GenRe (Generasi Berencana) dimulai dari sini!
Beberapa hari yang lalu adalah salah satu waktu tersibuk saya dalam menghadiri acara pernikahan. Bayangkan, ada 3 acara penikahan di hari yang sama! Acara pernikahan yang saya hadiri ada yang berkesan mewah ada pula yang sederhana. Bagaimanapun acara pernikahan tersebut diselenggarakan, tetap saja untuk mempersiapkan acara ini sungguh menguras tenaga, pikiran dan dompet pastinya. Tidak heran jika setelah acara pernikahan selesai, banyak pengantin baru yang langsung pergi berbulan madu untuk me-recharge tenaga dan pikiran dan sekaligus. Acara pernikahan yang dari segi keuangan memerlukan biaya relatif besar, tentu sangat tepat untuk dipersiapkan sedini dan sebaik mungkin.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai biaya pernikahan, ada baiknya kita perlu mengetahui apa saja garis besar pengeluaran terkait acara pernikahan. Biaya pernikahan paling tidak mencakup gedung, dekorasi, tata rias dan baju, dokumentasi dan akomodasi pendukung acara. Pertanyaan selanjutnya adalah berapa besar budget untuk penyelenggaraan acara pernikahan? Untuk urusan yang satu ini, tentu sangat tergantung pada preferensi dari calon pengantin dan keluarga besar masing-masing. Keluarga besar memiliki pengaruh yang besar terhadap bentuk penyelenggaraan acara pernikahan. Jika masing-masing keluarga besar merasa ingin mengadakan acara di daerahnya masing-masing, maka biaya pun bisa menggelembung menjadi hampir dua kali lipat. Lain lagi jika orang tua memiliki status sosial tertentu, bisa saja calon pengantin yang merasa cukup dengan perayaan yang sederhana, namun orang tua ingin perayaan yang lebih mewah, sehingga mau tidak mau biaya pernikahan pun membengkak. Karena pengaruhnya terhadap biaya pernikahan, maka diskusi dengan keluarga besar masing-masing calon pengantin untuk menjaring aspirasi dan masukan menjadi sangat penting.
Setelah memahami aspirasi dan masukan dari keluarga besar masing-masing calon pengantin, barulah anggaran biaya pernikahan dapat disusun. Sebagai tahap awal, mungkin referensi dari keluarga maupun kerabat mengenai anggaran biaya pernikahan dapat dipakai. Namun seiring berjalannya waktu, anggaran biaya pernikahan yang detail tetap harus disusun agar tidak terjadi besar pasak daripada tiang. Jangan lupa untuk menambahkan komponen biaya tidak terduga di rincian anggaran biaya, agar pengeluaran yang sebelumnya lupa dimasukkan di anggaran biaya, dapat tetap ditanggung.
Lalu bagaimana strategi untuk memenuhi anggaran biaya pernikahan yang telah disusun? Strategi yang dipilih sangat bergantung pada jangka waktu pencapaian dana pernikahan. Jika dana pernikahan akan diperlukan kurang dari 2 tahun lagi, maka menabung menjadi pilihan yang tepat. Namun jika dana pernikahan masih akan diperlukan lebih dari 2 tahun lagi, calon pengantin bisa memarkir dana yang ada dalam bentuk logam mulia maupun reksadana beresiko rendah (reksadana pasar uang maupun reksadana pendapatan tetap). Tanpa memperhitungkan sumbangan dari keluarga maupun kerabat, sumber dana pernikahan ini bisa berasal dari akumulasi aset yang dimiliki saat ini, pendapatan bulanan dan pendapatan tahunan. Perlu diketahui, bahwa umumnya besarnya uang amplop yang diterima adalah sekitar ¼ dari total anggaran biaya pernikahan. Jadi jika berpikir untuk menggunakan fasilitas kredit, pastikan total hutangnya tidak lebih dari ¼ total anggaran, sehingga bisa langsung dilunasi saat tagihannya datang bulan depan. Akan tidak lucu jika sudah punya 1 anak, hutang pernikahan masih juga belum terlunasi. Namun jika dana pernikahannya masih terlalu berat untuk dikumpulkan, maka ada beberapa cara untuk menyiasatinya :
- Melakukan nego dengan vendor dengan lebih intensif. Berdasarkan pengalaman pribadi, jika kita cukup gigih untuk bernegosisasi, pihak vendor pun akan luluh dan menurunkan harga penawaran mereka.
- Melakukan revisi terhadap anggaran biaya pernikahan, mungkin bisa dengan menghapus item yang kurang diperlukan atau mengganti target ke pilihan kedua untuk beberapa item. Misalnya untuk finishing album foto, pilihlah album foto biasa daripada kolase. Toh kedua-duanya tetap dapat digital copy-nya juga.
- Mencari penghasilan tambahan dari hal-hal yang kita suka atau dari yang kita mampu lakukan. Untuk yang satu ini, saya ingat dulu pernah jadi pengawas ujian sertifikasi dan tukang cetak dadakan, dari kartu nama sampai kartu undangan, semua dijalani untuk menutupi anggaran biaya.
Pernikahan adalah satu batu pijakan penting yang menuntut kemandirian dari pasangan suami istri untuk menjalani hidup di sepanjang kebersamaannya nanti. Akan sangat baik jika kemandirian ini dimulai sejak mempersiapkan dana pernikahan.Hal ini sekaligus menunjukkan keseriusan dan tanggung jawab dari masing-masing calon suami dan istri untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Daripada uang habis untuk wakuncar (waktu kunjung pacar) dan plesiran, bukankah lebih baik menyiapkan dana pernikahan sejak dini? Meminjam istilahnya BKKBN, GenRe (Generasi Berencana) dimulai dari sini!
Jerry CFP (@jerry_ap)
Planner
WHAT YOU SHOULD KNOW BEFORE YOU TIE THE KNOT
Hi All,
Gw sengaja milih topik seputar pernikahan karena gw sendiri (alhamdullilah) baru menikah sebulan yang lalu, saat menulis ini pun gw sedang menghadiri pernikahan sepupu gw di Surabaya. It’s a wedding season, love is in the air i guess. Seperti kebanyakan cewe lainnya, gw juga excited banget nyiapin segala sesuatunya mengenai pernikahan. Kebetulan pekerjaan gw sebagai financial planner membantu gw untuk mengatur keuangan sebelum dan sesudah pernikahan. Menurut gw dari sisi finansial, ada beberapa ground rules yang sebaiknya dibicarakan antara pasangan yang mau nikah.
- Harus terbuka secara finansial sama pasangan. Kenapa? Karena kalau udah married kan semuanya harus dibagi berdua. Pengeluaran pun jadi pengeluaran berdua. Banyak orang (termasuk temen-temen gw sendiri) yang gak mau membahas uang sama pasangan karena takut dikira matre. Terbuka tentang keuangan bukan berarti minta uang melulu yaaa..it’s two different things. Justru seharusnya kalau kita terbuka secara finansial, kita lebih menghargai uang hasil kerja masing-masing. Gw sama suami sama-sama tahu berapa gaji pertama kita sampai skrg dan ini memudahkan bgt untuk tahu apa yang kita bisa afford. Contoh gampangnya, kita bisa set budget untuk honeymoon yang wajar untuk kita berdua karena kita tahu berapa penghasilan kita.
- Plan & set the maximum budget for your wedding. Setiap pernikahan di setiap keluarga berbeda-beda. Diskusikan baik-baik di awal dan kalau budget dan pembagian biaya sudah jelas, baru bisa memulai memilih vendor yang sesuai. Ngerti banget kalau cewe pasti pgn apa-apa yang paling bagus tapi trust me ladies, it’s better to be savvy now than suffer (financially) after the wedding.
- Plan your honeymoon ahead. Ini gw highlight yaa, ini penting banget! Hahaha.. gw tadinya sama suami berpikir untuk nunda honeymoon karena cuti terbatas..tapi setelah dipikir-pikir, i think we deserve to have fun a bit. Banyak maskapai yang promo kalau book dari jauh-jauh hari. Set itinerary& budget sebelumnya, jangan lupa minta honeymoon suite dan inget, kalau pake CC harus bayar lunas. Budget honeymoon yang sesuai beda-beda sih, namanya juga honeymoon pasti pengen seneng-seneng, tapi ya wajarnya tidak lebih dari 30 % penghasilan berdua sebulan.
- Siapkan dana untuk setelah pernikahan. Nah ini yang suka kelewatan ya kadang2. Karena persiapan pernikahan gw udah lumayan lama, gw punya waktu untuk siapin biaya hidup 2 bulan ke depan. Worst case nya kalau tabungan terpakai ,minimal sisakan satu bulan biaya hidup atau sampai gajian berikutnya.
- Check your insurance. Check sama pasangan, bagaimana plafon asuransi kesehatan di kantor masing-masing termasuk plafon untuk biaya melahirkan. Kalau tidak dicover biaya melahirkan harus mulai disiapin dari sekarang, karena nanti kalau ditunda sampai hamil, cuma punya waktu 9 bulan loh untuk menyiapkan. Selain asuransi kesehatan, check juga kebutuhan asuransi jiwa. Gak semua orang butuh asuransi jiwa dan banyak banget produk yang kurang tepat sasaran beredar. Jangan sampai salah beli ya, di web QM banyak penjelasan mengenai ini..tapi kalau belum jelas ya bisa pake jasa planner :D
- Tentukan tujuan finansial selanjutnya. haha..ini standar yaa, tapi buat gw ini penting. Abis nikah, kita mau apa? Ga mungkin kan kita tetep merepotkan orang tua. Tujuan pertama untuk yang habis nikah adalah punya properti sendiri. Apartemen atau rumah? It’s your choice.Kalau kayanya berat banget yaa belum kebayang punya properti sendiri..ya memang harus dimulai, gak ada alesan nunda. Untuk awalnya, minimal 10 % sampai 30% dari penghasilan berdua harus udah diinvestasikan untuk tujuan finansial ya. Kalau dapet uang angpaw nikahan lumayan besar, ayo usahakan untuk DP properti.
- Be Responsible. Gw belum sebulan nikah, tapi gw merasa ada perubahan sih..gw banyak cut spending gw untuk hal-hal yang kurang perlu (contoh: Jakarta Great Sale..haha). Saat gw memutuskan untuk jadi seorang istri secara otomatis gw merasa gw wajib punya pengetahuan untuk mengatur keuangan rumah tangga. Nyokap gw pernah bilang, kalau nafkah dari suami adalah amanah jadi ga boleh kita habisin sembarangan walaupun itu hak kita. Secara natural pun cewe biasanya lebih hands-on dengan hal2 tentang uang kali ya.. jadi let’s be a good spouse to your husband, hargai uang hasil kerja suami.
Intinya seneng2 boleh tapi pada porsinya, jangan sampai kita bisa diving di raja ampat tapi utang kartu kredit ga bayar lunas, jangan sampai bisa hangout setiap pulang kantor tapi tabungan aja ga punya. Let’s be responsible!
That’s it i guess…I’m no expert on marriage, but i learned that money problem is the root of all evil..makanya mumpung baru atau mau nikah, ayo kita atur keuangan ya…good luck to us !