Anak dan Uang
Uang merupakan alat tukar (transaksi) yang sah. Uang sangat dekat dengan keseharian kita. Mungkin hampir setiap hari kita selalu berhubungan dengan uang, demikian pula anak-anak. Anak yang sudah mulai mengenal jajan sebaiknya sudah mulai diperkenalkan dengan uang, namun tentunya dengan menggunakan pendekatan yang berbeda tergantung tingkat usianya.
Setelah mengenal uang alangkah baiknya apabila anak mulai diperkenalkan juga kepada perencanaan keuangan agar menjadi cerdas secara finansial. Perencanaan keuangan merupakan suatu proses mengelola uang yang dimiliki secara bijaksana dan disiplin untuk mencapai tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Perencanaan keuangan perlu diterapkan kepada anak sejak dini agar mereka bisa bertanggung jawab atas setiap uang yang telah diberikan kepada mereka. Selain anak bisa menjadi cerdas secara finansial, perencanaan keuangan ini pun dapat membentuk sikap disiplin dan komitmen mereka sejak dini. Perencanaan keuangan pada anak bisa mulai diterapkan ketika mereka sudah pandai berhitung, rata-rata mungkin saat anak memasuki kelas 3 SD.
Mengenalkan perencanaan keuangan pada anak bisa kita mulai dari hal sederhana. Berikut ini beberapa tahapan dalam mengenalkan perencanaan keuangan kepada anak :
1. Mengelola uang saku
Berikan kesempatan dan kepercayaan kepada anak untuk mengelola uang sakunya. Misalnya, uang saku diberikan setiap seminggu sekali. Hal ini adalah tahap awal anak belajar mengelola uangnya. Arahkan mereka agar menggunakan uang secara bijak dengan mengutamakan kebutuhan terlebih dahulu dibandingkan dengan keinginannya (needs VS wants). Pastikan jika anak selalu memiliki sisa uang saku yang selanjutnya bisa ditabung.
2. Impian yang realistis
Menetapkan tujuan keuangan adalah hal yang wajib dalam membuat sebuah perencanaan keuangan. Menabung harus memiliki tujuan yang jelas, nanti uang yang terkumpul akan digunakan untuk apa. Dengan demikian anak akan melakukannya dengan senang hati dan dapat merasakan langsung manfaat menabung. Gali terus impian anak, misalnya “Annie ingin punya koleksi barbie yang lengkap? Tiga bulan lagi Annie bisa lho beli barbie lagi… Kumpulkan uangnya dulu yuk !” atau “Ohh tapi Annie juga ingin sepatu roda seperti punya Tasya? Ok, kita kumpulkan uangnya dan beli kedua-duanya !”
3. Ajak berkomitmen dan terapkan disiplin
Rencana hanyalah rencana jika tidak ada realisasinya. Oleh karena itu ajak anak untuk berkomitmen menyisihkan uang sakunya dan disiplin menabung agar uang tabungannya terkumpul dan bisa segera mewujudkan impiannya.
Misal, Annie ingin menambah koleksi barbie-nya seharga Rp 100.000,- dan juga ingin punya sepatu roda seharga Rp 200.000,-. Uang saku Annie per hari adalah Rp 10.000,- maka Annie berkomitmen untuk bisa menabung Rp 3.000,- per harinya. Pastikan Annie disiplin menyisihkan uang sakunya tersebut setiap hari.
4. Menabung pada “celengan” yang berbeda
Menabung merupakan tahap implementasi dalam perencanaan keuangan. Sebaiknya pisahkan tabungan sesuai dengan tujuan masing-masing supaya jelas.
Misalnya celengan ayam untuk tabungan Barbie dan celengan Doraemon untuk tujuan sepatu roda. Setiap hari Annie harus memasukkan Rp 1.000,- ke celengan ayam dan Rp 2.000,- ke celengan Doraemon. Annie bisa mewujudkan impiannya 100 hari kemudian, yaitu membeli barbie dan juga sepatu roda.
5. Reward
Apabila anak tertib dan berhasil menjalankan setiap perencanaan keuangan yang telah disepakati, sekali-kali berikan reward untuk menambah semangat dan memicu motivasi. Misalnya menambah jumlah uang sakunya.
Menerapkan perencanaan keuangan pada anak tentunya memerlukan waktu agar menjadi kebiasaannya. Keberhasilannya tentu saja sangat tergantung pada proses implementasi anak dan kesabaran orangtua yang senantiasa mengawasi pelaksanaannya. Tentunya orangtua pun harus memiliki perencanaan keuangan keluarga yang benar-benar diterapkan agar menjadi teladan dan menular pada anak-anaknya.
Semoga dengan membekali perencanaan keuangan pada anak sejak dini, mereka akan menjadi cerdas secara finansial dan bijaksana mengelola keuangannya. Selain itu anak pun akan menghargai uang sebagai alat untuk mencapai tujuan, bukan justru menjadikan uang sebagai tujuan. Mari kita arahkan anak-anak kita untuk memulai kesejahteraannya sejak dini.
Finance should be practical :)
Shinta| Customer Relations Officer
*artikel terkait bisa dibaca di sini
Summary tweet #FinClic 17 Juni 2013
Berikut merupakan summary tweet #FinClic Senin, 17 Juni 2013 tentang Kemandirian Finansial
Hari Senin! Udah beberapa minggu ini susah banget mau #FinClic :) urusan kerjaan lah, anak lah atau koneksi internetnya heu3. Mudah-mudahan lancar
Mau bahas tentang menjadi independen. Ini kondisi yang penting untuk kita siapkan. Terutama untuk perempuan ya #FinClic
Independen bukan berarti gak butuh orang lain. Independen itu memastikan kita jadi orang yang kuat gak menggantungkan diri sama orang lain #FinClic
Gw pernah dikasih kaos sama Mas @Saptuari : Tangan di atas, lebih baik daripada tangan di bawah, di samping atau di belakang #FinClic
Banyak perempuan, karena budaya dan agama, mengkondisikan dirinya “ah ada orang lain yang akan bantu hidup gue”. Lalu meremehkan potensi diri #FinClic
Gw sendiri merasakan itu kok. Gw dibesarkan di keluarga yang laki-lakinya sangat bertanggung jawab. Bokap, adik, suami semua sangat “jagain” #FinClic
Sehingga waktu mulai bikin bisnis, gw nyantei banget. Untung sih. Tapi ya kitu weee… gak berkembang banyak. Kan ada suami :p #FinClic
Dari konsultan bisnis bernama Mbak Mutia, gue belajar BE+ DO=HAVE. Konsentrasi kita sering di HAVE, lalu cari DO. Tapi BE-nya lupa #FinClic
Selama BE-nya masih “gue kan istrinya Dondi”, maka bisnis gue gak berkembang banyak. Harus BE yang berpikir “gue CEO bisnis ini!” #FinClic
Setelah BE itu berubah, tanggung jawab gue pada perkembangan usaha jadi 100%. Urusan suami gue menghidupi gw, urusan usaha lain lagi #FinClic
Setelah itu, peran gue pun berubah. Gue bisa mewujudkan lebih banyak mimpi org lain. Bukan hanya mimpi gue sendiri. Itu baru awal #FinClic
Mari, terutama yang perempuan ya, apakah kita sudah bisa bilang kalo kita independen. Dengan posisi ‘tangan di atas’. Gak bergantung lagi #FinClic
Sejak itu, bisnis gue bukan excul lagi. Ini bisnis beneran. Ada karyawan yang harus maju hidupnya, bukan cuma macul doang #FinClic
Tentang independen ini penting banget. Kasus ekstrim yang gue liat adalah soal Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Perempuan yang digebukin, itu uangnya diisolasi #FinClic
Perempuan yang digebukin, uangnya diisolasi. Mereka sering gak berdaya tinggalin suami, karena ketakutan gak punya uang untuk makan anak-anaknya #FinClic
Jadi independen gak lepas dari peran laki-laki yang berjasa buat gue. Bokap yang udah sekolahin, adik yang selalu jagain, suami yang kasih ruang #FinClic
Lo bergantung sama siapa? Bokap? Suami? Sodara? Gak apa kok. Tapi mau sampai kapan? Bisa turun gak ketergantungannya? Berapa %? #FinClic
Kalau pun masih ada ketergantungan sama orang lain, gak 100% independen, ya gak apa. Tapi bagian mana yang lo ‘bebas’? Beli pulsa aja minta? #FinClic
Gue punya teman yang pasangannya kaya raya. Beneran kaya. Mau minta apa juga bisa deh. Tapi teman gue ini tetap punya ‘pundi’ nya sendiri #FinClic
Menurut dia, itu penting supaya dia gak terlena. Kaget deh. Mau beli tas Hermes tiap bulan juga bisa. Tapi dia bikin bisnis kecil sendiri #FinClic
Dengan punya bisnis kecil sendiri, dia bisa apresiasi uang. Karena tau menghasilkan sekian juta itu harus ada usaha. Padahal mau minta juga bisa :) #FinClic
Kalau lo ibu rumah tangga dan memang gak berminat bisnis kecil sendiri, lo tetap bisa menuju independen. Cek Dana Darurat yah! Itu harus dipegang sendiri #FinClic
Untuk perempuan, terutama ibu rumah tangga yang gak bekerja sama sekali, harus punya akses Dana Darurat-nya sendiri. Supaya bisa independen #FinClic
Kalau kita gak independen, begitu ada apa-apa sama orang tempat kita bergantung, hidup kita 180derajat berubah. Apa pegangan selanjutnya? #FinClic
Yuk periksa, pengeluaran kita setiap bulan apa aja. Mana yang masih bergantung sama orang lain. Kalau hilang, hidup kita gimana? #FinClic
Kalau tadi bahas kitanya independen apa gak…. gimana dengan orang lain yang bergantung sama kita? Mau sampe kapan ‘menjajah’ begitu? :p #FinClic
Suami memberikan nafkah pada istri. Emang udah kewajiban. Tapi pernah bahas gak, gimana bikin istri independen? Apa takut? :) #FinClic
Kalau kita jadi orang tua, pernah mikirin gak gimana supaya anak kita gak selama-lamanya bergantung sama kita? Belajar tentang uang #FinClic
Lo punya bisnis? Apakah sudah membuat karyawan ‘independen’? Apa mau mereka ‘terkurung’ terus? ;) Pensiun mereka gimana? #FinClic
Pemilik bisnis juga banyak lho yang gak independen. Karena dia bergantung 100% pada bisnisnya. Bisnis mati, hidupnya selesai. Kasian #FinClic
Yuk siapin diri dulu supaya gak harus bergantung terlalu banyak sama pihak lain. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan #FinClic
1) Periksa cashflow. Berapa pengeluaran basic yang kita butuhkan untuk hidup ? Dari mana penghasilan untuk pengeluaran ini ? #FinClic
2) Punya “sumber lain”. Kalau bergantung pada gaji suami / gaji sebagai karyawan / dari bisnis saja, harus siapkan ASET AKTIF #FinClic
2) a. Jadi kalau ada apa-apa dengan suami/ kantor / bisnis, kita punya ASET AKTIF yang bisa bantu. Gak 100% bergantung pada 1 sumber penghasilan. #FinClic
3) Dana Darurat. Coba mulai dibuat supaya masing-masing punya akses sendiri ya. Suami punya akses, istri juga. Supaya kalau emergency gak bergantung #FinClic
Take your time :) It’s important to be independent. But you don’t have to cut ties to be independent :) Just ask yourself about it #FinClic
Banyak yang tanya ASET AKTIF itu apa? Ada 3 : Bisnis, Properti, Surat Berharga. Tugas ketiganya : nyetak duit. Jadi kita dapat penghasilan #FinClic
Cobain ini ya : 1) Ngerti berapa dan siapa/apa yang biayai hidup kita 2) Punya ASET AKTIF 3) Punya Dana Darurat. Kalau mau independen #FinClic
3 poin tadi bisa dikerjakan siapa aja. Ibu rumah tangga, anak yang baru lulus, karyawan dan pemilik bisnis. Pelan-pelan tapi mantep :) #FinClic
Melintir timeline gue :) thanks for the mighty supports with your lots of RTs :) Magrib dulu yah! Enjoy #FinClic, silakan scroll!
Summary #FinClic ada di qmfinancial(dot)com, silakan mampir dan baca-baca di sana ya. Kalau butuh jasa perencanaan keuangan, yuk ngobrol dengan @QM_Sales
Btw lagi ada #FinClicSeries : Seminar berseri Juni-November. Cekicek dg @QM_Financial ! Yg pertama Kamis ini kelas sudah penuh! Cakep :*
Masih bisa daftar untuk #FinClicSeries Juli-Agustus-September-Oktober-November. Daftarnya ke : event(@)qmfinancial(.)com. Rp250ribu/orang/kelas
Banjir peminat terutama untuk kelas khusus #FinClicSeries Reksadana di bulan September. Lagi diupayakan ada 2 kelas ya. Silakan daftar dulu
Okey sekian dulu… harus kembali ke dunia nyata :)) Terima kasih banyak sudah menyimak #FinClic :)
*artikel terkait bisa dibaca di sini
QMPC Syariah, Batch 4
QM PLANNING CERTIFICATION SYARIAH Batch 4
2-Day-Workshop
Membuat Rencana Keuangan Pribadi Secara Syariah
Apakah Anda:
ingin bisa membuat rencana keuangan sendiri?
ingin mempertahankan gaya hidup di masa pensiun?
ingin dapat menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi?
ingin mengetahui produk investasi syariah ?
LET’S CREATE A PLAN for better quality of life
Objective
Mengenal perencanaan keuangan secara syariah.
Mengenal rumus dalam pembuatan Rencana Keuangan sendiri.
Mempelajari dan mempraktekan Rencana Keuangan syariah untuk diri sendiri.
Berkenalan dengan produk-produk investasi, pembiayaan dan asuransi syariah
Target Participant
Program ini dirancang untuk semua orang yang mempunyai keinginan untuk memperbaiki kondisi keuangannya dan mengenal Rencana Keuangan Syariah
Training Fee
Umum:
Rp3.500.000 / orang
Early Bird :
Rp2.500.000 / orang (pembayaran paling lambat 13 Juli 2013)
Harga khusus untuk Klien aktif maupun non-aktif: Rp3.000.000/ orang (non transferable)
Date, Venue & Requirements
Sabtu, 20 Juli 2013
Minggu, 21 Juli 2013
Pukul 09.00-17.00
Tempat: Comma ID, One Wolter 3rd Floor, Jl. Wolter Monginsidi 63B Kebayoran Baru- Jakarta Selatan
Peserta diharapkan untuk membawa laptop sendiri untuk dapat melakukan perhitungan langsung
Outline
Day One : Mengenal Perencanaan Keuangan & Studi Kasus
Pada hari pertama ini peserta diajak untuk:
– Introduction : Becoming an Independent Financial Planner
– Introduction to Financial Planning secara Syariah
– Mengisi formulir data keuangan
– Mempelajari cara melakukan Financial Check Up
– Time Value of Money – mempelajari rumus-rumus keuangan
– Studi Kasus 1 & Studi Kasus 2
Day Two : Pelatihan Dalam Pembuatan Perencanaan Keuangan
Pada hari kedua peserta diajak untuk:
– Introduction : Produk Reksadana, Sukuk, Saham, Discretionary Fund dan Asuransi Syariah
– Mendiskusikan Rencana Keuangan Anda dengan QM Planner dalam sesi one on one
Contact Us:
PT. QUANTUM MAGNA
One Wolter Place, Annex Building Ground Floor
Jl. Wolter Monginsidi No. 63B
Telp: +62 21 7247 850
Fax: +62 21 7395 158
Email: [email protected]
Info mengenai jadwal QMPC selama 2013 bisa dilihat di sini
Summary tweet #FinClic 10 Juni 2013 tentang Kemandirian Finansial
Mari #FinClic deh supaya ramai
Today I want to share about “independence”. Banyak banget yang merasa “akan ada org lain yang mengurus keuangan gw”. Lalu gak jadi apa-apa #FinClic
Di level apapun, perlu cek apakah kita sangat tergantung pada suatu pihak. Anak ke ortu, karyawan ke perusahaan, owner ke bisnis #FinClic
Gw sering ketemu. Anak yang bergantung ortu. Istri yang bergantung suami. Karyawan bergantung perusahaan. Owner bergantung bisnis #FinClic
Kita perlu pikirin, Plan-nya. Kalau hal buruk terjadi, ada back up-nya gak? Bergantung itu mau berapa lama? #FinClic
Anak, gak tergantung dari ortu umur berapa? Tergantungnya di bagian apa saja? Secara keuangan, terutama biaya hidup #FinClic
Jaman kuliah, teman-teman orang Australia sudah kerja part time sejak umur 15 tahun. Umur 17 tahun punya uang sendiri. Kuliah sudah hidup sendiri #FinClic
Tentu beda lapangan pekerjaan, beda budaya, beda negara. Orang Indonesia, bisa bergantung dengan orangtua bahkan sudah punya 2 anak #FinClic
Karyawan bergantung sama perusahaan. Gw pernah ketemu buruh yang ngomel karena “gak dibuatin rumah”, staff yang merasa “cicilannya kegedean” #FinClic
Susah banget sih connectionnya mau #FinClic
*artikel terkait bisa dibaca di sini
Summary tweet #FinClic 27 Mei 2013
Berikut ini merupakan summary tweet #FinClic 27 Mei 2013
Senin adalah hari #FinClic. Mari simak diskusinya hanya di timeline yang iniiiii!
Hari ini gw mau bahas 100 Langkah Untuk Tidak Miskin ;) #FinClic
Mau KAYA? Gak asyik banget rasanya kalau cuma ngejar merasa lebih hebat karena punya duit lebih banyak. Tapi MISKIN? Yang bener aja! #FinClic
Rasanya tujuan KAYA itu gak menarik buat gw. Tapi gak boleh MISKIN karena kita orang-orang yang dapat akses kesehatan dan pendidikan #FinClic
Twit #FinClic tentang “100 Langkah Tidak Miskin” jam19.00 ya! Tadi lunch+meeting baru beres sore :D magrib dulu!
100 Langkah Untuk Tidak Miskin! Topik #FinClic kali ini. Bagian dari buku Untuk Indonesia Yang Kuat!
Bagian terakhir dari buku “Untuk Indonesia Yg Kuat” memuat 100 langkah nyata. Hal kecil hingga besar #FinClic
Mimpi itu bebas. Mimpi itu gratis. Kadang-kadang mimpi perlu direvisi. Jangan menyastrakan keuangan. Ada angka yang bicara. Angka tidak bohong #FinClic
Rencana keuangan memungkinkan kita fokus pada hidup. Ngerti apa yang harus dilakukan sesuai kemampuan #FinClic
“Buku ini kayak cermin… Bakal liatin segala borok keuangan” gitu kata Kak Glen :) RT @glennmars: tapi seperti merpati, angka bisa ingkar janji
Biasanya angka ingkar janji waktu manusianya bohong :| @glennmars
Wow :)) RT @abi_21: mbak kece, berkat buku dan ocehanmu, cowok umur 28 ini udah mulai cicilan pertama buat rumah loooh. Huhuhu
Berikut ini adalah 10 dari 100 Langkah dalam Buku “Untuk Indonesia Yg Kuat, 100 Langkah Untuk Tidak Miskin” #FinClic
No1. Punya Penghasilan. Mungkin ada yang pikir “Menurut lo?” :p karena orang yang sudah berpenghasilan seharusnya lebih berdaya #FinClic
Penghasilan dari bekerja sebagai karyawan, freelance, self employed atau pemilik bisnis. Jangan sampe lupa bersyukur punya penghasilan #FinClic
Kalau ngomongin ekonomi, selalu bicara tentang “menciptakan lapangan kerja”. Untuk jadi bagian golongan menengah kuat memang mulai dari Berpenghasilan #FinClic
Price of Gold, a Flashy Fall
Harga emas mengalami penurunan pada kuartal pertama tahun 2013 ini. Beberapa analis berpendapat bahwa penurunan emas kali ini disebabkan inflasi global yang menurun, menunjukkan kondisi perekonomian yang semakin baik. Kondisi ini mendorong para investor lebih memilih menjual emas yang dimilikinya dan membeli dolar. Peristiwa ini bukan pertama kalinya, pada tahun 1980-an, ketika stagflasi ekonomi[1] yang terjadi di AS dan Eropa mengalami perbaikan, harga emas pun terkoreksi setelah mengalami kenaikan yang signifikan.
Meskipun harga emas menurun, penurunannya masih bisa dianggap wajar. Hal ini dikarenakan penurunan yang terjadi merupakan koreksi kenaikan harga emas yang terlalu tinggi melebihi inflasi, yaitu sebesar 17.59% per tahun (inflasi hanya 7.3% per tahun)[2]. Sebagai contoh, di tahun 2010 – 2011 harga emas kenaikannya 25% per tahun, padahal inflasi pada tahun itu hanya sebesar 5.38%. Selisihnya hampir 20%.
Sehingga penurunan harga emas kali ini tidak melepas julukannya sebagai safe haven[3]. Emas tetap bisa menjadi pelindung kekayaan terutama ketika terjadi krisis ekonomi. Namun penurunannya menjadi bukti bahwa harga emas bisa turun, menyangkal pendapat yang menyatakan harga emas selalu naik. Harganya berfluktuatif, meskipun fluktuasinya tidak setinggi saham.
Data yang kami miliki selama 10 tahun terakhir menunjukkan perbandingan rata-rata imbal hasil emas dibandingkan produk investasi lain. Ternyata beberapa alternatif produk investasi lainnya dapat memberikan return lebih besar dibandingkan emas. Contohnya reksadana saham yang memberikan imbal hasil 20.59% per tahun sedangkan emas hanya 16.92% per tahun, meskipun memang risiko reksadana saham lebih tinggi dibandingkan emas. Hal itu sesuai dengan prinsip investasi sering Anda dengar, “high risk, high return”.
Sekarang tinggal bagaimana Anda dapat meminimalisasi risikonya dan menyesuaikan dengan tujuan keuangan Anda. Emas mungkin bisa menjadi alternatif terbaik untuk tujuan keuangan yang satu, tetapi kurang optimal untuk memenuhi tujuan keuangan lain. Memiliki emas bukan suatu keharusan namun merupakan pilihan. Periksa kembali tujuan keuangan Anda selama ini dan sesuaikan dengan produk investasinya. Pilihan produk yang tepat dapat memaksimalkan hasil yang didapat.
Selamat berinvestasi!!!
Notes: Sejak tanggal 16 April 2013 lalu sampai saat ini harga emas mulai mengalami kenaikan (rebound). Hal ini menunjukkan bahwa penurunan tajam harga emas ini tidak akan terjadi terus menerus. Ketika bank sentral menilai harga emas sudah mencapai harga seharusnya, mereka melakukan aksi beli emas untuk menambah cadangan devisa yang menyebabkan kenaikan harga emas akhir – akhir ini.
Meta| Research Officer| @RahmaMieta
*artikel terkait bisa dibaca di sini
Sumber data:
Sedekah
Beberapa hari yang lalu seorang selebtwit bertanya kepada followers twitternya, “Ada yang ngalami keajaiban sedekah MINGGU INI?” beberapa followers menjawab sejumlah uang yang disedekahkan, dengan balasan rezeki yang mereka terima, ada pula yang mentwit “Balasan tidak hanya kita dapatkan dengan rezeki tapi bisa juga lewat nikmat sehat dan lainnya.”
Yup! Saya setuju sekali dengan twit salah satu followers tersebut, cukup banyak orang yang salah kaprah mengenai sedekah dan “ganjarannya”. Saya sih tidak menyalahkan sebagian orang yang bersedekah dengan tujuan ingin dilipatgandakan rezekinya, semuanya sah-sah saja. Tapi buat saya alangkah lebih mulianya ketika kita bersedekah sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Tuhan atas semua nikmat yang diberikanNya. Nikmat sehat terutama, coba bayangkan kalau kita sakit, bisa jadi tidak masuk kantor dan akhirnya kerjaan kantor jadi keteteran. Belum lagi bila sakit yang kita terima memerlukan biaya pengobatan yang cukup mahal, waduh bisa-bisa mempengaruhi cashflow bulanan yang ada.
Dalam merencanakan keuangan, sedekah termasuk pos dana sosial, bersama dengan zakat atau perpuluhan, plus “uang angpao” yang kita berikan saat menghadiri undangan. Besar dana sosial yang perlu kita sisihkan perbulannya bebas sesuai kemampuan, minimal 2,5% (untuk zakat) maksimalnya bisa dibilang terserah (Sisakan untuk melunasi utang, investasi, dan keperluan pribadi ya! :)
Kalau jumlah gaji perbulan kita kurang dari nisab zakat penghasilan*, yaitu kurang lebih sebesar Rp 3.000.000/bulan, maka uang yang kita amalkan disebut sedekah. Penjelasan lebih lanjut tentang perbedaan zakat dan sedekah bisa anda baca disini. Hendaknya sedekah dibayarkan langsung setiap Anda memperoleh rejeki lebih, misalnya gaji atau rejeki lainnya. Tujuannya agar tidak lupa untuk membersihkan harta yang kita punyai.
Jadi bagaimana? Sudahkah Anda menyisihkan dana sosial untuk bulan ini?
*) Nisab zakat pendapatan/profesi mengambil rujukan kepada nisab zakat tanaman dan buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah, setara dengan 520 kg beras. Asumsi harga beras Maret 2013 adalah Rp 5.800/kg maka nisab zakat profesi adalah => 520Kg x Rp5.800 = Rp3.016.000
Ega | Executive Assistant | @ega_wisnu
*artikel terkait bisa dibaca di sini
Berinvestasi di Reksadana (bagian 2)
Setelah memutuskan untuk mulai berinvestasi di reksadana, ternyata masih ada yang bingung bagaimana cara membelinya. Berikut ini ada beberapa langkah awal yang bisa dilakukan:
- Mulai mencari produk reksadana yang ingin dibeli. Ingat, belilah jenis reksadana sesuai dengan tujuan finansial keuangan Anda. Untuk jangka pendek, Anda bisa membeli reksadana pasar uang, untuk jangka menengah bisa mencoba investasi di reksadana pendapatan tetap atau campuran, dan untuk jangka panjang Anda bisa dengan berani berinvestasi di reksadana saham.
- Pilihlah reksadana berkualitas baik. Beberapa cirinya adalah:
- Nilai AUM (Asset Under Management) besar. Nilai AUM yang besar menunjukkan kalau reksadana itu mendapat kepercayaan lebih sehingga banyak nasabah yang menginvestasikan uangnya. Selain itu, reksadana dengan nilai AUM yang besar akan lebih fleksibel dalam penempatan portofolio investasinya karena lebih banyak dana yang bisa ditempatkan. Bapepam sendiri mensyaratkan minimum AUM sebesar Rp25Milyar.
- Return-nya positif dalam jangka panjang. Ini berarti reksadana tersebut bisa terus mempertahankan kinerjanya.
Kedua informasi ini bisa didapat dari laporan kinerja reksadana atau fund fact sheet yang diperbaharui setiap bulannya.
- Datang ke institusi keuangan yang menjual reksadana. Bisa langsung ke perusahaan Manajer Investasi (MI) atau melalui bank karena ada beberapa MI (biasanya MI asing) yang hanya menjual produk reksadananya via bank.
- Jika membeli reksadana langsung di MI, nasabah hanya diminta melampirkan KTP dan NPWP, serta mengisi form data diri, profil risiko individu, dan form pembelian. Nantinya, nasabah mentransfer sejumlah dana investasi ke rekening di bank kustodian atas nama reksadana terkait.
- Jika membeli via bank, akan ada relationship manager (RM) yang membantu. Prosesnya hampir sama dengan pembukaan rekening tabungan biasa. Setiap pembelian reksadana yang dilakukan, dananya akan diambil dari rekening nasabah di bank tersebut.
- Jangan lupa juga untuk meminta pengaktifan internet banking agar memudahkan membeli reksadana secara online. Anda juga bisa mengaktifkan pembelian secara reguler/autodebet, sehingga secara otomatis pembelian reksadana akan dilakukan setiap bulan tanpa mengisi form pembelian.
Perlu diperhatikan juga bahwa pembelian reksadana dikenakan biaya pembelian. Besarnya sekitar 0% – 3% tergantung produk reksadana dan bank penjual.
Baik pembelian melalui MI langsung ataupun via bank, nasabah akan mendapatkan laporan konfirmasi pembelian reksadana dan laporan perkembangan dana investasi setiap bulan. Laporan ini sebaiknya disimpan sebagai bukti kepemilikan reksadana. Jika tidak menerima, sebaiknya segera langsung menghubungi bank penjual atau MI terkait.
Cukup mudah bukan untuk berinvestasi pada reksadana?
Apalagi dengan kemajuan teknologi saat ini, memudahkan Anda untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya soal produk reksadana yang ada.
Semoga tidak ada lagi alasan untuk tidak memulai berinvestasi, karena kondisi keuangan kita adalah tanggung jawab kita sendiri.
Meta|Research Officer|@rahmamieta
*artikel terkait dapat dibaca di sini
Ketika anak belajar tentang uang
Kali ini saya mau berbagi pengalaman pribadi ketika anak-anak saya belajar mengenai uang. Sebenarnya, ketika berusia di bawah tiga tahun mereka sudah mengetahui fungsi uang sebagai alat pembayaran. Lucunya mereka meminta uang untuk membeli barang walaupun belum mengetahui harganya. Mereka senang menerima uang pecahan seribu sebanyak lima lembar dibandingkan satu lembar pecahan lima ribu. Mereka sudah mengetahui fungsi uang untuk sedekah dan selalu berebutan untuk memasukan uang ke kotak sedekah.
Ketika sudah masuk TK dan bisa berhitung, mereka sudah mulai bisa mengenali pecahan uang Rp100, Rp500 serta Rp1.000. Namun tetap saja mereka masih senang jika pecahan uang yang diterima lebih banyak. Contohnya ketika tradisi salam temple pada hari raya, dengan polosnya mereka rela menukarkan uang Rp10.000 dengan 5 lembar pecahan seribu. Dengan memiliki lima lembar uang mereka merasa memiliki uang yang lebih banyak :)
Ketika mereka sudah di bangku SD, mulai saya perkenalkan secara rinci mengenai nilai dan fungsi uang untuk ditabung. Untuk memperkenalkan nilai uang, saya meminta mereka menghitung uang yang dimiliki. Mereka diharuskan mengelompokkan berdasarkan pecahan yang sama. Lalu dicontohkan bahwa, misalnya Rp1.000 itu kalau ada lima maka setara dengan Rp5.000. Ketika berbelanja kerap kali saya menanyakan kembalian yang akan mereka terima ketika membeli suatu barang. Pada masa ini, mereka hanya mendapat uang jajan sekali dalam seminggu.
Namanya juga anak kecil, setiap ke toko mainan selalu ingin membeli. Maka konsep menabung saya contohkan bahwa ketika mereka memiliki sejumlah uang, lebih baik tidak dibelanjakan semua karena jika ada sisa bisa ditabung untuk membeli mainan lain yang jauh lebih bagus. Pada akhirnya, sering kali mereka malas menghitung sehingga setiap membeli mainan mereka balik bertanya kepada saya “sisa uangku yang paling banyak kalau aku beli mainan yang mana Bu?”
Di masa awal SD tersebut, saya juga mengenalkan konsep bahwa uang itu diperoleh jika seseorang bekerja. Sehingga ada masa-masanya ketika keluarga besar sedang berkumpul, anak saya “memaksa” Pak De-nya untuk mau dipijat dan memberinya uang. Atau mendadak mereka mencuci mobil kakeknya dan meminta imbalan jasa tertentu. Jadilah saya menjelaskan bahwa ketika ingin bekerja maka mereka harus menawarkan terlebih dahulu jasa mereka dan jika kedua belah pihak setuju, pastikan juga negosiasi soal imbalan jasanya. Tidak boleh asal “menodong” he he he.
Saat kelas 3 SD keatas, kedua anak saya sudah paham betul fungsi uang untuk membeli, menabung dan bersedekah. Beritahu dan biasakan juga bahwa setiap menerima uang, mereka dapat menyisihkan 2,5%. Sisanya boleh ditabung ataupun dibelanjakan. Pada usia ini mulai tampak karakter masing-masing anak dalam mengelola uang. Misalnya si sulung sering membawa bekal agar tabungannya bertambah untuk membeli mainan favoritnya dan tidak terlalu mengikuti tren. Sedangkan si bungsu, senang jajan dan membeli perlengkapan bola terbaru sehingga tabungannya lebih kecil dari kakaknya :)
Saat si sulung sudah masuk SMP, saya mulai memberikan uang jajan mingguan. Uang jajan tersebut dia pakai untuk pekerjaan kelompok, iuran kelas, sedekah dan lainnya. Oleh karenanya, saya mulai rajin menanyakan anggaran keuangannya. Paling tidak dia mengetahui uang yang dimiliki digunakan untuk apa saja dan dengan harapan dia bisa menggunakan uangnya dengan bijaksana.
Pada akhirnya memang cara mengenalkan uang ke anak tergantung dari kemampuan pemahaman anak itu sendiri dan cara orangtuanya menjelaskan dan mencontohkannya. Yang paling efektif adalah dengan memberikan contoh pengelolaan keuangan yang bijak kepada anak.
Selamat mencontohkan!
Titis Syahluddin| Planner| @titis_ts
Summary tweet #FinClic 20 Mei 2013 tentang Memilih Reksadana
Berikut merupakan summary tweet #FinClic 20 Mei 2013 tentang memilih reksadana dan review performancenya.
Good morning. #FinClic hari ini mau bahas apa ya? Senin itu Day Off gw :) day off yang tetap ketemu klien sih he3
Baiklah. Nanti siangan gw akan nongkrong sebelah anak QM Research dan kita bahas kayak apa sih review performance reksadana (RD)! Di #FinClic
Okeh. Mari #FinClic gimana memilih dan memeriksa performance Reksadana. Tapi masih basic-basic aja dulu ya biar gak mumet. Disclaimer, gw bukan analis ;)
Ada tim QM Research yang pekerjaannya menyiapkan data-data untuk dipakai QM Planners. Data ini juga dipakai memilih Daftar Rekomendasi #FinClic
Waktu pilih RD secara general yang dilihat: Asset Under Management (AUM), volatilitas risk-return, usia RD, akses subscription/redeem dan yang paling subyektif siapa MI-nya #FinClic
Semakin besar AUM sebuah RD, bisa jadi jualannya jago banget, aksesnya mudah banget atau memang dipercaya mengelola dana #FinClic
AUM : Asset Under Management. Ini berarti jumlah dana yang dikelola Manajer Investasi (MI) dalam sebuah RD #FinClic
Tentang volatilitas. Saat pasar “naik” wajar kalau semua keliatan baik-baik saja. Tapi saat pasar “turun” gimana? Ini bisa lihat kestabilan RD #FinClic
Gw gak sebut nama RD yang dipake apa aja. Karena ada kerja panjang sebelum sampai ke Daftar Rekomendasi. Setelah itu tiap klien beda kebutuhan #FinClic
Waktu membuat Plan ada beberapa asumsi yang kita pakai : besaran inflasi per tahun, jangka waktu dan nilai Tujuan saat ini #FinClic
Usia RD konvensional biasanya yang >3 tahun. Usia RD Syariah biasanya yang > 1 tahun. Supaya sudah ada pattern yang bisa dianalisa #FinClic
Membuat Plan butuh asumsi. Membuat Review butuh data. Kita perlu data uang masuk dan NAB per unit setiap setoran RD #FinClic
Biasanya, pertanyaan kita tentang investasi “berapa untungnya?” Ini hitungnya pake “Return on Investment (ROI)” #FinClic
ROI atau “berapa untungnya” cara hitungnya dengan lihat, berapa profit terjadi dibandingkan setoran #FinClic
Cara lain adalah itung “return efektif” dengan Internal Rate of Return (IRR). Teknisnya, ini memperhitungkan juga pengaruh jangka waktu #FinClic
Contoh. Kalau setor 100, produk A menghasilkan 400, produk B menghasilkan 300. Mana lebih bagus? ROI bilang produk A #FinClic
Padahal perlu cek juga jika waktu hasil investasi terjadi. Karena ada “time value of money”. Maka perlu lihat “return disetahunkan”, ini IRR #FinClic
Contoh Review. Setor 1x di Apr’12, dilanjutkan setor bulanan hingga Jan’13. RD Saham menghasilkan 12,64% (IRR) #FinClic
Contoh lain. Setor ke RD Saham lain di awal Apr’12 1x, lalu setor 1x lg di akhir Apr’12. Di Feb’13 menghasilkan 32,52% (IRR) #FinClic
Hal penting lain waktu melakukan Review RD adalah : target dalam Plan yang sudah dihitung seperti apa. Jadi gak terlalu pusing sama return #FinClic
Contoh. Setor rutin bulanan Jun’12 – Jan’13 ke RD Pendapatan Tetap 3,8juta per bulan = total setor 26,6juta. Target 10% per tahun, hasil 10,8% (IRR) #FinClic
Kita perlu cek target secara return hampir sama (tercapai) tapi target nominal 39juta, hasil= 27,8juta. Mungkin karena pernah bolong invest #FinClic
Detil secara rumus bisa dicari. Kalau mau belajar tentang cara bikin Plan ala QM ini bisa juga ikutan Training #QMPC. Level 1 Juni, Level 2 Desember
Segitu aja #FinClic pendeknya hari ini :) dengan IHSG ketemu new high tadi pagi, apa efeknya buat lo kalo gak investasi? :p
Ada saat-saatnya klien merasa “gak punya uang niiiih!” Karena semua uangnya diinvestasikan. Planner perlu belajar ngerti tentang “Dana HuraHura” :)
Ngitung Plan itu di @QM_Financial sekarang ada template nya. Di-update reguler. Orang kayak gw paling ribet sama template ini :) karena gaptek he3
Hari ini #FinClic tadi siang bahas tentang memilih dan melakukan Review Reksadana. Nyambung sama yang tentang Plan dan Implementasi
#FinClic nya gak panjang-panjang :) singkat padat aja. Silakan scroll. Summary akan nongol di qmfinancial(dot)com yah ;)
*artikel terkait bisa dibaca di sini