Halooooo! Libur Lebaran telah usai! Apakah para asisten rumah tangga sudah kembali? Pasukan lengkap? Atau pasukan kabur? Drama apa lagi ini?
Untuk para ibu, kehadiran para asisten rumah tangga (babysitter, pembantu, tukang masak, tukang cuci, tukang gosok, supir, tukang kebun dan satpam) adalah para penolong yang melegakan hati. Paling gak cape badan berkurang sedikit. Tapi periode Lebaran selalu menjadi periode penuh deg-degan karena kekosongan asisten ini.
Buat saya, 2 minggu libur Lebaran justru merupakan periode yang saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk mengajak anak-anak belajar mengisi peran kosong para asisten, terutama Mbak di rumah.
Selama 2 minggu itu, 2 anak yang lebih besar bergantian mengurus cucian piring dan memasak. Anak saya yang laki-laki malah lebih senang turut bantu memasak demi tidak perlu ikut cuci piring!
Hidup tanpa asisten rumah tangga? Bisa!
Sepertinya gaya hidup tanpa asisten rumah tangga akan semakin menjadi trend. Saya menemukan banyak sekali teman yang sudah mulai hidup dengan mengurus rumah sendiri. Terutama untuk mereka yang anak-anaknya sudah berusia lebih tua. Atau karena mereka tidak tahan dengan segala keruwetannya.
Sebetulnya bagaimana sih supaya para asisten rumah tangga ini bisa awet bekerja di rumah kita?
Berikut ini tips paket keuangan yang bisa kita diskusikan untuk para asisten rumah tangga.
1. Naik gaji tahunan.
Berapa gaji yang kita siapkan untuk para asisten ini? Ada dua faktor yang saling mempengaruhi: kondisi pasar dan kemampuan kita! It’s a free market out there! Para ART tentu membandingkan dengan lingkungan sekitar. Masuk dari libur Lebaran, mereka membutuhkan kenaikan gaji lho. Walaupun gak banyak, tapi ini penting agar mereka merasakan apresiasi.
2. Jatah libur & ongkos pulang.
Baru masuk kerja lagi masa udah harus rencanain libur? Banyak dari ART ini adalah ibu bekerja yang hidup berjauhan dari anak mereka. Kita aja menderita, bayangkan pengorbanan yang harus mereka lakukan. Jadi bahas dengan para ART tentang hak cuti mereka. Selain libur Lebaran, kapan lagi mereka boleh pulang kampung? Misalnya saat keluarga kita libur ke luar kota, mereka juga boleh pulkam. Selain libur Lebaran, ada libur tahun baru. Jangan lupa perlu ada ongkos pulang saat mereka pulkam.
3. Menabung
Biasanya para ART mengadopsi pola “habis-habisan setelah Lebaran”. Jadi mereka kerja setahun penuh, lalu menghabiskannya di saat Lebaran. This has to stop! Ajak para ART untuk mau menabung. Diskusikan apa yang menjadi Tujuan Finansial mereka. Misalnya, “Mbak, udah kerja 2 tahun sama Ibu kok belum punya tanah sendiri?” atau “Anak kamu mau kuliah ke mana? Nabungnya dari sekarang aja.”
Dengan demikian, periode mereka bekerja pada kita, harus bermanfaat untuk masa depan keluarganya juga. Diskusikan juga metode menabung yang cocok untuk mereka. Apakah perlu punya tabungan dan deposito di bank, menabung pada majikan dulu hingga jumlahnya cukup untuk dibelikan tanah, atau membeli emas.
QM Financial pernah mengadakan Financial Clinic ART Pintar Finansial. Nah kalau banyak di antara teman-teman yang berminat, kami siap menyelenggarakan workshop khusus ART ini lagi! Kabari kami ya di email: [email protected]
4. THR & Bonus.
Seperti orang yang bekerja sebagai karyawan, THR dan Bonus adalah suatu hal yang didambakan para ART. THR tentu besarannya 1 x gaji dan diberikan sebelum Hari Raya. Biasanya itu sih habis aja lho untuk semua keperluan Hari Raya. Artinya Bonus akan lebih bermanfaat lagi buat mereka dan bisa ditabungkan. Silakan pilih metode Bonus yang Anda ingin berikan. Besarannya tentu tergantung kemampuan kita. Periode pemberian bisa disesuaikan. Bisa diberikan saat majikan juga mendapatkan Bonus tahunan dari kantor. Atau, bonus jika datang lagi ke rumah tepat waktu setelah libur Lebaran! Untuk yang terakhir ini sudah terbukti ampuh di rumah saya!
5. Pinjaman
Akhirnya ternyata salah satu paket terefektif adalah utang! Yuk coba cek. Berapa banyak dari teman-teman yang memberikan fasilitas pinjaman tanpa bunga pada para ART-nya dan ini menyebabkan mereka awet bekerja di rumahmu? Ini bisa menyedihkan jika digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Tapi bisa jadi empowering juga!
Seorang klien saya pernah bercerita bagaimana ia memberikan pinjaman dalam jumlah yang lumayan besar kepada babysitter anaknya yang sudah 3 tahun bekerja di rumahnya. Pinjaman itu digunakan untuk membeli sebuah rumah petak 10 pintu. Mbak babysitter menerima penghasilan dari sewa rumah petaknya, yang kemudian digunakan untuk membayar cicilan + potong gaji setiap bulan. Win win solution! Mbak babysitter punya aset aktif (ya ampun keren amat yak!) dan klien saya sebagai majikan juga happy sekali karena punya asisten yang bisa diandalkan pasti pulang tepat waktu setelah libur Lebaran.
Gimana? Sudah siap bertemu asisten rumah tangga yang baru? Yuk diskusikan paket keuangan seperti apa yang kita sediakan untuk para ART. Semuanya tentu perlu disesuaikan dengan kemampuan kita sendiri. Mulai dari penghasilan bulanan hingga penghasilan tahunan si majikan. Paket lain yang bisa kita masukkan juga adalah fasilitas asuransi kesehatan. Ini mungkin tidak terlalu menarik untuk para ART, tetapi akan melindungi para majikan dari membayar ongkos kesehatan saat ART diopname.
Tips di atas hanyalah paket keuangan. Paket hati juga harus kita siapkan ya. Saat kita bersikap baik, mereka akan bersikap baik dan cenderung awet kerja bersama kita. Tapi saat kita bersikap baik, lalu mereka kurang ajar, relakan saja mereka pergi cepat-cepat dari rumah kita. Stop the drama! Para asisten rumah tangga ini bukan mantan pacar!
Ligwina Hananto / @mrshananto / Founder / CEO
Ingin mengajak ART belajar tentang keuangan?
Hubungi QM Financial untuk menyelenggarakan: Financial Clinic ART Pintar Finansial
Email: [email protected]