5 Hal Keuangan Yang Perlu Perempuan Ketahui
Apa pun profesimu.
Mahasiswi, rumah tangga, wanita karir, bekerja sendiri, profesional, wirausaha, pensiunan.
Sebagai perempuan, ada 5 hal yang kamu perlu ketahui tentang keuangan. Silakan baca, catat poin yang penting tapi yang lebih penting, tolong sebarkan ke sebanyak-banyaknya teman perempuanmu, ya. Rada panjang nih artikelnya, but bear with me. Yuk kita mulai!
1. Penghasilan
Yup! Tidak ada potong kompas untuk yang satu ini. Nasihat nenek saya, “Kamu harus selalu punya uang sendiri!”
Ini berlaku untuk semua profesi, lho. Bagaimana pun juga, proses belajar menghasilkan uang ini tidak pernah bisa instan. Apa pun yang kamu kerjakan, kamu perlu belajar menghasilkan uang.
Termasuk ibu rumah tangga!
Jangan lupa. Saat menjadi ibu rumah tangga –tidak bekerja menghasillkan uang (bukan pedagang, wirausaha atau bekerja sendiri), seorang ibu rumah tangga mendapatkan nafkah dari suaminya. Maka, perlakukanlah uang tersebut sebagai penghasilanmu. Dengan demikian, proses mengapresiasi uang tetap terjadi. Pisahkan bagian untuk keluarga dan bagian yang memang kamu simpan sendiri.
Tautan penting: http://qmfinancial.com/3-hal-yang-harus-diketahui-ibu-rumah-tangga/
2. Pengeluaran
Eh, tunggu dulu. Ternyata saat sudah punya penghasilan –besaran penghasilan itu gak penting. Yang lebih penting adalah bagaimana cara kita menghabiskan uang tersebut!
Nah, lho. Berapa banyak dari kita yang sering dituduh sebagai perempuan tukang ngabisin duit? Enak aja! Kita adalah perempuan yang jago mengurus uang. Jadi, perhatikanlah ke mana saja uangmu pergi.
Catat pengeluaranmu untuk periode pendek saja: weekdays vs weekend. Dengan cara ini, kamu bisa tahu bagaimana pola hidupmu yang sebenarnya. Ada 5 kategori pengeluaran, cek apakah pengeluaranmu sudah sesuai dengan batasan yang tertera di bawah ini.
- Menabung/Investasi: 10 – 30%
- Cicilan Utang: maks. 30%
- Pengeluaran Sosial: bebas
- Pengeluaran Rutin: 20 – 40%
- Pengeluaran Lifestyle: maks. 20%
Jadikan pola pengeluaran yang sehat sebagai kebiasaan. Dengan begitu kamu terhindari dari bocor-bocor halus. Kamu pun bisa rutin berinvestasi dan yang lebih penting, bebas belanja ataupun liburan !
Tautan penting: http://qmfinancial.com/13-tips-hemat-melalui-masa-bokek-paska-lebaran/
3. Kesehatan & Pensiun
Setelah jago mengatur penghasilan pengeluaran, kamu juga perlu melindungi masa depanmu. Perhatikan fasilitas kesehatan seperti apa yang kamu miliki. Cek ya, apakah sama atau berbeda dengan daftar berikut ini.
- Mahasiswa: tanyakan pada orang tua apakah kamu masih dalam tanggungan kantor mereka atau ada asuransi tersendiri.
- Ibu rumah tangga: periksa fasilitas kesehatan apa yang tersedia dari suami.
- Wanita karir: periksa fasilitas kesehatan yang tersedia dari kantor. Jangan sampai sudah sakit dan diopname, kamu baru cari tahu berhak dapat fasilitas kesehatan seperti apa.
- Bekerja sendiri/Profesional/Wirausaha/Pensiunan: siapkan fasilitas kesehatan sendiri dalam bentuk BPJS Kesehatan dan/atau asuransi kesehatan swasta. Untuk wirausaha, sebaiknya ini diatur dari bisnismu saja, sehingga dapat membeli fasilitas perlindungan kesehatan grup dengan biaya lebih efisien. Sementara, untuk para pensiunan, hal ini bisa juga dilakukan dengan menyediakan dana kas dalam jumlah besar (seperti dana darurat) yang disebut dana kesehatan pensiun.
Sementara itu untuk pensiun, ada beberapa cara yang harus dipikirkan. Silakan pilih setidaknya salah satu cara untuk memulai. Tapi saya lebih memilih untuk melakukan semuanya, hehe.. Mending berlebih daripada kurang, kan.
- Dana pensiun sendiri: investasi rutin di produk yang menghasilkan imbal hasil kumulatif (contohnya reksadana)
- Dana pensiun dari kantor: BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK
- Menyiapkan aset aktif: Bisnis, properti, surat berharga.
Tautan penting:
http://qmfinancial.com/membuat-dana-pensiun-sendiri/
http://qmfinancial.com/life-expectancy-perempuan-indonesia-72-tahun-dana-pensiun-sudah-siap/
4. Pengelolaan Aset
Aset. Ini jarang banget dikaitkan dengan perempuan. Biasanya aset identik dengan kepemilikan laki-laki. Padahal kamu juga bisa lho, belajar mengelola aset, terutama aset aktif. Modal menyiapkan aset ini bisa dimulai dengan persiapan dana pensiun di poin no 3.
Aset aktif yang saya maksud ada 3 jenis:
- Bisnis: Untuk kamu yang berwirausaha, jangan senang dulu. Yang saya maksudkan sebagai aset aktif adalah bisnis yang sudah bisa ditinggal, ada profesional yang mengelola dan kamu tinggal terima bagi hasil secara reguler.
- Properti: rumah yang kamu tempati tidak termasuk properti sebagai aset aktif, ya. Properti di sini pun bukan rumah yang bisa dijual kembali. Properti sebagai aset aktif adalah properti yang disewakan, sehingga kamu bisa menerima penghasilan rutin.
- Surat berharga: orang jaman dulu bisa pensiun dengan gajian dari bunga deposito. Sekarang sudah ada obligasi ritel yang bisa dibeli dalam pecahan lebih kecil, dan memberikan imbal hasil reguler berupa kupon obligasi. Untuk itu, sebagai investor kita perlu lho, berkenalan dengan produk pasar modal seperti saham dan obligasi.
Tautan penting:
http://qmfinancial.com/summary-tweet-finclic-4-maret-2013-tentang-aset-aktif/
5. Lain-lain yang gak kalah penting: pajak, legal, waris, zakat, proteksi dll.
Yang terakhir ini yang paling gak diperhatiin. Apalagi saat efeknya gak langsung.
- Pajak: It’s 2016! Cepat atau lambat sistem perpajakan kita akan menggali data secara terbuka dan kamu ke mana ajaaa, kok gak pernah beresin SPT?
- Legal: tahukah kamu bahwa menurut undang-undang perkawinan tahun 1974 harta dan utang yang dihasilkan saat menikah adalah milik bersama suami dan istri? Apakah kamu sudah tahu apa konsekuensinya? Pernah terpikir membuat perjanjian pra nikah? Bukan hanya dengan pasangan, lho. Soal hal legal kita sering gak perhatian. Misalnya ada utang atas nama kamu, padahal yang pakai uangnya adik. Atau ibumu punya rumah, tapi atas nama kakaknya. Ini harus dibenahi.
- Waris: Urusan waris harus kamu pelajari dan perhatikan selagi masih sehat, baik fisik maupun mental. Ada 3 jenis hukum waris di Indonesia: hukum barat, hukum Islam dan hukum adat. Apakah ahli warismu akan terkena dampak dari ketiga hukum waris tersebut?
- Zakat: untuk yang satu ini, perempuan punya peran penting lho. Ada zakat penghasilan yang harus diurus. Ada juga zakat maal (zakat hart). Kalau tidak berkomunikasi dengan baik soal daftar harta dan utang dengan pasangan, terus bagaimana kamu bisa tahu berapa besar zakat yang harus diurus?
- Proteksi: selain proteksi kesehatan di poin no 3, ada juga proteksi jiwa yang perlu kita perhatikan. Untuk ibu rumah tangga, tolong cek asuransi jiwa suamimu. Untuk perempuan bekerja, perhatikan perhatikan asuransi jiwa dirimu sendiri. Untuk pensiunan, mungkin tidak perlu lagi asuransi jiwa sebagai perlindungan penghasilan, tetapi asuransi jiwa ini masih bisa berguna untuk ahli waris untuk mengurusi pajak, biaya pemakaman, pelunasan utang, dan sebagainya.
Tautan penting:
http://qmfinancial.com/pre-nuptial-agreement-perlu-gak-sih/
http://qmfinancial.com/5-tips-ngobrolin-uang-dengan-pasangan/
http://qmfinancial.com/zakat-dan-sedekah-serupa-tapi-tak-sama/
http://qmfinancial.com/anda-ibu-rumah-tangga-pastikan-suami-punya-asuransi-jiwa/
OK, itu tadi 5 hal keuangan yang kamu perempuan harus betul-betul kuasai. Mau gak, kamu bantuin perempuan lain dengan share artikel ini sebanyak-banyaknya? Kita gak bisa kuat sendirian. Kita perlu menggerakkan perempuan sebanyak mungkin semampu kita.
Kalau kata teman-teman di Facebook Headquarter dalam program #shemeansbusiness,
“When women succeed, everyone wins.”
Silakan Sista!
Ligwina Hananto / @mrshananto / Founder / CEO
Sudah Punya Asuransi Kesehatan Dari Kantor? Cek 3 Hal Berikut!
Apakah Anda sudah punya proteksi kesehatan?
Ketika menghadapi pertanyaan ini, banyak orang akan menjawab bahwa mereka mengandalkan fasilitas asuransi kesehatan dari kantor. Namun ternyata, tak banyak yang mengetahui secara rinci mengenai fasilitas tersebut.
6 Langkah Praktis Memilih Asuransi Kesehatan Untuk Karyawan Perusahaan
Asuransi kesehatan adalah salah satu non cash benefit yang sangat dirasakan manfaatnya bagi karyawan perusahaan. Nggak heran, karena biaya pelayanan kesehatan relatif tinggi, apalagi biasanya fasilitas ini tidak hanya dinikmati oleh para karyawan, melainkan juga untuk keluarga karyawan.
Sebelum Pindah Kerja, Perhatikan 5 Non Cash Benefit PENTING ini!
Kerja sebagai karyawan sering dianggap remeh. Kerap muncul berbagai komentar miring seperti ‘bukan kantor sendiri’, ‘masih jadi buruh’, ‘corporate slaves’ dan sebagainya. Padahal sebuah perusahaan tidak mampu beroperasi tanpa karyawan yang handal di bidangnya. Karena itu perusahaan-perusahaan besar sering menyediakan non cash benefit yang sangat bermanfaat untuk Anda.
Anda Ibu Rumah Tangga? Pastikan Suami Punya Asuransi Jiwa!
Bukan satu kali. Bukan dua kali. Berkali-kali saya bertemu dengan klien dengan profesi sebagai ibu rumah tangga.
Seminar #FinClicSeries: Semua Tentang Asuransi di Jakarta
Semua butuh proteksi namun tidak semua orang butuh semua jenis asuransi.
Bagaimana menentukan asuransi yang sesuai untuk kita dan kapan waktunya beli asuransi?.
Seminar #FinClicSeries: Semua Tentang Asuransi di Surabaya
Semua butuh proteksi namun tidak semua orang butuh semua jenis asuransi.
Bagaimana menentukan asuransi yang sesuai untuk kita?
3 Hal yang Harus Diketahui Ibu Rumah Tangga
Daripada berantem mulu – jadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja, mendingan urus keuangan masing-masing. Yuk?
1-2-3 Memilih Asuransi Kesehatan
Anda first-jobber atau baru saja menikah/hamil? Atau mungkin ada momen signifikan lain yang membuat Anda terpikir tentang Asuransi Kesehatan?
(more…)
Perlukah Asuransi Pendidikan?
Dana pendidikan merupakan salah satu tujuan keuangan yang menempati prioritas atas dalam keluarga. Orang tua mana yang tidak ingin anak-anaknya menuntut ilmu di sekolah yang berkualitas?
Saat mempersiapkan dana pendidikan anak, biasanya para orang tua terlena dengan semua produk yang ditempeli kata “pendidikan” di belakangnya, termasuk asuransi pendidikan.
Pertanyaannya, tepatkah keberadaan asuransi pendidikan?
Menurut Undang-Undang no. 2 Tahun 1992,
“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
Berdasarkan definisi tersebut, pendidikan bukanlah suatu kerugian dan juga bukan dampak suatu peristiwa yang tidak pasti. Jadi, mengapa diasuransikan?
Dengan demikian, sebenarnya istilah asuransi pendidikan tidaklah tepat. Selama ini, produk yang dipasarkan sebagai asuransi pendidikan, sebenarnya merupakan produk asuransi jiwa yang dikombinasikan dengan produk investasi.
Memang dengan memiliki asuransi pendidikan, orangtua dapat mulai mempersiapkan dana pendidikan anak sejak dini. Jumlah yang akan diterima pun sudah diketahui sejak awal. Namun, yang seringkali luput dari perhatian orangtua adalah, apakah jumlah yang diterima dari asuransi pendidikan ini, akan mencukupi kebutuhan dana pendidikan nantinya.
Ketika merencanakan kebutuhan dana pendidikan, langkah pertama yang harus Anda lakukan, adalah mencari informasi mengenai biaya pendidikan saat ini, untuk tingkat dan kualitas institusi pendidikan yang Anda inginkan, misalnya sekolah negeri, swasta, atau bahkan hingga ke luar negeri. Dengan memasukkan faktor inflasi tahunan, Anda akan dapat memperkirakan kebutuhan dana pendidikan.
Perhitungkan pula berapa lama lagi dana tersebut akan Anda butuhkan, sesuai dengan usia anak, sehingga Anda dapat menentukan jumlah yang harus Anda tabung atau investasikan setiap bulannya. Pastikan produk keuangan yang Anda pilih akan dapat mendukung tercapainya tujuan Anda.
Nah, jika Anda merasa kewalahan atau tidak punya cukup waktu, silakan kontak Independent Financial Planner untuk mendampingi Anda. Pendidikan adalah investasi penting untuk masa depan anak Anda, dan pastikan Anda akan memberikan yang terbaik untuk mereka.
Purwanti Wulandari / QM Planner
Untuk konsultasi lebih lanjut dengan QM Planner, silakan email ke: [email protected] atau hubungi kami melalui halaman Kontak