Salah satu topik penting yang sering mendapat perhatian dari pihak Human Resource Department sebuah perusahaan adalah : Dana Kesehatan Pensiun. Kebanyakan perusahaan besar memberikan fasilitas kesehatan bagi karyawannya, selama karyawan tersebut masih bekerja. Ada juga perusahaan yang menanggung biaya kesehatan saat karyawan sudah pensiun, tetapi belakangan ini saya melihat ada trend baru, beberapa perusahaan sudah membatalkan fasilitas tersebut.
Pada 5 Mei 2011 saya berkesempatan untuk ngobrol-ngobrol dengan karyawan Garuda Indonesia dengan topik bahasan : Dana Kesehatan Pensiun. Ada 3 hal yang harus diperhatikan saat pensiun yaitu :
1) Asuransi Kesehatan
2) Dana Kesehatan Pensiun
3) Asuransi Penyakit Kritis
Obrolan ternyata tidak hanya seputar Dana Kesehatan Pensiun, karena tetap saja, kita perlu menyiapkan Dana Pendidikan untuk anak-anak. Bahkan untuk beberapa peserta, niat mereka membeli Asuransi adalah demi pendidikan anaknya, padahal asuransi yang mereka miliki fungsinya untuk menjadi fasilitas kesehatan.
Berikut sepenggal Q&A seru di acara tersebut :
Edward :
Tadi Wina sudah menjelaskan tentang pentingnya Aset Aktif Bisnis, Properti dan Surat Berharga. Bisa dijelaskan gak efek pajaknya seperti apa?
Jawaban :
Masing-masing Aset Aktif tentu punya implikasi pajak yang berbeda-beda. Untuk Bisnis, tergantung apa hasil yang Anda terima. Jika Anda bekerja dalam Bisnis tersebut, tentu ada pajak penghasilan. Sebagai pemilik Bisnis, mungkin saja ada pembagian dividen sehingga pajak yang berlakupun untuk pajak dividen – sudah final. Sementara untuk Properti, pajak berlaku untuk sewa yang diterima juga jika Anda menjual Properti tersebut. Untuk Surat Berharga, mulai dari Deposito, Obligasi, Saham, masing-masing dengan ketentuan pajak yang berbeda-beda. Jadi jangan kuatir soal kepemilikan Aset Aktif ini, jika memang kita miliki dengan halal, melaporkan pajaknya akan sangat mudah. Tinggal dicantumkan dalam SPT masing-masing.
Majidi :
Saya sudah mendekati pensiun. Apa yang segera harus dilakukan?
Jawaban :
Usia Bapak sudah mendekati pensiun, maka seharusnya Bapak sudah dalam fase kepemilikan aset – bukan lagi berupaya mengejar hasil investasi demi meningkatkan dana yang dimiliki. Perhatikan Aset Aktif yang Bapak miliki, ada berapa penghasilan dari aset-aset tersebut. Kepemilikan aset ini akan sangat bermanfaat untuk mengurangi target Dana Pensiun yang dibutuhkan. Jangan lupa bahwa Dana Pensiun dari kantor tidak akan dapat memenuhi gaya hidup yang sama yang sedang Bapak nikmati. Maka tetap perlu investasi terpisah untuk Dana Pensiun – menggunakan Reksadana – bahkan bisa dibagi 3 periode pensiun : 55-65, 65-75, 75-85 tahun.
Luki :
Kapan sebaiknya saya yang akan pensiun ini membeli Asuransi Kesehatan?
Jawaban :
Saat usia Bapak sudah 50 tahun, perusahaan masih akan cover kesehatan Bapak hingga pensiun di usia 60 tahun. Sementara, kebanyakan Asuransi Kesehatan tidak akan cover kesehatan melebihi usia 65 tahun. Jika ada yang cover hingga 80 tahun pun dengan berbagai limitasi dan tambahan biaya.
Jadi pilihan untuk Fasilitas Kesehatan ini adalah :
1) Beli Asuransi Kesehatan saat masih aktif bekerja agar dapat memiliki coverage hingga batas usia maksimal. Kelemahannya, Anda harus membayarkan premi dari Asuransi Kesehatan ini saat masih bekerja dan memiliki coverage dari kantor.
2) Memiliki Dana Kesehatan Pensiun. Dana ini harus diinvestasikan dari sekarang menggunakan aset dan sisa arus kas setiap bulan. Sangat diharapkan agar dana ini dapat siap begitu memasuki usia pensiun. Kelemahannya, ada asumsi jumlah yang dapat digunakan yaitu sebesar biaya pengobatan selama 3 tahun saja.
Prialdi :
Saya punya Asuransi Pendidikan dan kalau diperhatikan dengan baik, hasil dari Asuransi Pendidikan ini sudah pasti tidak cukup dengan kebutuhan sekolah anak-anak saya. Perlu ditutup atau dipertahankan?
Jawaban :
Kalau Bapak masuk jalan tol Jagorawi arah Bogor, sudah sampai Sentul, padahal sebetulnya mau berangkat ke Bandara di Cengkareng… artinya Bapak sudah salah arah. Bapak perlu segera mengambil pintu exit terdekat dan putar arah menuju Cengkareng.
Perhatikan Asuransi Pendidikan yang Bapak miliki. Apakah Bapak sudah tahu berapa kebutuhan Dana Pendidikan Anak yang sebetulnya? Ini adalah tujuan atau pintu exit tol yang Bapak akan tuju. Jika ilustrasi dalam Asuransi Pendidikan itu saja tidak sesuai dengan perhitungan kebutuhan, ditutup tentu akan rugi – namu diteruskan pun tidak dapat mencapai kebutuhan.
Jika ingin menutup Asuransi Pendidikan, pastikan ada penggantinya berupa : Asuransi Jiwa baru untuk proteksi dengan nilai Uang Pertanggungan yang sesuai kebutuhan [klik di sini untuk perhitungan] DAN memiliki investasi agar dapat mencapai tujuan Dana Pendidikan [klik di sini untuk perhitungan].
Penting untuk semua orang menyadari betapa besarnya risiko yang kita hadapi saat menderita sakit di hari tua nanti. Untuk Anda yang sudah mendekati usia pensiun tentu perlu segera menyiapkan Dana Kesehatan Pensuin. Untuk Anda yang masih jauh dari usia pensiun, tolong ngobrol dengan orang tua masing-masing. You never know when you’re gonna need this Health Fund.
Cheers,
Ligwina Hananto
Bagian ini adalah bagian dari CEO Blog yang berisi catatan perjalanan saya keliling bertemu banyak orang. Saya punya kebiasaan baru membuat catatan kecil setiap kali jadi pembicara. Selalu banyak pertanyaan dari peserta seminar yang saya hadiri. Siapa tahu ada di antara Anda yang punya pertanyaan yang sama, bisa terjawab di sini :)
Semoga Anda menikmati artikel ini seperti saya menikmati setiap seminarnya!
Disclaimer : semua tanya jawab di atas bukan berupa rekomendasi, para pembaca harus memahami produk keuangan / investasi dengan baik sebelum melakukan implementasi.
Ayo undang Tim QM Financial untuk hadir di acara kantor / kampus / keluarga Anda, silakan hubungi :
Tim Sales ~ Mario & Yani di 021-57948040 / [email protected]