Menikah = Megah = Mahal ?
Sampai saat ini gue sendiri sudah bertemu dengan cukup banyak klien yang mau menikah. Kalo ketemu klien single atau yang ingin menikah biasanya gue akan nanya “Ga bikin tujuan untuk Dana Menikah?”. Bermula dari pertanyaan itu, baru deh ngobrol lebih jauh mengenai Dana Menikah.
Dari semua klien yang gue temui yang kebanyakan cewek dan ngobrol tentang dana menikah, banyak yang mengatakan mereka tidak ingin mengadakan pernikahan yang besar-besaran sampai mengeluarkan dana ratusan juta rupiah. Mereka lebih ingin kalau ada lebih dana, lebih baik untuk DP rumah, mobil, atau untuk tabungan pendidikan anak nanti.
Menurut gue, menikah itu tidak perlu megah karena prosesi sakralnya ada di saat akad nikah. Di situlah proses inti dalam pernikahan. Resepsi hanya “publikasi” ke teman dan saudara bahwa kita sudah melangsungkan pernikahan. Jadi menurut gue, agak gak make sense kalau biaya menikah sampai ratusan juta dalam kurang waktu seminggu. Padahal setelah pernikahan tersebut, ada hari-hari setelahnya bahkan tahun-tahun setelahnya yang lebih membutuhkan biaya.
Pentingnya bagi para single untuk menyiapkan dana menikah
Tidak bisa dipungkiri memang, masih banyak juga yang masih berharap orang tuanya yang akan menanggung biayanya. Tapi menurut gue inilah saatnya sebagai seorang anak tidak membebani orang tua dan bisa membuktikan kepada mereka kalau kita sudah bisa mandiri. Toh, kita juga sudah punya penghasilan sendiri. Jadi seharusnya kita mampu membiayai pernikahan kita sendiri.
Buatlah perkiraan jangka waktu berapa lama lagi akan menikah (walaupun dalam faktanya banyak juga yang meleset). Perkirakan juga berapa nominal yang ingin dipersiapkan untuk mencapai tujuan ini.
Lalu untuk instrumennya, jangka waktu 1 – 3 tahun bisa menabung atau berinvestasi di Reksadana Pasar Uang. Untuk jangka waktu 3 – 5 tahun gunakan Reksadana Pendapatan Tetap, dan di antara 5 – 10 tahun bisa menggunakan Reksadana Campuran.
Oke, sekarang bagaimana tahapannya untuk merencanakan Dana Menikah?
– Bicarakan dengan pasangan mengenai konsep acara pernikahan, dari konsep ini nantinya akan lahir cost yang harus disiapkan
– Bicarakan mengenai pembagian porsi untuk biaya pernikahan, misalnya pihak wanita yang membayar tempat resepsi dan pihak pria yang menanggung biaya catering
– Jangan sungkan untuk berbicara dengan orang tua sejak jauh hari mengenai biaya pernikahan ini. Ada pasangan yang benar-benar ingin membiayai pernikahaannya sendiri, namun tidak menutup kemungkinan bila orang tua akan membantu biaya pernikahannya nanti. Pengalaman dari seorang klien, mereka sudah menghitung budget pernikahan mereka. Ternyata pada hari H biaya tersebut membengkak karena orang tua mereka ingin mengundang lebih banyak rekannya.
Coba tanyakan kepada orang tua, apakah mereka ingin membantu biaya pernikahan? Kalau iya, berapa nominalnya. Karena dari nominal ini kita bisa langsung berhitung.
– Yang gak kalah penting adalah survey tempat dan bertanya ke teman-teman yang sudah menikah mengenai biaya dan vendor. Dari sini lo bisa membandingkan harga dan kualitas dari berbagai vendor.
– Coba bernegosiasi dengan teman-teman atau saudara yang sekiranya mempunyai usaha yang berkaitan dengan persiapan pernikahan. Contoh teman yang punya percetakan bisa di- lobby untuk mengurangi cost cetak undangan, teman yang berprofesi sebagai fotografer bisa membantu dokumentasi, saudara yang punya usaha catering bisa membantu konsumsi pada saat pernikahan, dll. Bantuan dari kalangan terdekat ini bisa membantu untuk meringankan biaya pernikahan.
Ada salah satu ide dari klien gue waktu itu mengenai konsep pernikahan. Dia bilang, “Menurut gue, bisa aja ngadain akad di rumah dan untuk merayakan dengan teman-teman, adain aja makan bareng di restoran mana kek. Kan bisa se-simple itu sebenarnya”.
Banyak konsep dan ide sebenarnya untuk menikah. Jadi tidak harus megah atau glamour. Ingat! Kehidupan setelah resepsi pernikahan jauh lebih panjang dan butuh lebih banyak biaya.
Semoga lo bisa menemukan ide dan konsep yang sesuai dengan budget pernikahan lo nantinya.
Good luck!
@gugiabdel | sales