan asin, terasi, sambal kering kentang dan mie instan.
- Uang saku. Untuk orang tua yang sudah sepuh dan kesulitan mencari ATM di tanah suci, kita bisa menyiapkan mata uang real. Tukarkan uang Rupiah ke Real di money changer sesuai dengan anggaran. Tukar dalam bentuk pecahan besar (100 & 500) agar lebih ringkas dan juga pecahan uang receh (pecahan 1, 5, 10) untuk bisa membeli cemilan dan besedekah.
Itulah cerita saya tentang perbekalan selama ibadah haji. Semoga para jamaah diberikan kesehatan dan kelancaran dalam menjalankan rukun Islam yang ke-5. Pulang ke tanah air dengan selamat dan menjadi haji yang mabrur dan mabrurallah. Untuk kita yang belum bisa melaksanakan ibadah haji, semoga bisa segera menyusul.
Jangan hanya niat di hati, tapi wujudkan dengan membuat tujuan finansial Dana Haji. ☺
Marhaini
Atur Keuangan Atlet Agar Tetap Sejahtera Di Masa Tua
“Dipuja selagi muda, merana saat tua.” Kalimat miris ini menggambarkan kesejahteraan para atlet yang banyak menjadi perhatian bersama. Tak seperti karyawan yang rata-rata pensiun di usia 55 tahun, atlet memiliki rentang waktu produktif yang lebih pendek. Ambil contoh Susi Susanti. Memulai karir bulutangkis di usia 14 tahun, Susi memutuskan untuk gantung raket di usia 27 tahun. Artinya rentang waktu produktifnya sebagai atlet hanya 20 tahun saja.
Pemerintah Indonesia memberikan honorarium untuk atlet-atlet yang tergabung dalam Program Indonesia Emas (Prima). Besaran honorarium bervariasi untuk atlet utama Rp10juta per bulan, atlet muda Rp8juta per bulan, atlet pratama Rp6juta per bulan, dan atlet paralimpiade Rp8juta per bulan. Selain honorarium, atlet juga akan menerima bonus jika memenangkan kejuaraan baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Besaran bonus bisa mencapai ratusan juta bahkan milyaran Rupiah! Jangan dulu silau dengan pendapatan besar para atlet. Mereka harus berlatih keras setiap harinya untuk bisa mencapai prestasi. Wajar kalau mereka diganjar dengan sejumlah bonus yang besar.
Dengan rentang waktu produktif yang pendek, para atlet harus pintar mengatur keuangannya agar bisa tetap sejahtera di masa tua.
Memisahkan penghasilan rutin dan bonus prestasi
Atlet memiliki dua macam penghasilan: rutin dan bonus prestasi. Penghasilan rutin dari honorarium bisa dialokasikan untuk pengeluaran bulanan. QM Financial biasanya membagi pengeluaran bulanan ke dalam 5 pos untuk memudahkan pengelolaan. Sementara itu, bonus prestasi bisa dialokasikan untuk membangun aset aktif.
Baca juga: 5 Pengeluaran Bulanan Yang Harus Kamu Ketahui
Membangun aset aktif sejak muda
Jumlah bonus yang cukup besar bisa dialokasikan untuk membangun aset aktif yang nantinya akan bisa memberikan penghasilan pasif. Ada tiga macam aset aktif yang bisa dipilih atau dikombinasikan.
- Bisnis. Bisnis merupakan aset aktif dengan potensi imbal hasil tertinggi. Kita bisa memilih membangun bisnis sendiri atau membeli franchise dari bisnis yang sudah berjalan dengan baik. Susi Susanti memilih untuk membangun aset aktif berupa bisnis. Sempat menjajal berbagai bisnis, kini Susi memiliki usaha produksi peralatan olahraga dengan merk Astec dan beberapa cabang sport massage.
- Properti. Properti bisa berupa rumah, apartemen atau ruko yang disewakan, maupun kios di pusat perbelanjaan. Properti yang disewakan ini bisa menjadi penghasilan bulanan setelah pensiun menjadi atlet. Liliana Natsir – pebulutangkis ganda campuran pemenang Olimpiade Rio 2016 – memilih untuk berinvestasi di properti. Investasi ini sudah dimulai sejak dia berusia 20 tahun.
- Surat berharga. Aset aktif berupa surat berharga terdiri dari berbagai portofolio seperti obligasi, saham, dan kontrak penempatan dana. Surat berharga mampu memberikan hasil investasi yang efisien tanpa perlu terlibat langsung dalam bisnis. Investor akan mendapatkan penghasilan pasif berupa dividen dan juga bisa menikmati capital gain. Meski terbilang efisien dan praktis, calon investor perlu belajar banyak tentang seluk-beluk surat berharga sebelum mulai berinvestasi dan bisa menghasilkan penghasilan pasif dari sini.
Memiliki proteksi
Proteksi berupa asuransi kesehatan dan asuransi jiwa bagi mereka yang memiliki tanggungan, wajib dimiliki. Selain itu, ada juga proteksi sebagai pekerja. Beruntung, pemerintah Indonesia sudah memfasilitasi jaminan sosial kesehatan dan tenaga kerja melalui BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Pastikan para atlet terdaftar ya!
Dengan pengelolaan keuangan yang baik, sejahtera di masa tua bagi para atlet yang telah mengharumkan nama bangsa bisa diwujudkan.
QM Financial
Ayo Jadi Generasi Milenial Yang Siap Pensiun
Dana pensiun memang berkaitan dengan masa tua. Namun bukan berarti urusan dalam menyiapkan dana pensiun ini hanya penting bagi generasi tua saja. Justru bagi generasi milenial yang masih berusia di bawah 30 tahun, sekarang inilah saat yang paling tepat untuk menyiapkan dana pensiun.
Secara logika, tentunya kita tidak ingin mengalami kesulitan finansial di saat pensiun nanti. Siapkan dana pensiun selagi masih produktif dan mengatur keuangan kita dengan baik, agar kita bisa menikmati masa pensiun dengan nyaman.
Namun kenyataannya, masih banyak generasi milenial yang menunda-nunda dalam menyiapkan dana pensiun. Entah karena belum terpikirkan betapa pentingnya menyiapkan dana pensiun selagi muda atau memang mereka sudah tidak mempunyai sisa dari penghasilan yang bisa disisihkan untuk menabung.
Merencanakan masa pensiun tidak hanya sekedar memastikan penghasilan untuk masa tua tetapi ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan. Berikut tips agar kamu bisa hidup nyaman saat masa pensiun nanti.
- Hindari perilaku konsumtif. Generasi milenial yang serba praktis, modern dan mobile cenderung konsumtif. Untuk menghindarinya, kamu harus membuat skala prioritas antara kebutuhan dan keinginan. Sederhananya, kebutuhan itu diperlukan dan harus dipenuhi, sementara keinginan bukanlah sesuatu yang urgent dan bisa ditunda. Oleh karena itu, kebutuhan memiliki prioritas lebih tinggi. Jika kamu ingin menghindari perilaku konsumtif, mulailah untuk memprioritaskan kebutuhan. Jika kebutuhan sudah tercukupi, keinginan pun bisa dipenuhi apabila terdapat dana sisa.
- Lunasi utang. Perilaku konsumtif seringkali berujung pada utang. Utang ini bisa berupa pinjaman pada saudara, bank atau kartu kredit. Anggapan bahwa bahwa gaji bulanan yang didapat bisa digunakan untuk membayar utang tentu tidak salah. Namun jika kita tidak pandai mengelola keuangan, utang kecil pun bisa menjadi besar. Oleh karenanya, segera bayar utang sekecil apapun agar tidak menumpuk dan kamu bisa fokus untuk menyiapkan dana pensiunmu.
- Siapkan Dana Darurat. Dana darurat sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga. Jika kamu sakit atau ada keluarga yang memerlukan bantuan finansial, maka dana darurat ini bisa digunakan sewaktu-waktu. Dana darurat ini bisa kamu siapkan dengan cara menabung atau berinvestasi. Kamu yang single cukup menyiapkan dana darurat sebesar 4 kali pengeluaran bulanan.
- Mulai berinvestasi. Investasi merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah dalam menyiapkan dana pensiun. Banyak produk investasi yang bisa kamu pilih, salah satunya adalah reksa dana. Selain menguntungkan, reksa dana adalah jenis investasi yang mudah dilakukan karena dikelola oleh manajer investasi. Kamu cuma perlu menyetor dana ke perusahaan manajer investasi. Selanjutnya, mereka yang akan mengelola dana investasimu. Kamu juga tak perlu modal jutaan untuk berinvestasi di reksa dana. Ada lho manajer investasi yang memperbolehkan kita berinvestasi mulai dari Rp50.000 saja! Setara dengan secangkir kopi di kedai favorit kan?
Baca juga: Investasi Untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu!
Itulah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk persiapan masa pensiun. Jangan ragu untuk mulai menyiapkan masa pensiun dari sekarang agar kamu bisa hidup nyaman di masa depan. Ayo tunjukkan kalau kamu bisa jadi generasi milenial yang siap pensiun.
Nita Kurniawati
Sudah Siapkah Dana Pendidikan Anak?
Memasuki pertengahan bulan Juli, anak-anak sudah mulai kembali masuk sekolah. Omong-omong soal masuk sekolah, sudah menyiapkan Dana Pendidikan Anak sampai universitas belum? Sebagian orang tua sudah menyisihkan dana untuk pendidikan anaknya. Namun belum ada hitungan khusus. Padahal kalau tidak dihitung, bagaimana kita tahu bahwa dana itu cukup atau tidak? ☺
Kenapa sih penting bagi kita untuk menyiapkan Dana Pendidikan Anak? Karena biaya pendidikan di Indonesia itu mahal! Inflasi pendidikan di Indonesia itu berkisar antara 10% sampai dengan 20%. Memang sih kita bisa memilih sekolah negeri. Tapi masuk sekolah negeri pun banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Apalagi dengan kebijakan zonasi. Kalau ternyata anak kita tidak diterima di sekolah negeri, masa kita bilang, “Nak, kamu sekolahnya tahun depan ya. Bapak dan ibu enggak sanggup membiayai kalau kamu enggak masuk sekolah negeri.” Sedih banget kan.
Sebagai orangtua, sudah menjadi kewajiban kita untuk menyediakan pendidikan yang baik bagi anak. Kalau memang anak tidak diterima di sekolah negeri, ya melipir ke sekolah swasta. Faktanya, sebuah perguruan tinggi terkemuka di Bandung, pada tahun 2000 membutuhkan biaya sebesar Rp12juta untuk 4 tahun masa kuliah. Pada tahun 2016, perguruan tinggi yang sama mengenakan biaya sebesar Rp80juta untuk 4 tahun masa kuliah. Artinya, kenaikan biaya pendidikan atau inflasi sekolah tersebut adalah sebesar 13% per tahun. Dengan asumsi inflasi yang sama, pada tahun 2022, biaya tersebut naik menjadi Rp163juta, tahun 2025 menjadi Rp233juta dan seterusnya. Jadi, kalau tidak dipersiapkan dari sekarang, bisa jadi dananya tidak cukup.
Baca juga: Lawan inflasi dana pendidikan dengan investasi
Jadi apa yang seharusnya kita lakukan untuk mempersiapkan Dana Pendidikan Anak? Yang pertama, survei dulu sekolah yang mau anak kita tuju, lokasi beserta dengan biayanya. Kenapa lokasi? Karena kalau lokasinya jauh dari rumah, perlu dipertimbangkan fisik anak (kalau anak masih kecil) dan biaya tambahan berupa transportasi serta akomodasi kalau lokasi sekolah jauh dari rumah.
Selanjutnya kita bisa menghitung keperluan Dana Pendidikan Anak disesuaikan dengan waktu saat masuk. Misalnya uang pangkal masuk SMP A tahun ini sebesar Rp10juta, berarti kita perlu menghitung nilai masa depan saat anak masuk ke SMP tersebut berapa? Nah dari sana kita bisa menabung atau berinvestasi untuk memenuhi Dana Pendidikan tersebut.
Sebenarnya, kapan sih waktu yang tepat untuk mempersiapkan Dana Pendidikan Anak? Idealnya Dana Pendidikan Anak dipersiapkan sejak anak masih di dalam kandungan. Karena Dana Pendidikan nilainya raksasa, persiapkan sedini mungkin agar jumlah dana yang diinvestasikan setiap bulannya tidak terlalu besar.
Kalau ternyata belum mempersiapkan Dana Pendidikan Anak, apa yang harus dilakukan? Buat Dana Pendidikan Anak yang di depan mata aja dulu. Misalnya baru punya balita, berarti Dana Pendidikan yang perlu dipersiapkan adalah uang masuk pre school-TK-SD. Secara bertahap sisihkan juga dana untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Mulai yuk dari sekarang! Kita mampu kok mempersiapkan Dana Pendidikan untuk Anak.
Ikuti bahasan finansial menarik lainnya di Financial Talk, setiap Kamis jam 08.00 pagi di radio DFM Jakarta 103.4 FM bersama Titis Syahluddin – financial trainer dari QM Financial.
Honey JT