“Eh…ada kakek ganteng” teriak gue pas tiba dikantor dan melihat bapak usia 60-an duduk di ruang tunggu sambil merapikan dagangannya. 3 kardus berisi kue yang biasa dia bawa dijejerkan diatas bangku ruang tunggu kantor kami sewaktu masih di Menara Prima.
Sebutan “Kakek ganteng” ini julukan dari gue karena dia juga punya julukan yang unik buat teman-teman di kantor. Contohnya, gue dipanggil “neng seger” ada yang di panggil “neng cantik”, ” neng semampai”, “neng manis”, “neng putih”, “neng caem” dan julukan lainnya. Dengan logat sundanya yang ramah menjadi ciri khas kakek ganteng ini setiap menjajakan dagangannya.
Pernah suatu hari ngobrol dengan kakek ini, ternyata dia punya 5 anak dan 8 cucu rumahnya di daerah pasar rumput Jakarta Selatan. Setiap hari dia keliling gedung kantor yang ada di kawasan Mega Kuningan. Dagangannya berupa gorengan, pastel, martabak, nasi uduk, siomay, bakso goreng, dan kue basah lainnya. Harganya dari Rp3ribu-Rp12ribuan, gue termasuk langganan yang paling sering jajan :)
Terkadang jadi mikir, andaikan ini bokap atau kakek gue, tega benar ya membiarkan dia kerja seperti ini. “Anak dari kakek ini kemana? Kenapa usia lanjut begini masih saja dia kerja, padahal seharusnya bisa santai dirumah main bersama cucu, menikmati masa pensiunnya dengan damai!”
“Kasian…” itu paling yang keluar dari mulut gue, ataupun mulut yang lain. Memang sih gak membantu ataupun beri solusi. “Habis gimana? Masa mau kita yang membiayai hidup dia, gak mungkin juga kan?!” atau “pemerintah sih nih ga bener kerjanya, mana kesejahteraan rakyat yang pernah dijanjikan masa kampaye dulu?!” terus demo di depan gedung pemerintahan, ya gak gitu juga kali…
Gak bisa kita melulu menyalahkan pemerintah, atau keluarganya. Kita juga ga bisa sok peduli kemudian sumbang ini sumbang itu buat si kakek ganteng. Masih banyak “kakek ganteng” lainnya yang bisa saja nasibnya lebih buruk dari dia. Hmmm… pikiran gue melayang ke bokap, beliau mau pensiun tahun ini dan dapat pensiunan karena PNS walaupun gak begitu banyak tapi kan yang penting ada pemasukan setiap bulannya. Nah kalau yang sudah masa pensiun terus dia gak dapat duit pensiun gimana?
Gue sudah bekerja kurang lebih 2,5 tahun pada QM Financial yang mana merupakan jasa perencanaan keuangan, sedikit banyak sudah mulai dapat ilmunya betapa kita perlu financial planning mulai dari kemarin! Kalau telat mulai dari sekarang deh, jangan sampai besok, lusa terus lupa!
Salah satu tujuan finansial yang penting yaitu membuat dana pensiun. Financial planner membantu kita menghitung berapa dana yang dibutuhkan pada masa pensiun, usia berapa mau pensiun dan perkiraan hidup sampai kapan. Setelah mendapat angka tersebut diatas, akan ketahuan berapa dana yang harus diinvestasikan setiap bulannya agar nilai diatas terpenuhi. Jadi ketika mulai pensiun maka dana investasi itulah yang membiayai hidup kita sehingga masa tua tetap bisa menikmati gaya hidup yang diinginkan tanpa bergantung kepada anak dan cucu.
Sebenarnya program dana pensiun sudah banyak ditawarkan oleh bank atau perusahaan asuransi. Caranya setiap peserta dana pensiun menyetorkan sejumlah uang secara berkala yang kemudian dikelola perusahaan tersebut agar dapat memperoleh hasil sesuai program yang ditawarkan.
Tetapi alangkah baiknya bagi yang belum mengerti tentang investasi, sebelum memilih program dana pensiun yang diinginkan perlu berdiskusi dengan financial planner. Bisa juga diskusi dengan teman yang dipercaya dan mengerti mengenai hal ini agar tidak salah pilih produk investasi untuk tujuan dana pensiun.
Kalau semua punya program dana pensiun , gak akan ada lagi “kakek ganteng” mungkin akan muncul “kakek pengusaha tampan” :)
Risma |Executive Assistant | @rismeh