Biasanya saat membuat workshop khusus bisnis, lead trainer Ligwina Hananto akan memulai dengan pertanyaan APA, SIAPA, & BAGAIMANA. Ini penting karena banyak orang memulai bisnis dari dagang. Atau mulai karena itulah yang dia tahu. Tak jadi masalah, yang penting mulai dulu. Namun dengan berkembangnya usaha, kegiatan dagang ini perlu naik kelas jadi bisnis.
Suatu bisnis harus punya rencana. Rencana bisnis harus bisa menjawab tiga pertanyaan berikut: APA, SIAPA, & BAGAIMANA. Mari kita bahas satu per satu!
APA
Masalah hidup apa yang sedang kamu cari solusinya? Orang tidak akan peduli kita bisa bikin apa. Yang penting adalah hidup si pembeli, bukan kehebatan si penjual. Ada yang sudah mulai garuk-garuk kepala?
Contoh sederhana tentang berjualan mie rebus. Ada solusi yang berbeda untuk masalah yang berbeda pula. Masalah pertama: butuh tempat nongkrong 24 jam bersama teman-teman. Solusi: bikin warung mie rebus yang kekinian dan instagramable. Masalah kedua: lapar. Solusi: membuat warung mie yang enak banget dengan porsi mengenyangkan. Masalah ketiga: banyak orang tidak mengenal variasi rasa khas Indonesia. Solusi: bikin warung mie aneka rasa di pasar modern.
Ada masalah ada solusi. Jangan loncat dulu ke solusinya ya. Pastikan dulu masalahnya apa. Jangan-jangan kamu lagi halusinasi. Memberikan solusi padahal tidak ada masalahnya ☺
Dalam dunia bisnis ada satu prinsip yang harus dipegang. Tidak ada yang peduli dengan problem kita. Customer hanya peduli dengan problem mereka. Temukan problemnya, lalu tawarkan solusinya. Terlihat sederhana, padahal tidak. Coba cek bisnismu! Sudahkah bisnismu memberikan solusi untuk masalah yang dihadapi customer?
SIAPA
Setelah menjawab ‘APA’ saatnya melangkah ke pertanyaan kedua: siapa target customer-mu? Apakah masalah dan solusi apa tadi ada pembelinya? Adakah yang bersedia membayar untuk solusi yang kamu tawarkan? Gawat loh kalau ternyata user-nya cuma mau gratisan. Jadinya bukan bisnis tapi aksi sosial ☺
Jawaban standar untuk pertanyaan ‘SIAPA’ biasanya seperti ini: perempuan usia 15-45 tahun urban lifestyle. Ini pernyataan target market yang sangat luas. Coba kita bedah lagi ya. Perempuan yang seperti apa: remaja, ibu bekerja, ibu rumah tangga, ibu dengan anak remaja? Usia 15 & 45 tahun ini bedanya signifikan banget loh.
Biar pembahasannya lebih jelas, kita gunakan case study ya. Bisnis yang kita bahas adalah Kalung Sisi. Kalung Sisi adalah bisnis aksesoris buatan Korea untuk perempuan. Siapakah pembelinya? Jangan katanya-katanya ya. Cari data pembeli sungguhan dari database pelanggan. Misal pembelinya adalah Ana, Bella, dan Chacha. Anna, 26 tahun adalah seorang working woman yang memakai aksesori setiap hari. Chacha, 28 tahun adalah temen kantor Anna yang mengikuti gaya berbusana Anna. Sementara Bella, 36 tahun adalah seorang ibu rumah tangga yang sering posting dirinya datang ke pesta undangan perkawinan dengan gaun atau kebaya modern disertai aksesori.
Sudah tau siapa pembeli dari bisnismu? Bagaimana karakteristik mereka? Untuk target customer yang berbeda kita perlu ‘bicara’ dengan cara yang berbeda juga.
BAGAIMANA
Masalah sudah didefinisikan, solusi sudah ditemukan, karakteristik pembeli sudah didapat. Pertanyaan selanjutnya: bagaimana cara memperkenalkan barang atau jasa kepada pembeli? Kalau sudah tahu karakteristik pembeli, kita tahu di mana bisa menemukan mereka dan mencari cara yang tepat untuk menawarkan barang/jasa yang kita punyai.
Gimana? Sudah lebih jelas apa malah jadi makin bingung? Jangan biarkan bisnismu ‘mengalir’ apa adanya tanpa ada tujuan atau arahan. Yuk ikutan Financial Clinic Workshop Bisnis #FinClicBisnis, 19-20 April 2018 di Jakarta. Kamu bisa belajar membuat rencana bisnis dan menyusun strategi yang dimulai dari finansial. Daftar di sini atau whatsapp ke 0811 1500 688 (NITA).
Finance should be practical!
Fransisca Emi / Marketing
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] Download Image More @ http://www.qmfinancial.com […]