Nilam Sari @nilambabarafi menikah dengan Hendy Setiono dan dikaruniai 3 orang anak. Tahun 2003, saat Nilam masih kuliah di Surabaya, mereka mengawali bisnis dari sebuah gerobak di pinggir jalan. Kini, bisnis Nilam dan Hendy telah berkembang pesat menjadi 1200 outlet di 8 negara.
Menjalankan peran sebagai istri dan ibu, namun tetap aktif mengelola bisnis tentu tidak mudah. Nilam bertutur bahwa ia sangat menikmati perannya saat ini, merasa puas dan bahagia menjadi diri sendiri.
“Apapun yang kita lakukan, tidak akan pernah bisa memuaskan semua orang. Memang tuntutan sebagai seorang perempuan tak ada habisnya. Kita harus di rumah, harus mengurus suami, harus menjaga anak, dan seterusnya. Saya berusaha semampu saya untuk menyeimbangkan antara keluarga dan bisnis. Dengan mengelola bisnis, memiliki peran dan eksistensi, saya bahagia. Jadi, pulang ke rumah pun, bertemu keluarga, otomatis bahagia.”
Sebagai seorang ibu, Nilam mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mandiri dan tidak tergantung pada orangtua. Waktu di akhir pekan biasanya dihabiskan bersama keluarga. Sedapat mungkin, di momen-momen penting, ia berusaha hadir untuk suami dan anak-anaknya. Untuk membagi waktu antara keluarga dan pengelolaan bisnisnya, Nilam mengaku memiliki tim yang bisa diandalkan, sehingga ia dapat mendelegasikan pekerjaan sesuai kebutuhan.
Kebab Baba Rafi berkantor pusat di bilangan Pondok Labu, kawasan strategis di Jakarta Selatan. Menurut Nilam, pertumbuhan pesat usahanya melalui sistem waralaba (franchise) bertumpu pada sistem dan manajemen. Outlet yang berjumlah ribuan dan tersebar di berbagai kota diakuinya sebagai tantangan, namun dengan fokus yang jelas dan komitmen yang kuat, serta dengan upaya perbaikan yang terus-menerus (continous improvement) maka bisnis dapat berjalan, tumbuh dan berkembang secara sustainable.
“Franchise bukan sekadar ikut-ikutan trend atau istilah sekarang, kekinian. Bukan jalan tiga outlet lalu dapat untung. Lebih dari hanya sekadar ide. Pada dasarnya, sistem franchise adalah bagaimana kita bisa menduplikasi cabang bisnis kita dalam skala besar, dengan sistem dan manajemen yang kuat.”
Dua belas tahun membangun bisnis bersama suami dari nol, tentunya menyimpan banyak cerita. Pengalaman hampir bangkrut di tahun 2009 karena krisis ekonomi di waktu yang hampir bersamaan dengan kepindahan dari Surabaya ke Jakarta, namun akhirnya bangkit kembali dengan merekrut konsultan profesional, dan bahkan semakin berkembang.
Nilam juga berkisah, dalam menggeluti bisnis bersama suami, tak jarang terjadi perbedaan pendapat. Saat ini, seiring dengan pertumbuhan yang pesat, Kebab Baba Rafi telah didukung oleh tim manajemen yang semakin kuat dan profesional. Bagi seorang Nilam yang mengaku tidak memiliki pengalaman berbisnis, bahkan awalnya tidak terpikir sama sekali akan menjalankan sebuah bisnis, keberhasilan membawa UMKM Indonesia menembus pasar internasional tentunya adalah kepuasan dan kebanggaan tersendiri.
Wanita yang baru saja me-launching e-book Womenpreneur pada 18 Desember lalu ini berpesan dalam bukunya, “Saya ingin membuka mata mereka bahwa semua orang punya kesempatan yang sama. Apapun peran kita, ingin berkarir ataupun ibu rumah tangga itu sama aja, gak ada bedanya. Tapi pada akhirnya, apakah kita bahagia dengan keputusan kita. Saya hanya ingin mereka menemukan kebahagiaan, apa yang mereka cari dalam hidup mereka. Apakah berbisnis atau bukan, tapi saya percaya semua bisa. Sebagai perempuan gak hanya harus ngurus keluarga kok, kita tetap bisa berkarya dan memberi manfaat kepada sekitar kita (social impact),” ujar Nilam dengan semangat.
Di hari Ibu, Nilam bercerita bahwa ia sering mendapat kejutan manis dari anak-anaknya, misalnya berupa rangkaian bunga yang dibeli dari hasil tabungan, atau sekedar karton besar bertuliskan Selamat Hari Ibu. Menurutnya, kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya, ikhlas tanpa meminta balasan. Tetapi, mendapat perhatian yang besar dari anak-anak tentunya merupakan kebahagiaan tersendiri.
Sebagai seorang ibu, Nilam juga telah mengajari anak-anaknya tentang keuangan. Rafi, putra sulungnya yang sudah menginjak bangku SMP, sudah mulai memperoleh uang saku. Uniknya, tanpa diajari secara khusus, anak-anaknya mulai belajar berbisnis, meneladani kedua orangtuanya. Dikisahkan Nilam, bahwa mereka pernah berjualan gelang hasil karyanya dan menawarkan ke pembeli di outlet Kebab Baba Rafi, atau berusaha mencari tambahan uang dengan menjadi reseller kebab Baba Rafi untuk teman-temannya.
Bagi Nilam, ini berarti bahwa mereka sudah mengerti bahwa uang tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus diperoleh dengan berusaha. Anak-anaknya sudah mengerti konsep mengumpulkan dan ‘memutar’ uang, dengan melihat bahwa kedua orang tuanya bekerja keras mengelola bisnis.
Akhirnya, Nilam berpesan untuk perempuan Indonesia, “Sebagai perempuan, kita selalu sibuk mendukung mimpi orang lain dan melupakan mimpi kita sendiri. Saya hanya mau bilang, sebagai perempuan pun kita adalah manusia yang punya mimpi. Jangan pernah melupakan mimpi-mimpimu, coba gali lagi dan jadikan kenyataan. Percayalah, ini bukannya egois, tetapi akan menjadikan diri kita menjadi lebih baik.”
Nah, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga memiliki mimpi yang hampir terlupakan? Bisa jadi ini saat yang tepat untuk menggali kembali mimpi-mimpi tersebut dan menjadikannya karya nyata :)
Risma @rismeh / Sales & Marketing
Artikel terkait:
Risma Prismayani
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Mantaaaaabs