Ini adalah bagian terakhir dari tulisan saya mengenai kesulitan saya dan tim QM Financial merekomendasikan produk Unitlink. Pada 2 edisi sebelumnya, saya sudah menjelaskan bahwa Unitlink adalah sebuah produk hibrid yang dijual oleh perusahaan asuransi. Produk ini berupa sebuah paket Asuransi Jiwa yang digabungkan dengan produk asuransi tambahan lain beserta Unit Investasi. Saya juga sudah menjelaskan bagaimana ilustrasi dalam proposal sebuah produk Unitlink menunjukkan hasil investasi yang tidak maksimal karena tingginya cost of insurance yang dipotong dari unit investasi.
Pertanyaan paling sering yang saya terima soal Unitlink adalah :
“Apa yang harus saya lakukan jika sudah terlanjur memiliki produk Unitlink?”
Jawabannya adalah :
“Ayo perhatikan kembali Tujuan Finansial keluarga Anda.”
Tujuan Finansial harus dibuat spesifik. Ada judulnya, ada nilai di masa depan dan berapa jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Tujuan tersebut.
Misalnya Tujuan Finansial Anda adalah Dana Pendidikan. Anda perlu mengetahui asumsi nilai Uang Pangkal Perguruan Tinggi saat ini dan menghitung berapa nilainya di masa depan saat anak Anda masuk ke jenjang tersebut. Produk apapun yang Anda pilih seharusnya dalam proyeksi sudah bisa menunjukkan kemungkinan pencapaian Tujuan. Jika produk tersebut – baru dalam proyeksi saja – sudah tidak mencapai Tujuan, artinya produk ini bisa membawa Anda nyasar di jalan.
Jika produk Unitlink tidak dapat memberikan proyeksi yang sesuai dengan Tujuan Finansial Anda, maka waktunya untuk keluar dan mencari produk lain. Yang harus diperhatikan adalah, ada fungsi Asuransi dan fungsi Investasi dalam produk Unitlink. Jadi jika ingin menutup Unitlink, Anda HARUS mencari produk pengganti dengan fungsi yang sama. Asuransi dan Investasi dapat dilakukan terpisah jika Anda mau berpikir dan melakukan riset sendiri.
Berikut ini adalah beberapa contoh kasus di mana produk Unitlink tidak dapat ditutup atau bahkan dapat terus digunakan. Perhatikan bahwa ada kondisi-kondisi khusus yang menyertai penggunaan produk Unitlink.
Contoh 1 : Haryono (48 tahun) – Karyawan Bank
Bapak Haryono ingin menutup 4 polis asuransi Unitilink yang ia miliki. Ternyata keempatnya dibuat dengan nama tertanggung yang berbeda-beda, atas nama diri sendiri, istri (ibu rumah tangga berusia 30 tahun) dan 2 anak (6 tahun dan 3 tahun). Pak Haryono sudah memiliki Asuransi Kesehatan dan Asuransi Penyakit Kritis dengan manfaat yang sesuai kebutuhan. Ia pun sudah berinvestasi di Reksadana untuk Dana Pendidikan dan Dana Pensiun.
Untuk kasus Pak Haryono, ia bisa saja menutup 3 polis asuransi Unitlink atas nama ibu dan anak-anak karena kebutuhan proteksi dan investasi sudah terpenuhi. Tetapi saya keberatan jika Pak Haryono menutup Unitlink atas namanya sendiri. Saat ini Pak Haryono sudah berusia 48 tahun, jika ingin membeli Asuransi Jiwa murni dengan Uang Pertanggungan yang besar (di atas 1 Milyar) maka Pak Haryono harus melewati proses medical check up dan belum tentu hasilnya baik. Karena itu sebelum memiliki Asuransi Jiwa pengganti, Pak Haryono tidak bisa menutup dulu polis asuransi Unitlinknya.
Contoh 2 : Kemala (35 tahun) – Pemilik Butik
Ibu Kemala sudah bekerja keras selama 10 tahun terakhir tanpa nafkah dari suaminya. Kemala ingin membuat Dana Pendidikan untuk kedua anaknya (usia 10 tahun & 8 tahun). Standar rekomendasi adalah untuk Ibu Kemala berinvestasi secara reguler menggunakan produk Reksadana dengan cara investasi bulanan. Produk ini dapat diproyeksikan untuk mencapai Tujuan Dana Pendidikan masing-masing anak hingga ke jenjang yang diinginkan (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi). Tidak ketinggalan adalah rekomendasi proteksi jiwa. Asuransi Jiwa murni Term Life 10 tahun dapat digunakan untuk perlindungan, jika terjadi sesuatu pada Ibu Kemala dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, Uang Pertanggungan dapat digunakan untuk menjadi Aset Aktif yang menghasilkan dana bulanan untuk biaya hidup dan investasi bulanan anak-anak.
Namun, Ibu Kemala kuatir jika terjadi sesuatu pada dirinya hingga cacat tetap total dan tidak bisa berkarya lagi, suaminya tidak akan melanjutkan investasi bulanan untuk mencapai Tujuan Dana Pendidikan.
Alternatif yang dapat dipilih adalah sebagai berikut. Pilihan pertama, Ibu Kemala bisa membeli juga Asuransi Kecelakaan dan Asuransi Penyakit Kritis. Jika terjadi kecelakaan atau penyakit kritis yang menyebabkan cacat tetap total, ada Uang Pertanggungan yang dapat digunakan keluarganya.
Pilihan kedua adalah menggunakan Unitlink. Waiver of premium dalam produk ini dapat melanjutkan pembayaran premi jika kondisi Ibu Kemala cacat tetap total. Walaupun dengan ongkos yang cenderung lebih besar. Perlu diperhatikan agar porsi investasi harus lebih besar dari porsi asuransi pada saat menentukan premi bulanan.
Contoh 3 : Julius (55 tahun) – Pengusaha
Bapak Julius memiliki aset kas yang cukup besar dalam bentuk Rupiah dan mata uang asing. Pak Julius tidak membutuhkan perlindungan jiwa karena ketiga anaknya semua sudah lulus dari perguruan tinggi dan sudah bekerja. Tanggungan Pak Julius adalah istrinya yang seorang ibu rumah tangga. Usaha yang dimiliki Pak Julius juga ketiga anaknya dapat membiayai hidup istri jika sampai terjadi sesuatu pada Pak Julius.
Pada prinsipnya Pak Julius tidak lagi membutuhkan proteksi jiwa. Aset yang ada sudah cukup besar untuk Dana Pensiun dan ia pun sudah memiliki Rencana Waris. Namun Pak Julius menginginkan diversifikasi produk. Dana dalam mata uang asing yang ia miliki tidak berkembang jika hanya disimpan di Tabungan atau Deposito.
Saat ini Pak Julius memiliki Asuransi Unitlink Khusus. Asuransi Unitlink ini menggunakan Asuransi Kecelakaan sebagai dasar produk asuransi. Sehinga biaya asuransi yang dikenakan pada porsi unit investasi sangat rendah. Sementara unit investasi sendiri berupa setoran sekaligus – bukan setoran bulanan (top up). Unit investasi ini pun ditempatkan pada sebuah produk di luar negeri menggunakan mata uang asing dengan penempatan minimum dalam jumlah besar (biasanya di atas Rp 500 juta)
Khusus untuk Pak Julius, tidak ada alasan untuk menutup produk Unitlink. Pilihan lain jika ingin berinvestasi pada produk sejenis adalah dengan pergi ke luar negeri dan membuka rekening pada perusahana manajer investasi asing di luar negeri. Pak Julius tidak tertarik karena ingin bisa mengurus semua dananya dari Indonesia.
Apakah Anda seorang Haryono, Kemala atau Julius? Atau Anda memiliki contoh kasus lain? Setiap contoh kasus akan memberikan hasil keputusan yang berbeda.
Sekarang giliran Anda. Apakah Anda sudah mengerti tentang isi dari produk Unitlink? Apakah Anda menerima kenyataan potongan cost of insurance yang sangat besar pada unit investasi dalam produk Unitlink? Apakah Anda memang tidak punya pilihan lain? Atau mungkin memang Anda punya alasan personal yang bukan finansial untuk membeli produk Unitlink ini?
Bicaralah pada agen asuransi Anda dan tanyakan seperti apa alternatif produk Asuransi Kesehatan, Asuransi Jiwa, Asuransi Kecelakaan dan Asuransi Penyakit Kritis yang dapat Anda gunakan. Anda juga dapat bicara pada perencana keuangan independen agar membandingkan ilustrasi dari satu produk dengan produk lainnnya.
Terakhir, soal edukasi. Merencanakan keuangan adalah upaya menyiapkan sebuah sistem agar kita dapat mencapai Tujuan Finansial dengan efisien. Ini bukan soal siapa yang paling jagoan menjual sebuah produk keuangan. Karena itu conflict of interest dapat terjadi saat fungsi merencanakan keuangan tergabung dengan fungsi menjual produk.
Ini uang Anda! Ini hidup Anda! Anda sendiri yang menentukan produk mana yang cocok untuk memperbaiki Rencana Keuangan Anda. You are responsible for your own finances!
Finance Should be Practical!
Tulisan ini pernah dimuat di Tabloid Kontan edisi 25 – 31 Juli 2011
Anda dapat melakukan Konsultasi / Jam dengan QM Planner untuk mendiskusikan kondisi keuangan keluarga Anda – mulai dari pemeriksaan kesehatan keuangan, periksa polis asuransi hingga diskusi Rencana Waris. Silakan hubungi :
Tim Sales ~ Mario & Yani
021-57948040 / [email protected] / @QM_Sales
Artikel terkait:
4 Comments
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Mbak Wina….tulisan ini “sehati” banget dengan apa yg saya pikirkan tentang asuransi yg telah saya miliki selama ini. Hasil investasi tidak maksimal karena tingginya cost of insurance. Saya membeli polis asuransi sebagai back up buat saya jika terjadi hal-hal yg tidak diinginkan dan untuk tabungan jangka panjang yg saya anggap tidak bisa saya kutik-kutik seperti tabungan di bank.
Saya ingin meminta saran dari Mbak Wina, salain asuransi unitlink, produk apa yg dapat memberikan hasil lebih maksimal sebagai tabungan jangka panjang dan juga dapat memberi perlindungan pada kita (asuransi jiwa).
Saya tunggu jawabannya ya Mbak Wina, karena dalam waktu dekat ini saya masih berencana membeli polis asuransi untuk anak saya karena saya belum punya pilihan yg lain. Atas jawabannya saya ucapkan banyak terima kasih….
Halo Amalini,
Saya admin dari QM Financial, saya akan bantu jawab pertanyaan kamu.
Mohon maaf kami tidak bisa menyebutkan atau merekomendasikan produk keuangan di publik.
Kami hanya merekomendasikan produk keuangan kepada klien QM Financial.
Kamu harus mempunyai Tujuan dahulu untuk merencanakan keuangan kamu.
Kalau hanya Tabungan Jangka Panjang, kamu tidak bisa mengetahui tujuannya apa dan berapa yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Contoh untuk Tujuan Jangka Panjang adalah Dana Pensiun dan Dana Kesehatan Pensiun. Untuk mecapai tujuan finansial, kamu bisa mencapainya dengan investasi.
Investasi yang bisa kamu jalankan adalah melalui Reksadana. Karena investasi di reksadana bisa di beli secara retail dengan nominal ratus ribuan.
Untuk asuransi jiwa sendiri, yang perlu memiliki asuransi jiwa adalah seseorang yang mempunyai tanggungan. Kalau seseorang tersebut meninggal, ada tanggungan yang kehilangan bantuan finansial.
Untuk jenis asuransi jiwa yang bisa di miliki adalah dengan jenis Term Life. Jadi kontrak waktu dengan provider asuransi. Asuransi jiwa berjenis term life ini adalah asuransi murni atau tradisional.
Contoh, Si A beli asuransi jiwa dengan Uang Pertanggungan sebesar Rp 1.000.000.000. Dengan Term 10 tahun. Jadi jikalau dalam 10 tahun tersebut si A tidak meninggal. Maka Premi yang telah dibayarkan selama ini hangus.
Perbandingan premi antara asuransi jiwa term life dengan asuransi selain term life, memang lebih efisien yang berjenis term life.
Semoga info ini bisa bermanfaat.
Nambah ilmu sekali. Terimakasih atas infonya!
halo mba wina, saya mau tanya2 yah..
saya ikut produk unitlink dan lumayan kaget baca ini. saya adalah wanita menikah usia 26 tahun, bekerja (dengan jam yg edan2an), suami punya penghasilan dan belum punya anak. saya punya asuransi sejak sebelum menikah karena merasa punya tanggungan (adik-adik saya masih kecil), pertanyaannya adalah sebenarnya perlukah saya memiliki asuransi? dan jika perlu, apakah saya perlu ganti asuransi unitlink saya? udah jalan 1 tahun sih…gimana ya mba?