Anda ikutan komunitas apa? Sekarang ini, apapun hobi atau kegiatan favorit Anda, saya yakin ada komunitas pencinta hobi atau kegiatan sejenis di luar sana. Banyak manfaat yang saya rasakan saat bergabung ke dalam sebuah komunitas, misalnya bertemu orang-orang baru dengan berbagai latar belakang, ada kegiatan-kegiatan seru yang bisa diikuti dan tentunya ikut berkontribusi secara positif.
Komunitas juga membantu saya memperoleh lebih banyak teman terutama karena saya baru saja pindah kota. Kadang-kadang banyak kegiatan di komunitas artinya banyak juga dana yang harus dipersiapkan. Dari mulai biaya transportasi, makan-makan sampai kegiatan komunitas itu sendiri. Sayangnya kalau tidak dikontrol, tidak terasa biaya-biaya ini akhirnya bisa membuat keuangan berantakan.
Seperti yang saya rasakan beberapa tahun lalu. Ceritanya, saya jatuh cinta sama dunia fotografi. Sepertinya keren sekali kalau bisa membuat foto-foto bagus. Apalagi ketika anak pertama lahir, rasanya saya ingin mengabadikan semua tingkah polahnya. Karena kecewa dengan hasil foto kamera dari handphone, saya mulai melirik kamera yang lebih canggih. Mulailah browsing jenis-jenis kamera yang bisa menghasilkan gambar dengan kualitas lebih baik. Yang tadinya hanya membeli kamera, saya kemudian tertarik untuk ikutan gabung komunitas fotografi untuk update ilmu dan sharing pengalaman. Keluar dana lagi deh untuk ikut kegiatan komunitas dan karena ikutan komunitas artinya juga bertemu dengan orang-orang lain dengan peralatan yang lebih canggih, mau tidak mau jadinya keluar uang juga untuk meng-upgrade peralatan yang sebenarnya baik-baik saja. Gongnya adalah ketika tagihan kartu kredit membengkak tidak terkendali karena saya sibuk beli lensa, tas kamera, tripod atau ikut kelas-kelas fotografi. But I know better now.
Ikut komunitas, baik karena hobi atau karena kita ingin ikut berkontribusi ke publik melalui kegiatan positif, juga harus punya anggaran. Karena kegiatan komunitas ini masuk anggaran pribadi, saya membatasi maksimal 20% penghasilan rutin boleh dipakai untuk aktivitas yang satu ini, bersama-sama dengan anggaran untuk salon, nonton, makan di luar, belanja dan lain-lain. Supaya lebih efektif, saya pisahkan antara anggaran kegiatan komunitas dan anggaran untuk membeli perlengkapan pendukungnya karena jumlahnya jauh lebih besar dari kemampuan bulanan saya. Kalau ikut kegiatan komunitas bisa saya ambil dari porsi pengeluaran pribadi bulanan, maka beli-beli peralatan fotografi saya jadikan tujuan finansial, artinya ada jangka waktu dan nilai target yang akan dicapai. Masih berusaha menahan diri juga sih karena kadang-kadang tidak sabar untuk segera beli lensa yang diincar tapi saya berusaha menikmati prosesnya saja. Saya tidak mau lagi sakit hati karena harus membayar bunga tagihan kartu kredit yang membuat harga yang dibayar lebih mahal dari harga asli barangnya.
Hobby is an expense and should be treated as an expense, nggak perlu dipaksakan sih intinya. Dan tetap harus dikontrol.
So, next time you join a community, pikirin juga dananya ya!!
Yasmeen Danu, CFP|Planner|@yasmeen__