Siapkan Jalan Menuju Semua Tujuan Finansialmu!
Ini penyebab resolusi keuanganmu gagal!
Menjelang akhir tahun banyak orang sudah mulai sibuk membuat rencana liburan, selebrasi malam tahun baru dan gak ketinggalan bikin resolusi tahun depan!
Kalian termasuk yang selalu bikin resolusi tiap tahun?
atau
Boro-boro bikin resolusi, target tahun 2017 saja banyak yang belum tercapai.
Resolusi finansial paling sering masuk dalam daftar resolusi. Sayangnya, resolusi tahun baru seringkali gagal, lho! Berbagai faktor ternyata jadi penyebab kenapa hal ini terus terjadi dari tahun ke tahun.
Mungkin di bawah ini juga penyebab resolusi keuanganmu gagal:
Mimpi VS Tujuan Finansial
Punya tujuan finansial berawal dari mimpi, dan mimpi untuk menjadi nyata perlu target yang jelas. Bahas tujuan finansial erat kaitannya dengan jangka waktu, apa yang ingin dicapai, berapa jumlahnya dan bagaimana cara mencapainya.
Sebagai contoh ingin membeli apartemen, perlu cari tahu lokasi apartemen di mana, harganya berapa, berapa uang yang dimiliki sekarang, akan dicapai menggunakan apa dan dalam jangka waktu berapa lama.
Kalau kamu hanya menulis dalam daftar “ingin membeli apartemen di Jakarta Selatan” tanpa tahu apartemen seperti apa dan harganya berapa, kamu hanya menunda-nunda untuk memulai investasi, mimpi aja terus!
Lain halnya jika target sudah jelas dan tahu bagaimana caranya. Cobain deh!
Gak konsisten
Sudah punya target jelas, sudah punya perhitungan tepat tapi gak dimulai-mulai? Dijamin resolusi kamu akan berulang-ulang terus setiap tahunnya tanpa tahu kapan akan tercapai. Sebulan dua bulan pertama, biasanya seseorang sedang semangat-semangatnya mengejar target yang mau dicapai. Tapi seiring berjalannya waktu, gak sedikit orang yang mulai malas dan setengah-setengah dalam mencapai targetnya. Karena gak konsisten, resolusi kamu pun gagal untuk diwujudkan.
Boros
Menjelang tahun baru saldo ATM segitu-gitu aja?
Investasi gak nambah atau lupa investasi untuk apa ya?
Kalau kamu termasuk yang seperti itu, coba cek dan ingat seminggu ke belakang udah ngapain aja dengan uangmu. Mulai dari berangkat kerja kamu naik apa, makan siang di mana, dan menjelang sore suka iseng-iseng buka layanan antar makanan online kan? Lalu pulang kantor nongkrong dulu sama teman-teman, pesan makanan dan minuman.
Itu baru 1 hari lho, jangan-jangan hal itu kamu lakukan 5 hari dalam seminggu! Ditambah 2 hari saat weekend biasanya sih lebih boros. Bersosialisasi memang baik biar hidup seimbang tapi kamu harus kontrol pengeluaran juga. Kalau tahun depan masih boros, kapan punya tabungan? Katanya mau beli apartemen *hehehe*
Gak mau dengerin saran dari orang lain
Sudah punya tujuan finansial, target jelas dan yakin komitmen gak akan boros tapi sebenarnya keuangan kamu sedang bermasalah. Kamu lupa bahwa cicilan saat ini sudah melebihi 30% dari pendapatanmu. Tahukah kamu, salah satu jalan untuk keluar dari masalah finansial adalah dengan membicarakan masalah dan tujuanmu dengan orang lain.
Perlu diingat bahwa membicarakan keuangan tidak bisa dengan sembarang orang. Kamu perlu orang yang paham benar dengan masalah keuangan sehingga dapat memberikan solusi.
Nah, kalau nggak mau resolusi tahun baru kamu gagal di tengah jalan, hindari faktor-faktor yang ada di atas, ya!
Jangan lupa bahwa hal yang paling pertama perlu dilakukan sebelum menentukan tujuan finansial adalah cek up keuangan karena angkanya tidak akan bohong tentang kemampuanmu. Dari financial check up kamu akan tahu cara mencapai tujuan finansialmu!
Dapatkan potongan 20% untuk konsultasi, buat PLAN, dan review rencana keuangan kamu bersama QM Planner selama periode Desember 2017 – Januari 2018.
Pendaftaran dan info lebih lengkap, silakan hubungi Nita di 08111500688 melalui telepon atau WhatsApp.
Pusing Saat Anak Merengek Tambahan Uang Jajan? Ayo Praktikkan Solusi Cerdas Ini!
Lia* (SMA kelas X) sering minta uang tambahan untuk nongkrong akhir pekan bersama teman-teman SMA-nya atau beli pulsa. Jika tidak diberi, Lia* akan merajuk seharian di kamarnya.
Arya* (SMP kelas VIII) minta beli telepon seluler (ponsel) baru supaya tidak diejek teman karena pakai ponsel jadul. Dia tidak mau sekolah jika tidak dibelikan smartphone.
Bintang* (SD kelas V) hobi makan di restoran cepat saji, sehingga kesal saat tidak dituruti orangtuanya.
Nina* (PAUD) setiap hari selalu merengek minta jajan di warung. Menangis keras saat ibunya bilang tidak ada uang untuk jajan.
Terdengar familiar? Atau memang ini kisah klasik yang sering Anda hadapi sebagai orang tua sehari-hari?
Beberapa ilustrasi di atas menunjukkan betapa anak bisa membuat orang tua kelabakan saat harus memenuhi permintaannya. Jika dituruti, tidak ada uangnya. Jika tidak dituruti, anak akan menangis dan merajuk lama.
Saat dihadapkan pada situasi di atas, ada sebagian orang tua yang memilih tidak mau ribut dan memenuhi permintaan anaknya yaitu beri tambahan uang saku, belikan ponsel baru, ajak makan di restoran, dan jajan di warung. “Toh uangnya ada, atau kasihan juga kalau anak jadi malu karena kalah gaya di sekolah.” pikir orang tua.
related article: What We Do As Parents – Our Children Will Follow
Dalam kondisi ini, tanpa sadar, kita sudah mendidik anak untuk menghiraukan masalah keuangan. Tidak mendidik anak untuk belajar keuangan dengan baik sejak dini. Padahal, permintaan mereka merupakan kesempatan baik untuk mengajarkan anak tentang manajemen keuangan secara sederhana.
related article: Parenting Skill Lebih Penting
Jika si anak SMA minta uang jajan tambahan terus, selayaknya Anda tega dengan tegas berkata “TIDAK”. Minta dia untuk membuat anggaran dan pegelolaan uang sakunya supaya mencukupi kebutuhan saat hari sekolah dan saat akhir pekan. Jika memang kurang, ajari berhemat atau mari berdiskusi mencari ide pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan.
Jika si anak SMP minta ponsel baru, ajak dia menabung supaya bisa mencapai keinginannya dengan uang saku sendiri. Buat celengan khusus dan tempelkan gambar ponsel idamannya di depan celengan itu supaya dia terinspirasi. Jika mau menabung di bank, coba alokasikan satu rekening khusus untuk tujuan ini dan tempel gambar ponsel idamannya di kamarnya agar dia selalu ingat tujuannya. Minta dia simpan juga uang hadiah (angpao) dari kerabat yang berkunjung saat ulang tahun atau hari raya supaya tujuannya semakin cepat tercapai.
Tentunya, pastikan juga anak Anda sudah paham aturan dan batas usia penggunaan berbagai aplikasi smartphone yang ada. Jangan sampai kelabakan seperti beberapa waktu lalu saat whatsapp membuka akses browsing gambar GIF di aplikasinya.
Jika si anak SD meminta makan di restoran, ajaklah dia menyusun menu anatara sarapan dan makan siang di akhir pekan. Pilih masakan favoritnya, cari resep dan tulis kebutuhan belanja bahan-bahan makanan. Lalu ajak dia belanja dan masak bersama. Kebersamaan melakukan aktivitas di akhir pekan akan menjadi kenangan berharga. Selain itu, Anda juga punya kesempatan mengajarkan anak berbelanja cerdas, antara lain dengan membuat daftar belanja dan belajar membandingkan harga.
Jika si anak TK kerap minta jajan di warung, berikan batasan tegas untuk hanya jajan 1-2x seminggu, misalnya. Lalu, ajak ngobrol tentang mainan idamannya yang ingin dibeli. Berikan ilustrasi bahwa jika dia bersedia hanya jajan 1x seminggu, maka uangnya dapat ditabung untuk membeli mainan favoritnya dalam sekian bulan. Ajak dia membuat celengan dari bahan bekas yang ada di rumah dan minta dia menabung uang yang biasanya dipakai untuk jajan.
Nah, itulah beberapa tips kids & money yang bisa dipraktikkan.
Ada solusi lain yang pernah Anda terapkan? Bagaimana pengalaman Anda?
related article: Nggak Punya Rumah Karena Memanjakan Anak
FDV Wulansari / Planner
#QMOlehOleh: Ceritakan Kembali!
Masih ingat #QMQuiz yang sering diadakan di media sosial QM Financial?
Masih ingat juga #QMquiz dalam rangka #QMAnniversary yang ke-14?
related article: Pemenang #QMQuiz #QMAnniversary yag berjudul Hubungan Film Pengabdi Setan Dengan Keuangan dan Indonesia Yang Kuat Dimulai Dari Literasi Finansial.
Kami punya #QMOlehOleh berupa cinderamata dari kunjungan CEO QM Financial, Ligwina Hananto ke tempat-tempat pelatihan untuk memperkenalkan literasi finansial lebih luas lagi.
related article: Literasi Keuangan Bukan Sekedar Seminar
#QMOlehOleh ini bisa kalian menangkan dengan mudah!
Kalian hanya cukup memilih artikel terfavorit bagimu yang tersedia di situs ini serta menceritakannya kembali di akun instagram masing-masing.
Ingat juga untuk tag akun @QM_Financial dengan tagar #QMOlehOleh!
Semoga berhasil!
Hubungi WA 08111500688 untuk jadwal konsultasi pribadi / konsultasi bisnis/ pelatihan untuk korporasi
Kerja Paruh Lewat Aplikasi? Begini Cara Atur Uangnya!
Belajar mengelola keuangan gak melulu untuk para pelajar atau karyawan saja. Para montir pun bisa belajar bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik. Yak! Montir, orang yang mempunyai pekerjaan untuk memperbaiki kendaraan. Tapi montir disini bukan sembarang montir lho. Montir yang dimaksud sudah moderen, namanya Montir Online yang tergabung dalam Go Auto dari Aplikasi transportasi online Gojek.
Jadi, kalau ada kendaraan kita yang bermasalah, kita bisa langsung order mereka dimana aja online via aplikasi, iiihhh keyen kaaan.
related article: Pengalaman Menggunakan Transportasi Berbasis Aplikasi
Kali ini, Bank Niaga bekerjasama dengan Thisable mengundang QM Financial untuk memberikan program pelatihan keuangan untuk 50 orang mitra Go Auto.
Bekerja sebagai Mitra Go Auto sama halnya seperti pekerja paruh waktu. Penghasilan yang mereka dapatkan tidak rutin seperti karyawan kantoran biasa yang memiliki penghasilan tetap setiap bulan dengan segala tunjangannya. Sebagai pekerja paruh waktu, mereka akan menerima penghasilan jika sudah melakukan pekerjaan atau menyelesaikan orderan dari pelanggan. Maka dibutuhkan perencanaan keuangan yang matang agar bisa hidup dengan sejahtera.
related article: Strategi Tepat Untuk Kondisi Finansial Sehat
4 tips cara mengatur keuangan untuk pekerja paruh waktu
#1 Punya Dana Darurat
Sebagai pekerja paruh waktu, penting untuk selalu punya Dana Darurat. Tidak menentunya penghasilan yang diterima akan membuat kamu merasa selalu kehabisan uang. Oleh karena itu, saat penghasilan sedang banyak karena banjir orderan, kamu juga harus menabung dengan jumlah yang lebih dari biasanya. Hal ini dilakukan agar saat orderan sedang sepi, kamu masih bisa tetap memenuhi kebutuhan harian dan bulanan.
related article: Siasat Menyiapkan Dana Darurat
#2 Catat Uang Keluar Masuk
Banyak yang menganggap hal ini sepele atau sangat merepotkan. Tapi kalau melakukan hal ini, kamu jadi tahu arus lalu lintas keuanganmu. Kamu akan tahu kemana saja larinya uang selama ini dan bagaimana caranya mengdiagnosa pengeluaran yang bukan kebutuhan dasar tapi berpengaruh terhadap kesehatan keuanganmu.
related article: Waspada Bocor Halus Akibat Bolak Balik Uang di ATM
#3 Utamakan Kebutuhan Pokok (NEED VS WANT)
Saat bekerja sebagai pekerja paruh waktu, alangkah bijak nya kalau kamu mengutamakan kebutuhan pokok dibanding keinginan. Kebutuhan pokok seperti membayar tagihan listrik dan air yang harus dipenuhi serta tidak dapat dihindari. Tapi yang namanya keinginan seperti memiliki iPhone seri terbaru, masih dapat disubstitusikan dengan fungsi yang sama dari smartphone lain.
related article: When To Say Yes or No
#4 Punya Asuransi
Ya, lagi-lagi asuransi. Asuransi tuh penting banget untuk semua orang sebagai proteksi untuk melindungi seseorang dari kejadian yang tidak diinginkan. Kalau gak punya asuransi, kamu bisa mendaftarkan diri sendiri dan keluarga melalui BPJS Kesehatan. Dengan keanggotaan BPJS, kamu bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis untuk dirimu dan anggota keluargamu tanpa harus mengganggu keuangan.
related article: Halal Haram Asuransi
Tidak menentunya penghasilan bukanlah alasan untuk tidak dapat sejahtera karena tidak mengelola keuangan dengan bijak.
related article: Pengaturan Keuangan Freelancer
Nita Kurniawati / Sales
Waktu Tepat Untuk Menggunakan Cicilan
Sekarang ini kita sebagai konsumen dipermudah dengan berbagai hal ketika berbelanja online, salah satunya cicilan 0%.
Kalau dulu, kita harus repot menghubungi pihak bank penerbit kartu kredit untuk mengubah pembayaran transaksi menjadi cicilan 0%, kini kita hanya perlu mencentang kolom cicilan 0% dan otomatis pembelanjaan pun dijadikan cicilan selama yang kita mau.
Kapan waktu yang tepat menggunakan cicilan? Simak tips berikut ini:
- Kebutuhan. Cobalah menggunakan metode cicilan untuk kebutuhan yang juga menunjang produktivitas, misalnya membeli telepon seluler atau komputer. (related article: Pengeluaran Tak Terduga)
- Keuangan sehat. Kamu boleh menggunakan cicilan ketika kondisi keuangan kamu sudah sehat alias sudah terbebas dari utang utang yang melilit. Kalau kamu nekat untuk membeli dengan mencicil saat terlilit utang itu namanya bunuh diri. Jadi pastikan kalau kondisi keuanganmu sehat dan baik. (related article: Cek Keuanganmu Sekarang!)
- Besaran cicilan per bulan tidak melebihi 30% dari penghasilan. Rule of thumb porsi cicilan adalah tidak melebihi 30% dari penghasilan per bulan lho dan jumlah ini termasuk juga cicilan lainnya seperti KPR, KPA atau kendaraan. Jadi, misalkan gaji kamu Rp4juta maka kamu bisa menggunakan Rp1,2juta untuk mencicil KPR/KPA, mobil dan lainnya. (related article: 10 Tips Jitu Atur Uang)
- Bunga 0%. Carilah online shop yang menawarkan cicilan 0% seperti Blibli karena segala sesuatu yang berhubungan dengan bunga cicilan bila tidak nol angkanya bisa membebani kita selaku pelanggan.
- Cicilan lainnya sudah selesai. Waktu yang tepat untuk membeli barang menggunakan cicilan adalah saat cicilan lainnya sudah lunas sehingga setiap bulan jumlah cicilan yang harus dibayar tidak memberatkan.
Selamat menggunakan cicilan dengan bijak!
related article: Tepat Alokasi Gaji
*Artikel ini merupakan hasil kerjasama Blog Blibli Friends dengan QM Financial
Akibat Menjadikan Kartu Kredit Sebagai Sandaran Hidup
“Orang Jakarta itu banyak gaya”
Itu kata-kata yang sempat terlontar dari Budi*, teman saya yang tinggal di Pekanbaru.
Apakah itu benar ?
Dengan segala macam hingar-bingar kehebohan kota Jakarta, tentu saja segala tren di Indonesia bermula dari Jakarta. Apakah itu mobil keluaran terbaru ataupun gadget terbaru, biasanya orang Jakarta yang lebih dahulu memilikinya. Saya mempunyai salah seorang teman kuliah yang ternyata adalah pemilik iPhone X pertama di Indonesia.
Dengan gaya hidup seperti gambaran di atas, terkadang hasrat untuk memiliki barang terbaru tidak terelakkan. Bahkan beberapa orang memilih untuk berhutang demi mendapatkan barang tertentu. Bahkan saat ini banyak sekali tawaran kredit dengan mudah bisa didapatkan, dari kartu kredit hingga Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Kisah lainnya datang dari sebut saja Andreas*, orang Jakarta. Andreas dan istri bekerja dengan gaji yang besar namun kondisi cashflow minus! Biasanya kalau sampai kondisi keuangan minus, berarti ada cicilan utang yang harus dibayarkan setiap bulannya dalam jumlah besar. Tetapi setelah dianalisa lebih lanjut, pembayaran cicilan hutang bulanan masih dalam batas wajar. Masalah justru timbul di pos pengeluaran rutin.
Andreas memiliki biaya operasional keluarga yang kelewat besar karena tidak bijaksana melakukan pembelian kebutuhan rumah tangga. Contohnya, ketika anaknya seringkali batuk pilek dan bolak balik ke dokter, belakangan diketahui bahwa penyakit tersebut tercetus karena alergi bahan karpet. Andreas langsung mengganti karpet dengan parket yang tentunya membutuhkan biaya yang besar.
Pengakuan lainnya, mereka seringkali mengandalkan kartu kredit untuk membayar semua kebutuhannya mulai dari belanja bulanan, mengganti mobil sampai keanggotaan tempat kebugaran. Keluarga ini sama sekali tidak memiliki Dana Darurat sehingga ketika tiba waktunya membayar tagihan kartu kredit, mereka hanya membayar jumlah minimum. Apabila sudah tidak sanggup, mereka mengambil KTA sebagai solusinya.
related article: Jalan Keluar Dari Lilitan Kartu Kredit
Mereka memiliki bonus tahunan yang besar tapi sangat disayangkan karena jumlah tersebut habis digunakan untuk melunasi utang KTA dan membeli barang konsumtif. Hal ini berlangsung setiap tahun tanpa disadarinya.
Masalah utama yang dihadapi Andreas adalah dia tidak sadar bahwa kartu kredit bukanlah pengganti uang.
Ketika menggunakan kartu kredit itu artinya kita bertanggung jawab untuk membayar lunas tagihan saat jatuh tempo. Bunga kartu kredit yang dapat mencapai 27% per tahun dapat memporakporandakan keuangan! Perlu diketahui bahwa investasi reksadana saham saja hanya mampu memberikan imbal hasil rata-rata sebesar 20% per tahun. Jadi apabila tagihan kartu kredit tidak dilunasi dengan full amount, maka lama kelamaan aset kita akan terkikis.
related article: Kartu Kredit…. Siapa TAKUT?
Selain bijak menggunakan kartu kredit, hal lainnya yang juga penting adalah mampu membedakan NEED (Kebutuhan) VS WANT (Keinginan). NEED merupakan kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi biasanya dikenal dengan sandang, pangan, dan papan. Sedangkan WANT merupakan keinginan untuk kenyamanan misalnya, pakaian bermerek untuk sehari-hari.
related article: Do You (Still) Have Shopping Problem?
Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan dalam hidup. Kemampuan mencari alternatif atau pun substitusi adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Contohnya, saat menuju ke kantor, kita bisa memilih menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Kendaraan pribadi tentu lebih nyaman, namun tentu saja biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan jika menggunakan kendaraan umum.
Selalu berkaca dan jujur dengan kondisi keuangan kita, apakah kita secara hitungan mampu untuk membayar pilihan yang diambil. Dengan selalu menyadari bahwa kartu kredit bukanlah pengganti uang dan mampu mengambil keputusan yang bijak terkait keuangan, kita bisa mengontrol pengeluaran dan bukan sebaliknya.
Hubungi WA 08111500688 untuk jadwal konsultasi keuangan bersama QM Planner.
Jerry Pessiwarisa / Planner
*nama samaran
Hindari Tua Sebelum Kaya, Ayo Siapkan Dana Pensiun Sejak Mahasiswa
Pensiun merupakan periode yang terkesan masih lama, apalagi untuk anak muda yang baru berumur belasan tahun. Hal ini menyebabkan anak kuliahan tidak memikirkan menabung untuk pensiun. Namun tidak demikian halnya dengan calon-calon sarjana yang berkuliah di President University, Cikarang. Mandiri Manajemen Investasi (moinvest) menyelenggarakan Program Mandiri Edukasi 2017 yang diselenggarakan pada tanggal 11 Oktober 2017 bersama dengan QM Financial memberikan edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan.
Talkshow yang dihadiri 100 orang mahasiswa President University ini dimulai setelah kelas selesai namun mereka terlihat sangat antusias mengikuti acara tersebut sampai selesai.
Survei yang dilakukan Alvara menyatakan bahwa generasi milenial sebagai generasi emas Indonesia di masa depan ternyata hanya mengetahui beberapa produk keuangan yang standar seperti tabungan dan deposito. Akan tetapi sebagian besar generasi milenial sudah mulai melakukan perencanaan keuangan, meskipun tidak dijelaskan secara rinci bagaimana bentuk perencanaan keuangan yang dilakukan.
Related article: Indonesia Kuat Dengan Literasi Finansial
Oleh sebab itu CEO QM Financial, Ligwina Hananto menjelaskan ada 3 hal yang dapat dilakukan mahasiswa yang berhubungan dengan keuangannya:
- Memiliki penghasilan
Selain mendapatkan uang saku dari orang tua, mahasiswa juga sebaiknya mempunyai penghasilan sendiri. Dari penghasilan tersebut, mahasiswa dapat menutupi kekurangan uang sakunya, berbelanja barang yang berkaitan dengan hobi atau berinvestasi.
Related article: Pentingnya Belajar Menghasilkan Uang
- Mengatur Cashflow
Dengan adanya uang saku dan uang dari penghasilan, mahasiswa harus bijak mengatur cashflow. Besar atau kecil jumah penghasilan harus diatur dengan baik agar semua kebutuhan terpenuhi. Mengatur cashflow erat kaitannya dengan budget dan cara kita berbelanja. Generasi milenial juga dapat memanfaatkan aplikasi untuk mengatur keuangan yang tersedia di smartphone masing-masing.
Related article: Cashflow Going Digital
- Rutin berinvestasi
Seringkali banyak pertanyaan mengenai kapan sebaiknya memulai memiliki rencana keuangan dan berinvestasi? Semakin muda kita mulai menabung atau berinvestasi, semakin ringan jumlah yang disisihkankan setiap bulannya. Tau gak sih, kalau berinvestasi untuk Dana Pensiun itu besarnya tidak lebih dari setengah harga sepatumu!
Related article: Buat Dana Pensiun Gak Butuh Rp75Milyar
Jadi, tunggu apalagi…… Yuk Mulai Membuat Dana Pensiunmu Sendiri!
Mia Damayanti / Sales
4 Tips Belanja Hemat Untuk Mahasiswa
Semua orang suka belanja! Setuju ga? Bahkan buat mahasiswa, belanja jadi kegiatan rutin bulanan misalnya groceries shopping. Khususnya di Jakarta, kampus pun berada di dekat atau bahkan di dalam pusat perbelanjaan.
related article: Belanja Itu Investasi!
Kamu mahasiswa yang juga hobi belanja tapi kondisi keuangan (baca: uang saku dari orang tua) terbatas? Jangan kuatir, sekarang kamu bisa belanja dengan hemat tanpa mengganggu alokasi kiriman uang dari orang tua.
Gak keren kan kalau kamu menyabotase uang kiriman orangtua?! Mau tahu cara belanja hemat ala mahasiswa? Baca artikel ini terus ya!
4 Tips Belanja Hemat ala Mahasiswa
Menabung
Mulailah membiasakan diri menabung minimal 10% dari jumlah uang saku kiriman orangtua. Coba kamu berhemat di pos jajan supaya ada sisa uang kiriman yang bisa ditabung dan Kamu bisa mendapatkan barang yang kamu inginkan apabila uang tabungan sudah tercapai jumlahnya.
related article: Konsep Menghasilkan Uang – Belanja – Beramal – Menabung
Kerja sampingan
Sebagai mahasiswa, banyak waktu lowong yang bisa dimanfaatkan sehingga produktif, misalnya menjadi barista di coffee shop atau menjadi asisten dosen di kampus. Melalui kerja sampingan selain kamu mengasah kemampuan diri sekaligus juga menghasilkan uang yang dapat dibelanjakan untuk kebutuhanmu.
related article: When Passion Doesn’t Pay Your Bill
Kuis dan giveaway
Sekarang banyak banget kuis dan giveaway yang berhadiahkan uang tunai maupun voucher belanja. Nothing to lose kan, lumayan banget kalau bisa memenangkan kuis serta giveaway yang hadiahnya voucher belanja, jadinya gak perlu ganggu uang kiriman orang tua deh!
related article: #QMGiveaway
Belanja online yang reward-nya bikin ngiler
Mau liburan sepanjang tahun? Mau belanja sepanjang tahun? Bisa! Belanja online aja di e-commerce yang memberikan reward berupa voucher belanja sepanjang tahun.
related article: Jalan Pintas Traveling Sepanjang Tahun
Nah, gampang kan belanja hemat ala mahasiswa?!
Honey Josep / Social Media
*Artikel ini merupakan hasil kerjasama Blog Blibli Friends dengan QM Financial.
Kisah Nyata Mantan Buruh Migran Jadi Juragan Di Negeri Sendiri
Masih ingat Belajar Dagang VS Bisnis dengan Bapak Ifin Si Pengusaha Es Krim?
Selesai memberikan pelatihan Seri Kelas Keuangan BEKRAF kepada 100 UKM terpilih di Banda Aceh, tim QM menyempatkan berkunjung ke sebuah tempat usaha UKM dengan nama Indatu D’Coco.
Pak Rahmat sebagai pemilik Indatu D’Coco berkisah tentang awal perjalanan hidupnya sebagai buruh migran Indonesia yang bekerja di Malaysia. Kenyataan menjadi buruh di negeri orang yang kurang menyenangkan membuat Pak Rahmat bertekad untuk kembali ke tanah air dan memulai usahanya sendiri.
related article: Mandiri Sahabatku X QM berkunjung ke Korea Selatan
Tinggal di pinggir pantai memberikan ide kepada Pak Rahmat untuk memanfaatkan bahan baku yang tersedia melimpah di sekitar rumah dan menciptakan kelapa jelly. Usaha Pak Rahmat berawal dari coba-coba , berkali-kali gagal hingga akhirnya berhasil!
Saat pelatihan akan dimulai, Pak Rahmat membagikan produk kelapa jelly kepada tim QM dan kami terkesan atas keberanian serta keyakinannya bahwa Indatu D’Coco produk yang enak.
Kini Indatu D’Coco memiliki 3 orang karyawan dan beberapa gerai di Aceh. Pak Rahmat berencana untuk melakukan perluasan ke kota-kota besar di Indonesia.
Berkaca dari pengalaman Pak Rahmat yang awalnya sebagai buruh migran tapi kini sukses sebagai pemilik usaha, ada beberapa tips bagi kalian yang mau banting setir seperti Pak Rahmat:
- Target. Bagi mereka yang bekerja di luar negeri sebaiknya memiliki target kapan akan kembali ke tanah air. Jangan sampai terlena dengan aktivitas yang mengasyikan di tempat kerja sehingga lupa kembali ke Indonesia (related article: Berhenti Bekerja Bukan Akhir Segalanya)
- Selesaikan Utang . Biasanya buruh migran yang berangkat bekerja keluar negeri dikarenakan beban hidup mulai dari susahnya mencari pekerjaan sampai terlilit utang. Oleh sebab itu, akan bijaksana apabila uang jerih lelah yang terkumpul dipakai untuk membayar utang. Barulah setelah masalah utang beres, uang yang tersisa dapat digunakan untuk membeli tanah atau rumah dan memulai usaha kecil-kecilan (related article: 6 Langkah Melunasi Utang)
- Dana Darurat. Berulang kali QM Planners mengingatkan bahwa penting untuk memiliki Dana Darurat bagi semua orang tidak terkecuali buruh migran (related article: Buat Apa Punya Dana Darurat)
Memperkuat perekonomian keluarga, bermanfaat bagi orang lain dengan membuka lapangan kerja merupakan cita-cita dan tujuan sepulang dari menjadi buruh migran ke kampung halaman.
related article: Bisnis harusnya menyediakan solusi
Semangat terus Pak Rahmat. Semoga bisnis Bapak bisa terus berkah dan buka lapangan pekerjaan di tanah air!
Syaiful
Finance & Administration
Belanja Sebagai Investasi Itu Bukan Mitos. Ini Alasannya!
Menjelang akhir tahun begini, biasanya banyak mal besar mulai menawarkan diskon besar-besaran begitu juga dengan e-commerce. Buat kamu yang hobi belanja gak akan melewatkan kesempatan ini pastinya!
Banyak yang berpendapat hobi belanja itu sama dengan boros, bagaimana mau investasi kalau hampir setiap hari belanja dan mengeluarkan uang. Tapi beneran loh belanja juga bisa jadi investasi, dan ini bukan mitos, begini caranya!
Investasi waktu dan tenaga
Daripada kamu menghabiskan waktu berjam-jam di supermarket atau mal untuk membeli kebutuhan, ada cara lain yang lebih mudah dan praktis untuk berbelanja yaitu melalui e-commerce. Perkembangan teknologi saat ini memudahkan semua orang untuk berbelanja online. Kamu bisa belanja kapan saja dan di mana saja tanpa harus bermacet-macetan di jalan, dan menghindari membeli yang gak perlu gara-gara “lapar mata”. Waktu dan energi yang digunakan pergi pulang berbelanja ke swalayan bisa dipergunakan untuk melakukan kegiatan lain yang lebih produktif.
Belanja terus tapi Investasi tetap jalan
Masa sih walaupun belanja terus investasi tetap bisa jalan? Masih juga gak percaya? Begini caranya:
- Magical Shopping account. Supaya belanja tidak mengganggu investasi yang ada, bikin saja rekening belanja yang disisihkan setiap bulan sehingga pada saat terkumpul bisa digunakan untuk membeli barang idaman.
- Manfaatkan cicilan 0% untuk barang kebutuhanmu sehingga kamu masih bisa menabung setiap bulannya. Ingat ya besar nilai cicilan setiap bulannya tidak boleh melebihi 30% dari penghasilan.
- Manfaatkan reward dari setiap pembelanjaan. Banyak penawaran menarik setiap harinya dari Blibli seperti Buy 1 Get 1 Free, cashback atau poin reward yang dapat ditukarkan dengan berbagai voucher belanja.
Percaya kan kalau belanja itu investasi kalau ada reward yang dapat diikuti?
*artikel ini merupakan hasil kerjasama Blog Blibli Friends dengan QM Financial