Riana Bismarak @rianaree sibuk mondar mandir di kantornya di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta.
Hari ini Riana sedang melakukan sesi pemotretan koleksi new arrival @belowcepek. Inong, model dan ibu rumah tangga, sudah 15 kali bertukar pakaian. Semuanya dipilih dan dipadupadankan oleh Riana.
Riana adalah salah satu contoh pegiat UKM yang gigih membangun bisnisnya dari nol. Latar belakang Riana adalah dunia hospitality, khususnya perhotelan. Belasan tahun meniti karir di berbagai hotel berbintang di Bali, jabatan terakhir Riana adalah Sales Director sebuah water park. Dari hobinya berbelanja, Riana terinspirasi untuk menyediakan brand Indonesia dengan harga super terjangkau. Lahirlah konsep online shop belowcepek.com. Tapi jangan salah ini bukan mainan baru buat Riana. Sebelum belowcepek.com, Riana sudah pernah berdagang kue hingga buka toko baju di ITC Kuningan.
Menurut Riana, yang paling penting itu mulai. Jangan pikirkan modal besar dulu. “Kita kan gak lagi bikin hotel! Cobain aja dulu. Suka apa gak. Hobi sama bisnis itu beda lho! Kalau bikin bisnis itu gak boleh ada kata bosan!”
Riana mengaku hanya bermodal Rp100juta. Modal ini terhitung sedikit dibandingkan kompetitor online shop pakaian wanita yang didukung investor mancanegara. Tetapi Riana sangat serius menggarap brand @belowcepek. Semua tampilan ia tangani sendiri termasuk pemilihan model yang ‘orang biasa’.
“Saya ingin pembeli merasa bisa mengenakan pakaian @belowcepek dengan melihat para model yang juga berprofesi sebagai karyawan, ibu rumah tangga, konsultan hingga blogger.” kata Riana.
Saat ini @belowcepek memiliki 5 orang karyawan yang mengurusi order, pemotretan, keuangan dan media sosial. Khusus untuk pengelolaan keuangan @belowcepek, Riana sejak awal disiplin memiliki pencatatan keuangan terpisah antara keuangan bisnis dengan keuangan pribadi. Riana tidak memiliki latar belakangan keuangan. Tetapi ia sadar betul bahwa hitung-hitungan bisnis harus ia pahami. Untuk ini Riana tidak pernah sungkan untuk belajar pada teman-temannya yang berprofesi sebagai konsultan bisnis dan pengasuh lembaga inkubator bisnis nasional.
Tahun 2015 ini, Riana memiliki berbagai rencana seru untuk @belowcepek. Salah satu yang paling menyita perhatiannya adalah menempati kantor baru di kawasan Jakarta Selatan. Hitungan sewa kantor baru pun dicermati dengan baik. Riana selalu menaruh perhatian pada berapa banyak pakaian yang harus terjual untuk bisa mengongkosi usahanya. Menurut Riana, sejak awal berdiri, semua ongkos usaha sudah dibayarkan oleh omzet usaha. Bukan dari uang pribadinya.
Memasuki tahun ke-4, @belowcepek perlu memperhitungkan perbedaan hitungan toko online vs offline. Toko online cenderung memiliki ongkos lebih rendah terutama karena tidak terbebani sewa toko atau sewa area bazaar. Ongkos toko online terutama adalah ongkos variabel untuk produksi. Sementara toko offline perlu mempertimbangkan biaya fisik gedung dan semua ‘hiasannya’. Hal ini harus dijustifikasi dengan omzet yang bisa mendukung semua biaya tersebut.
“Habis duit gue kalau harus sewa kantor keren demi gengsi!” begitu komentar Riana.
Di kantor baru nanti, Riana menyiapkan studio photo khusus dan toko offline. “Ternyata banyak juga yang lebih suka datang ke kantor supaya bisa pegang bajunya.” kata Riana.
Saya pun… terjebak. Alih-alih datang hanya menonton sesi pemotretan, saya ‘terpaksa’… pulang dengan 20 potong baju! Mari kita tunggu toko offline @belowcepek ini!
Ligwina Hananto
@mrshananto / QMPlanner / CEO
Artikel terkait:
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Well…below cepek ga murah bgt krn cuma below 100rb by 1000 ajah..haha. To be honest brg yg hrganya 99rb itu jg kayanya banyak deh versi yg miripnya di grosiran tnh abag contohnya yg jg jaub lebih murah. Yg bener2 bagus eh malahan muahahahahal lgi.
Well sya ngerti niat baik pendiri belowcepek. Tp untuk pertimbangan aja, murah bukan berarti harus murahan yah..