Dalam pelatihan-pelatihan bisnis yang dilakukan oleh QM Financial, seringkali kami menjumpai pemilik bisnis yang tidak mengerti arah tujuan bisnisnya sendiri. Padahal, pemilik bisnis adalah orang yang paling bertanggungjawab atas kesuksesan bisnis tersebut. Jadi pemilik bisnis perlu menentukan tujuan bisnis agar seluruh tim mengerti arah perjalanan bisnis itu sendiri.
Dalam perencanaan keuangan pribadi, lead trainer Ligwina Hananto dikenal dengan konsep ‘Tujuan Lo Apa’ untuk menetapkan tujuan finansial spesifik yang ingin dicapai seseorang. Dalam perencanaan bisnis, Ligwina Hananto mengenalkan konsep BE + DO = HAVE.
BE DO HAVE adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Erich Fromm, seorang psikolog yang berasal dari Jerman. Sebetulnya konsep ini tidak berhubungan langsung dengan penyusunan rencana bisnis. Dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1976, “To Have or To Be?” – Fromm menuliskan bagaimana manusia cenderung berkonsentrasi pada kebendaan (HAVE), sayangnya melupakan kondisi diri sendiri (BE). Pengertian kebendaan, upaya mencapai kebendaan, dan kondisi jiwa manusia ini dapat kita terjemahkan kembali menjadi logika yang runut sehingga mudah dipahami pemilik bisnis saat menyusun rencana bisnisnya.
HAVE
Have atau kebendaan dapat kita artikan sebagai TARGET. Target adalah hasil yang ingin dicapai dalam bisnis. Bisnis tak boleh dibiarkan ‘mengalir’ begitu saja. Harus ada target yang jelas, spesifik, dan bisa diukur.
Misalnya sebuah bisnis cookies premium home made ingin meningkatkan penjualan cookiesnya dari Rp10.000.000 per bulan menjadi Rp100.000.000 per bulan atau naik 10x lipat dalam jangka waktu 6 bulan. Dari pemaparan target ini, ada ukuran yang jelas berupa nilai omzet dan jangka waktu.
DO
Do atau upaya mencapai kebendaan dapat kita artikan sebagai STRATEGI. Apa yang akan kita lakukan untuk mencapai target yang sudah ditetapkan? Strategi baru bisa kita susun jika ada target yang jelas, ada ukuran yang hendak dicapai.
Bagaimana cara mencapai target kenaikan omzet sebesar 10 kali lipat dalam jangka waktu 6 bulan? Misalnya pemiliki bisnis berencana memasang iklan di instagram dan menggunakan endorse selebgram.
BE
Be ini tentang kondisi diri si pemilik bisnis beserta karyawannya. Seperti apa kondisi diri pemilik bisnis dan karyawannya saat omzet naik 10 kali lipat? Selanjutnya, kira-kira seperti apa kondisi diri yang dibutuhkan untuk bisa mencapai nilai omzet tersebut?
Untuk memasang iklan di instagram dibutuhkan pengetahuan digital marketing. Untuk bisa menggunakan jasa selebgram pun kita harus punya koneksi. Jangan lupa ada faktor biaya yang cukup besar untuk menjalankan strategi ini. Apakah para karyawannya sudah memiliki kompetensi dan perilaku yang sesuai untuk mencapai target yang besar tersebut?
Dari penjelasan di atas, terlihat pentingnya memiliki ketiga elemen saat menyusun rencana bisnis. Ketiadaan salah satu elemen bisa menyebabkan ketidakseimbangan pengelolaan bisnis.
BE+DO=HAVE
KONDISI DIRI+STRATEGI=TARGET
Sudahkah bisnismu memiliki ketiga elemen tersebut? Mari mulai dengan mencari tahu kondisi diri seperti apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bisnis!
QM Admin –