Kiat Jitu Atasi Gajian Tak Kasat Mata
Halo, apa kabar? Kayaknya ada yang lagi senang nih karena habis gajian!
Atau,
Malahan lagi sedih karena mengalami yang namanya gajian tidak kasat mata?
Duh kasian… ibaratnya punya pacar tapi gak bisa diajak jalan alias cuma pacar khayalan yang disimpan dalam hati saja *eaaaaaa
“Udah bekerja bertahun-tahun tapi tidak punya aset. Setiap bulan terima gaji tetapi selalu habis. Gaji cuma numpang lewat rekening habis itu menghilang kayak mantan…. Tuh kan jadi baper!”
Pernah atau sedang mengalami kondisi seperti di atas? Mau menyalahkan gaji karena jumlahnya yang kamu terima kecil? Hei, tunggu dulu! Kondisi di atas bisa juga terjadi karena caramu dalam mengelola keuangan yang belum tepat.
Coba deh, diingat-ingat…. Saat terima gaji, apa yang kamu lakukan?
Apakah kamu langsung menyisihkannya untuk membayar utang dan tagihan lainnya?
atau
Langsung cuss membeli barang yang sudah diincar sejak bulan lalu sampai barang tersebut terbawa mimpi?
Apapun yang dilakukan dengan gajimu, jangan sampai sudah bersusah payah mendapatkannya tapi hanya numpang lewat dan tidak jadi apa-apa!
Simak 5 tips mencegah gajian tak kasat mata!
Buat 4 pos pengeluaran bulanan
Saat kamu terima gaji, hal yang pertama yang bisa dilakukan adalah membuat 4 pos pengeluaran. Hitung dan sisihkan gajimu ke dalam 4 pos pengeluaran tersebut sesuai dengan kewajiban yang harus dibayarkan.
Jenis Pos Pengeluaran | % dari gaji | Keterangan |
Menabung / Investasi | Minimal 10% | Tabungan bank, logam mulia, deposito dsb |
Cicilan Utang | Maksimal 30% | KPR/KPA, Kendaraan, gadget |
Rutin | Idealnya 35% – 40% | Asuransi, Rumah Tangga, Transportasi, Anak, Sosial |
Gaya Hidup | Maksimal 20% | Makan di luar (fine dining), Nonton etc |
related article: 5 Pengeluaran Bulanan Yang Harus Kamu Ketahui
Memisahkan Tabungan
Saya tipe orang yang kalau lihat uang di rekening bawaannya pengen diambil saja. Kalau kamu termasuk tipe yang seperti ini juga maka sebaiknya kamu membuat dua akun rekening bank. Rekening pertama untuk pos tabungan/investasi dan yang kedua untuk pos pengeluaran yang lainnya.
related article: Mari Menabung
Bijak Menggunakan Kartu Kredit
Sudah punya dua rekening tabungan tapi gaji masih habis juga? Mungkin tanpa sadar kamu berbelanja tidak menggunakan uang tunai melainkan dengan kartu kredit. Banyak yang menjuluki kartu kredit sebagai “kartu setan.” Padahal pada kenyataannya, kartu kredit bisa dijadikan andalan saat kondisi darurat. Kamu bisa memakai kartu kredit untuk kebutuhan mendesak seperti mobil mogok dan harus diperbaiki di bengkel terdekat. Tapi ingat, berani gesek harus berani bayar!
related article: Tentang Kartu Kredit
Punya Asuransi / BPJS Kesehatan
Gaji biasanya cuma numpang lewat saat ada kejadian tak terduga yang menimpamu. Misalkan, kamu atau ada anggota keluargamu tiba-tiba jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Sedangkan kamu dan keluarga tidak memiliki asuransi ataupun BPJS, mau gak mau kamu harus menanggung beban biayanya dengan uang pribadimu. Kejadian ini kerap kali dialami oleh seseorang sehingga dia terpaksa harus menggunakan uang tabungannya bahkan berhutang untuk membayar biaya rumah sakit. Oleh sebab itu, penting sekali untuk mempunyai asuransi atau BPJS Kesehatan supaya kamu bisa terhindar dari biaya sakit yang dapat mengacaukan keuanganmu.
related article: Seperti Ini Asuransi yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Karyawan
Financial Check Up
Yang juga penting agar terhindar dari gajian tak kasat mata adalah dengan melakukan financial check up sehingga kamu bisa mengidentifikasi pos mana saja yang memiliki pengeluaran paling besar. Dan periksa juga apakah pengeluaran tersebut masuk ke dalam kategori kebutuhan atau keinginan.
related article: Siapkan Jalan Menuju Semua Tujuan Finansialmu!
Nah, sudah melakukan langkah yang mana dari 5 tips di atas untuk keuanganmu? Semoga kondisi keuanganmu semakin baik setelah melakukan tips di atas.
Dapatkan DISKON KHUSUS PROGRAM #MyQMPlan untuk semua Konsultasi dan PLAN
Hubungi QM Financial di WA 08111500688
Nita Kurniawati / Sales
Ternyata Film Pengabdi Setan Ada Hubungannya Dengan Keuangan
Udah lihat film Pengabdi Setan?
Udah dong yaaa….
Yang udah nonton pasti tau kalau setting awal cerita adalah kemunduran finansial suatu keluarga, yang dimana si Ibu dulunya penyanyi, lalu uang keluarga mereka habis untuk biaya pengobatan sang Ibu. Lalu diceritakan mereka sekeluarga harus pindah ke rumah Nenek yang terletak di kampung, anak pertamanya putus kuliah, endebre endebre.
Personally I hate horror movie.
Di dalam film ini rasanya saya pengen towel manja si Bapak sembari ngomong “BPJS keleus, ga bakal deh kejadian rumah abis buat pengobatan.” Zzzz ganteng-ganteng kok nggak tau BPJS sih.. LOL.
Anyway, to me the real horror thing in that movie that can happen in our life is any of us can experience bankruptcy.
Seperti di dalam film Pengabdi Setan, kadang sebenarnya bukan penghasilannya yang sedikit, namun pengelolaan keuangannya yang belum tepat.
Believe me, it is not only how to earn money, but also how to manage it.
Saya termasuk orang yang percaya bahwa pengelolaan keuangan yang baik itu berawal dari rumah, dari pengelolaan uang jajan kita semasa SD, dari contoh orangtua kita bagaimana caranya membelanjakan uang, dan yang paling penting lifestyle.
Every mother is a financial planner, dari seorang Ibu lah perencanaan keuangan keluarga terbentuk dan terealisasikan.
Nggak percaya?
Seperti ini contohnya. Bayangkan satu keluarga kecil, Ayah dan Ibu bekerja, berpenghasilan total Rp20juta/bulan. Anehnya, hanya mampu untuk menyekolahkan anak di sekolah gratis (sekolah negeri sekarang gratis), belum mampu untuk punya rumah (masih mengontrak), dan tidak punya tabungan.
Gaji habis hanya untuk hidup per bulan saja. Tidak ada yang tahu kondisi sebenarnya keluarga ini, karena mereka masih rajin liburan 3x setahun, ke luar negeri pula. Foto-foto di akun media sosialnya pun terlihat rumah mereka yang asri dengan furniture kekinian. Siapa yang tahu, ternyata mereka masih mengontrak.
related articles: Sudah punya aset apa?
Sounds weird, right? Tapi percaya deh, hal ini masih banyak sekali terjadi di lingkungan sekitar kita.
Hello, siapa yang merasa jleb jleb di hatinya membaca deskripsi keluarga di atas? No worries, saya menulisnya dengan hati seperti tersayat sembilu karena menyadari, hey my family is one of those families.
Di saat seperti ini saya tidak terlalu takut lagi menonton film horor, karena ternyata.. Hidupku lebih horor qaqa.
Kenapa horor? Karena Pengabdi Lifestyle ternyata lebih serem dari Pengabdi Setan.. LOL.
Fear not, fellas! Yuk sama-sama kita belajar karena #LiterasiFinansial dimulai dari rumah dan dari kita sendiri.
*tulisan ini diambil dari pemenang writing competition #QMquiz #QMAnniversary yang bernama Askiiasari
Hubungi WA 08111500688 untuk jasa konsultasi serta perencanaan keuangan pribadi / bisnis / organisasi-korporasi
1-2-3 Memilih Asuransi Kesehatan
Anda first-jobber atau baru saja menikah/hamil? Atau mungkin ada momen signifikan lain yang membuat Anda terpikir tentang Asuransi Kesehatan?
(more…)
Membuat Dana Pensiun Sendiri!
Ribut-ribut tentang aturan baru pencairan JHT BPJS Ketenagakerjaan membuat 1 hal lebih jelas: ternyata kita perlu Dana Pensiun ya!
Seperti apa sih kebutuhan pensiun kita? Anggap lah ini sejumlah uang yang kita butuhkan untuk hidup sementara di periode pensiun itu kita sudah tidak produktif lagi bekerja. Mungkin masih bekerja! Tapi tidak lagi demi sesuai nasi!
Ada beberapa asumsi yang harus kita siapkan!
- Usia Pensiun
Usia pensiun ini biasanya dimulai di usia 55. Ini diambil dari usia pensiun PNS. Yang ternyata di berbagai instansi, usia pensiun PNS juga sudah naik menjadi 58 tahun lho. Jadi kita sendiri yang harus menentukan mulainya usia pensiun: 55 tahun, 58 tahun, atau 65 tahun?Bahkan jika Anda memiliki orang tua yang sudah masuk usia 55 tahun, usia pensiun bisa dibagi lagi menjadi usia pensiun pertama: 55 tahun, usia pensiun kedua 65 tahun dan usia pensiun ketiga 75 tahun. Di setiap periode ini produktivitas sang pensiunan akan menurun dan lebih membutuhkan dukungan dari keluarga.
- Life Expectancy
Ini bukan “bermain” jadi Tuhan kok. Sampai umur berapa, ya rahasia Tuhan. Tetapi untuk keperluan perhitungan, kita perlu menyusun – sampai kapan usia pensiun ini akan berakhir. Apakah kita pensiun dari usia 55 – 85 tahun atau 55 – 75 tahun. Anggap lah setelah angka Life Expectancy ini, jika masih hidup kita akan mencapai usia di mana kita harus bergantung 100% pada anak kita. Tapi sebisa mungkin, sebagai senior citizen kita akan hidup mandiri!Perkiraan Life Expectancy bisa kita lakukan dengan cara melihat usia orang tua dan kakek nenek sebelum kita. Apakah ada penyakit yang bisa dikatakan hereditary atau turunan? Misalnya jantung dan diabetes. Ini bisa mempengaruhi juga Life Expectancy seseorang.
- Pengeluaran Biaya Hidup & EXPENSE RATIO
Yes. Ini mau gak mau harus berhitung!Berapakah besaran biaya hidup Anda setiap bulannya?Seharusnya setelah pensiun tidak ada lagi cicilan bulanan, anak-anak sudah mandiri, ongkos rumah tangga lebih rendah dan biaya entertainment juga menurun. Atau malah meningkat? :DSementara itu EXPENSE RATIO adalah perkiraan rasio pengeluaran saat ini terhadap pengeluaran masa depan. Anda perlu berasumsi apakah 100% atau setara dengan cara hidup sekarang, atau 50% karena Anda pindah hidup di kampung halaman.
Ketiga asumsi ini bisa Anda masukkan ke dalam kalkulator Tujuan Lo Apa khusus untuk menghitung kebutuhan Pensiun. Hasilnya adalah jumlah Dana Pensiun yang cukup besar! Tapi jangan kuatir, dengan perencanaan yang baik dan investasi rutin persiapan pensiun menjadi mudah dan sederhana.
Yuk! Mari membuat Dana Pensiun sendiri! Anda bisa menghubungi [email protected] dan melihat jasa pembuatan Plan di laman Services kami
***
Ligwina Hananto / @mrshananto / CEO / QM Planner
Tentang BPJS Ketenagakerjaan yang Lagi Heboh Itu
Saya mulai mendengar tentang perubahan peraturan pencairan dana BPJS Ketenagakerjaan (BPJS KT) beberapa bulan yang lalu.
#FinClic Apa Efek BPJS Ketenagakerjaan Tidak Bisa Dicairkan?
Apa efek dari dana DPLK dan/atau BPJSKetenagakerjaan tidak bisa dicairkan hingga usia peserta masuk pensiun? #FinClic