Merdekakan Diri Sendiri dan Orang Lain
*gambar diambil dari www.setneg.go.id
Jujur, semalaman saya nggak bisa tidur memikirkan deadline untuk menulis blog ini, belum dapat inspirasi yang bertema kemerdekaan tapi nyerempet-nyerempet ke financial planning.
Akhirnya saya melanjutkan buku yang sedang saya baca, judulnya “The Happiness Project” karya Gretchen Rubin, dengan harapan jadi ngantuk dan bisa tidur.
Sampai di bab yang berjudul “Buy Some Happiness”, a sentence hit me like a thunderstruck!
Kalimat itu bunyinya begini: “Money, It’s good servant but a bad master.”
Saking setujunya, itu kalimat saya merah-merahin pake pensil warna. Seberapa banyakkah dari kita yang “diperbudak” oleh uang?
Kebanyakan dari kita beranggapan bahwa semakin banyak uang yang dihasilkan seseorang, semakin bahagia hidupnya.
Nggak perlu munafik. Seandainya bisa memilih, pasti kita ingin punya uang banyak kan?
Karena menjadi “golongan berduit” memberikan banyak kemudahan. Orang berduit cenderung lebih percaya diri, mendapatkan lebih banyak kesempatan dalam hidup, cenderung lebih dihormati, dan lebih mudah dalam mendapatkan keinginannya.
“Lah, terus gue gimana dong? Gue nggak kaya dan gaji biasa-biasa aja, apa gue nggak berhak bahagia?”
Sebelum kita mulai mengeluh dan ngomel-ngomel bahwa hidup ini tidak adil, izinkan saya bertanya pada Anda.
“Pernah dengar yang namanya Financial Planning?”
Tidak, financial planning tidak menjanjikan untuk membuat anda jadi orang kaya!
Financial planning is planning a better you, which means the happier version of you.
Financial planning membantu kita lebih bahagia dengan apa yang kita punya sekarang. Financial Planning membantu mengubah peranan uang yang sebelumnya “bad master” menjadi “good servant”
Yang terpenting bukanlah berapa banyak uang yang bisa kita hasilkan, tetapi seberapa banyak yang bisa kita simpan dari penghasilan.
Ada lho orang yang penghasilan perbulannya puluhan juta, tapi tabungannya nol malah jebol karena ada utang kartu kredit. Ujung-ujungnya jadi nggak happy!
Ada juga yang penghasilannya biasa-biasa saja, tapi rutin menabung 10% dari penghasilannya setiap bulan. Hasilnya? Dana pensiun aman dan bebas utang.
Merdeka banget deh hidupnya :)
Contohnya “money as bad master”:
- Uang dianggap sebagai tujuan.
- Bekerja supaya dapat uang. Mencalonkan diri jadi pejabat negara biar gampang dapat uang. Berinvestasi supaya uangnya berlipat ganda, saat pasar anjlok langsung stres!
- Jadi pelit.
- Malas bersedekah, pura-pura lupa bayar zakat, tidak mau menolong saat keluarga butuh bantuan. Semuanya karena takut kehilangan uang.
- Spending money that you don’t have.
- Kalau ingin beli apa-apa tinggal gesek kartu kredit. Tiap terima tagihan langsung deg-degan, ga berani buka amplopnya. Ingat lho, berutang merupakan cara kita menjajah diri sendiri! Makan tak enak, tidur pun tak tenang.
- Korupsi.
- Menurut Anda, seorang oknum nonton pertandingan tenis di Bali sambil mindik-mindik pake wig itu karena apa? Apakah pada akhirnya dia bahagia? Menurut ngana?
Lalu, apa contohnya “Money as good servant”? Buanyaaakk! Nih, diantaranya:
- Uang sebagai alat untuk memenuhi tujuan.
- Tujuan apa saja? Dana Pendidikan Anak, sehingga pada saat butuh bayar uang pangkal sekolah anak ga perlu ngutang kanan kiri. Dana Pensiun, supaya pada saatnya tiba uangnya sudah ada dan tidak perlu menggantungkan hidup pada anak atau anggota keluarga lain. Tujuan tiap orang beda-beda. Makanya kita semua butuh PLAN biar tau tujuannya apa saja dan bagaimana cara mencapainya.
- Menyisihkan bonus tahunan atau THR untuk bayar premi asuransi jiwa (untuk yang punya tanggungan) dan asuransi kesehatan.
- Seharusnya tidak ada lagi pemikiran, “kalau terjadi apa-apa sama gue, anak istri gue makan apa?” Membeli perlindungan berupa asuransi jiwa dengan uang pertanggungan yang cukup sebagai “warisan” untuk keluarga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab. Peace of mind adalah salah satu bentuk kemerdekaan lho!
- Dana Darurat.
- Jika terjadi hal-hal tidak terduga, misalnya di-PHK, punya simpanan berupa dana darurat yang cukup untuk bekal hidup sambil mencari pekerjaan baru.
- Dana senang-senang!
- Nggak cuma buat memenuhi hal yang wajib-wajib saja kok. Tiba-tiba pengen memanjakan diri dengan beli sepatu mahal tanpa bikin bangkrut? Coba menabung Rp 100.000 setiap bulan. Di akhir tahun kita punya Rp 1.200.000 buat beli sepatu bermerek idaman. Duitnya masih kurang? Ya bolehlah ambil sedikit dari bonus atau THR. Yay! Expensive splurge, without the guilt because you deserve it! Rasanya merdeka sekali :)
See? Tidak semua orang bisa jadi kaya raya, tapi semua orang bisa bahagia asal mau berusaha dan tau caranya. Banyak potensi diri yang bisa digali dengan merencanakan keuangan kita sendiri :)
Sekarang saatnya kita membantu “memerdekakan” orang-orang di sekitar kita misalnya dengan membantu menyekolahkan anak asisten rumah tangga.
Tidak harus langsung jadi philanthropist seperti Oprah. Setidaknya mulai dengan orang-orang terdekat kita.
Melihat kenyataan “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara” (UUD 1945 pasal 34 ayat 1) tidak terlaksana memang bikin gemas! Tapi kalau kita sudah merdeka dan kuat secara finansial, bersama-sama kita bisa menegakkan UUD 1945 pasal 34 ayat 1 ini.
Makanya, dimulai dari diri sendiri dulu. Kalau diri sendiri masih belum merdeka, gimana mau memerdekakan orang lain. Ya, nggak?! ;)
Gebby Ayala| CRO| @ayalagebby
Kilau Cicilan Emas
Harga emas yang cenderung mengalami kenaikan menarik masyarakat untuk memiliki logam mulia sebagai salah satu investasi. Bahkan di antara mereka “memaksakan” untuk membelinya dengan cara mencicil.
Dengan iming- iming margin yang rendah, beberapa institusi keuangan berhasil menarik nasabah dalam program cicilan emas.
Namun, apakah benar mencicil emas lebih baik daripada menunggu sampai uang terkumpul dan membeli emas secara tunai?
Untuk alasan itu, kami melakukan simulasi sederhana mengenai program cicilan emas 100 gram untuk jangka waktu 1 tahun di salah satu institusi keuangan.
Dan kami mendapat dua alasan mengapa membeli emas secara cicilan tidak disarankan.
1. Cicilan yang Tinggi
Dengan margin sekitar 12% ternyata cicilan yang dikenakan akan setara dengan tingkat suku bunga 31,84% per tahun dengan metode perhitungan suku bunga efektif.
Hal ini karena, 12% yang ditetapkan dari harga emas (bukan dari nilai pembiayaan) tersebut dihitung dengan metode perhitungan flat, bukan efektif. Sehingga jika dihitung dengan metode efektif dan dari nilai pembiayaan maka akan setara dengan 31,84% per tahun. Angka ini bahkan melebihi tingkat suku bunga Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang hanya berkisar 28,67% per tahun.
2. Harga Emas yang Fluktuatif
Beberapa orang yang memutuskan untuk mencicil emas menganggap harga emas akan selalu naik, atau bahkan menganggap tidak akan mengalami penurunan. Sehingga, mereka merasa membeli emas saat ini dengan cara mencicil lebih menguntungkan dibandingkan membeli secara tunai di kemudian hari.
Padahal harga emas juga berfluktuatif mengikuti kondisi pasar. Belum tentu harga emas saat ini lebih rendah dari harga emas satu sampai dua tahun mendatang demikian pula sebaliknya. Hal ini menyebabkan keuntungan mencicil emas tidak dapat dipastikan, sementara “biaya” cicilannya pasti.
Ditambah lagi, kenaikan harga emas belakangan ini masih lebih rendah dari pada “biaya” cicilan emas. Dari data harga emas Antam yang kami dapatkan, harga emas selama 7 tahun terakhir (2005 – 2011) menunjukkan kenaikan hanya rata-rata 20,78% per tahun. Angka ini lebih kecil dari “biaya” cicilan emas yang besarnya mencapai 31,84% per tahun.
Dua alasan tersebut, menurut kami, dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Anda dalam investasi emas dengan cara mencicil atau beli tunai.
Ada baiknya Anda kembali melihat tujuan keuangan Anda, apakah untuk jangka pendek ataupun jangka panjang, karena pemilihan produk investasi harus disesuaikan dengan faktor tersebut.
Research Division
Summary #Finclic tentang Freelance dan Bisnis Kecil
Berikut ini merupakan kumpulan tweet #FinClic 6 Agustus 2012
Yes #FinClic hari ini berhubungan dengan freelancer! RT @_jarmee: pernah sharing soal atur keuangan buat freelancer gak? Camiku freelancer soalnya
#FinClic berawal dari gw gatel mampus denger siaran radio yang “sopan” :) oh gak apa produknya semua bagus, ambil multifinance bonafid, dll
Mulai menawarkan jasa finplanner 2003, di 2006 klien cuma 13 orang semuanya teman+sepupu. Musti bisa keluar dari lingkaran itu :) #FinClic
Di 2006 gw menghadap @sosronegoro & @willypriyoko bikin proposal talkshow yang seru. Lahir Financial Clinic #FinClic di @hardrockfm
Sekarang #FinClic masih on air di 87,6 @hardrockfm setiap Rabu jam 08.00 di Good Morning Hard Rockers Show. Dengerin yah :)
Versi #FinClic QnA twitter bisa diikutin di akun ini setiap Senin seharian. Karena biasanya gw libur Senin. Biasanya :p kenyataannya sih dududu
Summary #FinClic on radio bisa diikuti di @QM_Financial. Summary #FinClic on twitter nongol di http://qmfinancial.com silakan serbu :)
#FinClic yang hari ini gw akan sharing tentang orang yang kerja freelance dan atau bikin bisnis kecil :) *asahgolok*
Pengalaman gw yah, disuruh berhenti kerja sama @dondihananto tahun 2002 supaya ngurus anak :) jadi ibu rumah tangga #FinClic
Biasa punya duit sendiri. Tau- tau harus nunggu dari suami. Aneh banget rasanya. Mana waktu itu baru punya bayi. Wah perasaan serba kacau #FinClic
Jadi kalau lo berhenti kerja, untuk jadi freelancer atau punya bisnis kecil, hal ke- satu yang lo siapin : mental. Turunin semua standar sekarang juga! #FinClic
Freelancer / small bizowner jarang yang langsung menghasilkan besar. Jadi stop kasih bunga- bunga ke 2 pekerjaan itu! Gak ada duit! Siap gak? ;) #FinClic
Waktu itu, gw jadi ibu rumah tangga, lalu kuliah S2, lalu part time jadi dosen, baru bikin cikal bakal @QM_Financial. Makan dari mana? #FinClic
Waktu itu @dondihananto kerja di bank asing. Walaupun gw freelancer/ small business owner, penghasilan dan fasilitas kesehatan aman #FinClic
Setelah bertahun- tahun bangun bisnis gw, giliran @dondihananto yang mau berhenti kerja, jadi freelancer + small business owner. Dia gak keluar begitu aja #FinClic
The day @dondihananto said to me “I want to quit my job”, I was very surprised. Dan ada “takut” juga, ntar cukup gak buat hidup #FinClic
Me and @dondihananto sat down and worked on our finances for days before he resigned. Dengan dua anak, tidak bisa asal nekad aja lho #FinClic
Jadi buat teman- teman gw yang sekarang lagi slayar sluyur ceritanya baru freelancer/ small business owner, jangan bangga dulu. Emang udah siap? #FinClic
Berikut hal- hal penting sebelum Quit: 1) Asuransi Kesehatan 2) Dana Darurat 3) Aset Aktif yang SUDAH menghasilkan 4) ehem belajar hemat :p #FinClic
Orang yang dari dulu udah kerja freelance, sudah hati- hati dan siap dengan segala konsekuensinya. Yang dari karyawan ke freelancer ini yang suka gak ngeh #FinClic
Kantor gw udah ada AsKes untuk keluarga, penghasilan gw udah stabil, ada bisnis+apartemen yang menghasilkan, baru @dondihananto Quit #FinClic
Topik ini gw pilih karena gw mulai cemas. Banyak yang sibuk ngomongin passion, action, tanpa duit terus masa nekad doang? Gak gitu lah! #FinClic
Prinsip Tahu Diri. Semua juga tahu. Tapi apa mau jalanin-nya? Jadi karyawan dengan gaji tetap harus beda ngurusnya dengan freelancer/ small business owner #FinClic
Kalau lo udah berkeluarga, atas nama passion lo loncat jadi freelancer/ small business owner tanpa persiapan keuangan, lo gak bertanggungjawab! #FinClic
Gw contohin teman yang udah dari sana-nya freelancer ya? Dia bilang dia punya AsKes, kalau kerja gak kenal waktu, Dana Darurat 12x biaya hidup. Gokil! #FinClic
Gw mengisi acara seminar “Menabung Saja Tidak Cukup” dulu ya. Nanti siang disambung lagi #FinClic
Melanjutkan #FinClic tentang freelancer dan small business owner. Udah di level apa? Kalau memang dari dulu pekerjaannya itu, biasanya udah tau diri #FinClic
Yang repot kalau tadi-nya karyawan, switch ke freelancer/ small business owner. Suka ada yang gak ukur kemampuan padahal udah beda lho #FinClic
Pursuing passion feels soooo awesome. Only if you know the right tools. Your finance should be in place from the beginning #FinClic
Thanks! :) RT @Aditkok: Suka sekali sama topik #FinClic Hari ini, dibanyakin lagi dong tips financial buat small biz owner :)
Tipe pekerjaan freelance bisa macam- macam. Ada yang jadi dosen part time, pelayan resto sampe konsultan dipanggil sewaktu- waktu. Gak gajian rutin #FinClic
Freelancer ada yg kerja berdasar kontrak tahunan, per project, sampe per berapa jam dia kerja. Jadi penghasilan gak rutin #FinClic
Efek yang paling kelihatan, waktu urus Pengeluaran. Karyawan gw suruh nabung 10-30%. Freelancer gak bisa diurus dengan cara ini #FinClic
Freelancer harus punya pengeluaran yang jelas. Misal 5juta/bulan. Jadi penghasilan gak jelas, asal tahu, pengeluaran bisa diatur #FinClic
Kalau pengeluaran 5juta, penghasilan freelancer mungkin 2juta bulan ini, 10juta bulan depan, 0 bulan berikut dan 20juta bulan depan-nya? #FinClic
Nah freelancer perlu Dana “biaya hidup”, minimal 3x pengeluaran. Makan dari sini. Penghasilan lagi banyak, setor untuk hidup bulan depan #FinClic
Misal penghasilan bulan ini 8juta » 5juta untuk makan, 1juta ke Dana Biaya Hidup, 2juta lagi rekening terpisah untuk Investasi #FinClic
Waktu penghasilan sedang 20juta, makan 5juta, 1juta ke Dana Biaya Hidup, 14juta ke rekening Investasi terpisah #FinClic
Jadi Investasi bulanan tetap ada hitungannya, tapi setoran ke rekening investasi bulan ini mungkin untuk beberapa kali investasi #FinClic
Investasi bulanan akan debit rutin dari rekening Investasi. Karena pekerjaan freelance, setorannya yang beda dengan karyawan #FinClic
Sama, mirip freelancer. Gw sebut Self Employed RT @dadingwicaksono: nah kalo yg pemasukannya ga tetep macam dokter gitu gimana mbak? #FinClic
Gw ingin bisa ikut tepuk tangan waktu orang tinggalin pekerjaan yang dia gak suka, demi passion-nya. Tapi kalau habis itu lo melarat? #FinClic
Jadi ayo lah, finance itu bisa diukur semua. Urusan mampu bisa diupayakan. Empowering yourself. This is what it’s all about #FinClic
Duar! :) RT @ReneCC: Sepakat sama @mrshananto – keluar dari pekerjaan butuh persiapan matang. Jangan sebut passion kalau ternyata pride ;)
Sekarang untuk small biz owner. Ini bisa lebih kusut lagi daripada freelancer. Freelancer kerja sendiri. Small Biz Owner ada buntut karyawan #FinClic
Demi bisa idealis, atas nama passion, keluar dari kerjaan karyawan, bikin bisnis. Income stream bisnisnya dari mana? #FinClic
Banyaaak sekali pemilik bisnis kecil itu gak langsung “panen”. Ngerasain susah dulu. Hidup dengan gaji seadanya dulu. Konsekuensi memang begitu #FinClic
Ngeri gw kalau denger, bikin bisnis langsung pengen gajian 15juta. Lah income stream bisnis-nya gak ada, dari mana gajian segitu? #FinClic
Jadi kalau ada ceritanya start up, direktur-nya geruk gaji gede, siap- siap aja lagi tenggelam tuh kapalnya. Berat banget pasti #FinClic
Bisnis yang gak bisa menggaji pemilik yang kerja di dalam-nya juga gak sehat. Tapi reasonable aja lah. Omset berapa, gaji owner berapa #FinClic
Udah yakin sama keputusan hidupnya. Ayo sekarang ukur kemampuannya. Karena emosi VS angka gak bisa ditabrakin. Angka ga bohong #FinClic
Gw banyak ketemu small biz owner. Ada yang memang buta sama sekali soal akuntansi. Ada yang bahkan gak tau yang dijual apa. Ada yang semangat beres- beres #FinClic
Apapun level bisnis lo sekarang, keuangan keluarga lo apa kabar? Masih single bisa pulang ke rumah orangtua. Tapi yang udah punya anak? #FinClic
Gong-nya gw pun ketemu pemilik bisnis yang dengan alasan “bisnis lagi susah” gak kasih nafkah sama keluarganya. Mau berapa tahun kayak gini? #FinClic
Hal- hal sederhana seperti: keuangan bisnis dan pribadi dipisahkan, ada laporan keuangan walaupun sederhana cash basis dan tau mana fixed vs variable cost #FinClic
SmallBizOwner. Gak gajian dulu? Berapa lama? Pasang target yuk? Maksimal 3 tahun. Selama 3 tahun itu makan dari gaji pasangan + dana darurat #FinClic
Gw dari tahun 2003, baru gajian rutin tahun 2007. Sebelumnya pake sistem persentase. Bisa sekecil 350.000 / bulan :) untuk memastikan bisnisnya profit #FinClic
Sekarang pun, untuk jaga fixed cost rendah, gajian di kantor gw ada gaji pokok+tunjangan, ada variable bonus bulanan. Tergantung project #FinClic
Hi3 kayaknya banyak yang tercekat tentang “gak gajian 3 tahun” ya? :p ya gitu deh. SmallBizOwner gak selalu keren :) #FinClic
Ulang yang tadi pagi » hal- hal penting sebelum berhenti kerja tetap (Quit): 1) AsKes 2) Dana Darurat 3) Aset Aktif yang SUDAH menghasilkan 4) ehem belajar hemat :p #FinClic
Sebelum Quit: 1) Asuransi Kesehatan. Suami gw dulu kerja di Bank. Waktu dia berhenti kerja dan mulai bisnisnya, kantor gw udah ada Asuransi Kesehatan #FinClic
Sebelum Quit: 2) Dana Darurat (DD). termasuk badung sih, DD keluarga kami untuk 3 bulan aja, harusnya 12 bulan. Tapi ada :) #FinClic
Sebelum Quit: 3) Aset Aktif yang SUDAH menghasilkan. QM sudah bisa bagi dividen. Ada resto di Bandung hasil bulanan. + apartemen disewain #FinClic
Sebelum Quit: 4) ehem belajar hemat :p ini yang paling susah sih. Waktu suami gw di Bank liburan asiiiik banget. Sekarang direm :) he3 #FinClic
Nah. Mana semua yang karyawan mau jadi freelancer/ smallbizowner. It’s your life! Don’t let other people turn you into quitting your job #FinClic
Bisa ya dibayangkan kelojotannya kayak apa kalau tadinya karyawan gaji 30juta, sekarang atas nama passion bikin bisnis, eh gak gajian. Siap- siap! #FinClic
Terima kasih atas perhatiannya mengikuti #FinClic :) summary- nya nanti ada di http://qmfinancial.com . Topik- topik sebelumnya juga ada di sana kok
Emang kontradiktif ya. Bikin bisnis harus mau kejebur. Tapi kalau gak bersiap ntar gak makan. Find that balance and face the reality #FinClic
Bikin bisnis dengan modal dengkul, ilmu kepepet atau apalah. Kalau untung digembar gembor. Yang hancur berantakan, nasibnya gimana? :) #FinClic
Kenyataannya, bikin bisnis itu banyak yang hancur dulu. Ya musti dihadapi. Gw bikin 14 bisnis, yang mati 10. Calculated risk :) #FinClic
Gw gak bisa ngetwit sekadar memotivasi :) karena gw ketemu kasus- kasus macam- macam dan gak mau orang- orang dijerumuskan sembarangan #FinClic
Ada summary-nya kok topik- topik #FinClic sila liat di http://qmfinancial.com ya bagian CEOBlog
Ok sekian #FinClic nya yah :) gw musti siap- siap nanti sore jam17 LIVE di SindoTV. Catch you later!
Bayar Zakat…. Siapa Takut?
“Seorang nenek jatuh pingsan saat antre pembagian zakat di Balikpapan, Kalimantan Timur, karena lama mengantre pembagian zakat” ujar penyiar berita di televisi.
Pembagian zakat secara pribadi lagi- lagi menelan korban, dan ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Hampir setiap tahun pembagian zakat menelan korban.
“Sebenarnya apakah zakat itu? bolehkah membagikan zakat sendiri tanpa melalui badan amil zakat? Bagaimana perhitungannya?”
Pertanyaan di atas akan kami coba uraikan di sini.
Secara bahasa, zakat berarti “tumbuh”, “berkembang”, “mensucikan” atau “membersihkan”.
Selain itu, ada istilah sedekah dan infaq. Sebagian ulama fiqh, mengatakan sedekah wajib dinamakan zakat, sedang sedekah sunnah dinamakan infaq. Sebagian yang lain mengatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq sunnah dinamakan sedekah.
Zakat sendiri merupakan rukun islam yang ketiga, sehingga hukumnya wajib sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. Zakat diwajibkan bagi setiap individu yang Muslim, Aqil (berakal sehat), Baligh, dan Memiliki harta yang mencapai nishab.
Salah satu hal yang membuat zakat berbeda dari sedekah dan infaq adalah zakat hanya diberikan kepada 8 (delapan) golongan yaitu (1) Fakir, (2) Miskin, (3) Amil, (4) Mualaf, (5) Budak, (6) Gharimin, (7) Ibn Sabil (dalam perjalanan), (8) Fi Sabilillah (berjuang di jalan Allah)
Jenis Zakat
Secara garis besar, zakat terbagi dua, zakat Nafs (Jiwa) dan Zakat Maal, mari kita bahas satu persatu.
- Zakat Nafs (Jiwa), disebut juga Zakat Fitrah.
Zakat fitrah diwajibkan pada setiap manusia (termasuk bayi) yang dibayarkan 1 tahun sekali, pada saat bulan Ramadan sampai dengan sebelum khotbah Idul fitri, Apabila dibayarkan setelah imam naik mimbar maka dianggap sedekah biasa. Besar zakat fitrah yang dibayarkan yaitu 2,5 Kg atau 3,5 Liter beras atau disesuaikan dengan makanan pokok penduduk setempat.
- Zakat Maal (Zakat Harta)
Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya (Masing-masing jenis zakat memiliki ketentuannya sendiri), adalah:
- 1. Harta peternakan
Ternak yang dikenakan zakat adalah (a) Sapi, kerbau, dan kuda, (b) Kambing, dan domba dihitung berdasarkan jumlah (ekor). Sedangkan untuk ternak unggas dan perikanan dihitung berdasarkan ketentuan zakat perdagangan.
- 2. Emas dan perak
Nisab Emas adalah sebesar 85 gram emas, sehingga jika seseorang memiliki emas sebesar 85 gram emas seseorang wajib membayar zakat. Namun uang tunai, tabungan, cek, saham, surat berharga, ataupun lainnya dikategorikan dalam “emas dan perak”. Jika dijumlahkan seluruh uang, tabungan, cek, saham, surat berharga mencapai 85 gram emas maka orang tersebut terkena wajib zakat (2,5%).
- 3. Perniagaan/Perdagangan
Perhitungannya mirip seperti zakat emas dan perak, bila suatu badan usaha (perdagangan, industri, agrobisnis, ataupun jasa) pada akhir tahun memiliki total kekayaan lebih besar atau setara dengan 85 gram emas, maka wajib mengeluarkan zakat 2,5% saja.
Cara menghitung total kekayaan adalah kekayaan (Aset likuid + Stok barang + barang yang dibeli 1 tahun terakhir + piutang) – (Utang) = Total kekayaan.
- 4. Hasil pertanian
Nisabnya 5 wasq atau setara dengan 653 kg padi atau 524 kg beras. Hasil pertanian yang diairi dengan air hujan/sungai/mata air wajib zakat 10%.
Bila diairi dengan cara disiram/irigasi (terdapat biaya tambahan), maka zakat 5% dari nilai panen.
- 5. Zakat profesi
Nisab zakat profesi adalah 85 gram emas murni dalam 1 tahun (seperti zakat emas dan perak), besar zakat 2,5% dari total penghasilan kotor.
Jadi dengan asumsi harga emas per gram Rp.500.000,- maka jika pendapatan seseorang dalam satu tahun mencapai Rp. 42.500,00,- dia wajib zakat.
Zakat profesi dapat dibayarkan setiap bulan atau 2,5% dari total penghasilan kotor dalam satu tahun terakhir.
Karena waktu perhitungan Haul (berlalu 1 tahun) menggunakan tahun Hijriah, gunakan bulan Ramadan untuk memudahkan dalam mengingat dan pengingat diri kita untuk membayar zakat.
Dalam membayarkan zakat, kita bisa menyalurkan zakat kita ke lembaga-lembaga amil zakat seperti baznas, dompet dhuafa, bazis, dan sebagainya. Atau bisa juga kita salurkan sendiri kedelapan golongan di atas. Hanya saja bila kita menyalurkan sendiri dikhawatirkan tolak ukur yang kita gunakan kurang tepat, bahkan bisa jadi menimbulkan korban jiwa.
Jadi, Bayar Zakat…. Siapa Takut?!
Research Division
Zakat dan Sedekah, Serupa Tapi Tak Sama
Beberapa orang menganggap zakat sama halnya dengan sedekah. Padahal ada beberapa hal yang membedakan keduanya. Diantara adalah:
1. Berdasarkan Hukum Syariat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam ini hukumnya wajib bagi seorang Muslim. Bayi yang baru lahir pun sudah wajib mengeluarkan zakat, yaitu zakat fitrah. Sehingga sudah pasti orang yang tidak membayar zakat tidak memenuhi rukun Islam. Sedangkan sedekah hukumnya sunah.
2. Jumlah yang Dikeluarkan dan Waktunya
Zakat tidak seperti sedekah yang jumlahnya tidak diatur dengan rinci dan dapat dikeluarkan kapan saja. Zakat memiliki ketentuan khusus. Zakat terbagi menjadi dua yaitu zakat fitrah dan maal.
Zakat fitrah dikeluarkan 1 tahun sekali, memiliki jangka waktu pembayaran dari mulai bulan Ramadan sampai dengan sebelum khotbah Idul Fitri. Berarti jika dilakukan setelahnya, maka tidak bisa disebut lagi dengan zakat fitrah dan hanya dianggap sebagai sedekah biasa. Besaran zakat fitrah ini pun telah ditentukan yaitu sebesar 2.5 kg atau 3.5 liter beras/ makanan pokok masyarakat setempat untuk per individu.
Lain halnya dengan zakat maal (harta) yang waktunya ditentukan berdasarkan nishab dan haul. Contohnya emas. Zakat emas dikenakan jika emas yang dimiliki telah mencapai 85 gr (nishab) dan berumur 1 tahun (haul).
3. Penerimanya
Hal terakhir yang menjadi pembeda antara zakat dan sedekah adalah orang yang menerimanya.
Di dalam zakat telah ditentukan 8 (delapan) golongan penerima zakat yang biasa disebut mustahiq zakat, yaitu fakir, miskin, amil (yang mengelola badan amal), muallaf, budak (yang mau memerdekakan dirinya), gharimin (orang terlilit hutang), ibn sabil (orang dalam perjalanan), dan fi sabilillah (orang berjuang di jalan Allah).
Nah, terkadang kita tidak bisa menentukan sendiri mana yang termasuk golongan ini. Atau seringkali menganggap seseorang termasuk dalam salah satu golongan ini, tapi nyatanya tidak. Sehingga ada baiknya zakat yang dibayarkan diberikan langsung kepada badan amal zakat resmi agar lebih tepat sasaran. Karena merekalah yang bertugas untuk menyalurkan zakat, termasuk mengidentifikasi siapa saja yang termasuk dalam mustahiq zakat.
Selain itu ada ketentuan lain mengenai orang yang tidak berhak menerima zakat. Salah satunya adalah orang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri. Jadi, seseorang tidak boleh memberi zakat pada anak dan istrinya.
Sedangkan untuk sedekah, bisa diberikan kepada siapa saja yang kita anggap memang membutuhkan bantuan, karena tidak ada ketentuan khusus mengenai hal ini.
Ketiga poin itulah yang membedakan antara zakat dan sedekah. Jangan sampai kita sudah bersedekah banyak, tetapi ternyata ada sejumlah zakat yang belum tertunaikan. Dan jangan sampai kita sudah menunaikan zakat tetapi bersedekah sedikit, karena sedekah juga memiliki keutamaan yang besar meskipun hukumnya tidak wajib.
Semoga bermanfaat!
Research Division
Durian Runtuh
My Driver got 100 mio!
Yup, bener. Ga bohong! Hebat banget ya?
I personally shocked when I heard that news. Is it true?
Wah jangan-jangan, kalau supir gw udah jadi milliarder, dia minta berhenti kerja lagi. Waduh mana udah hampir 4 tahun dia bareng gw. Susah pula cari supir yang cocok, pinter, jujur. Pak Fauzan is the best driver ever for me.
Jadi kejadiannya, sekitar 6 bulan yang lalu.
Mertuanya jual rumah di belakang Wisma Metropolitan, Sudirman.
Wuii keren kan? Rumah supir gw di dalem kota, rumah gw nun jauh di luar kota, kebalik hahaha ….
Jadi dulu, tahun-tahun pertama dia jadi supir gw, gw atau suami akan nyetir sendiri dari rumah sampe ke kantor suami di gedung Sampoerna. Nah, Fauzan untuk ngirit ongkos tinggal jalan kaki dari rumahnya ke kantor suami gw. Jadi intinya supir hanya gw pake untuk keliling-keliling di dalam kota doang. Pulang-pergi, gw nyetir sendiri. Basically I love to drive, so I don’t mind at all. Dan kalo di mobil berduaan ama suami, rasanya lebih enak, bisa bebas ngobrol. Ketimbang ada supir yang akan ikut dengerin obrolan kita.
Hanya banyak orang bingung, trus ngapain punya supir. Enak banget supir nya, hanya kerja di dalam kota doang. Well, buat gw itu aja udah ngebantu banyak. Karena kalo udah mepet jadwal ketemuan ama klien, terus harus cari-cari parkir, bisa telat, bisa gila. Lagian ga make sense aja, kalo dia harus bolak-balik, abisin uang untuk datang ke rumah gw, subuh- subuh, anterin lagi kita ke deket rumahnya, terus pulang harus begitu juga. Dia punya tiga anak , kayaknya waktu dia lebih berharga untuk bisa main sama anak-anaknya dulu, daripada macet- macetan di jalan. Well, harusnya bisa aja sih gw cari supir yang rumahnya deket ama rumah gw. Beres kan? Tapi udah cari-cari, ga nemu. Jodohnya sama Fauzan, dan rumah nya di tengah kota. Ya sudah lah, gw jalanin.
Hampir 2,5 tahun kejadian ini berlangsung. Sampai akhirnya rumah mertua harus dijual, karena di daerah itu, udah banyak dibangun apartemen dan perkantoran. Jadi rumah mertua Fauzan makin kepepet dan jadi banjir. Pokoknya, mereka dipaksa jual rumah deh supaya pembangunan bisa terus berlanjut. Akhirnya itu rumah dijual dengan harga 2,8M. Dibagi-bagilah sama anak-anaknya. Nah, Fauzan dan istrinya dapat bagian 100jt.
Gw udah wanti-wanti bilang ama dia, “ayo Ibu bikinin PLAN deh. For FREE,” demi jaga uang-nya jangan abis seketika.
Fauzan semangat, “Iya Bu, ok”.
Gw ama Fauzan udah mulai ngobrol uangnya mau dipakai buat apa aja.
Beli rumah max 75jt, sisanya buat biaya sekolah ketiga anak-anaknya.
Gw udah bilang, beli emas Logam Mulia, beli reksa dana, dll tapi belum ada sebulan sejak uang itu diterima, ternyata istrinya udah kasih DP untuk pembangunan rumah di daerah Bojong dan harga rumah itu 70jt.
Oh, aman masih sesuai budget yang kemaren gw obrolin sama Fauzan. Tapi masalahnya ini bukan beli rumah jadi, tapi bangun rumah. Langsung gw deg-degan!
Yang namanya bangun rumah, ga mungkin akan sesuai bujet, pasti lewat. Bener aja! Ujung-ujungnya Fauzan keluar uang total untuk bangun rumah itu plus isi-nya adalah 110jt. Nombok aja! Duh, jadi gw yang pusing! Padahal gw udah semangat mau coba itung-in rencana keuangan keluarga Fauzan yang udah punya tiga anak ini. Buyar deh ..
Gw ngomel, “kenapa sih ga ngobrol dulu ama istri? Kan uang 100jt ga akan bisa didapat lagi dalam waktu dekat.” Emang masih ada rumah Engkongnya? Kan ga ada, itu rumah satu-satunya! Fauzan cuman bisa nunduk, “Yahh gimana Bu, soalnya itu uang istri. Jadi saya juga ga bisa banyak ikut campur. Soalnya yang nawarin bangun rumah itu saudara nya, dan istri ingin banget punya rumah di daerah situ. Dekat sama saudara-saudaranya.”
Gw merasa bersalah, kenapa ga maksa ketemu sama istri atau nelepon dia untuk jelasin sama bantu atur keuangannya. Itu kan kerjaan gw sehari-hari.
Jadi nasi udah jadi bubur .. uang 100 juta ilang udah, menguap, tanpa bekas. Sama sekali. Sediiihhhhh deh! Buat seorang supir seperti Fauzan, uang itu kan gede banget pasti, bahkan untuk gw sekali pun!
Fauzan dan keluarga, alhamdulilah at least udah punya rumah sendiri. Tapi untuk kehidupan sehari-hari dan keperluan anak anaknya sekolah, tetap back to basic. Hanya bergantung sama gaji bulanannya aja.
Kenapa gw tiba-tiba pengen nulis ini, soalnya baru kemaren Fauzan mau pinjam uang, padahal baru empat hari lalu gw kasih gaji bulanannya dan bonus lebih buat dia pada bulan ini. Nah, gw bingung. Kok uangnya udah abis aja? Ngapain aja? Akhirnya gw minta dia untuk tulis pengeluaran sehari-harinya. Gw pengen tahu lari kemana aja itu gaji. Gw ga mau gampang minjemin duit tanpa alasan yang jelas. Akhirnya dia dateng dengan catatannya, ternyata bulan ini gara-gara dapet gaji lebih gede dari biasa, istrinya lgs bayar uang PAUD untuk anak keduanya, terus ibu mertua sakit, istrinya sakit.
Jadilah uang bulan ini menguap cepet banget. Ehmm …
At the end of the day everyone’s struggling with their money and expenses.
Kalau aja uang 100juta itu dimanfaatin dengan benar, mungkin sedikit bisa membantu kesejahteraan keluarga Fauzan.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa jadi pelajaran buat kita semua, kalau tiba-tiba dapat uang kaget, bonus/warisan/dll jangan langsung berasa jadi orang super kaya dan kalap belanja ya …
Rencanain dengan benar, mau buat apa aja, dan kalau bisa jangan hanya diskusi sama pasangan doang, tapi juga sama orang lain, yang kepala-nya lebih dingin untuk bisa bantu buat PLAN dari uang kaget itu, tanpa ada emosi yang involved.
Fitri Noeriman | Planner/Head of Sales | @v3noeriman
Weekend Tanpa Mall
Akhir pekan atau istilah kerennya weekend itu adalah hari yang ditunggu setiap pekerja, khususnya saya yang masih mandiri (baca:single). Di saat itulah kita memiliki banyak waktu untuk melakukan kegiatan yang kita inginkan. Bagi yang sudah memiliki keluarga, tentunya dijadikan waktu berharga untuk berkumpul bersama.
Akhir pekan buat saya terasa datar kalau hanya berdiam diri di rumah. Biasanya saya berkumpul dengan teman, sahabat atau pacar dan pasti ujung- ujungnya ke mall. Tapi itu duluu… (pencitraan). Selain memang saya “anak mall”, pekerjaan yang mengkondisikan saya untuk berkunjung dari mall satu ke yang lainnya membuat mall bukan lagi menjadi alternatif pilihan untuk menghabiskan akhir pekan.
Selain mengurangi budget ngopi-ngopi ganteng atau belanja-belanja boros, saya sudah lama tidak lagi menikmati mall (sudah keseringan mungkin ya). Pilihan lain yang belakangan ini saya lakukan adalah menyemangati diri saya untuk melakukan kegiatan lain: berolah raga pagi.
Setelah memutuskan ikut pusat kebugaran dua tahun ini, saya jadi keranjingan untuk melakukan kegiatan fisik yang membugarkan. Minggu pagi saya dan keluarga akan lari atau jalan bersama, suatu hal yang amat tidak mungkin saya lakukan pada hari kerja. Kegiatan itu berlanjut dengan jalan ke pasar tradisional terdekat untuk belanja bahan makanan dan masak bersama di rumah (saya sih cuma bagian icip- icip).
Hah PASAR!?! Terdengar jauh berbeda kalau dibandingkan dengan mall. Iya benar, ke pasar membuat saya memiliki perasaan lain yang menyenangkan. Belanja sayuran yang segar, ikan, daging dan makanan kecil rumahan yang jarang sekali ditemukan di mall. Bawa uang 50.000 bisa belanja bahan makanan plus jajanan pasar serenteng penuh untuk dibawa kembali ke rumah.
Bandingkan jika membawa nominal yang sama ke mall, mungkin hanya dapat secangkir kopi di gerai kopi. Belum lagi ditambah ongkos bensin, mampir sana sini, habis lah budget hanya dalam sekali main ke mall.
Ada modus lain ternyata, saya diminta untuk bawa kantong plastik sama Ibu. Lumayanlah ada asisstant kata beliau hahahah *asas manfaat.. (ibu jail ternyata…). Kegiatan tawar-menawar yang gigih antara ibu-ibu dengan penjualnya bisa kita lakukan di pasar, harga beda 500 saja bisa sampai berkali-kali pindah warung. “Itulah seninya”, kata Ibu.
Intinya, saya yang merasa kualitas waktu keluarga masih sangat kurang merasa ini bisa menjadi alternatif kegiatan akhir pekan.
Ya tentunya gak mesti monoton ya, karena akan jenuh jika dilakukan setiap minggu. Intinya menciptakan kebersamaan setiap minggu bersama keluarga. Biasanya selain ke pasar, alternatif kegiatan lain adalah bergotong royong membersihkan rumah hingga merawat kendaraan bersama-sama. Jadi liburan akhir pekan HARUS ke MALL itu bisa dipatahkan, banyak sekali kegiatan lain yang lebih MURAH, SEHAT dan SELAMAT tanpa harus nge-mall.
MURAH karena tidak harus berbiaya besar, SEHAT karena bisa masak masakan rumah yang sehat karena dimasak sendiri dari hasil berburu di pasar untuk makan siang bahkan sampai malam. Tentunya “SELAMAT” dari menghabiskan waktu di jalan, dan bermacet-macetan, karena kebanyakan akses ke mall saat akhir pekan lebih padat dari biasanya.
So ga ada salahnya menghabiskan weekend bareng keluarga, mumpung masih tinggal satu rumah sama orang tua. Precious moment never come twice, lho!
Yudit Yunanto|Planner|@yudityunanto
Kapan harus menyiapkan Dana Pendidikan?
Sebelum punya anak, saya tidak pernah terpikir untuk menyiapkan dana pendidikan. Saat hamil pun yang dipikirkan hanya baby stuff, tidak pernah terpikir biaya sekolah si anak nanti. Sebelumnya pernah sih dengar- dengar dana pendidikan dari talkshow radio, televisi, artikel, dll. Tapi urgensinya sama sekali tidak terbayang sampai saya akhirnya bekerja di QM.
Setelah coba-coba hitung plan sendiri, ternyataaa.. Dana Pendidikan itu mahal banget ya!
Dengan umur Raissa yang hampir dua tahun, dana pendidikan yang harus dikejar besar sekali. Jadi agak menyesal selama ini uang saya dan suami kemana aja ya? Kalau saja kita mulai lebih awal pastinya tidak akan sebesar ini investasinya.
Tapi seperti kata pepatah, lebih baik terlambat memulai daripada tidak sama sekali *menghiburdiri*. Berdasarkan pengalaman, berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menghitung dana pendidikan:
1. Jangka waktu untuk mulai masuk sekolah dan lamanya pendidikan. Misalnya untuk anak saya masuk SD 4 tahun lagi lamanya pendidikan akan di tempuh selama 6 tahun, masuk SMP 10 tahun lagi lamanya pendidikan di tempuh selama 3 tahun, dst.
2. Biaya apa saja yang akan dikeluarkan, seperti uang pangkal, SPP, tahunan, dsb. Mulailah mencari tahu berapa biaya- biaya tersebut di sekolah yang kita incar. Dari situ bisa dihitung Future Value-nya. Lalu apa yang akan kita cover, uang pangkalnya saja kah, atau dengan bulanan, bahkan uang bukunya karena akan sangat berpengaruh terhadap besarnya investasi kita saat ini. Kalau kita merasa terlalu berat untuk berinvestasi seluruh biaya sekaligus, tidak apa-apa untuk berinvestasi uang pangkalnya saja dengan asumsi nantinya biaya bulanan atau SPP akan di tutup dari cashflow bulanan kita di masa yang akan datang, dengan harapan semoga penghasilan kita juga ikut meningkat. Untuk menghitung dana pendidikan dapat dilihat di link berikut : http://tujuanloapa.qmfinancial.com/index.php/page/dana-pendidikan
3. Jenis sekolah apa yang akan kita pilih, apakah sekolah dengan kurikulum nasional plus, negeri, internasional, dsb. Karena adanya perbedaan kurikilum, kita tidak bisa sembarangan memindahkan anak dari sekolah internasional kesekolah negeri misalnya.
4. Lokasi sekolah, apakah worth it menyekolahkan anak di sekolah mahal dan bagus namun jauh? Bagaimana transportasinya? Selain biaya transportasi, kita juga harus mempertimbangkan kondisi anak apabila memilih sekolah yang lokasinya jauh dari rumah.
Setelah memperhitungkan dan membuat rencana investasi untuk dana pendidikan, pengeluaran saya dan suami otomatis berubah drastis. Kami harus mengurangi pos- pos untuk biaya yang sebenarnya tidak perlu. Bukan berarti pelit ya, tapi “are we living the lifestyle we deserve?” Apa iya kita bisa bebas jalan- jalan, belanja-belanja tapi dana pendidikan anak belum disiapkan?
Tidak perlu yang jauh- jauh kalau memang belum mampu, minimal yang terdekat seperti masuk TK dan SD. Oh ya, nantinya kalau anak sudah masuk TK atau SD, porsi investasi yang digunakan untuk TK atau SD tersebut bisa dilanjutkan untuk jenjang berikutnya.
Yang terpenting adalah semakin cepat kita memulai investasi untuk dana pendidikan, semakin kecil pula investasi yang harus dijalankan, karena untuk jangka waktu panjang seperti di atas 10 tahun, kita bisa menggunakan instrumen investasi yang bisa memberikan return yang lebih besar, namun dengan resiko yang lebih besar pula. Tapi resiko itu dapat diminimalisir dengan jangka waktu yang panjang tadi.
Jadi, selamat memulai investasi dana pendidikan ya!
–Education cost money, but then so so does ignorance – Claus Moser-
AuliaIsti|CRO|@auliaisti
Summary #FinClic THR
Ok #FinClic hari ini kita mulai. Ttg THR yah! Udh pada terima? UU ketenagakerjaan blg hrs terima 2mg sblm hari raya
THR habis? Mmg seharusnya habis. Buat apa aja? 1)THR org lain 2) Charity 3) Mudik 4) Hari Raya 5) Liburan+Shopping Banyak ya? :) #FinClic
THR. U org2 yg kerja pada kita: asisten rmh tg. Caranya bs dg: full 1bulan gaji atau prorate spt karyawan kantoran #FinClic
Brp byk tim yg “mengurus rumah” akan pengaruh ke brp besar THR yg kita keluarkan. Prinsip “tahu diri” perlu bgt #FinClic
Kasus org gaji 3jt, punya babysitter gaji 1,5jt. Secara finansial udh pasti keok aja kan? THR tim rmh akan berat bgt #FinClic
Kesejahteraan tim rmh ini perlu dipikirin jg. Attitude kita menentukan mrk betah atau gak. Klpun cuma kerja sbentar, “dapat” apa? #FinClic
Tiap keluarga punya kebiasaan beda. Mau ksh prorate THR u asisten rmh tg <1thn, hrs tahu konsekuensinya. “Bonus” lain apa? #FinClic
Pola pikir asisten rmh tg jg beda2. Ada yg betul2 ngotot soal pulkam, mudik is everything, maka THR akan mrk perhitungkan #FinClic
Ada jg yg gak pentingin mudik. THR dipotong gak apa. Mungkin dia jg gak mudik, malah ambil cuti spy bisa jd infal #FinClic
Gw tantangin asisten rmh tg. Pulkam, duit mudiknya dipake buat apa hayyo? Krn kasian kl tiap thn mrk kerja keras, plg dari NOL lg #FinClic
Kacaunya… Pola “dari NOL lagi” terjadi gak cm level pembantu. Di golongan menengah pun byk! Habis2an buat Lebaran #FinClic
Skrg tgl30, Lebaran tgl19-20an, gajian lg masih lama lho. Gw suka cemas, jgn2 org2 udh kehabisan uang tgl15 gitu :) #FinClic
Jd ada challenge baru. Bisa gak THR ada sisanya? Dikumpulin lg… Bisa jd modal Aset Aktif dlm 3thn! Siapa mau nyobain? #FinClic
Terus gmn? :p RT @indri_: teh Wina,,, kan PNS ndak ada & nggak trima THR…
“Saya gak punya THR, gmn dong?” Hari Raya nya teteup ngerayain jg kan? Ya berarti hrs siapin THR sendiri! #FinClic
Pisahin dulu. THR u “Pengeluaran Tahunan”. “Pengeluaran Bulanan” termsk buat makan dari skrg s/d gajian berikut, dr gaji bulanan #FinClic
Jd punya gak punya THR, yg buat makan hrs jelas dulu dr mana. Pengeluaran yg berhub dg Hari Raya, hrs ada sumber terpisah #FinClic
“Gak punya THR” » tp ada sisa Bonus / gaji ke13, nabung 1thn terakhir, uang sewa property tahunan, pembagian laba usaha, dll #FinClic
Gw sendiri, tahun ini THR gw ludes :) Tim asisten lbh senior, lbh besar pengeluaran. Dan mengisi rumah gak selesai2 lho :) #FinClic
Ada yg THR nya hrs ludes… Tp u bayar utang KK? Hayyoooo lho :p #FinClic
:) RT @mamarayi: siapin THR sendiri? *speechless RT “@mrshananto: re: gak punya THR berarti hrs siapin THR sendiri! #FinClic” colek @meetyas
LOL knp jd galau RT @mamarayi: yg ini beneran *speechless* dehhh!! RT “@seonggoksampah: THR : Tiap Hari Rindu” colek @meetyas @mrshananto
Whoaaaaaa ikut senaaaaang! *kecup2* RT @vendab: @mrshananto THR ku pasti akan ludes…buat jalan2 #visaapproved #studibanding ;))
Untuk baca2 summary #FinClic di twitter tiap Senin, mampir ke http://qmfinancial.com yah :) silakan diubek di CEO Blog