#FinClic Resolusi Keuangan 2019
Apakah kalian sudah punya resolusi keuangan di tahun baru?
Pengalaman Ligwina Hananto, CEO serta lead trainer dari QM Financial, biasanya dia gagal bikin resolusi di tahun yang baru.
Kenapa sampai gagal bikin resolusi tahun baru, termasuk juga resolusi keuangan?
Karena resolusi biasanya hanya ditaruh di atas awan dan tidak turun menjejakkan kaki di bumi sehingga tidak menjadi apa-apa. Seperti financial plan, resolusi keuangan itu harus ada fokus/target/tujuannya apa dan harus ada action plan supaya tercapai.
Dalam membuat resolusi keuangan yang biasa kami sebut sebagai tujuan keuangan di QM Financial sangat penting membantu kita menunjukkan fokus.
Misalnya dari Jakarta kamu mau berangkat liburan sekeluarga , maka sebelum kamu menentukan mau naik pesawat/kereta api atau menggunakan mobil pribadi, kamu harus menentukan dulu destinasimu. Jadi, kamu harus menentukan titik tujuan dan titik berangkat. Ketika berangkat dari Jakarta Barat atau Jakarta Pusat maka kendaraan yang kamu pakai untuk bisa mencapai tujuan perjalananmu akan berbeda-beda. Di dalam perencanaan keuangan ada yang namanya Tujuan Finansial dan Kondisi Awal.
Prinsipnya: Ada Tujuan yang Realistis
Saat kita bicara tentang resolusi, boleh saja memiliki impian setinggi langit tapi impian tinggi itu harus diturunkan menjadi impian yang realistis. Sehingga Tujuan Finansial harus didefinisikan dengan tiga rumus yaitu, Judul + Target Rupiah + Jangka Waktu
Idealnya kamu harus membuat Tujuan Keuangan sekaligus tetapi ternyata manusia itu punya keterbatasan dari segi penghasilan, keterbatasan kemampuan menyisihkan dan lainnya. Sehingga kamu mau berkomitmen untuk resolusi keuangan yang mana dulu?
Fokus pada satu resolusi dulu yuk!
Misalnya Dana Menikah Rp100juta dalam 6 bulan harus terkumpul, maka semua sumber uang yang ada mulai dari gaji, bonus, THR, dan warisan yang didapat disisihkan untuk Dana Darurat. Atau mau melunasi utang kartu kredit. Langkah pertama melunasi utang kartu kredit adalah berhenti dulu pakai kartu kreditnya supaya utangnya tidak bertambah. Langkah kedua, bayar kartu kredit dengan tabungan/deposito/uang tunai/emas yang bisa dicairkan untuk melunasinya.
baca juga: Tips Mensukseskan Resolusi Keuangan 2019
Nah, semoga resolusi keuangan tahun 2019 ini bisa terwujud semua ya!
-QM Admin-
Sawala, Bisnis Rintisan Sutisna Yang Minim Modal
Memiliki usaha sendiri tentunya menjadi impian setiap orang. Namun menentukan mau membuat bisnis apa terkadang cukup membuat bingung, tapi bagi Sutisna Mulyana yang mendirikan usahanya sendiri saat masih bekerja menjadi karyawan. Mari kita baca cerita lengkap Sutisna saat mendirikan Sawala!
Hai Sutisna, bagaimana kisah awal mula berdirinya PT Sawala Inovasi Indonesia?
Tahun 2015 akhir, saya dan teman masih bekerja di sebuah creative agency. Saat itu, kami sedang ditugaskan dalam proyek pengembangan program kewirausahaan (entrepreneurship) yang bekerjasama dengan pemerintah kota Surabaya. Karena setiap hari lingkungannya berhubungan dengan membuat usaha, dan mendapatkan banyak materi tentang merintis bisnis, saya jadi kepikiran untuk juga memulai usaha sendiri. Akhirnya mulai dengan membuat web development agency. Alhamdulillah sampai saat ini bisnis di bidang teknologi yang saja jalankan dengan nama dagang SAWALA sudah berjalan selama 3 tahun dan sudah berbadan hukum.
Apakah kekhasan dari web development yang PT Sawala Inovasi Indonesia tawarkan kepada pelanggannya?
Sawala mengembangkan produk software berbasis cloud untuk usaha yang bernamakan formulir.id. Sebenarnya konsepnya seperti formulir isian yang banyak digunakan secara online tetapi formulir.id memiliki kelebihan dengan dilengkapi fitur yang memudahkan untuk penjualan online.
Bagaimana perkembangan Sawala dari mulai berdiri sampai saat ini?
Sejak berdiri tiga tahun yang lalu, alhamdullilah perkembangannya baik. Dari segi penjualan dan jumlah klien meningkat dari tahun ke tahun. Walau ada peningkatan revenue yang konstan, bisnis tetap menghadapi dinamika dan bagi Sawala, dinamika itu hadir dalam komposisi tim.
Strategi apa yang digunakan untuk pengembangan Sawala?
Awal berdiri, Sawala mulai dengan menjual layanan secara business to business dan customized project. Tahun 2019, kami memiliki target ingin masuk ke business to consumer dengan menjual produk dan layanan yang dapat menjangkau pasar lebih luas lagi.
Kisah suka dan duka apa yang Sutisna alami selama mengembangkan bisnis?
Karena Sawala baru berdiri 3 tahun, saat memulai usaha ini saya hanya memiliki modal yang minim. Saat usaha sudah berjalan, sedikit terasa berat karena cashflow tidak lancar dari invoice yang pelunasannya seringkali melewati tenggat waktu yang disepakati Sawala dengan klien.
Apa saran Sutisna bagi QM Readers yang ingin memulai usahanya sendiri?
Zaman sekarang untuk memulai usaha serba mudah. Ada bisnis yang bisa dilakukan bahkan tanpa modal. Berbisnis bisa juga dimulai dari akun media sosialmu! Jadi, mulai aja dulu!
Terima kasih Sutisna sudah mau berbagi cerita mengenai usahanya, Sukses terus untuk Sawala!
-QM Admin-
Tips Mensukseskan Resolusi Keuangan 2019
Good day semuanya! Semoga semuanya dalam keadaan baik dan sehat ya?!
Dua hari sudah kita melewati 2019, apa saja nih yang sudah dilakukan selama 2 hari belakangan? Apakah masih berkutat dengan resolusi yang mau dilakukan tahun ini? Atau sudah mulai memiliki tekad untuk mensukseskan resolusi keuangan tapi tidak tahu bagaimana memulainya?
Tenang saja, berikut tips mensukseskan resolusi keuangan 2019:
Rajin Mencatat. Langkah penting agar resolusi keuanganmu sukses adalah rajin mencatat pengeluaran. Memang mencatat pengeluaran sehari-hari merupakan aktivitas membosankan tapi percayalah, kamu hanya butuh melakukan langkah ini selama satu bulan. Sekarang sudah banyak aplikasi digital yang mempermudah kamu mencatat keuangan, jadi enggak ada alasan lagi kamu mengabaikan pencatatan pengeluaranmu. Kalau kamu merasa kesulitan untuk berkomitmen melakukan pencatatan pengeluaran selama sebulan penuh, coba deh lakukan 7 hari saja mulai dari hari Senin sampai Minggu, lalu kalikan 4 dan itulah kurang lebih pengeluaran yang kamu lakukan selama sebulan.
baca juga: 5 Pengeluaran Bulanan
Financial Check Up. Kamu pasti pernah melakukan medical check up dan biasanya sebelum mendapatkan hasilnya, kamu akan melakukan serangkaian tes yang direkam secara tertulis. Misalnya pengambilan sampel darah yang kemudian hasilnya tertuang di lembaran hasil check up. Hal ini sama juga dengan pencatatan pengeluaran sehingga kita bisa melihat kondisi finansial, apakah sehat atau perlu ditangani segera. Dalam financial check up, kamu bisa melihat kondisi aset (kas maupun harta lainnya) dan utang. Dari hasil financial check up, kamu bisa tahu kekuatan finansialmu. Misalnya, kalau kamu memiliki uang kas yang cukup besar sedangkan di sisi lain, utangmu juga banyak maka kamu bisa menyelesaikan utangmu dengan uang kas yang dimiliki.
baca juga: 3 Alasan Kamu Perlu Financial Check Up
Tujuan Lo Apa. Tips selanjutnya agar resolusi keuanganmu sukses adalah menentukan tujuan keuangan. Mulai dari tujuan keuangan yang sederhana seperti Dana Liburan. Menyenagkan sekali rasanya bisa berlibur ke destinasi impian tanpa berhutang dan menjadi bokek setelahnya lho! Apalagi mimpimu di tahun 2019? Menikah? Memiliki rumah atau apartemen? Yuk buat tujuannya, tentukan besaran nilai dan waktu pencapaiannya.
baca juga: Solo Travelling Around The World
Kebutuhan VS Keinginan. Memisahkan antara kebutuhan dari keinginan memang susah susah gampang. Terkadang apa yang kita pikirkan sebagai kebutuhan ternyata malah hanya keinginan semata. Lalu bagaimana caranya membedakan antara kebutuhan dengan keinginan? Mudah saja, sesuatu hanyalah keinginan apabila saat kamu tidak memilikinya tapi hidupmu baik-baik saja.
baca juga: Do You (Still) Have Shopping Problems?
Belajar tentang Keuangan. Kalau kamu merasa selama ini sudah berusah untuk mewujudkan resolusi keuangan bertahun-tahun lalu tapi selalu gagal? Mungkin sekarang saatnya kamu memakai jasa perencana keuangan profesional atau belajar keuangan secara mandiri melalui Financial Clinic Online Series (FCOS). QM Financial menyediakan beragam topic di FCOS, informasi lengkapnya bisa dilihat di event.qmfinancial.com
Semoga tahun ini resolusi keuanganmu berhasil!
-Honey Josep-
related article: Selamat Datang 2019!
Selamat Datang 2019!
Tanpa terasa kita tiba di penghujung tahun 2018.
Apa resolusi 2018 yang sudah tercapai?
Kalau saya, sejujurnya sudah lima tahun belakangan tidak membuat resolusi apa pun menjelang akhir tahun. Hal ini dikarenakan saya berkali-kali membuat resolusi tanpa ada hasil! Namun kali ini, saya mau mulai membuat resolusi keuangan pertama saya untuk tahun 2019!
Resolusi keuangan 2019 versi saya:
- Dana Darurat sebanyak 12x Pengeluaran Bulanan yang ditempatkan di instrumen keuangan yang berbeda dan berjenjang.
- Memiliki asuransi kesehatan yang cukup untuk melindungi keluarga kecil saya.
- Memulai Dana Pensiun. Walau banyak tujuan keuangan yang harus dipenuhi, saya akan memulai dana pensiun sedikit demi sedikit.
- Mengumpulkan DP untuk properti kedua. Saya punya mimpi untuk memiliki apartemen yang bisa dijadikan aset aktif.
Resolusi yang saya sebutan di atas biasa dikenal sebagai Tujuan Keuangan. Agar tujuan keuangan dapat terwujud, maka perlu nilai yang ingin dicapai dan jangka waktu pencapaiannya.
Misalnya untuk mencapai Dana Darurat sebesar Rp66juta yang ingin dicapai selama 24 bulan, maka saya perlu menabung Rp2.750.000 per bulan.
Atau, mempersiapkan Dana Pensiun sebesar Rp3Milyar dengan jangka waktu 18 tahun yang akan datang di reksa dana saham dengan target return 16% per tahun maka saya hanya perlu berinvestasi Rp700ribu per bulan saja!
Bagaimana, udah mendapatkan pencerahan tentang mencapai resolusi keuangan di 2019 dan udah siap mewujudkan resolusi menjadi kenyataan?
Kalau kamu ingin belajar tentang perencanaan keuangan lebih lengkap sebagai salah satu resolusi keuangan di 2019, yuk ikutan Financial Clinic Online Series di event.qmfinancial.com
Selamat Tahun Baru 2019!
-Honey Josep-
Laporan Keuangan Bisnis, Pentingkah?
Bisnis yang mulai berkembang tentunya membutuhkan modal usaha yang tidak sedikit untuk perluasannya. Misalnya, saat akan membuka cabang baru atau akan mengembangkan usaha dengan menambah produk baru.
Biasanya, untuk pengembangan usaha, pemilik bisnis mulai mempertimbangkan mencari dana dengan meminjam, baik melalui bank, koperasi atau lembaga keuangan lainnya yang menawarkan jasa pinjaman untuk pemilik bisnis. Namun sebelum meminjam modal perlu dipertimbangkan dengan secara seksama mengenai keuntungan dan kerugiannya, apakah sudah tepat bisnis yang digeluti membutuhkan pinjaman.
Lembaga keuangan yang meminjamkan juga tidak serta merta akan meminjamkan modal usaha dengan mudahnya. Ada beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk dianalisa sebelum menyalurkan dana kepada pemilik bisnis, dimulai dari kejelasan identitas pribadi, identitas perusahaan apakah sudah terdaftar di pemerintah, profit dari suatu bisnis dan laporan keuangan yang dimiliki pebisnis.
Ligwina Hananto, CEO dan Lead Trainer QM Financial diundang oleh Bekraf pada 28 November 2018 dalam acara Indonesia Syariah Fair (INSYAF) di Balai Kartini. Dalam kesempatan ini beliau mengisi talkshow yang membahas mengenai ‘Cerdas dalam Mengelola Keuangan Usaha’. Di dalam pemaparannya, beliau menambahkan Laporan Keuangan Bisnis diperlukan bukan hanya untuk keperluan meminjam untuk modal usaha saja namun sebagai pencatatan untuk memisahkan antara pengeluaran pribadi VS pengeluaran bisnis.
Laporan keuangan bisa dibuat dengan sederhana, seperti berupa laporan masuk keluarnya uang. Atau sudah dikelola secara profesional, seperti mempunyai karyawan khusus untuk membuat laporan keuangan.
Ligwina Hananto menegaskan sesungguhnya tanpa laporan keuangan, pemilik usaha bukan berbisnis tapi berdagang. Mungkin kelihatannya antara berbisnis dengan berdagang seperti sama tapi ternyata berbeda!
baca juga: Berbisnis atau Berdagang?
Pada kenyataannya banyak pemilik usaha kecil tidak memiliki laporan keuangan bahkan seringkali keuangan bisnis tercampur aduk dengan keuangan pribadi. Sebaiknya, keuangan pribadi dipisahkan dari keuangan usaha agar tidak terjadi krisis dalam bisnis.
Perbedaan antara Perencanaan Keuangan Pribadi dengan Perencanaan Keuangan Bisnis:
- Dalam perencanaan keuangan pribadi rasio pengeluaran setiap bulannya dipisahkan antara: Cicilan Utang, Pengeluaran Rutin, Sosial serta Menabung/Investasi.
- Dalam Perencanaan Keuangan Bisnis : Perlu ada perhitungan antara Omzet dan perhitungan Laba Rugi. Dalam hal ini para pemilik bisnis perlu memperhatikan tentang Variable Cost VS Fixed Cost.Article : http://qmfinancial.com/2017/11/bisnis-sukses-karena-omzet-profit-atau-gaji-pemilik/).
Pemilik usaha perlu memiliki kemampuan di bawah ini ketika membuat perencanaan keuangan bisnis, yaitu:
- Disiplin. Lakukanlah pencatatan semua transaksi keuangan dengan benar dan tepat agar terukur.
- Komitmen. Memisahkan keuangan usaha dari keuangan pribadi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pertumbuhan bisnis yang sedang dijalani.
- Tepat Waktu. Laporan keuangan bisnis harus dibuat tepat waktu agar memberikan informasi akurat bagi pengembangan bisnis.
Apakah Anda pemilik usaha yang ingin belajar mengenai perencanaan keuangan bisnis? Mari bergabung di Financial Clinic Online Series (FCOS) untuk bisnis setiap Rabu malam dengan menggunakan aplikasi Zoom yang dapat diunduh di playstore.
Pendaftaran FCOS melalui event.qmfinancial.com
-Mia Damayanti-
Pemberitahuan Libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019
PT Quantum Magna mengucapkan, “Selamat Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.”
QM Financial libur terhitung mulai Senin, 24 Desember 2018 sampai Jumat, 4 Januari 2019.
Kami akan beroperasi secara normal kembali mulai Senin, 7 Januari 2019 pukul 10:00.
Kiat Menabung Bagi Pahlawan Devisa
Apakah ada di antara kamu yang menonton sinema elektronik di salah satu televisi nasional yang berjudul “Dunia Terbalik”? Sinetron ini menggambarkan kehidupan sebuah desa yang sebagian besar penduduknya memilih untuk menjadi Pekerja Migran Indonesia.
Indonesia merupakan penyumbang pekerja migran terbesar kedua setelah Filipina dan pada tahun 2015, mereka menyumbang devisa sekitar Rp125,2Triliun.
Pahlawan devisa ini tentu saja berangkat dari harapan mendapatkan gaji yang lebih besar daripada bekerja di tanah air agar dapat membantu perekonomian keluarga. Pekerja Migran Indonesia perlu menyadari kalau perjuangan mereka seharusnya tidak sia-sia. Inilah yang menjadi alasan bagi Bank Mandiri dengan program Mandiri Sahabatku memberikan pelatihan kepada Pekerja Migran Indonesia yang berada di Hong Kong dengan lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto sebagai narasumbernya.
Pelatihan diawali dengan pertanyaan yang cukup dijawab sendiri oleh masing-masing beserta berupa:
“Sudah berapa lama dan sampai berapa lama mau menjadi Pekerja Migran?”
“Sudah punya uang tabungan berapa yang terkumpul selama menjadi Pekerja Migran?”
“Sudah punya apa aja di kampung halaman Indonesia?”
Pertanyaan di atas sempat mengusik pikiran peserta karena sebagian besar dari mereka memiliki beberapa persoalan keuangan seperti tidak memiliki tabungan padahal sudah lama bekerja di luar negeri, habis untuk melunasi utang sebelum berangkat bekerja dan yang paling bahaya adalah semua uang sudah ditransfer ke keluarga di tanah air tapi tidak menghasilkan apa-apa!
Pekerja migran mengaku bahwa kebanyakan dari mereka tidak bisa menabung. Maka agar mereka dapat menabung, ada hal-hal yang harus dilakukan:
Menabung dengan tujuan. Uang bukanlah tujuan kita menabung tapi uang merupakan kendaraan untuk mencapai tujuan yang ingin kita wujudkan. Bila menabung dengan tujuan maka kita memiliki goal atas uang yang disisihkan. Dengan begitu juga kita meminimalisasi sabotase atas tabungan yang dibuat dengan tujuan tertentu. Ingat loh kalau tabungan ini diambil, artinya tidak bisa menyekolahkan anak misalnya. Mulailahmenabung dengan persentase minimal yaitu sebesar 10% dari penghasilan bulanan.
baca juga: Perempuan dan Tujuan Finansial
Mencatat uang masuk dan keluar. Mari kita belajar mencatat setiap penghasilan serta pengeluaran yang terjadi selama satu bulan secara harian. Dengan pencatatan tersebut kita dapat melihat di bagian mana sebuah pengeluaran bisa dihemat dan tentunya sisa uang yang dapat ditabung.
baca juga: Gunakan aplikasi untuk mencatat pengeluaran
Hitung utang. Dari pencatatan pengeluaran harian yang dilakukan sebulan, kita bisa melihat berapa besar utang yang harus dilunasi. Dengan begitu, kita bisa menetapkan maksimal utang yang bisa dibayarkan setiap bulannya sebesar 30% dari penghasilan. Sebaiknya selesaikan utang yang masih ada sampai lunas apabila ingin mengambil utang baru. Hal ini dimaksudkan agar uang penghasilan setiap bulan tidak hanya habis untuk mencicil atau melunasi utang.
baca juga: 3 Syarat Utang
Transfer sebagian. Kalau selama ini kita sudah memberikan semua uang penghasilan ke keluarga di kampung dan tidak jadi apa-apa, mungkin kini saatnya untuk membatasi transferan. Transfer hanya sebagian penghasilan, jangan transfer semuanya. Pastikan kita juga memiliki pegangan yang cukup untuk jaga-jaga apabila ada keadaan darurat.
Sisakan gaji. Coba deh lakukan dulu pencatatan penghasilan dan pengeluaran harian selama satu bulan, dari sana kita bisa melihat berapa sisa gaji yang bisa ditabung. Atau, bisa juga kita mengusahakan menabung gaji di depan saat menerimanya sebelum mengeluarkan untuk pengeluaran bulanan. Ingatlah bahwa gaji harus bersisa agar bisa ditabung untuk mencapai mimpi atau tujuan keuangan seperti menyekolahkan anak, memiliki modal usaha atau memiliki rumah.
baca juga: Pentingnya Perempuan Mengelola Keuangan
Semoga Pekerja Migran Indonesia bisa sejahtera!
-QM Admin-
#FinClic Solusi Keuangan Sebelum dan Sesudah Menikah
Salah satu impian setiap orang adalah menikah dengan orang yang dicintai dan mencintai kita. Menikah merupakan keputusan terbesar dari dua pribadi utnuk menjadi satu dan diperlukan cinta serta komitmen untuk membangun pernikahan.
Minggu lalu, saya baru merayakan ulang tahun pernikahan yang kedua belas. Saya masih ingat saat menyiapkan pernikahan dua belas tahun yang lalu dengan anggaran terbatas dan semuanya dikerjakan sendiri. Walau anggaran terbatas, saya bisa mewujudkan mimpi saya untuk mengadakan resepsi pernikahan dengan konsep pesta kebun.
baca juga: 3 Langkah Mudah Siapkan Dana Menikah
Nah, apakah kamu sedang mempersiapkan pernikahan? Ada beberapa hal penting yang perlu kamu siapkan sesuai dengan prioritasnya:
Mas Kawin. Ini merupakan pengeluaran yang wajib dilakukan ketika akan menikah. Bagi kalian yang beragama Islam, menyiapkan mas kawin sebaiknya menggunakan hal yang berharga seperti logam mulia misalnya. Besaran nilai mas kawin dapat didiskusikan bersama sehingga nilainya tidak memberatkan. Di beberapa suku di Indonesia, ada juga tambahan biaya untuk uang susu atau uang membeli pengantin. Uang ini terkadang nilainya cukup besar lho, maka perlu dipikirkan juga untuk pengadaannya.
Biaya Akad. Sebenarnya untuk menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) pada hari kerja, pengantin dibebaskan dari biaya nikah. Tetapi apabila memutuskan menikah pada hari libur maka pengantin dikenakan biaya nikah sebesar Rp600.000.
Biaya Resepsi Pernikahan. Nah ini dia, bagian biaya yang paling besar dari Dana Menikah. Biasanya biaya resepsi pernikahan membengkak karena permintaan dari keluarga kedua belah pihak dari pasangan pengantin yang menikah. Sebaiknya kamu tidak menggunakan utang untuk membiayai acara resepsi pernikahan. Make a budget and stick to it! Apabila ada tambahan pengeluaran lain di luar anggaran, berterus teranglah kepada keluarga bahwa anggaranmu terbatas. Kemudian berdiskusilah, mana tahu ada pihak keluarga yang bersedia untuk menyumbang atau memberikan hadiah pernikahan di depan yang bisa digunakan untuk membiayai pengeluaran tersebut.
baca juga: Menikah Tanpa Utang
Bulan madu. Ada beberapa orang yang merasa perlu berbulan madu segera setelah mereka menikah namun tidak jarang juga menundanya. Intinya, kalau ingin berbulan madu, pastikan uangnya memang tersedia alias tidak diperkenankan untuk berhutang. Enggak lucu kan kalau setelah acara resepsi usai dan sepulang dari bulan madu, pengantin baru masih membayar cicilan utang untuk kedua hal tersebut sampai setahun kemudian?!
Bicara tentang Keuangan dengan Pasangan. Ketika kamu memutuskan untuk menikah, sebaiknya sejak saat itu juga kamu mulai jujur dan bicara segala hal tentang keuanganmu dan pasangan. Kamu bisa mulai dari berapa penghasilan yang diterima setiap bulannya. Dari sana, kamu bisa juga mengumpulkan data keuangan baik pribadi atau pun milik pasangan berupa aset serta utang yang dimiliki dan arus kas bulanan maupun tahunan.
baca juga: Menikah, bukan hanya status yang berubah
Kamu perlu tahu tertama status utang milikmu pribadi dan pasangan karena menurut Undang Undang Perkawina No 1 tahun 1974, Harta dan utang suami-istri setelah menikah adalah milik bersama kecuali ada perjanjian sebelumnya. Kejelasan atas status harta dan utang berhubungan dengan hukum waris terutama bagi kamu yang beragama Islam.
Kamu juga bisa bicara tentang peran masing-masing di dalam keuangan keluarga. Ada yang istrinya lebih pintar mengelola keuangan, atau ada suami yang lebih mengerti tentang menabung dan berinvestasi maka pengelolaan keuangan diberikan kepadanya.
baca juga: 5 Hal Perencanaan Keuangan Pengantin Baru
Apabila kamu mengalami kesulitan untuk ngobrol keuangan dengan pasangan, ada baiknya kamu mengajak pasangan untuk belajar bersama mengenai pengelolaan keuangan keluarga. Bisa dimulai dari yang sederhana dulu seperti membaca artikel tentang keuangan di website QM Financial atau mengikuti kelas online yang QM adakan. Untuk jadwal bisa dilihat di sini.
baca juga: Ngobrolin Uang Dengan Pasangan
Menentukan Anggaran Pengeluaran. Setelah menikah, kamu perlu membuat anggaran pengeluaran keluarga yang terdiri atas 5 pos yaitu:
Pos Pengeluaran | Persentase dari penghasilan bulanan |
Menabung / Investasi | Minimal 10% |
Pengeluaran Rutin | 40% – 60% |
Sosial | 2,5% – 10% |
Cicilan Utang | Maksimal 30% |
Lifestyle | Maksimal 20% |
Pengantin baru diharapkan dapat menyisihkan pendapatannya setiap bulan lebih dari 10% karena belum ada pengeluaran yang besar seperti pengeluaran untuk anak. Biasanya, setelah seseorang memiliki anak, kemampuan menyisihkan uang untuk ditabung akan terganggu.
baca juga: Cara Mengatur Arus Kas
Menentukan Tujuan Keuangan. Langkah berikutnya setelah menikah, kamu bisa mulai menentukan tujuan keuangan bersama. Ada tujuan keuangan seperti Dana Darurat, Dana Beli Rumah Baru atau juga sudah mulai memikirkan Dana Darurat. Apapun tujuan keuangan yang ingin kamu buat bersama pasangan, pastikan semua tujuan keuanganmu terproteksi dengan baik melalui asuransi.
baca juga: Tujuan Keuangan & Blueprint Of Your Money
Terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
-Honey Josep-
Akhir Tahun Saatnya Review Rencana Keuangan!
Wah enggak terasa ya kalau kita akan meninggalkan tahun 2018 hanya dalam hitungan hari!
Kira-kira sudah melakukan apa saja selama kurun waktu kurang lebih hampir satu tahun lamanya?
Apakah sudah membuat dan menjalankan rencana keuangan yang sudah dirancang?
Ibarat membangun rumah, pertama pasti kita akan membuat rancangannya berupa cetak biru atau blueprint. Selanjutnya, dari cetak biru tersebut, kita mulai menunjuk arsitek, membeli material bangunan yang dibutuhkan dan mulai membangun sampai menjadi rumah utuh.
Begitu juga halnya dengan keuangan. Kalau kamu sudah mulai menjalankan rencana keuanganmu, selamat! Berarti kamu sudah maju selangkah menuju “rumah keuangan” yang kamu impikan!
Selain menjalankan rencana keuangan yang sudah dirancang, penting juga untuk melakukan review terhadap plan yang sedang berjalan.
Ketika me-review plan, berikut hal yang perlu diperhatikan:
Kemampuan Investasi. Coba deh kamu cek kembali kemampuan untuk berinvestasi. Kalau kamu pekerja kantoran, kenaikan gaji yang terjadi di tahun ini harusnya bisa menambah porsi besaran investasi bulanan sehingga tujuan keuangan lebih cepat tercapai. Begitu juga dengan bonus tahunan yang sebagian dapat dialokasikan untuk menambah porsi investasi tahunan. Untuk lebih akurat mengecek kemampuan investasi yang sebenarnya, kamu perlu melihat bagaimana arus kas keuanganmu. Apakah penghasilanmu setelah dikurangi dengan pengeluaran bulananmu apakah masih ada sisa yang bisa diinvestasikan untuk tujuan keuangan tertentu? Kamu juga perlu mengecek apakah kamu sudah rutin berinvestasi sesuai jadwal bulanan maupun tahunan.
Baca juga: Punya Gaji Besar Tapi Nggak Punya Tabungan ? Ada Yang Salah, Nih!
Kinerja Produk. Ketika kamu membuat plan, pastinya kamu juga sudah memilih produk investasi apa yang akan digunakan beserta dengan imbal hasil yang diharapkan. Kalau kamu berinvestasi sesuai dengan plan, maka akan sangat mudah untuk mengukur kinerja produk investasi yang digunakan. Lain halnya kalau kamu kadang investasi, kadang tidak maka akan sulit mengukur kinerja produk investasi yang kamu gunakan. Saat menentukan produk investasi apa yang akan digunakan, kamu tentunya sudah tahu kira-kira imbal hasil yang akan didapatkan per tahun, maka itulah yang menjadi tolak ukur kinerja produk investasimu. Kalau return investasimu sesuai dengan harapan berarti itu hal yang baik. Bagaimana kalau ternyata imbal hasil produk investasi tidak sesuai dengan rencana keuangan dan bahkan kinerja lebih buruk dari produk sejenis, apa yang harus dilakukan? Nah kalau untuk ini, kamu perlu analisa yang lebih mendalam dengan menggunakan jasa perencana keuangan profesional.
Baca juga: #FinClic Saham VS Reksadana
Kamu butuh layanan profesional berkaitan dengan review plan? Sila hubungi WA 0811 1500 688 dengan MIA atau NITA.
– Honey Josep –
Tips Mengatur Arus Kas
Uang memang penting tapi bukan segalanya. Namun tanpa uang kita tidak dapat melakukan banyak hal.
Kondisi keuangan yang tidak sehat akan sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Ketika melihat saldo di rekening sudah mulai sekarat walaupun belum sampai di akhir bulan, kamu akan merasa stres, pikiran penuh beban bahkan dapat menurunkan produktivitas dalam bekerja.
Masalah keuangan seperti ini biasanya disebabkan karena terlalu mengikuti gaya hidup yang sedang tren, terutama bagi mereka yang berpenghasilan tinggi, otomatis gaya hidupnya juga akan ikut meningkat. Akibatnya, mereka terjebak dalam gaya hidup yang sesungguhnya tidak sanggup mereka biayai, hingga akhirnya akan dengan sangat mudah terjebak dalam utang, baik utang kartu kredit, KTA, atau fasilitas pinjaman lainnya. Hal inilah yang disebut lebih besar pasak daripada tiang.
Lalu bagaimana cara mengendalikan pengeluaran supaya tidak lebih besar pasak daripada tiang? Berikut inilah tipsnya :
Buat Anggaran
Berapapun penghasilan yang kamu miliki, rumusnya adalah “pengeluaran harus lebih kecil dari pendapatan.” Buatlah 5 pos pengeluaran bulanan dengan persentase sebagai berikut: 10% untuk menabung, 30% untuk membayar semua cicilan, 40%-60% untuk pengeluaran rutin bulanan dan jangan lupa sisihkan untuk pengeluaran sosial sebesar 2,5% serta pengeluaran untuk gaya hidup/lifestyle maksimum 20%. Biasakan untuk memisahkan uang yang dimaksudkan untuk menabung/berinvestasi di awal ketika kamu baru menerima penghasilan. Kesalahan terbesar dalam menyisihkan untuk berinvestasi adalah saat kamu menunggu sisa di akhir bulan, karena tidak akan pernah ada gaji yang tersisa!
baca juga: Tepat Alokasi Gaji dan Tetap Belanja
Disipilin dan Jaga Komitmen
Dalam mengatur keuangan, diperlukan komitmen dan kedisiplinan dalam menerapkannya, tanpa dua hal tersebut maka semuanya akan menjadi sia-sia. Disinilah ketegaranmu diuji untuk menghadapi berbagai godaan belanja, nongkrong di kafe, dan sebagainya.
baca juga: Financial Planning for Millenials
Catat Arus Kas Keuangan
Jangan malas untuk mencatat semua pengeluaran setiap bulan, mulai dari pengeluaran yang kecil hingga pengeluaran yang besar. Memang kegiatan ini sangat membosankan, namun perlu kamu tahu bahwa dengan mencatat semua pengeluaran, kamu bisa tahu kemana saja perginya setiap rupiah dari uangmu. Dengan demikian kamu akan semakin bersemangat ketika melihat uangmu bertumbuh, dan akan lebih bijaksana mempertimbangkan pengeluaran kamu berikutnya saat dilanda paceklik keuangan.
baca juga: Ternyata Kita Tidak Perlu Repot Mencatat Pengeluaran
Bijaksana Dalam Menggunakan Kartu Kredit
Zaman sekarang kartu kredit sudah menjadi hal yang biasa. Kartu kredit memang sangat membantu dan memudahkan kamu dalam bertransaksi untuk memenuhi kebutuhan saat tidak memiliki uang tunai.
Namun, penggunaan kartu kredit akan menjadi masalah bahkan kamu bisa terjerat utang kartu kredit bila selalu digunakan untuk keperluan konsumtif dan over limit. Untuk itu bijaksanalah dalam menggunakan kartu kredit, jika perlu buat batasan dalam penggunaan nominal kartu kredit sesuai kemampuan kamu dalam membayar.
baca juga: Kartu Kredit = Tanggung Jawab!
Tentukan Target
Buatlah tujuan finansial yang asik-asik dengan jangka waktu menengah antara 6 bulan sampai satu tahun untuk menghadiahi diri sendiri atas segala kerja keras dan penghematan yang telah kamu lakukan. Dengan demikian kamu dapat lebih menghargai jerih payah yang telah kamu lakukan selama ini. Namun ingat untuk tetap rasional dalam menentukan hadiahnya.
baca juga: Blueprint of Your Money
Itulah beberapa tips agar terhindar dari besar pasak daripada tiang. Apapun yang berkaitan dengan keuangan, kamu harus selalu membuat perencanaan yang matang agar bisa membantu kamu menghindari pengeluaran yang tidak penting dan bisa membantu kamu untuk bisa menabung serta berinvestasi demi masa depan.
Kamu punya kebutuhan pelatihan finansial seperti apa? Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendiskusikan program sesuai kebutuhanmu.
Nita Kurniawati