3 Tujuan Keuangan Terpenting yang Harus Dimiliki oleh Setiap Pasangan Suami Istri
Tak bosan-bosannya QM Financial mengingatkanmu untuk selalu punya tujuan keuangan di setiap tahapan journey yang harus kamu jalani. Karena hal ini penting, agar kamu bisa mengelola keuanganmu dengan baik sehingga kamu bisa terhindar dari masalah yang berisiko muncul di kemudian hari dan memberimu kesulitan.
Nah, buat kamu yang sudah berkeluarga, tujuan keuangan ini juga menjadi hal terpenting. Bahkan sangat penting untuk dibicarakan sejak awal pernikahan, alias saat masih berstatus pengantin baru.
Sebagai pasangan suami istri, kamu dan pasanganmu wajib banget untuk melakukan kompromi dan diskusi terkait masa depan keluarga yang hendak kalian bangun bersama sejak dini. Siapa sih yang mengharapkan kegagalan di tengah jalan? Ya kan? Dan suksesnya membangun keluarga itu sangat tergantung pada peran kalian berdua loh. Bukan hanya salah satu.
Tujuan keuangan apa saja yang wajib dibicarakan dan didiskusikan? Ini dia 3 di antaranya yang terpenting.
3 Tujuan Keuangan Pasangan Suami Istri yang Paling Penting
1. Dana melahirkan
Memiliki anak mungkin menjadi salah satu tujuan sebagian besar orang yang kemudian memutuskan menikah dan membangun keluarga. Memang begitulah yang berlaku di Indonesia pada umumnya. Termasuk kamu juga ya?
Namun, punya anak di zaman sekarang itu perlu perencanaan yang matang. Selain menambah kebahagiaan keluarga, anak hadir juga sebagai bentuk kemandirian dan bertanggungjawabnya pasangan suami istri muda.
Karena itu, yuk, rencanakan mulai dari dana melahirkan. Dana melahirkan ini tak hanya berhenti di penyiapan biaya persalinan di rumah sakit saja loh. Apalagi kamu hanya bisa siap dengan biaya lahiran alami. Akan ada peluang, ketika ibu harus melahirkan secara darurat. Ya namanya juga risiko hidup, yang begini juga termasuk di dalamnya.
Lalu, juga ada biaya perawatan bayi baru lahir yang biasanya lebih rumit dan repot, belum lagi biaya pemulihan ibu jika memang diperlukan.
Banyak dong? Iya, karenanya, ayo disiapkan sejak sekarang.
2. Dana rumah
Apakah kamu akan tinggal di rumah orang tua/mertua selamanya? Semoga sih kamu tidak berencana demikian. Walaupun jika memang berencana demikian juga enggak salah, karena pasti ada berbagai pertimbangan yang memengaruhi keputusanmu.
Namun, rata-rata orang yang sudah berkeluarga akan berniat untuk keluar dari rumah orang tua, dan belajar hidup mandiri di rumah sendiri.
So, dana rumah pertama menjadi tujuan keuangan berikutnya yang wajib dimiliki oleh setiap pasangan suami istri.
Mau beli rumah dengan cara apa? Hard cash? Apakah sudah ada uangnya? Atau mau mengumpulkan dari mana? Atau, dengan pilihan cicilan? Cicilan yang bagaimana? Cicilan developer bisa jadi salah satu opsi, atau opsi yang lain: KPR.
Kalau mau beli rumah secara KPR, maka kamu harus membuat rencana yang matang meliputi skema mengumpulkan DP sampai dengan skema cicilan, memilih produk KPR yang sesuai, dan pastinya, memilih rumah yang pas dengan kebutuhan.
Banyak ya? Iya. Dan, kalau KPR, maka kamu juga harus siap mental untuk berkomitmen selama bertahun-tahun. Nggak gampang loh, tapi pasti bisa jika rencanamu matang.
3. Dana pendidikan anak
Balik lagi ke poin pertama, punya anak berarti siap untuk punya tanggung jawab seumur hidup. Tak hanya dilahirkan, anak memiliki satu hak asasi yang harus dipenuhi oleh orang tua: mendapatkan pendidikan yang layak.
Nah, pendidikan yang “layak” ini adalah sesuatu yang relatif memang ya, bagi setiap keluarga. Bisa jadi standarnya memang berbeda antara satu keluarga dengan yang lain. Namun, yang pasti, setiap keluarga akan selalu yang terbaik untuk anak-anaknya. Betul nggak?
Karenanya, perlu perencanaan dana pendidikan anak yang matang dan komprehensif. Karena seperti halnya dana rumah dengan skema KPR, mengumpulkan dana pendidikan anak hingga mereka bisa sekolah setinggi-tingginya di sekolah terbaik adalah komitmen jangka panjang. Dengan demikian, semakin dini direncanakan semakin baik.
Tentunya, kita enggak hanya berhenti di 3 tujuan keuangan di atas saja, ya kan? Masih ada banyak kebutuhan, keinginan, dan cita-cita lain yang juga mesti diperjuangkan sebagai keluarga. Tapi, setidaknya, kita bisa mulai dari yang 3 terpenting itu dulu, baru kemudian beranjak ke prioritas berikutnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan keluarga di Udemy. Ada yang pas banget nih buat kamu, para pasangan usia muda yang hendak menyusun berbagai tujuan keuangan yang penting. Dengan belajar keuangan melalui kursus online Udemy, kamu bisa mendapatkan akses lifetime hanya dengan sekali membeli kursusnya saja. Bisa dapat banyak materi yang bisa diunduh dan video yang bisa ditonton berkali-kali.
Oke kan?
Sampai ketemu di Udemy ya!
Kenali 5 Masalah Keuangan Keluarga Agar Tak Menjadi Retaknya Hubungan Rumah Tangga
Dalam kehidupan berumah tangga, masalah keuangan seringkali jadi masalah yang memicu pertengkaran dan tidak jarang menjadi penyebab berakhirnya hubungan rumah tangga.
Memang perlu diakui bahwa uang punya peran penting di dalam hidup tapi jangan sampai hanya gara-gara uang hubungan harmonis berakhir tragis!
Masalah rumah tangga yang diawali dengan masalah keuangan tidak hanya mengintai mereka yang berpenghasilan minim. Pasangan yang memiliki penghasilan selangit pun tidak lepas dari risiko masalah keuangan ini.
5 Hal Yang Sering Ditanyakan Tentang Dana Melahirkan
Rasa bahagia memenuhi relung hati saat mengetahui kalau hasil alat tes kehamilan dinyatakan positif! Itu artinya buah hati yang ditunggu-tunggu akan lahir dalam waktu kurang lebih sembilan bulan kedepan.
Biasanya, calon orangtua baru sangat antusias menyambut calon buah hati sehingga habis-habisan hanya sekadar membeli perlengkapan bayi serta kebingungan mempersiapkan Dana Melahirkan!
Calon orangtua baru sebaiknya mengetahui 5 Hal tentang Dana Melahirkan seperti di bawah ini:
Dana Persalinan: Siapin yuk, (calon) Papa-Mama!
Waktu alat tes kehamilan menunjukkan dua garis merah, saya menangis bahagia, eh ga deng,, ga semelankolis itu :D. Saya kesenengan, loncat-loncat dan kasih tau suami klo saya HAMIL. Yippiee. . Berhasil :p. Kami, saya dan pasangan, menikah di usia yang tidak terlalu muda lagi. Kami sudah menunggu 11 bulan paska pernikahan. Berkali-kali membeli test pack dan berkali-kali mencoba dan berkali-kali gagal. Udah diomongin orang sana-sini. Untung kami berdua santai aja, masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Inilah saatnya, alhamdulillah, Allah memberi kami nikmat kehamilan kepada saya.
Sebagai perencana keuangan, langsung dong saya merapikan Dana Pendidikan (calon) anak saya ini. Menajamkan angka-angka Dana Pendidikan dengan mulai mencari sekolah sebagai pendekatan harga yang kami gunakan. Tak hanya itu, tentu saja saya mempersiapkan Dana Persalinan.
Nah, yang pertama saya lakukan dalam mempersiapkan Dana Persalinan ini adalah saya memeriksa apakah dari kantor saya dan suami ada tunjangan untuk melahirkan. Saya dan suami sama-sama bekerja. Kami bertanya ke bagian SDM. Suami saya yang CPNS saat itu belum dapat mengurus Asuransi Kesehatan dari Pemerintah. Semetara saya, sebagai karyawan swasta, alhamdulillah ada manfaat tambahan Dana Melahirkan. Jadi, saya sudah punya back-up untuk hari H melahirkan.
Yang perlu kita lihat adalah tunjangan/fasilitas melahirkannya berbentuk seperti apa. Apakah cash? Atau dalam bentuk perawatan RS? Dan kalaupun iya, dengan fasilitas kamar yang berapa ratus ribu per hari nya? Di beberapa perusahaan, bahkan periksa bulanan kehamilan juga dicover. Ini yang perlu kita ketahui. Jika kita wiraswasta dan atau bekerja namun tidak mendapat tunjangan apapun, maka tenang saja, yang penting kita persiapkan dananya.
Ketika hamil bukan saja peristiwa melahirkannya (persalinan) yang menjadi fokus utama. Ada masa pra dan paska Persalinan. Pra, Persalinan dan Paska Persalinan menjadi item-item yang menjadi komponen dalam Dana Persalinan. Sementara, dana ke bidan/dokter atau USG rutin per 3 bulan, saya menggunakan dana dari alur kas bulanan. Begitu pun untuk suplemen. Dengan jangka waktu mengumpulkan hanya 9 bulan, maka saya menempatkan Dana Melahirkan ini di Tabungan. Lokasi bank yang saya pilih juga yang dekat tempat saya beraktivitas. Kenapa? Karena Dana Melahirkan ini akhirnya menjadi fokus kami, maka sepeser pun akan kami tabungkan segera.
Nah, komponen-komponen biaya dalam Dana Persalinan adalah sebagai berikut:
1. Pra Persalinan
a. USG 3D/4D (pilihan) ketika usia kehamilan 5-7 bulan. Sekitar 700- 900 ribu. Tiap RS berbeda-beda, ini harus dikonfirmasikan ke RS masing-masing.
b. Pengajian 4 bulanan atau 7 bulanan atau acara keagamaan lain. Biasanya mengundang anak yatim/dhuafa atau ibu-ibu pengajian setempat. Dana yang dikeluarkan tergantung dari apa yang mau kita berikan (snack, sedekah, dll)
c. Acara Baby Shower (pilihan). Di beberapa negara, baby shower ceritanya adalah tradisi untuk menyambut bayi. Acara ini makan biaya tersendiri yang tidak murah, namun asyiknya, calon ibu bisa meminta hadiah yang kira-kira akan dia dan bayinya nanti butuhkan.
d. Persiapan bayi, baju dll sampai si bayi berusia 3-6 bulan. Yippiii.. belanja adalah hal yang menyenangkan apalagi jika untuk buah hati kita J maka siapkan dananya. Soal apa saja yang disiapkan bisa digoogle atau tanya-tanya orang. Tapi sebagai informasi, bisa buka http://buchip.wordpress.com/2007/02/12/daftar-perlengkapan-bayi/.
e. Persiapan mental dan ilmu orang tua dengan mengikuti acara-acara seperti Pelatihan Hypnobirthing, Pelatihan Edukasi untuk Orang Tua Sehat, Talkshow Menyusui, Persiapan Menyiapkan ASI untuk Ibu Bekerja dll. Untuk mendapatkan informasi-informasi persiapan melahirkan, saya juga mengikuti milis-milis bermanfaat seperti milis SEHAT dan AIMI ASI.
2. Persalinan. Untuk persalinan sendiri, sebaiknya kita menggunakan asumsi yang terburuk (misalnya harus Caesar, dirawat di kamar kelas 1 atau VIP, NICU dll). Ini perlu kita cross-check ke (Calon) tempat kita melahirkan. Meski kita berharap persalinan di bidan misalnya, kita juga tetap harus bersiap jika ada kondisi yang kurang menyenangkan.
3. Paska Persalinan:
a. Imunisasi bayi
b. Aqiqahan atau Pembaptisan
c. Keperluan bayi tambahan yang belum dibeli/diperikirakan sebelumnya. Seperti, karena bayi saya saat itu bilirubin tinggi, maka ada biaya untuk periksa darah di laboraturium khusus anak dan biaya ke dokter untuk observasi.
Total biaya yang dibutuhkan akhirnya tergantung oleh masing-masing dari kita. Diskusikan dengan pasangan dan komunikasikan jika memang ada sumber pemasukan lain atau dana tambahan lain. Ingat, kita punya waktu beberapa bulan untuk persalinan, sehingga ga ada istilah ngutang karena kurang persiapan ya.
Happy Pregnant and Waiting!
Kaukabus Syarqiyah- Planner QM Financial
@kaukabus
Persiapkan Dana Melahirkan, Yuk!
Awal tahun 2007 adalah saat terindah yang tidak terlupakan seumur hidup saya. Di hari itu berlangsung acara yang sakral dan mengharukan dimana tanggung jawab orang tua dialihkan kepada laki-laki yang akan menjadi suami saya: hari itu adalah hari pernikahan saya.
Tepat enam bulan setelah menikah kami diberi kepercayaan dari Allah SWT untuk memiliki momongan. Bahagia, terharu dan sedih bercampur aduk dan membuat kami jadi lebih bersemangat lagi untuk menjalani hidup. Di awal masa kehamilan saya merasa sangat bahagia tapi menjelang melahirkan banyak ujian dan cobaan yang kami hadapi. Mulai dari meninggalnya kakek, sampai suami yang sakit parah hingga harus dirawat di rumah sakit selama satu minggu dan menghabiskan tabungan. Maklum waktu itu kami belum mempunyai asuransi kesehatan dan belum punya rencana keuangan , sehingga dana untuk melahirkan pun kami gunakan.
Selang satu minggu suami keluar dari rumah sakit dan dengan uang tabungan yang menipis bahkan dibilang pas-pasan, saya melahirkan anak pertama kami. Alhamdulillah, putra pertama kami lahir dengan selamat dan saya bisa melahirkan normal, sehingga biaya yang kami keluarkan tidak terlalu besar.
Pengalaman saya pada anak pertama membuat saya berpikir bahwa mempunyai anak adalah tanggung jawab yang besar dan membutuhkan biaya yang cukup besar pula, mulai dari hamil, melahirkan dan pasca melahirkan. Oleh karena itu sebagai orang tua kita harus mempersiapkan dananya.
Ngomong-ngomong tentang dana melahirkan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan mulai dari hamil, melahirkan dan pasca melahirkan:
1. Dana pada saat hamil
Seorang ibu harus banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi. Ini berarti perlu ada budget tambahan untuk makanan, periksa rutin ke dokter tiap bulan, USG, vitamin tambahan dan perlengkapan buat si cabang bayi yang akan lahir.
2. Dana melahirkan
Dana yang perlu dipertimbangkan adalah asumsi biaya operasi (Caesar) karena ada selisih yang cukup besar dibandingkan dengan biaya melahirkan secara normal. Selain itu, perlu juga dipikirkan biaya lain yang akan keluar dirumah sakit yang kita inginkan.
3. Dana Pasca Melahirkan
Setelah melahirkan kita memerlukan dana yang lebih besar lagi karena akan digunakan untuk selamatan (Aqiqah), imunisasi, sunatan dan yang tidak kalah pentingnya adalah dana pendidikan anak.
Tidak terasa anak pertama kami sudah berusia empat tahun dan kini sudah memiliki seorang adik . Dari pengalaman pertama, saya menjadi lebih matang dalam mempersiapkan dana melahirkan. Mudah-mudahan cerita pengalaman saya ini bisa bermanfaat bagi para calon ibu.
@aayud | Marhaini (Aay) | Sales
Persiapan Matang, Melahirkan Tenang
Waah gak terasa 3 bulan lagi gw melahirkan. Bahagia plus deg-degan rasanya. Bagaimana gak? Ini adalah pengalaman pertama gw dan gw harus mencari tau apa aja persiapan melahirkan itu. Sebagai calon orang tua, gw harus menyiapkan semuanya dengan sangat matang. Setidaknya ada beberapa hal yang harus gw persiapkan menjelang kelahiran my baby.
Sebagai calon orang tua baru, hal pertama yang muncul dalam otak gw dan suami tidak ada hal lain yaitu mempersiapkan keuangan keluarga dalam menyongsong kelahiran bayi kita.
Kenapa? Ya jelas dong, selama gw hamil, setiap sebulan sekali gw harus pergi memeriksakan kandungan gw ke dokter spesialis kandungan. Itu kan butuh biaya. Kemudian ketika gw akan melahirkan, itu juga butuh biaya. Belum lagi kalau kelahirannya menggunakan alat, induksi maupun operasi caesar, maka biayanya bisa lebih besar lagi.
Gw juga harus keluar uang untuk membeli segala macam perlengkapan melahirkan dan bayi. Bukan cuma itu. Kami harus mengevaluasi lagi kebiasaan belanja keluarga selama ini karena ini adalah saatnya untuk menambah tabungan dalam keluarga.
Di bawah ini adalah langkah-langkah yang perlu gw lakukan dengan suami menyongsong kelahiran bayi kita:
1. Menentukan di mana gw akan melahirkan dan cek berapa biayanya
Hal ini penting banget untuk gw dan suami agar kita berdua bisa mengetahui berapa perkiraan biaya persalinan yang mungkin akan kita keluarkan. Pilihan tempat melahirkan biasanya ada dua: Rumah Sakit atau Klinik Bersalin.
Selain itu, kita juga harus memilih lokasinya. Gw dan suami memilih tempat bersalin yang dekat dengan rumah. Setelah memilih lokasi, kita harus menghubungi RS atau Klinik Bersalin tersebut untuk mengecek berapa perkiraan biaya yang perlu kita keluarkan kalau mau melahirkan di situ. Kalau ternyata kita harus ke lokasi tersbut menggunakan kendaraan pribadi, tapi nyatanya kita gak punya kendaraan pribadi, maka kita juga harus menyiapkan dana tambahan untuk transportasi pada saat persalinan.
Gw dan suami juga harus melihat bagaimana suasananya. Apakah cukup nyaman?
2. Siapkan budget untuk persalinan
Gw dan suami harus menyiapkan dana persalinan dengan perkiraan biaya tertinggi, misalnya kalo gw mau melahirkan secara normal di kelas I/VIP, maka gw dan suami harus menganggarkan dana secara Caesar di kelas I/VIP pula. Tujuannya gak lain adalah untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi, toh kalaupun ternyata gw melahirkan secara normal, dana yang kita anggarkan sebelumnya bisa kita alihkan ke tujuan yang lain.
3. Mulai menabung menyongsong hari bahagia itu
Karena kantor gw tidak menanggung biaya persalinan, dan suami gw juga usaha sendiri/wiraswasta, maka gw dan suami harus menyiapkan sendiri dana persalinan itu. Ada dua cara menabung yang bisa digunakan. Yang pertama adalah dengan menabung secara rutin setiap bulan, yang kedua adalah dengan menabung sekali saja. Cara kedua bisa digunakan kalau pada saat ini kita sudah mempunyai sejumlah dana yang bisa dimanfaatkan.
Ada dua instrumen produk keuagan untuk menaruh dana persiapan melahirkan ini: Tabungan dan Deposito. Kalau kita mau menabung secara rutin setiap bulan, kita bisa menyimpan dana tersebut di tabungan, karena tidak akan berkurang nilai nominalnya dan bisa diambil sewaktu-waktu.
Kalau gw mau melakukan investasi sekali saja, maka bisa memasukkan uang nya ke alternatif investasi yang kedua, yaitu deposito dengan jangka waktu yang pendek, seperti deposito berjangka waktu 1 bulan. Dengan demikian, setiap satu bulan sekali gw bisa mengevaluasi apakah gw akan tetap menaruh uang gw di deposito itu, atau mengambilnya apabila diperlukan.
4. Mulai menabung untuk acara Syukuran atau Aqiqah
Sebagai rasa syukur gw dan suami yang sudah diberi anugrah terindah dalam hidup ini, setelah bayi kita lahir, beberapa hari kemudian kita akan megadakan acara syukuran atau Aqiqahan. Untuk bayi laki-laki kita harus memotong dua ekor kambing sedangkan untuk bayi perempuan kita cuma harus memotong satu ekor kambing, Karena gw belum tau apakah bayi gw laki-laki atau perempuan, maka kita akan menganggarkan dana syukuran atau Aqiqahan untuk bayi laki-laki, sekali lagi, kalaupun toh anak kita perempuan, berarti kita punya dana lebih yang bisa kita alokasikan ketujuan yang lain J.
5. Belanja perlengkapan melahirkan dan perlengkapan bayi
Belanja perlengkapan melahirkan dan perlengkapan bayi baru lahir juga penting dilakukan. Sekarang ini sudah bayak sekali toko yang menjual perlengkapan melahirkan dan perlengkapan bayi baru lahir, ada yang secara online atau kita juga bisa datang langsung ke tokonya. Ada kelemahan kalau kita belanja perlengkapan tersebut via online: kita gak bisa menawar harga yang sudah ada, kita gak bisa lihat kualitas dari barang yang akan kita beli dan terkadang barang yang kita beli juga tidak pas dipakai. Tapi ada satu kelebihan dari online shopping: kita ga perlu gotong-gotong barang tersebut. Kita cukup bayar biaya pengirima dan beberapa hari kemudian.. ”trrrriiiing” barangnya sudah sampai ke tempat yang kita mau.
Jadi ayo calon ibu dan ayah siaga, mari persiapkan kelahiran buah hati dengan matang. Persiapan matang, melahirkanpun tenang.
sumber : http://namanakbayi.com/5-persiapan-menjelang-persalinan-melahirkan-bayi
Nita |CRO