Berikut adalah penjelasan ringkas tentang apa yang terjadi di pasar modal dunia. Tulisan berikut merangkum berita dari berbagai sumber dan kami harap dapat membantu Anda memahami apa yang sedang terjadi.
The Beginning : Subprime Mortgage
Saat ini Pasar Dunia mengalami resesi. Semuanya diawali dari Krisis Subprime Mortgage yang terjadi di Amerika Serikat dua tahun terakhir.
Di Amerika Serikat, jika Anda ingin mengambil pinjaman bank, maka Anda memerlukan credit score yang baik. Angka ini dikeluarkan oleh lembaga independen yang menilai Anda berdasarkan data historis ketaatan Anda membayarkan cicilan utang di berbagai bank dan lembaga keuangan.
Kemudian terjadi perubahan peraturan yang memberikan ijin untuk meminjamkan uang pada mereka yang tidak masuk dalam daftar layak / credit score yang baik. Inilah yang disebut subprime. Seseorang dengan credit score yang buruk masih dapat memperoleh pinjaman dari bank dengan bunga lebih tinggi. Kredit pemilikan rumah dengan bunga ini yang kemudian dikenal khalayak sebagai Subprime Mortgage.
Ketika The Fed menaikkan suku bunga dua tahun yang lalu, Subprime Mortgage mengalami kemacetan. Banyak pemilik rumah yang menyerah karena tidak mampu lagi membayarkan cicilan utangnya karena bunga KPR yang juga meningkat, dan menyerahkan rumahnya untuk disita oleh bank / foreclosure.
Kondisi ini terjadi tidak pada satu atau dua pemilik rumah, tapi pada banyak sekali pemilik rumah dengan Subprime Mortgage. Pasar perumahan menjadi over supply, serta ratio bad debt yang tinggi. Hal ini memberikan dampak yang sangat buruk pada sektor properti di Amerika Serikat.
The Storm : Default Subprime Mortgage in Asset Backed Securities
Kredit macet seharusnya hanya menggoyang sektor properti saja. Namun yang terjadi adalah dimulainya sebuah krisis ekonomi di Amerika Serikat. Ini terjadi karena Subprime Mortgage ini masuk ke dalam Asset Backed Securities (Sekuritisasi) yaitu dimana tagihan KPR dijadikan sebagai underlying aset untuk surat hutang (obligasi) yang diperdagangkan secara global. Dengan tidak dibayarkannya cicilan KPR oleh para pemilik rumah, maka pembayaran bunga obligasi pun menjadi terhambat, sehingga nilai surat hutangnya menjadi jatuh.
Skematik berikut menunjukkan perjalanan Subprime Mortgage menjadi ”toxic” dalam sistem keuangan di Amerika Serikat. Ini terlihat dari betapa besarnya leverage yang terjadi setelah Subprime Mortgage disekuritisasi berkali-kali. Subprime mortgage senilai USD 600 Milyar adalah sebagian kecil dari Asset Backed Securities senilai USD 10.7 Trilyun. Tambahan lain adalah adanya Credit Default Swaps yang nilainya mencapai USD 62 Trilyun. Jumlah ini sangat besar dibandingkan dengan besarnya Subprime Mortgage yang disebut-sebut sebagai toxic tadi.
Sumber : [http://paul.kedrosky.com/archives/2008/10/05/modern_subprime.html]
Yang terjadi kemudian adalah bank-bank besar membeli surat-surat berharga tersebut dengan cara meminjam uang dari bank-bank besar lain. Sehingga pada saat Subprime Mortgage gagal bayar (default) bank-bank ini kehilangan uang dalam jumlah besar dan tidak dapat membayarkan utang mereka ke bank-bank lain. Ditambah lagi dengan adanya credit default swap, yaitu asuransi yang menjamin apabila terjadi default pembayaran pada obligasi, sehingga krisis ini juga berimbas pada perusahaan asuransi. Inilah yang terjadi pada perusahaan-perusahaan besar seperti Lehman Brothers, Wachovia, Washington Mutual dan AIG.
The Global Crisis
Surat berharga yang memuat Subprime Mortgage diperdagangkan secara global. Oleh karena itu, ketika berbagai perusahaan besar bertumbangan di Amerika Serikat, Eropa pun mulai merasakan hal yang sama. Fortis menjadi salah satu korban Subprime Mortgage Crisis ini dan kemudian mendapatkan dukungan dari Belanda, Luxemborg dan Belgia. Belakangan Bank Fortis dibeli oleh salah satu kompetitor terbesarnya BNP Paribas.
Kondisi perbankan ini menyebabkan krisis yang lebih parah yaitu krisis kepercayaan. Bank-bank semakin ragu untuk mengucurkan kredit, bahkan kredit untuk sektor riil. Hal inilah yang kemudian semakin mendukung krisis likuiditas di berbagai bank dan turut menjatuhkan indeks di berbagai negara.
Apa Yang Terjadi Di Indonesia?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga telah turun menjadi 1832 pada tanggal 29 September, langsung turun drastis setelah pembukaan pasar kembali setelah Hari Raya Idul Fitri. Hal terburuk yang terjadi adalah dilakukan suspend (penutupan) pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 Oktober karena penurunan indeks telah melebihi 10% menjadi 1451. Hal ini juga menyebabkan diberhentikannya transaksi untuk sebagian besar reksadana campuran dan saham.
Banyak faktor yang menyebabkan turunnya secara drastis IHSG, seperti adanya issue transaksi short selling (transaksi dengan barang semu), pernyataan dari salah satu bank asing tentang kinerja surat berharga Indonesia yang buruk, kebutuhan likuiditas investor asing, serta kondisi emosi pasar yang irrational. Yang pasti, pada hari itu investor asing telah menjual saham yang dimiliki pada BEI secara hampir bersamaan sehingga IHSG langsung drop seketika.
Pada kenyataannya, jatuhnya nilai surat hutang (obligasi) Amerika tidak secara langsung berpengaruh pada saham-saham di Indonesia. Hal ini karena hanya sebagian kecil (sangat sedikit) perusahaan di Indonesia yang memiliki obligasi Amerika. Reksadana di Indonesia pun, dibatasi oleh Bapepam hanya boleh memiliki 15% surat berharga asing. Sehingga kondisi pasar yang irrational serta adanya pihak-pihak yang memanfaatkan krisis global inilah yang menyebabkan ikut terpuruknya pasar di Asia, termasuk Indonesia.
Apa yang harus kita lakukan?
Rencana Keuangan yang dibuat oleh QM Planners adalah Rencana Keuangan yang komprehensif dan telah mempertimbangkan risiko investasi yang dapat terjadi. Risiko investasi ini bukan hanya risiko saat Anda membeli Reksadana atau produk investasi lain, tetapi juga pertimbangan risiko inflasi yang terjadi saat Anda menempatkan dana di Tabungan atau Deposito.
Perhatikan langkah-langkah berikut :
- Ayo kembali ke Rencana Keuangan.
Anda tentu masih ingat proses pembuatan Rencana Keuangan. Semua aspek keuangan sudah Anda diskusikan dengan QM Planner masing-masing. Investasi tetap harus dilakukan pada saat kondisi Pasar Modal normal maupun pada saat krisis.
Pada saat seperti ini Anda perlu memperhatikan pentingnya Dana Darurat. Dana Darurat ini adalah safety net yang dapat memastikan Anda tetap memiliki uang kas pada saat kondisi Pasar Modal kurang bersahabat. Anda juga perlu memperhatikan
- Langkah investasi berdasarkan Profil Risiko
Konservatif
Tidak perlu malu untuk minggir dahulu jika Anda tidak merasa nyaman dengan kondisi Pasar Modal yang sangat tidak stabil. Pastikan agar Anda tetap menyisihkan sisa penghasilan Anda setiap bulan. Kalau perlu, revisi prioritas Tujuan Finansial yang Anda ingin capai dan fokuskan pada Tujuan jangka pendek. Dengan cara ini Anda tetap dapat berinvestasi pada produk-produk berisiko rendah seperti Tabungan, Deposito dan Reksadana Pasar Uang.Moderat
Hindari panik tanpa sebab dan sibuk mencairkan Reksadana. Saat kondisi pasar menurun, jika Anda mencairkan Reksadana maka Anda melakukan cutloss. Untuk Anda dengan profil risiko Moderat, Anda perlu terus melakukan investasi regular. Jika Anda memutuskan untuk menghentikan investasi, ketahuilah konsekuensinya. Anda kehilangan momentum untuk mencapai Tujuan Finansial Anda. Tanpa investasi Anda perlu menabung dalam jumlah yang sangat besar.Agresif
Sekarang saatnya BELANJA! Pasar saham sedang menuju ke titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Anda perlu meningkatkan jumlah investasi agar dapat mengambil momentum penurunan tersebut.
Anda dapat menambahkan titik berat investasi pada produk agresif seperti Reksadana Saham untuk mencapai Tujuan Finansial jangka panjang (di atas 10 tahun). Dalam beberapa kondisi, Anda juga dapat memulai atau menambahkan portofolio saham langsung. - Talk to Your QM Planners.
Jangan ragu untuk menghubungi QM Planner dan CRO yang bertugas membantu investasi Anda. Jika ada bagian dari investasi yang Anda tidak mengerti, Anda akan mendapatkan penjelasan yang lebih dalam. Jika Anda ingin merubah implementasi Rencana Keuangan yang sedang berjalan, Anda dapat mendiskusikannya pada saat Review.
The Focus of Your Financial Plan is Achieving Your Financial Goals!
~ * * * ~
QM Research Team (LH/TJ/FA)
Artikel terkait:
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai pasar modal . pasar modal merupakan suatu ilmu yang sangat penting untuk dipelajari untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari. Saya memiliki beberapa tulisan sejenis mengenai hal tersebut yang dapat dilihat di Journal pasar modal