Dondi Hananto dari Kinara Indonesia adalah orang yang sangat tajam saat berbicara soal bisnis. Belakangan ini banyak teriakan meriah tentang minimnya investasi pada bisnis-bisnis di Indonesia. Apakah benar begitu? Lalu apakah bisnis-bisnis di Indonesia sudah siap untuk mendapatkan investasi?
Anda bisa baca posting blog terbarunya di sini: www.dondihananto.com.
Salah satu pertanyaan Dondi yang selalu terngiang-ngiang setiap kali kami berdiskusi soal bisnis adalah ini, “What is the pain that your business is solving?”
Maksudnya, semua bisnis harusnya menyediakan solusi.
Hanya dengan cara ini sebuah bisnis bisa memberikan nilai tambah, menghadirkan demand dan supply, sehingga terjadi sales yang berkesinambungan. Mari lihat contoh berikut:
The PAIN -> The SOLUTION
- Saya mencari pakaian berhijab yang trendy -> hijup.com
- Saya butuh baju keren tapi gak bikin kantong jebol -> belowcepek.com
- Saya mau ke salon tapi risih kalau ada laki-laki -> Salon Moz5
- Saya perlu supply yang stabil dan sesuai dengan brand Salon Moz5 -> MoAyu beauty products
- Saya jengkel dengan sampah dan plastik mengganggu lingkungan -> Greeneration
Pertanyaan tentang Pain-Solution ini bahkan bisa juga kita gunakan untuk lembaga negara, yayasan dan organisasi non profit, hingga untuk sekolah-sekolah. Contohnya seperti ini:
The PAIN -> The SOLUTION
- Saya perlu menyalurkan zakat saya dan pengelolaannya profesional? -> Dompet Dhuafa
- Anak balita saya perlu bermain dan berinteraksi dengan anak lain dalam environment terstruktur -> Tumble Tots
- Saya ingin kuliah dengan materi dan pengajar yang dekat dengan dunia kerja dan berstandar internasional -> Binus International
- Saya ingin anak saya belajar dengan pemahaman materi bukan sistem ranking, memiliki empati yang kuat pada lingkungan dengan service learning, serta tetap dekat dengan budaya dan karakter anak Indonesia. -> Sekolah Cikal
Silakan membuat daftar sendiri dengan contoh Pain-Solution Anda sendiri. Ini adalah bagian penting dari proses reflection. Sebagai seorang pemilik bisnis, kita perlu mengenal diri dengan baik. Termasuk mengenal bisnis kita sendiri. Jangan sampai, bisnis kita ini hanya tumpahan ego si pemilik dan ternyata tidak menyelesaikan masalah bagi pelanggannya. Proses ini juga penting untuk ‘meluruskan’ diri. Jangan sampai sebuah bisnis menyelesaikan masalah A padahal produk atau jasa yang diberikan ternyata seharusnya menyelesaikan masalah B. Ini bisa menimbulkan misleading information pada pelanggan.
Di QM Financial kami perlu meluruskan lagi niat awal tentang financial literacy. Membuat rencana keuangan tidak pernah tentang mencari untung sebesar-besarnya. Financial literacy is about decision making. Tidak pernah ada produk yang bagus atau jelek. Yang ada tentang bagaimana sebuah tujuan finansial tercapai, sementara produk perlu melayani pencapaian tujuan finansial tersebut.
Untuk itu kami membukakan pintu untuk sebuah perjalanan baru. Dengan logo baru dan tampilan terbaru.
QM is about enhancing your ways to work with money.
QM Financial
Financial Literacy Provider