Apa sih yang membuat kamu belum berinvestasi? Apakah karena belum mengerti, belum memiliki tujuan keuangan, atau justru skeptis dengan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang baik? Di dalam perencanaan keuangan, tujuan keuangan merupakan arah agar keuangan dapat dialokasikan sebagaimana mestinya agar dapat mencapai hal-hal yang diimpikan. Tujuan keuangan harus memiliki unsur Judul + Jangka Waktu + Nilai. Sama seperti halnya kamu memiliki tujuan ke Cirebon untuk mudik (Judul), yang dilakukan pada H-3 Lebaran (Jangka Waktu) dengan anggaran Rp3juta. Jadi, apakah kamu sudah memiliki tujuan keuangan atau sudahkah kamu berinvestasi?
Setelah tahu tujuan mudik mau kemana beserta dengan waktu dan anggarannya, maka kamu perlu menentukan akan menuju tempat tujuan dengan menggunakan kendaraan apa, mobil, kereta atau pesawat? Nah, produk keuangan merupakan kendaraan bagi tujuan finansial untuk tercapai.
Mungkin kebanyakan kamu juga ragu-ragu untuk memulai berinvestasi di produk keuangan karena banyaknya isu yang muncul. Tapi melalui buka bersama finansial yang diadakan QM Finansial bekerja sama dengan Samuel Aset Manajemen, isu keuangan dijawab dengan data dan fakta.
Data berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) menyajikan bahwa di kuartal pertama 2019, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang flat bila dibandingkan dengan kuartal pertama 2018. Perekonomian Indonesia sejak tahun 2017 samapi kuartal pertama 2019 memberikan kontribusi yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Struktur Penghasilan Domestik Bruto (PDB) banyak ditopang oleh sektor jasa, terutama jasa perusahaan dan jasa informasi dan komunikasi. Pergeseran penyumbang PDB tahun 2019 dari sektor industri menjadi sektor jasa terutama sektor digital. Potensi ekonomi daerah banyak terbantu dari penjualan secara online.
Sudah sejak 10 tahun yang lalu, Indonesia diprediksi akan memasuki periode emas pada tahun 2030-2035, yang artinya angkatan kerja produktif akan lebih banyak ketimbang non produktif.
Lalu, bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi periode emas tersebut?
Pemerintah sedang memfokuskan pada perbaikan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi tahun 2030 setelah tahun-tahun yang lalu berfokus pada perbaikan infrastruktur. Dengan jumlah penduduk yang akan mencapai 300juta jiwa pada tahun 2035, maka perlu dipikirkan strategi untuk menghadapinya. Strategi yang harus dilakukan bagi angkatan senior yang sudah non produktif dan memasuki masa pensiun adalah memiliki Dana Pensiun yang cukup.
PDB yang flat juga diakibatkan besarnya angka impor obat-obatan yang dikonsumsi oleh golongan senior. Bahan baku obat-obatan belum bisa driproduksi di dalam negeri dan 90% komponen obat-obatan diimpor maka biaya obat-obatan bagi angkatan senior amatlah besar.
Cara menjembatani angkatan senior pada tahun 2035 mandiri dan angkatan kerja memiliki penghasilan untuk membiayai dirinya sendiri agar tidak terjadi sandwich atau bahkan cheese burger generation:
Persiapkan Dana Pensiun. Cara pertama agar pada tahun 2035 angkatan senior dapat hidup nyaman saat pensiun adalah dengan berinvestasi untuk Dana Pensiun mulai hari ini. Apakah kamu pernah melihat angkatan senior di sekitarmu yang tidak memiliki Dana Pensiun yang cukup? Mungkin, 5 hal ini yang menjadi alasannya angkatan senior yang kamu temui tidak memiliki Dana Pensiun. Maka, kamu enggak mau dong mengalami hal yang sama saat pensiun? Apakah kamu tahu kalau berinvestasi untuk Dana Pensiun bisa dimulai dengan setengah harga sepatumu? Yuk persiapkan dari sekarang! Baca juga: Membuat Dana Pensiun Sendiri!
Produk Investasi Tepat. Kalau kamu baru saja memutuskan mau mulai berinvestasi untuk mencapai tujuan keuanganmu, maka kamu perlu memperlajari produk investasi apa saja yang sesuai dengan profil risiko dan jangka waktunya. Bagi pemula, investasi yang mudah untuk mencapai tujuan keuangan adalah dengan menggunakan produk reksa dana. Ada 2 jenis reksadana yang bisa kamu pilih untuk digunakan dalam mencapai tujuan finansialmu yaitu konvensional dan syariah. Untuk memilih reksa dana yang tepat, secara umum kamu bisa melihat dari Asset Under Management (AUM), volatilitas risk-return, usia reksa dana, akses subscription/redeem, dan yang siapa Manajer Investasinya. Selain memilih produk investasi yang tepat, kamu perlu juga melakukan review terhadap produk minimal satu tahun sekali agar bisa melihat apakah produk masih bisa melayani tujuan keuanganmu. Setialah pada tujuan keuanganmu dan bukan pada produk investasi.
Kamu ingin tahu lebih banyak mengenai reksa dana, mari ikuti kelas Financial Clinic Online Series (FCOS) yang jadwalnya bisa kamu lihat di event.qmfinancial.com
-Honey Josep-
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] Baca juga: Investasi Sekarang, Siapa Takut? […]