Ada 3 fase pernikahan menurut studi ngasal dari gue, yaitu newlyweds, young married couple, dan old married couple. :D
- Newlyweds = menikah di bawah 3 tahun.
- Young Married Couple = menikah antara 3 – 10 tahun.
- Old Married Couple = menikah lebih dari 10 tahun.
Ok untuk mereka yang sudah menikah lebih dari 20 tahun kita anggap Senior Couple aja ya, biar adil semuanya kebagian julukan heheheh…
Walaupun ngasal tebak aja… tapi ketiga fase ini punya cara ngatur keuangan yang berbeda – sesuai fasenya.
Newlyweds.
Karena baru menikah, biasanya ini masa-masa banyak kembang cinta. Kalau lagi mesra, terbang ke Bali! Honeymoon kok tiap tahun. Bikin iri aja ya!
Yang penting di fase ini adalah : belajar berbagi peran.
Semakin banyak pasangan menikah setelah merasakan hidup mandiri sendiri. Jadi tentu perlu penyesuaian, eh sekarang hidupnya bareng lho. Siapa yang akan bertugas bayar tagihan? Apakah akan dibayarkan masing-masing, atau di-pool di satu orang? Jangan lupa, ada juga yang berperan menabungkan / menginvestasikan uang bersama setiap bulan. Mau disimpan sendiri-sendiri juga boleh kok. Yang penting : ngobrol!
Young Married Couple.
Untuk keluarga muda biasanya sudah memiliki anak. Masih ada juga sih yang belum terbiasa bahas cashflow dengan pasangan. Urusan nge-date udah pasti mereka sulit untuk #HematBeb. Nge-date bawa anak-anak sih! J
Young Married Couple ini perlu memikirkan 2 hal : kepemilikan rumah dan Uang Pangkal sekolah anak. Jangan terlalu kaget dengan harga rumah yang cenderung meningkat. Pikirkan saja dulu down payment atau DP-nya. Target DP 30% dari harga rumah tidak terlalu menakutkan kok. Tapi artinya memang sudah harus bersedia #HematBeb :D
Untuk Uang Pangkal Anak… perhatikan jangka waktu ke jenjang pendidikan berikut. Banyak orang lengah menyiapkan Uang Pangkal SD – anaknya sudah berumur 3 tahun. Sepertinya masih lama, ngomong juga masih cadel, padahal tinggal 3 tahun lagi untuk biaya yang cukup besar.
Old Married Couple.
Nge-date-nya… ke… toko buah :p Itu gue sih hahahhaha…
Khusus Old Married Couple – berapa pun umur anaknya – sudah harus wajib memikirkan Aset Aktif. Persiapan pensiun itu bukan sekadar menyiapkan Dana Pensiun, tapi juga bagaimana mengatur agar kita bisa terus mendukung lifestyle pilihan kita.
Obrolan lain yang gak kalah penting : tentang status harta dan utang! Ini sebetulnya punya siapa ya? Baca juga Ternyata ada PostNup!.
Ligwina Hananto / @mrshananto/ QMPlanner / CEO