Tanggal 21 Juli 2016, IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia ditutup di 5,216. Setelah sempat menyentuh titik tertinggi pada bulan Maret 2015 di level 5,500, IHSG mengalami penurunan hingga sempat menyentuh titik 4,200 akhir September 2015 lalu dan berhasil menyentuh kembali level 5,000 pada pertengahan Juli 2016 lalu.
Agar lebih jelas, silahkan lihat pergerakan IHSG pada gambar yang saya kutip dari situs Yahoo! Finance dibawah ini. What a roller coaster ride, ya?
Bagi yang awam, secara sederhana Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG adalah indeks yang menggambarkan pergerakan rata-rata seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Jika IHSG naik, maka rata-rata nilai saham yang diperdagangkan di bursa juga sedang meningkat. Demikian pula sebaliknya, jika IHSG turun, maka rata-rata nilai saham yang diperdagangkan pun turun. Ketika IHSG berfluktuasi, terutama jika pergerakannya tajam, saya sering mendapatkan pertanyaan dari klien mengenai cara menyikapinya. Karena ada beberapa kategori pertanyaan, maka saya pun mengkategorikan jawaban saya berdasarkan tahapan Anda dalam perkembangan menuju kemapanan finansial sebagai berikut:
1. Belum memiliki rencana keuangan
Anda tahu harus menabung, dan syukur-syukur Anda sudah melakukannya, namun Anda belum punya tujuan finansial yang spesifik. Dana Anda hampir semuanya ada di tabungan dan deposito dan Anda belum pernah berinvestasi di pasar modal. Walaupun demikian, pergerakan IHSG tetap akan memiliki dampak pada kondisi keuangan Anda, mungkin secara tidak langsung. IHSG merupakan salah satu indikator perekonomian sebuah negara dan sering dikaitkan dengan stabilitas ekonomi negara yang bersangkutan.
Jika IHSG meningkat, maka dianggap bahwa perekonomian negara tersebut sedang dalam keadaan baik dan stabil. Investor tidak khawatir memasukkan dananya ke pasar modal, perekonomian bergerak maju, daya beli masyarakat meningkat dan banyak lapangan pekerjaan tercipta. Dalam kondisi seperti ini, pada umumnya suku bunga tabungan dan deposito tidak terlalu tinggi, bahkan cenderung turun.
Jadi, jika Anda tidak berinvestasi, waspadalah terhadap resiko inflasi. Inflasi yang lebih tinggi dari bunga tabungan dan deposito yang Anda miliki, dalam jangka panjang, dapat menggerus nilai uang Anda. Sebaliknya, jika IHSG menurun, terutama untuk jangka waktu lama, pada umumnya suku bunga tabungan dan deposito meningkat.
Namun, IHSG yang rendah juga dapat berarti tutupnya usaha, pengurangan karyawan, inflasi yang tinggi, perekonomian yang lesu dan sebagainya. Memang tidak secara langsung mempengaruhi dana Anda di bank, namun jika usaha atau tempat kerja Anda kena imbasnya, tentunya kondisi keuangan Anda juga akan terancam. Sehingga, mulai saat ini, alokasikan sebagian dana tabungan dan deposito Anda sebagai dana darurat. Miliki rencana keuangan dan pastikan uang Anda ‘bekerja’ maksimal.
2. Baru punya rencana keuangan
Selamat, Anda baru saja menjalankan tahap pertama dalam langkah menuju kebebasan finansial. Langkah selanjutnya tentunya berinvestasi dan memonitornya secara berkala. Walaupun saat ini IHSG sedang tinggi, Anda tidak perlu menunda berinvestasi dan tetap jalankan rencana keuangan Anda. Resiko terbesar dari tidak berinvestasi adalah godaan yang datang dari sendiri.
Daripada dana yang tadinya akan diinvestasikan menguap percuma, segera implementasikan rencana keuangan Anda. Tidak ada gunanya menunggu waktu yang tepat karena tidak ada seorang pun yang dapat memprediksi pasar dengan akurat. Namun, ada baiknya Anda memastikan dana darurat sudah siap, paling tidak sebagian, untuk mengantisipasi jika investasi Anda mengalami penurunan karena IHSG yang bergerak turun karena koreksi.
3. Sudah punya rencana keuangan dan berinvestasi minimal 2 tahun
Bagi Anda yang ada di tahap ini, IHSG kembali ke level 5000-an tentunya membawa sedikit angin segar. Mungkin cahaya di ujung terowongan gelap sudah mulai terlihat. Melihat kinerja produk dan saldo investasi sudah bisa dilakukan sambil sedikit tersenyum. Mudah-mudahan efek ini bertahan lama, ya. Tetap pada rencana dan semangat berinvestasi.
Fluktuasi IHSG kali ini adalah salah satu latihan jantung dan latihan fokus Anda karena dalam berinvestasi selalu ada naik turun dan resiko. Pastikan Anda memonitor rencana keuangan Anda secara berkala agar dapat membuat penyesuaian, jika diperlukan. Jika ada dana investasi yang akan digunakan dalam waktu kurang dari 5 tahun dan masih berada dalam instrumen investasi yang berisi saham, IHSG yang sedang tinggi adalah waktu yang tepat untuk mengeluarkan dana Anda dan memindahkannya ke instrumen investasi yang lebih konservatif. Tujuan rencana keuangan adalah tercapinya tujuan finansial, kan? Bukan keuntungan semata.
4. Dalam tahap distribusi aset
Jika Anda berada dalam tahapan ini, artinya fokus Anda tidak lagi mengumpulkan namun memantau dan memastikan asset Anda bekerja secara efektif dan efisien. Berada dalam tahapan ini artinya Anda memiliki beragam tipe aset, termasuk aset investasi. Setiap pergerakan signifikan dalam kondisi ekonomi dan bursa, termasuk IHSG, mengharuskan Anda mengubah strategi atau komposisi portfolio Anda.
Untuk mengurangi subyektivitas dalam membuat keputusan, ada baiknya Anda menggunakan jasa penasihat investasi atau wealth manager independen profesional. Pada umumnya, IHSG yang tinggi memungkinkan Anda untuk melakukan aksi mengambil keuntungan dan mengamankan profit akibat kenaikan IHSG, sekaligus mengantisipasi jika setelah ini IHSG kembali turun. Saran dari profesional akan membantu Anda mengambil keputusan terbaik dan memperoleh keuntungan maksimal dan alokasi portfolio yang efisien.
Yasmeen Danu, CFP® / QM Planner