Sudah Siapkah Dana Pendidikan Anak?
Memasuki pertengahan bulan Juli, anak-anak sudah mulai kembali masuk sekolah. Omong-omong soal masuk sekolah, sudah menyiapkan Dana Pendidikan Anak sampai universitas belum? Sebagian orang tua sudah menyisihkan dana untuk pendidikan anaknya. Namun belum ada hitungan khusus. Padahal kalau tidak dihitung, bagaimana kita tahu bahwa dana itu cukup atau tidak? ☺
Kenapa sih penting bagi kita untuk menyiapkan Dana Pendidikan Anak? Karena biaya pendidikan di Indonesia itu mahal! Inflasi pendidikan di Indonesia itu berkisar antara 10% sampai dengan 20%. Memang sih kita bisa memilih sekolah negeri. Tapi masuk sekolah negeri pun banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Apalagi dengan kebijakan zonasi. Kalau ternyata anak kita tidak diterima di sekolah negeri, masa kita bilang, “Nak, kamu sekolahnya tahun depan ya. Bapak dan ibu enggak sanggup membiayai kalau kamu enggak masuk sekolah negeri.” Sedih banget kan.
Sebagai orangtua, sudah menjadi kewajiban kita untuk menyediakan pendidikan yang baik bagi anak. Kalau memang anak tidak diterima di sekolah negeri, ya melipir ke sekolah swasta. Faktanya, sebuah perguruan tinggi terkemuka di Bandung, pada tahun 2000 membutuhkan biaya sebesar Rp12juta untuk 4 tahun masa kuliah. Pada tahun 2016, perguruan tinggi yang sama mengenakan biaya sebesar Rp80juta untuk 4 tahun masa kuliah. Artinya, kenaikan biaya pendidikan atau inflasi sekolah tersebut adalah sebesar 13% per tahun. Dengan asumsi inflasi yang sama, pada tahun 2022, biaya tersebut naik menjadi Rp163juta, tahun 2025 menjadi Rp233juta dan seterusnya. Jadi, kalau tidak dipersiapkan dari sekarang, bisa jadi dananya tidak cukup.
Baca juga: Lawan inflasi dana pendidikan dengan investasi
Jadi apa yang seharusnya kita lakukan untuk mempersiapkan Dana Pendidikan Anak? Yang pertama, survei dulu sekolah yang mau anak kita tuju, lokasi beserta dengan biayanya. Kenapa lokasi? Karena kalau lokasinya jauh dari rumah, perlu dipertimbangkan fisik anak (kalau anak masih kecil) dan biaya tambahan berupa transportasi serta akomodasi kalau lokasi sekolah jauh dari rumah.
Selanjutnya kita bisa menghitung keperluan Dana Pendidikan Anak disesuaikan dengan waktu saat masuk. Misalnya uang pangkal masuk SMP A tahun ini sebesar Rp10juta, berarti kita perlu menghitung nilai masa depan saat anak masuk ke SMP tersebut berapa? Nah dari sana kita bisa menabung atau berinvestasi untuk memenuhi Dana Pendidikan tersebut.
Sebenarnya, kapan sih waktu yang tepat untuk mempersiapkan Dana Pendidikan Anak? Idealnya Dana Pendidikan Anak dipersiapkan sejak anak masih di dalam kandungan. Karena Dana Pendidikan nilainya raksasa, persiapkan sedini mungkin agar jumlah dana yang diinvestasikan setiap bulannya tidak terlalu besar.
Kalau ternyata belum mempersiapkan Dana Pendidikan Anak, apa yang harus dilakukan? Buat Dana Pendidikan Anak yang di depan mata aja dulu. Misalnya baru punya balita, berarti Dana Pendidikan yang perlu dipersiapkan adalah uang masuk pre school-TK-SD. Secara bertahap sisihkan juga dana untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Mulai yuk dari sekarang! Kita mampu kok mempersiapkan Dana Pendidikan untuk Anak.
Ikuti bahasan finansial menarik lainnya di Financial Talk, setiap Kamis jam 08.00 pagi di radio DFM Jakarta 103.4 FM bersama Titis Syahluddin – financial trainer dari QM Financial.
Honey JT
Berbisnis Dari Hati Ala Roro Widi Astuti
Berawal dari hobi yoga, Roro Widi Astuti memberanikan diri membuka The Good Prana Studio – sebuah studio yoga di Bekasi. Tak pernah terbayangkan bagi Roro, begitu dia biasa disapa, untuk beralih profesi dari lawyer menjadi seorang pemilik bisnis.
Yuk simak cerita alumni kelas Financial Clinic Bisnis ini membangun bisnis dari hati.
Bagaimana kisah awal mula The Good Prana Studio?
Sejak masih kuliah, saya suka yoga. Hobi ini berlanjut setelah saya bekerja di daerah SCBD Jakarta. Setiap weekend atau libur saya berkunjung ke rumah orang tua di Bekasi. Waktu itu belum ada studio yoga yang cocok jadi ujung-ujungnya selalu kembali ke Jakarta untuk yoga.
Akhir tahun 2017, saya mengikuti Teacher Training Course di Yoga Leaf Bandung di bawah asuhan Teteho (Pujiastuti Sindhu). Awalnya belum ada keinginan untuk membuat studio lho. Bayangan saya, ilmu yang saya dapat bisa digunakan untuk berlatih yoga di rumah tanpa perlu ke studio.
Di training ini, saya bertemu dengan senior waktu SMA, yang sama-sama tinggal di Bekasi. Kami merasakan satu masalah yang sama: sulit mencari studio yoga yang cocok di Bekasi. Singkat cerita, sepertinya memang semesta mendukung, akhirnya kami merencanakan untuk bikin studio yoga di Bekasi.
Siapakah target market utama The Good Prana Studio?
Pasar untuk yoga di Bekasi sebenarnya besar. Namun olahraga dan gaya hidup sehat belum menjadi prioritas rata-rata penduduk Bekasi. Jadi kami mengedukasi setiap peserta untuk menerapkan gaya hidup sehat berkesadaran, sesuai dengan tagline studio kami: Home for Mindful Beings – rumah untuk diri yang hidup berkesadaran. Target utama kami adalah pekerja, baik yang kerjanya di daerah Bekasi ataupun kerja di Jakarta tapi tinggal di Bekasi. Kami juga menyasar ibu rumah tangga dan ibu hamil.
Dengan banyaknya studio yoga yang ada, bagaimana strategi yang digunakan oleh The Good Prana Studio agar menjadi pilihan konsumen?
Saya pernah baca buku Simon Sinek yang berjudul Start With Why. Menurut saya itu buku yang bagus untuk dibaca oleh semua orang, baik yang terjun ke dunia bisnis maupun tidak.
Awalnya kami menentukan kenapa kita membuat studio dengan konsep prinsip hidup berkesadaran. Konsep inilah yang menentukan setiap strategi bisnis studio. Kami mengenalkan diri tidak semata-mata sebagai studio yoga, tapi lebih kepada menyediakan ruang untuk setiap diri dalam memulai langkahnya untuk hidup sehat dan berkesadaran, salah satunya dimulai dengan latihan yoga. Selain yoga, kami juga mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung perilaku hidup sehat sadar seperti misalnya kegiatan meditasi, sesi relaksasi, sesi hening dan reflektif.
Kami percaya bahwa setiap orang punya rezekinya masing-masing, begitu juga dengan studio kami. Awalnya memang kebanyakan orang yang datang ke studio lebih ke arah ingin memperbaiki bentuk dan postur tubuh. Namun seiring berjalannya waktu, tren peserta yoga berubah dari yang motivasinya hanya ingin kurus dan tidak bungkuk, perlahan-lahan bergeser fokusnya berlatih yoga untuk kesehatan.
Setiap peserta yoga di studio kami selalu kami berikan pemahaman dan edukasi soal yoga dan gaya hidup sehat. Karena kan walaupun dia yoga setiap hari, bahkan dua kali sehari tapi kalau gaya hidupnya berantakan (misalnya sering begadang, makan junk food, dan lainnya) nggak akan ada hasilnya untuk kesehatan. Jadi yang kami tawarkan di studio bukan hanya sekedar jasa untuk berlatih yoga atau berolahraga, tapi juga lingkar dukungan bagi tiap individu untuk memulai perjalanan hidup sehat berkesadaran.
Ke depan, apa rencana Mba Roro untuk The Good Prana Studio?
Target kami mengenalkan The Good Prana Studio kepada masyarakat. Kami punya banyak program kelas dan edukasi yang tujuannya juga untuk mengenalkan prinsip hidup sehat berkesadaran kepada masyarakat luas. Studio kami memberikan tempat buat orang-orang untuk menjaga kesehatannya, tidak semata-mata kesehatan fisik tapi juga kesehatan pikiran dan batinnya.
Mimpi besarnya The Good Prana Studio berkembang jadi semacam pusat edukasi masyarakat (community support center) yang memberikan dukungan (empowerment) dan layanan bagi individu, dan terutama perempuan di setiap siklus hidupnya untuk hidup sehat berkesadaran.
Kisah suka dan duka apa yang Mba Roro alami selama membangun bisnis?
Dibilang “gila!” sama banyak orang. Hahaha. Itu termasuk suka apa duka ya? ☺
Profesi utama saya adalah konsultan hukum (infrastructure/transaction lawyer). Jadi saat saya bilang punya rencana untuk membuat bisnis studio yoga dan mau istirahat dulu jadi full time lawyer, rata-rata orang ekspresinya ya gitu “Gila lo ya!”
Namun alhamdulillah keluarga mendukung. Ibu saya selalu bilang yang penting semua usaha niatnya dulu harus betul, insyaAllah pasti dikasih jalan yang baik. Jadi saya memulai bisnis ini dengan percaya diri. Yang tidak kalah penting, ketemu dengan rekan bisnis yang sama passionate-nya. Jadi klop lah!
Sejujurnya, menjalankan sesuatu dari hati, seperti usaha studio ini, hampir enggak ada dukanya! Saya selalu ingat pesan Ligwina Hananto: “Kalau bisnis itu jangan baper!” Saat ada hambatan atau kendala, sebisa mungkin kami diskusi dan konsultasi untuk mencari solusi yang terbaik. Jadi saling mendukung untuk terus jalan dan maju. Dukanya cuma mampir selewat aja gitu. ☺
Roro adalah alumni FinClicBisnis April 2018 lalu di Jakarta. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah mengikuti training?
Manfaat paling dasar adalah menyadari: kalau cuma iseng dan enggak mau ribet, enggak usah bisnis! Pemilik bisnis harus selalu siap mencurahkan pikiran serta tenaga untuk membangun bisnis. Penting untuk belajar mengatur bisnis dan menjaga energi agar tidak draining menjalankan bisnis.
Di #FinClicBisnis semua materi yang diajarkan simpel dan mudah diterima, tapi penting banget untuk diketahui sama setiap orang yang berencana memulai bisnis, atau bahkan yang udah mulai bisnis. Saya belajar bagaimana cara menentukan rencana bisnis, mengukur market share dan menyusun strategi mulai dari keuangan. Pusing lihat angka sama pembukuan. Hahaha.
Semua materi disampaikan dengan cara yang fun. Setelah workshop pun kita masih punya akses kalau mau tanya-tanya atau konsultasi ke QM soal aplikasi materi ke bisnis yang kita jalani. #FinClicBisnis benar-benar menyadarkan saya untuk take the business seriously and ride on it.
Apa saran bagi pembaca QM yang ingin membangun bisnis?
Jika ingin berbisnis pastikan dulu niatnya. Pastikan masalah hidup apa yang mau dipecahkan dengan bisnisnya! Intinya jauhkan angan-angan bikin bisnis biar bisa santai. Karena pada kenyatannya jadi pemilik bisnis itu lebih banyak kerjaannya dibanding jadi karyawan. Tapi tentunya kalau kita suka akan sesuatu dan punya niatan yang baik untuk membantu menyelesaikan masalah hidup orang lain dengan bisnis, insyaAllah bisnisnya bisa berkembang dengan baik.
Seru sekali pengalaman Roro, meninggalkan profesi lawyer demi menjalankan bisnis dari hati. Semoga The Good Prana Studio sukses menularkan gaya hidup sehat untuk diri yang hidup berkesadaran!
Ingin belajar mengelola bisnis seperti Roro? Jangan lewatkan kelas Financial Clinic Bisnis. Ikuti terus updatenya di twitter dan instagram @QM_Financial.
QM Admin
Choose Your Lifestyle, Chase Your Dream
Cara hidup orang itu terefleksikan di keuangannya loh. Jadi kalau ada yang mengeluh gak punya rumah, gak punya tabungan, gak bisa liburan – coba cek gaya hidupnya kayak gimana. Proses ini dinamakan Financial Check Up.
Baca juga: Kapan Perlu Financial Check Up?
Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, biasanya membagi pengeluaran bulanan itu jadi 5 pos pengeluaran besar: cicilan, rutin, sosial, menabung/investasi dan lifestyle. Dengan memilih gaya hidup yang kamu mau dan mampu jalankan, kamu bisa membuat rencana untuk mencapai tujuan keuangan.
Untuk mereka yang sudah berkeluarga, tujuan keuangan ini biasanya enggak jauh-jauh dari Dana Rumah, Dana Pendidikan dan Dana Pensiun. Buat yang masih lajang, bisa mulai dengan Dana Darurat, Dana Pensiun (iya, ini penting di setiap tahapan kehidupan) atau mungkin Dana Liburan?
Dalam siaran PowerTalk PowerYourMoney tadi malam, Claudia Nasution (Odi) berbagi pengalamannya traveling ke Jepang selama 9 hari. Untuk mewujudkan tujuan finansial Dana Liburan ke Jepang, Odi menggunakan tabungan yang sudah dia sisihkan sejak awal bekerja 4 tahun yang lalu. Namun, mengingat kebutuhan dana untuk wisata kuliner di Jepang cukup besar, Odi pun membutuhkan dana ekstra. Solusinya, 2 bulan sebelum berangkat ke Jepang, Odi puasa jajan dan memilih membawa bekal ke kantor.
Lain Odi, lain pula Twelvi. Kalau Odi memilih mengorbankan pos lifestyle (jajan di luar) untuk bisa berwisata kuliner di Jepang, Twelvi punya cara yang unik untuk mengumpulkan dana agar bisa traveling ke New York dan Eropa selama 70 hari.
Twelvi menabung dengan memasak menggunakan metode meal preparation (meal prep). Meal prep adalah teknik menyiapkan makanan dalam jumlah banyak, untuk beberapa kali makan atau beberapa hari sekaligus. Meal Prep diawali dengan belanja bahan makanan dalam jumlah besar, lalu masak dalam jumlah besar. Tujuan utama meal prep adalah menghemat uang, menghemat waktu, dan supaya bisa makan lebih sehat. Kamu bisa cari tahu lebih detail tentang meal prep di blog Twelvi www.twelvifebrina.com.
Dengan cara ini, uang makan dan jajan yang tadinya bisa mencapai Rp8juta per bulan bisa dihemat menjadi Rp1.500.000 per bulan saja! Ini pun sudah dengan lauk yang mencukupi seperti ayam, sapi, cumi, udang, dan lainnya.
Odi stop jajan agar bisa berwisata kuliner di Jepang. Twelvi memasak agar biar bisa menabung untuk traveling ke New York dan Eropa. Kalau kamu gimana? Pos pengeluaran mana yang rela kamu korbankan demi tercapainya tujuan keuangan? Dari 5 pos pengeluaran bulanan, biasanya ada 3 pos yang bisa dihemat:
- Cicilan. Kamu punya cicilan mobil baru padahal butuh dana untuk mengisi rumah baru? Kamu bisa memilih untuk menjual mobil tersebut untuk dibelikan mobil second dengan cara tunai. Alokasi cicilan bulanan bisa digunakan untuk mengisi rumah baru.
- Rutin. Mulai dengan mengganti merek-merek yang kamu konsumsi, ganti salon spa mewah ke pijat refleksi online yang bisa dipanggil ke rumah, hingga pindah dari taksi ke ojek online. Atau kamu mau mulai memasak dengan metode meal prep seperti Twelvi?
- Lifestyle. Ini pengeluaran gak penting sih. Tapi kalau enggak dilakukan seperti ada yang kurang dalam hidup. Hahaha. Kurangi dulu ngopi-ngopi cantik di kafe atau uninstall aplikasi belanja online mungkin. Sanggup?
Coba balik lagi ke #tujuanloapa. Untuk mencapai tujuan finansialmu, kamu bisa ikuti tiga langkah ini:
- Tentukan pos pengeluaran mana yang sanggup kamu korbankan.
- Pilih gaya hidup yang MAU dan MAMPU kamu jalani.
- Tujuanmu harus lebih besar dari apapun, sehingga kamu menjalani prosesnya dengan RELA.
Kalau kata Twelvi, your goal has to be BIGGER than everything else. Jadi kalau kamu merasa berat atau malas ‘berkorban’, mungkin GOALmu kurang besar. ☺
Simak terus obrolan finansial yang seru dengan cara yang asyik setiap Senin malam jam 20.00-21.00 di PowerTalk PowerYourMoney 89.2 PowerFM Jakarta. Ikuti updatenya di twitter dan instagram @QM_Financial.
Fransisca Emi/ financial trainer
3 Langkah Kemandirian Finansial
Setiap orang dalam usia produktif seharusnya mampu mandiri secara finansial. Apa definisimu untuk kemandirian finansial? Ligwina Hananto dalam bukunya Untuk Indonesia Yang Kuat menjabarkan tiga langkah kemandirian finansial.
- Membayar tagihan sendiri. Di sekitar kita banyak teman yang masih tinggal serumah dengan orangtua. Ada yang karena baru lulus kuliah dan mulai bekerja, orangtuanya tidak mengijinkan anak untuk pindah, tapi ada juga terlanjur nyaman dan belum berpikir untuk hidup sendiri. Tentu saja kamu bebas memilih untuk tetap tinggal dengan orangtua. Namun pastikan kamu mampu membayar tagihan hidup sendiri. Saat kita bisa membayarkan semua tagihan dalam hidup, itu artinya kita sedang pegang kendali. Agar saat resmi keluar dari rumah orangtua kita tidak terkaget-kaget membayarkan semua biaya hidup, mulai saja dari yang sederhana. Misalnya mengganti bensin jika kita meminjam mobil keluarga, membayarkan tagihan listrik dan internet bahkan berkontribusi untuk gaji ART. Bagi yang sudah menikah namun memutuskan tinggal dengan orangtua, cara ini membuatmu terhindar dari rasa bersalah membebani hidup orangtua.
- Membayar Utang. Kemampuan membayarkan utang adalah manifestasi dari kemampuan kita menjadi orang yang bertanggung jawab secara finansial. Ada saja lho orang yang mencoba lari dari kewajiban membayarkan utang. Contoh yang pertama adalah generasi baru lulus kuliah yang masih menggunakan kartu kredit suplemen dari orangtua. Selama ini mereka hanya tahu menggesek, orangtualah yang membayarkan tagihan kartu kreditnya. Sekarang saatnya berhenti menjadi anak-anak. Jika kamu siap menggesek kartu kredit, seharusnya kamu juga siap membayar tagihannya. Contoh kedua adalah mereka yang meminjam uang kepada orangtuanya. Meminjam kepada orangtua ini sering kali tidak dibarengi keinginan membayarkan utang tersebut. Orangtua memang akan selalu ada untuk kita, tapi tidak berarti kita bisa lari dari tanggung jawab. Jika meminjam pada orangtua seharusnya kita membuat catatan pembayaran, sekecil apapun kemampuan bayarnya. Seiring berjalannya waktu, karir akan meningkat sehingga kemampuan bayar pun membaik. Oran tua pun akan bangga dengan kemampuan kita bertanggung jawab atas utang tersebut. Terakhir adalah mereka yang punya utang-utang lain. Mulai dari utang kartu kredit, utang tanpa agunan, hingga utang kendaraan bermotor dan kredit rumah. Apapaun utang yang kita miliki, pastikan kita sudah menghitung pembayaran utang ini. Jangan lari dari kenyataan. Saat berutang artinya kita tidak punya uang dan meminjam. Kalau meminjam ya harus dikembalikan. You are responsible for your money.
- Membeli Properti Pertama. Hal sederhana yang harus dilakukan oleh semua orang adalah memiliki rumah sendiri. Pengalaman memiliki rumah yang pertama adalah pengalaman yang sangat memuaskan batin. Memiliki properti pertama adalah bagian yang sangat penting dalam upaya mencapai kemandirian finansial. Kita resmi menjadi orang yang hidup berdikari. Suasana menempati rumah sendiri ini tidak dapat tergantikan dengan uang sekalipun. Tentu membeli properti yang pertama ini akan membutuhkan uang. Mulailah dengan berjalan-jalan ke lokasi yang diinginkan untuk properti pertama ini. Ada komitmen jangka panjang saat kita membeli properti untuk ditempati. Karena itu pastikan kita menyukai lokasi properti tersebut. Biasanya Ligwina Hananto mengajak klien berkonsentrasi pada pembayaran uang muka (down payment atau DP) rumah dulu. DP ini berkisar 10% hingga 30% dari harga rumah keseluruhan. Jangan lupa ada biaya-biaya lain saat membeli rumah. Mulai dari pajak, biaya notaris, asuransi hingga renovasi infrastruktur rumah agar layak huni. Bahkan jika memutuskan untuk hidup dengan orangtua, kita tetap perlu membeli properti sendiri. Pasti ada rasa lega saat melewati properti itu – bisa berbentuk rumah atau apartemen – dan kita dapat menunjuknya sambil berkata, “Saya punya satu tempat yang bisa saya sebut milik saya sendiri!”
Kamu sudah sampai langkah yang mana? Kita mampu kok hidup mandiri sesuai dengan kemampuan sendiri. Kabari kami kemajuan kemandirian finansialmu di twitter dan instagram @QM_Financial ya.
QM Admin
Jangan Khawatir, Rezeki Sudah Ada Yang Mengatur
“Jangan khawatir, rezeki sudah ada yang mengatur”
Inilah jawaban yang saya dapatkan saat mengajukan pertanyaan seputar pengelolaan keuangan freelancer kepada Fairuzul Mumtaz, seorang konsultan buku lepas yang saat ini berdomisli di Yogyakarta. Meski freelancer identik dengan job yang tidak pasti – kadang ramai, kadang sepi – Fairuz tak pernah khawatir sepi order. Fairuz mengaku tak pernah kekurangan job. Pekerjaan selalu ada, tinggal kita malas atau tidak mengerjakannya.
Mengkhawatirkan ada tidaknya order besok, itu artinya menghina Tuhan, begitu katanya. Meski tak khawatir akan datangnya order, Fairuz mengaku khawatir akan pengelolaan keuangan keluarganya, tentang bagaimana sebaiknya menabung dan berinvestasi untuk masa depan.
Apakah kamu punya kekhawatiran yang sama?
Ada banyak jalan rezeki. Ada yang memilih bekerja sebagai wirausahawan atau karyawan. Ada pula yang yang memilih menjadi freelancer seperti Fairuz. Sebagai seorang freelance konsultan buku, sehari-harinya Fairuz bekerja di garasi rumah yang ia sulap menjadi kantornya.
Fairuz menyediakan jasa end to end pengerjaan buku. Mulai dari menulis naskah, proof reading, editing, desain & layouting, perijinan (ISBN) hingga mengurus ke percetakan. Fairuz juga masih menyediakan waktu untuk mengajar teknik-teknik penulisan kepada mereka yang tertarik belajar. Semua dilakukannya di garasi rumahnya di daerah Bantul,Yogyakarta.
Prinsip Fairuz, seorang buruh harus punya banyak bos. Itulah yang membuat pekerjaan selalu mengalir kepadanya. ‘Bos-bos’ ini didapatkannya dari hasil membangun jaringan. Menjalani pekerjaan freelancer sejak 2008, Fairuz sudah membangun jaringan penulis dan penerbit sejak masih berstatus sebagai mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Setelah lulus, ia sempat mengelola Radio Buku, sebuah radio tentang dunia literasi berbasis internet. Pekerjaan ini memperluas jaringannya di luar Jogja, terutama Jakarta. Jaringannya juga diperkuat oleh sang istri, Tikah Kumala, yang sebelumnya bekerja sebagai editor sebuah penerbit di kota yang sama.
Dalam mengelola keuangan keluarganya, Fairuz menganut manajemen keuangan Lillahi ta’ala, artinya kurang lebih ikut kehendak Gusti Allah. Fairuz percaya, selama kita giat, pekerjaan atau rezeki akan selalu ada. Tapi pekerjaan rumahnya adalah apakah kita mengelola rezeki dengan benar? Apakah bisa menabung atau berinvestasi untuk masa depan?
Selama ini, Fairuz sudah membuat rekening terpisah untuk keperluan masa depannya. Honor yang cukup besar ditransfer ke rekening ini. Sayangnya, beberapa kali rekening ini terpaksa dijebol saat terjadi keadaan darurat atau untuk memenuhi biaya sosial yang tinggi.
Meski mengaku bidang literasi seperti yang digelutinya selama 10 tahun terakhir ini adalah salah satu passion-nya, Fairuz menganggap freelance bukan pekerjaan selamanya. Tidak menutup kemungkinan untuk menjadi pekerja kantoran jika ada kesempatan untuk mengekspresikan bakat kreatifnya. Mungkin saja saat menjadi karyawan, biaya sosial bisa lebih rendah karena waktu luang yang terbatas sehingga tidak sempat terlalu banyak berkomunitas. Lagipula, seorang karyawan lebih mudah mendapatkan persetujuan kredit (terutama KPR) dibandingkan freelancer kan?
Rezeki memang sudah ada yang mengatur. Namun, kitalah yang harus belajar mengelola rezeki yang sudah kita terima untuk kebutuhan masa kini dan masa depan. Sebagai langkah awal agar rekening untuk keperluan masa depannya tak lagi dijebol, Fairuz perlu membuat Dana Darurat.
baca juga: Tentang Dana Darurat
Ayo coba cek apakah target Dana Daruratmu sudah terkumpul? Apapun struktur rezekimu, pastikan kamu terus meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga.
Your money, your choice, your responsibility.
Fransisca Emi
Mau Road Trip Seperti Sam & Happy di Film Kulari Ke Pantai? Siapkan 5 Pos Ini!
Hai hai! Siapa yang sudah nonton film Kulari Ke Pantai? Serunya mengikuti kisah Sam (Maisha Kanna), Happy (Lil’li Latisha) dan Mama Uci (Marsha Timothy) road trip dari Jakarta hingga Banyuwangi. Hayo, ada yang ingat enggak kota mana saja yang mereka lewati?
Mira Lesmana dan Riri Riza tak pernah gagal menyuguhkan film yang indah dan juga sarat makna. Sepanjang perjalanan kita dimanjakan dengan pemandangan alam Indonesia yang sungguh indah dan ditemani dengan lagu-lagu merdu dari RAN. Ah betapa Indonesia kita begitu kaya! Siapa yang langsung berkata dalam hati: “Aku juga mau road trip?” Yuk kita bikin PLANnya! Road trip keliling pulau Jawa seperti Sam & Happy membutuhkan persiapan dan juga dana yang enggak sedikit loh. Walaupun kata Mama Mela (Ligwina Hananto), tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan uang, jangan sampai kamu berangkat road trip tanpa dana yang cukup. Apa saja pos yang harus disiapkan?
- Transportasi. Pos pertama tentu saja transportasi. Menempuh perjalanan hingga 1.000 km dari Jakarta ke Banyuwangi membutuhkan banyak bahan bakar. Selain biaya bahan bakar, siapkan juga dana cadangan kalau-kalau butuh ganti ban di tengah jalan. Jangan lupa servis mobil sebelum road trip dimulai ya!
- Akomodasi. Dalam perjalanannya, Sam dan Happy singgah dan menginap di beberapa kota. Salah satu yang ikonik tentu saja Bambu Homestay milik Mukidi (Dodit Mulyanto). Dengan memilih tinggal di homestay dibanding hotel, kita akan punya kesempatan untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan belajar nilai-nilai baik yang mereka punya. Siapa tahu kamu bisa berkenalan dengan Yu, Wahyuuu. ☺
- Uang saku harian. Selain pos transportasi dan akomodasi, siapkan juga dana untuk makan dan jajan sehari-hari. Ini saatnya kamu berburu kuliner khas setiap kota yang kamu lewati. Kalau beruntung, kamu bisa menyantap kuliner khas sembari menikmati pertunjukkan seperti yang dialami Sam & Happy di Cirebon. Makin penasaran kan? Hihihi. Makanya buruan #KulariKeBioskop buat nonton #KulariKePantai.
- Rekreasi. Dibandingkan dengan liburan menggunakan transportasi publik, saat road trip, kita jadi lebih flexible terhadap waktu. Kita bebas menentukan jadwal mau ke mana selama berapa lama. Ini saatnya eksplorasi tempat wisata yang enggak biasa! Di setiap kota ada saja hidden gem yang menunggu untuk kamu temukan. Kabari kami hidden gem temuanmu ya! Oiya, jangan lupa siapkan dana untuk biaya masuk ke obyek wisata.
- Shopping! Siapa yang tahan tidak berbelanja saat liburan? Melewati begitu banyak kota yang akan produk budaya dan kulinernya. Mari mampir untuk membeli oleh-oleh!
Ayo rencanakan road tripmu dengan 5 pos pengeluaran yang sudah disiapkan dengan rapi. Siapa tahu kamu menemukan teman perjalanan yang seru dan lucu seperti Dani (Suku Dani). Selamat menikmati perjalanan seru dengan keluargamu. ☺
Fransisca Emi
Serunya Liburan Bersama Keluarga. Ayo Siapkan Dananya!
Meski Lebaran sudah usai, anak-anak masih libur sekolah sampai pertengahan Juli ini loh. Mana suaranya orang tua yang pusing mengisi liburan anaknya?
Enggak mungkin dong, anak-anak sebulan nganggur di rumah aja. Periode libur sekolah anak yang panjang ini biasanya diisi dengan kegiatan apa aja sih? Ada yang ikut kursus untuk mengembangkan keterampilan baru seperti public speaking. Ada juga yang sifatnya have fun. Misal jalan-jalan ke mal, makan-makan di kafe atau nonton film di bioskop. Nah, selain kegiatan di dalam, libur sekolah anak ini biasanya dimanfaatkan untuk liburan keluarga ke luar kota atau bahkan ke luar negeri!
Liburan merupakan salah satu cara untuk menyegarkan pikiran dan sejenak lepas dari rutinitas. Pasti makin seru kalau liburannya bersama keluarga. Gak cuma buat senang-senang, liburan bersama keluarga juga menjadi momen untuk quality time bersama orang-orang tercinta. Setidaknya, setahun sekali liburan bersama keluarga menjadi agenda wajib untuk dijalani.
Liburan terdiri dari dua macam, liburan rutin dan liburan khusus. Liburan rutin bersama keluarga ini biasanya dijadwalkan setiap tahun. Karena liburan ini dilakukan rutin, perhatikan agar anggarannya tidak lebih dari satu kali penghasilan kita per bulan. Logikanya, kasian amat sudah kerja capek-capek akhirnya satu bulan gaji cuma habis untuk liburan. Untuk special trip, karena spesial tidak dilakukan rutin, biayanya juga biasanya lebih tinggi. Sebaiknya kita punya waktu lebih panjang untuk mengumpulkan Dana Liburan. Misalnya dalam 3 tahun atau 5 tahun.
Kalau sudah ditentukan jadwalnya, sekarang kita bahas bagaimana menyiapkan Dana Liburan keluarga.
Mengumpulkan Dana Liburan bisa dengan beberapa cara:
- Siapkan dari Bonus / THR. Bonus/THR yang didapat setahun sekali itu cocok banget untuk jadi Dana Liburan. Boleh kok disiapkan. Jadi semangat kerja juga kan.
- Bikin Tabungan khusus Dana Liburan. Merasa Bonus/THR gak cukup, buat juga Dana Liburan dalam bentuk tabungan khusus. Diisi rutin. Kapan aja mau liburan, siap berangkat.
- Investasi di Reksadana. Masih kurang juga? Pengen liburan dengan Dana Liburan 10x gaji bulanan? Ya kalau ada duitnya bisa diusahakan lho. Dengan investasi!
Untuk tujuan jangka pendek, produknya tidak perlu aneh-aneh, bisa pakai tabungan atau deposito. Menabung Rp1.000.000 per bulan selama 12 bulan, artinya tahun depan kita punya Rp12.000.000 yang dapat digunakan untuk berlibur.
Untuk yang jangka menengah bisa ke Reksadana. Kumpulkan secara regular tiap bulan dengan menggunakan Reksadana Pasar Uang. Target hasil investasi rata-rata selama 3 atau 5 tahun sekitar 5-6% per tahun.
Liburan keluarga itu penting! Rencanakan minimal setahun sekali. Sesuaikan dengan kemampuan ya. Indonesia kaya akan destinasi wisata lokal.
Jadi, kamu mau liburan ke mana tahun ini?
QM Admin
Rupiah Melemah, Investasi Ke Mana Ya?
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menembus Rp14.000 dalam beberapa hari kemarin. Beberapa orang mulai panik. Biar gak ketularan panik, kita kembali dulu ke definisi. Nilai tukar sebuah mata uang ditentukan oleh hubungan penawaran dan permintaan atas suatu mata uang. Pelemahan nilai tukar rupiah diakibatkan penawaran tinggi, sementara permintaan rendah. Penyebabnya antara lain keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing dari Indonesia karena peningkatan yield US treasury bills mendekati level psikologis 3%. Tak hanya rupiah, pelemahan juga dialami oleh mata uang beberapa negara emerging markets seperti peso Filipina, rupee India dan baht Thailand.
Dengan melemahnya rupiah, apa kabar investasi nih? Jawabannya kembali ke #TujuanLoApa. Rupiah melemah gak perlu panik, sudah ada Bank Indonesia yang bertugas menjaga stabilitas moneter. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada akhir Juni 2018 sudah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25% biar dana asing kembali tertarik masuk ke Indonesia.
Kita fokus pada tujuan keuangan masing-masing aja yuk! Ligwina Hananto, Lead Trainer QM Financial, sudah pernah membahas imbas pelemahan rupiah terhadap dollar AS dalam artikel berikut:
baca juga: Apakah Saya Perlu Investasi Dollar?
Jadi, #TujuanLoApa? Kalau tujuan keuangannya adalah Dana Pendidikan S1 anak di dalam negeri 10 tahun mendatang sih anteng aja. Lanjut terus investasinya. Justru saat harga reksa dana terkoreksi, kita bisa beli dengan harga ‘diskon’ kan?
Bagaimana? Apakah paniknya sudah berkurang? Kalau sudah punya PLAN, hati jadi lebih tenang karena kita tahu ke mana uang kita diinvestasikan. Pastikan kamu mengetahui karakteristik produk investasi yang kamu pilih ya. Kalau butuh konsultasi dengan QM Planner, sila hubungi tim QM Project di WA 0811 1500 688.
QM Admin
Financial Planning for Millennials
Membahas tentang generasi milenial tentu tak akan ada habisnya. Generasi ini adalah mereka yang lahir di antara tahun 1990an sampai tahun 2000an. Sebagian besar dari mereka sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Kaum yang dikenal sebagai generasi yang melek teknologi ini sangat mudah dan cepat belajar. Mereka memiliki gaya hidup yang dinamis karena dibesarkan di zaman yang sudah memiliki kecanggihan teknologi.
Sebagian generasi milenial mungkin sudah mendapatkan edukasi finansial tentang bagaimana mengelola uang untuk masa depan baik dari keluarga, lingkungan maupun dari sekolah, sehingga mereka mampu mengatur keuangannya sesuai prioritas. Namun di sisi lain, banyak juga milenial yang belum dibekali dengan kemampuan untuk mengatur keuangannya dengan baik. Entah itu karena faktor pergaulan atau karena gengsi. Mereka menggunakan uang yang dimiliki dengan sesuka hati untuk memenuhi kebutuhan lifestyle seperti traveling, shopping dan hangout. Semua dijalani sekedar untuk update status di media sosial dan mendapatkan banyak likes. Apakah kamu salah satu diantaranya? Jangan sampai kamu hanya gaya di tampilan tapi keuangannya ngos-ngosan ya! ☺
Awal Juni ini, QM Financial kembali diberi kesempatan untuk memberikan seminar financial literacy. Kali ini pesertanya adalah 100 orang Pegawai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang usianya termasuk ke dalam generasi milenial. Ligwina Hananto, Lead Trainer QM Financial berbagi strategi dalam mempersiapkan rencana keuangan yang tepat untuk generasi milennial agar dapat mengatur keuangan dengan bijak.
Periksa Kondisi Keuangan
Seperti check up kesehatan fisik, idealnya financial check up dilakukan setahun sekali untuk melihat arus kas dan memeriksa beberapa rasio keuangan dasar seperti perbandingan harta dan utang, rasio aset lancar dan rasio menabung. Dengan begitu, kamu bisa tahu kondisi kesehatan keuanganmu saat ini.
Buat Pos Pengeluaran
Setelah mendapatkan penghasilan, kamu bisa membagi pengeluaran bulanan menjadi 5 pos, yaitu:
- Cicilan utang – maksimal 30%
- Kebutuhan rutin – maksimal 60%
- Pengeluaran sosial – minimal 2,5%
- Menabung dan berinvestasi – minimal 10%
- Pengeluaran lifestyle – maksimal 20%
Dengan memiliki anggaran, kamu bisa mengendalikan pengeluaran sesuai dana yang kamu punya. Jangan sampai besar pasak daripada tiang.
Menabung dan Berinvestasi
Generasi milenial juga harus menyadari pentingnya investasi untuk perencanaan keuangan di masa yang akan datang. Mulailah menabung dan berinvestasi sejak dini untuk memastikan bahwa kamu bisa aman secara finansial di masa pensiun nanti. Sisihkanlah minimum 10% dari penghasilanmu untuk menabung dan berinvestasi.
Gunakan Teknologi Perencanaan Keuangan
Sekarang ini sudah banyak aplikasi finansial yang bisa kamu unduh dari smartphone. Gunakan untuk perencanaan keuanganmu. Seperti kalkulator finansial, teknologi tersebut akan membantu dan memungkinkan siapa saja untuk merencanakan keuangan dan menentukan tujuan finansial dalam satu genggaman tangan.
Jangan Berutang Untuk Hal Konsumtif
Berutang boleh boleh aja, asalkan utang tersebut bisa menjadi aset. Misal utang untuk KPR atau utang untuk membeli kendaraan. Jangan kamu berutang hanya untuk memenuhi kebutuhan lifestyle atau mengikuti tren yang ada. Ingat! Utang itu harus tetap dibayarkan apapun yang terjadi dengan kondisi keuanganmu.
Yuk! Jadi milenial yang gak hanya gaya di tampilan tapi juga gaya di laporan keuangan!
Nita Kurniawati
#BiasaJadiBaik: Kebiasaan Baik Eksplorasi Kampung Halaman
#BiasaJadiBaik adalah gerakan untuk mengajak teman2 menyiapkan kebiasaan baik. Saat kita pensiun nanti, dari kebiasaan-kebiasan baik lah kita bisa punya kualitas hidup lebih baik. Ini perlu dimulai dari sekarang.
Ada kebiasaan baik di pagi hari. Ada kebiasaan baik dengan pasangan. Ada juga kebiasaan baik dalam mengelola uang.
baca juga: #BiasaJadiBaik
Bulan Juni ini, dalam rangka momen Lebaran, QM mengajak teman-teman menceritakan kebiasaan baiknya saat Lebaran dan juga persiapannya. Ada Arninta Puspitasari, seorang professional Public Relations dan lifestyle blogger yang akan berbagi cerita.
Apa kebiasaan baik Arninta saat Lebaran?
Saat Lebaran, kebiasaan baik yang selalu kami sekeluarga lakukan adalah pulang kampung! Tujuan utamanya jelas untuk bersilaturahmi dengan eyang buyutnya anak-anak yang tinggal di Pekalongan, Jawa Tengah.
Pulang kampung juga menjadi kesempatan mengeksplorasi kampung halaman yang kami jumpai setahun sekali ini. Sekaligus sebagai media untuk mengenalkan budaya kepada anak-anak. Kami selalu mengusahakan pulang kampung yang terencana baik dari sisi finansial dan persiapan mental-fisik.
Mengapa memilih kebiasaan baik pulang kampung yang terencana baik dari sisi finansial dan persiapan mental-fisik?
Pulang kampung wajib banget sih menurutku terencana dengan baik dari segala aspek. Karena biaya yang dibutuhkan tidak sedikit, waktu yang cukup lama dan jarak tempuh yang lumayan jauh. Selain itu, saat pulang kampung biasanya biayanya tidak hanya untuk pulang kampungnya tapi juga ada list keperluan yang biasanya menempel saat lebaran seperti bersedekah, dst.
Apa saja hasil eksplorasi kota Pekalongan yang Arninta dapatkan?
Eksplorasi selalu aku rencanakan tiap tahunnya. Mulai dari jadwal silaturahmi, wisata kuliner, berkunjung ke museum batik sampai belajar membatik juga belanja batik yang jadi khas kota pekalongan.
Dari mana inspirasi kebisaaan baik tersebut berasal?
Orang tuaku dan mertua kebetulan berasa dari kampung halaman yang sama. Keduanya juga setiap tahun pulang kampung. Jadi inspirasi ini berasal dari mereka semua. Hehehe.
Sudah berapa lama kebiasaan baik tersebut Arninta terapkan?
31 tahun sejak aku dilahirkan. Hahaha. Kalau sejak memiliki keluarga sendiri berarti sejak 7 tahun lalu. Karena saya dan suami satu kampung halaman, lumayan menghemat biaya nih.
Apa saja dampak yang dirasakan sejak mengikuti kebiasaan baik tersebut?
Aku, suami dan anak-anak jadi mengenal silsilah keluarga. Kami pun belajar mengenai sejarah keluarga, value baik yang bisa diteruskan, kebudayaan daerah yang kaya sampai mendapatkan pengalaman yang selalu dirindukan setiap tahunnya.
Apakah kebiasaan baik tersebut akan dibawa hingga masa pensiun? Mengapa?
InsyaAllah iya. Apabila keluarga besar masih berkumpul terus di sana hingga masa pensiun nanti tentu kebiasaan ini akan diteruskan. Tapi jika tidak pun, sepertinya akan rindu berkunjung ke sana setiap tahunnya walaupun tidak saat momen lebaran.
Kalau boleh tahu, Arninta sudah siap pensiun belum?
Belum ☺
Apa saja yang sudah Arninta siapkan untuk menghadapi masa pensiun nanti?
Sejak memiliki menikah (2 tahun setelah bekerja/memiliki penghasilan tetap), aku memulai pos investasi untuk pensiun, begitu juga dengan suami. Karena menurut kami memang ini sangat penting dan perlu dimulai sejak awal berumah tangga.
Serunya mengeksplorasi kampung halaman! Lebih seru lagi karena sudah direncanakan dengan matang baik secara fisik, mental maupun finansial.
Kamu punya kebiasaan baik lainnya saat Lebaran? Yuk share di social media dengan hastag #BiasaJadiBaik. (Karena) biasa, (lama-lama) jadi baik.
QM Admin