Di balik kesuksesan seorang pria, berdiri seorang perempuan hebat di belakangnya.
Kurang lebih demikian kalimat populer yang mungkin sudah biasa kita dengar bukan?
Ya, untuk menjadikan negara Indonesia hebat dan kuat, kita sebagai perempuan dituntut juga untuk semakin cerdas. Bayangkan jika setiap pria di negeri ini memiliki perempuan hebat disisinya dan kemudian dari rahimnya kelak akan lahir para tunas bangsa yang akan meneruskan estafet pembangunan negeri ini. Tunas tersebut sepatutnya dapat tumbuh dengan baik di tangan perempuan atau ibu yang baik.
Mungkin seperti itulah kira-kira pikiran ibu RA Kartini sehingga begitu teguhnya beliau ingin memperjuangkan hak-hak kaum perempuan di Indonesia agar bisa setara kecerdasannya dengan pria. Kartini sudah membuka gerbang bagi perempuan Indonesia untuk maju kedepan mensejajarkan hak dengan pria dalam hal kemerdekaan berpikir dan berkarya.
Apa sih hal sederhana yang bisa dilakukan untuk mewujudkan cita-cita Kartini ini ya?
Paling tidak setiap perempuan harus memiliki keahlian dalam mengatur keuangan keluarganya sehingga ia bisa memastikan bahwa keluarganya bisa sejahtera. Keahlian itu dimulai dari mengatur cashflow (bulanan dan tahunan). Cashflow ini harus jelas, seberapa besar penghasilan dan apa saja pengeluaran harus dihitung dengan seksama. Tidak ada yang namanya “pengeluaran yang tak terduga” karena semestinya ada “dana darurat’” untuk mengatasinya bukan?
Biasanya Cashflow (untuk Pengeluaran bulanan) ini terdiri dari beberapa pos inti sebagai berikut :
- Tabungan / investasi
- Keperluan Rumah Tangga (biaya listrik,air, telp, belanja bulanan, pembantu, sopir,baby sitter dsb)
- Transportasi (tol, parkir, bensin, taksi, ojek, perawatan kendaraan dsb)
- Keperluan Sosial (zakat, sedekah, kado, arisan dsb)
- Keperluan Anak-anak (spp bulanan, jajan, antar jemput, majalah, les, popok sekali pakai, susu)
- Keperluan Pribadi (segala biaya terkait hobi, pulsa hp, belanja tas dsb)
- Hutang / Cicilan
Dengan memiliki cashflow bulanan yang jelas, kita bisa memantau bahwa Rasio Keuangan yang sehat adalah bisa menabung/investasi 10% -30% dari penghasilan, hutang (termasuk cicilan) maksimal 30% dari penghasilan, likuiditas minimal 4 kali pengeluaran bulanan.
Nah, dengan kondisi keuangan sehat ditambah dengan tujuan keuangan yang jelas seperti dana pendidikan anak, dana pensiun, dana liburan dan sebagainya, maka kesejahteraan keluarga akan mudah diraih. Sehingga dengan menjamurnya kesejahteraan pada masing-masing keluarga ini dengan sendirinya akan turut mendorong kesejahteraan bangsa Indonesia.
Shinta|Customer Relations Officer