Efisiensi energi.
Dua kata yang baru saya akrabi setahun terakhir, tapi sudah membuat saya jatuh cinta.
Dua kata sederhana yang membuat saya sangat excited ketika membaca tentangnya dan berapi-api ketika membicarakannya.
Saya adalah penyuka hal-hal yang masuk akal dan efisiensi energi adalah salah satunya.
Apa sih efisiensi energi itu?
Efisiensi energi adalah bagaimana kita menghemat energi (listrik, BBM dan hal-hal yang berasal dari sumber daya alam) tanpa mengurangi kenyamanan.
Tuh, kedengerannya nggak susah kan?
Beda dari konservasi energi yang artinya mengurangi konsumsi listrik (misalnya biasanya menyalakan dua lampu menjadi hanya satu lampu, biasanya pakai AC jadi pakai kipas angin), efisiensi energi mengajak kita untuk tetap hidup enak, hemat tapi dengan siasat.
Ada banyak alasan kenapa kita perlu melakukan efisiensi energi.
Tau nggak sih kalau:
- subsidi energi dari pemerintah itu sebenarnya bisa jadi 2.5 miliar paket sembako buat orang yang membutuhkan?
- jumlah subsidi yang sama bisa digunakan untuk biaya operasional pendidikan 360 juta anak dan biaya operasional 144.000 puskesmas?
- sisa cadangan minyak bumi di Indonesia itu cuma cukup untuk 23 tahun lagi?
- kita bekerja di ruangan yang energy efficient dengan suhu 25 C, gejala sakit kepala, flu, demam dan mudah lelah akan berkurang hingga 70%?
Satu lagi, buat yang punya anak kecil, tau nggak kalau kemampuan berhitung meningkat 20% dan kemampuan membaca meningkat 26% kalau anak belajar di ruangan dengan cahaya alami? Itu semua sudah terbukti!
Tapi alasan kenapa kita perlu melakukan efisiensi energi favorit saya adalah ketika hal ini dihubungkan dengan 1 hal lain yang sama masuk akalnya: financial planning.
Kok bisa? Karena manfaat dari melakukan efisiensi energi yang paling gampang kita rasakan adalah berkurangnya tagihan listrik setiap bulan! Siapa yang nggak mau coba? :)
Berikut data penghematan biaya listrik yang dikumpulkan oleh Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia atau EECCHI, sebuah unit di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang didanai oleh pemerintah Denmark:
- Mengganti lima lampu di rumah dengan lampu hemat energi dan mematikan lima belas lampu saat tidak sedang digunakan memiliki potensi hemat Rp. 1.600.000/tahun
- Mengatur suhu kulkas 2 s/d 4 C dan suhu freezer -17 s/d -15 C, rajin mengganti karet pinggiran kulkas dan nggak terus-terusan buka-tutup kulkas saat tidak dibutuhkan memiliki potensi hemat Rp.750.000/tahun
- Mengatur suhu AC di 24-25 C, rajin membersihkan filter dan menutup saluran AC yang bocor memiliki potensi hemat Rp.2.500.000/tahun
- Bila ditambah dengan mencabut kabel barang elektronik dari colokan listrik saat sudah tidak digunakan lagi, kita bisa hemat Rp.5.500.000/tahun atau lebih dari Rp.450.000/bulan. Anggap aja kita hemat Rp.500.000/bulan.
Pertanyaan berikutnya: bisa jadi apa sih uang Rp.500.000 setiap bulan ini?
Ligwina Hananto pernah menghitung bahwa Rp.500.000/bulan kalau diinvestasikan di produk reksadana dengan target return investasi 25% per tahun, bisa jadi Dana Pensiun sebesar Rp.3.300.000.000! Gila, nggak? Keren banget!
Ini kenapa saya bilang efisiensi energi itu masuk akal dan bermanfaat.
Yuk, segera lakukan empat langkah mudah di atas. Percaya deh, rumah jadi lebih nyaman, masa depan pun aman :)
Sekar Sosronegoro| Media| @sosronegoro