Minggu lalu, seorang teman mendekati saat gue berkaca-kaca di depan meja resepsionis Sekolah Global Mandiri.
Ceritanya gue habis mendaftarkan si Muhammad Azra untuk masuk SD bulan Juli nanti.
Azra sih udah siap banget masuk SD. He reads his Avatar comic book out loud before bedtime. Tapi gue… my baby boy is going to attend Grade1? Hiks… Mama belum siap kamu jadi besar nak… hehehehehe
Teman ini kebetulan memang teman sesama anak softball di SMAN2 Bandung. Eits ketemu di Cibubur dan anak kami satu sekolah. Bedanya dia pernah menang Wajah Femina hahahahaha… ofcourse gue gak pernah ikutan pemilihan perempuan berdasarkan kecantikan :) gak ada hubungannya ya.
Teman ini langsung ikut ngakak ketika tahu alasan gue berkaca-kaca. Drama Queen :) Setelah itu, jadilah ibu-ibu sesama orang tua murid (para ibu teman-temannya Dena yang masih Playgroup) mengerubungi untuk ngecek harga SD sekarang berapa. Ehem Rp 24 juta saja, dapat diskon… jadi Rp 18 juta… boleh dicicil 5 x. Ketika teman-teman ini bertanya jadi nanti angkatan Dena harus bayar berapa… gue langsung cerita dong kalo gue udah itung-itung harus siapin uang seberapa banyak.
Teman gue ini cerita kalau dia menggunakan produk unitlink. Ups… jadilah gue menjelaskan kenapa gue tidak menggunakan unitlink. Jawaban teman ini betul-betul membuat gue sakit perut, kecewa sekali karena ternyata banyak informasi yang tidak lengkap beredar di luar sana.
Win kenapa pake reksadana, kan ada resikonya?
Karena kalo nabung aja gak kekejar. Lho, lo kan udah beli unitlink, resikonya kan sama. Lo pakenya apa Equity Fund? Itu sama aja lagi dengan Reksadana Saham. Artinya uang yang tertampung di dalamnya diinvestasikan ke Pasar Saham di Bursa Efek Indonesia. Sama kan?
Tapi kan kalau market lagi naik turun seperti kemarin gimana?
Ya iya, sama aja kan? IHSG naik, Reksadana Saham dan Equity Fund di unitlink ada kemungkinan naik. Kalau turun ya turun.
Oh bukan dong Win. Kan ada asuransinya. Jadi kalau bursa turun, karena ada asuransinya, jadi unitlink gue gak turun…
(Huaaaaaaaaaaaaa… gue nangis darah deh).
Sayang… asuransinya itu proteksi untuk jiwa lo atau suami lo! Jadi kalau meninggal baru keluar Uang Pertanggungannya. Kalo yang proteksinya untuk investasinya, namanya protected fund. Ya bayangin aja kalo uang investasinya diasuransikan… gimana coba?
(Teman gue itu bengong sendiri…)
Jadi sekarang nilai unitlink gue gimana?
Nah lo cek aja tuh NAB/unitnya berapa sekarang. Indeks naik dia naik, indeks turun dia turun. Ada juga MI dodol yang semua MI lain naik, dia malah turun sendirian.
Pelajarannya ya teman-teman… gue gak ngerti kenapa orang mau beli equity fund di unitlink tapi takut masuk Reksadana Saham. Halooooo…. gentongnya sama kan di Bursa Efek Indonesia???? Ada yang alasannya: kan ada asuransinya, beli reksadana gak bisa kecil-kecil, beli reksadana gak bisa regular. Nah sekarang semua alasan itu terjawab sudah.
Berikut ini adalah perhitungan asuransi unitlink dengan asuransi term life + reksadana.
TABEL ASURANSI UNITLINK
TABEL ASURANSI JIWA TERM LIFE + REKSADANA (DIBELI TERPISAH)
TABEL PERBANDINGAN DANA YANG TERINVESTASIKAN
Contoh di atas menggunakan data yang tersedia apabila klien berusia 30 tahun, Male, Non Smoker dalam kondisi sehat. Jika klien ini memiliki dana sejumlah Rp 12 juta per tahun untuk asuransi dan investasi, maka ilustrasi seperti di atas dapat menunjukkan betapa efisiennya penggunaan Asuransi Jiwa Term Life + Reksadana (dibeli terpisah).
Tentu saja setiap produk akan memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Jadi download file excel nya di sini . Periksa sendiri angkanya. Silahkan masukkan sendiri angka yang ingin digunakan. Jangan lupa, ini baru membahas struktur produknya saja. Hasil investasi dari unitlink vs reksadana tentu saja akan lebih banyak mempengaruhi rekomendasi seorang finansial planner. Hasil investasi sangat dipengaruhi oleh performance dari Manajer Investasi yang mengelola reksadana tersebut.
Nah kalau sebuah unitlink dikelola oleh Schroders dengan fee 5%, kira-kira mendingan masuk reksadana yang dikelola juga oleh Schroders dengan fee 2% gak ya? Kalau satu unitlink equity fund returnnya 14% per tahun, padahal Schroders, Manulife, Fortis, Danareksa dan semua teman-teman MI lain mencetak return di atas 30% per tahun, gimana ya?
:) Tanya kenapa, pikir kenapa, baru putuskan mau beli produk yang mana!
Tapi tapi tapi… kan ada asuransinya…
Ehem… apa yang mau diasuransikan?
Apa yang dibeli saat beli asuransi?
Uang Pertanggungan Rp 30 juta, gaji lo aja udah berapa? Mau berapa lama keluarga kita bertahan dengan UP seperti itu?
You ARE Responsible For Your Own Finances!
Ligwina Hananto