Bulan ini kita akan membahas cerita Milla 35 tahun. Dia sudah 10 tahun menikah, dan belum punya anak. Milla punya Asuransi Pendidikan. Dari hasil bekerja 13 tahun ini, Milla punya dua rumah dan satu apartemen. Utang cicilan untuk salah satu rumah saja. Dengan penghasilan sebesar 25 juta per bulan, Milla ingin tahu bagaimana caranya agar ia bisa berinvestasi.
Kita perhatikan dulu yuk kondisi Milla ini. Kelihatannya Milla tidak punya dana kas sama sekali. Selama in Milla lebih memilih membeli properti. Jumlah properti yang dimiliki pun cukup impresif untuk orang seusia Mila. Tidak ada yang salah lho dengan memilih beli properti. Tapi apakah sudah sesuai dengan Tujuan Finansial kita?
Pilihan Milla untuk berinvestasi di properti tetap bisa dinikmati sesuai fungsinya sebagai Aset Aktif. Milla perlu memeriksa hasil investasi yang ada dari dua rumah dan apartemen tersebut. Satu rumah tentu adalah rumah yang ditempati, sehingga tidak bisa disebut sebagai Aset Aktif. Rumah yang satu lagi dan apartemennya seharusnya bisa disewakan agar memberikan Penghasilan Pasif untuk Milla. Penghasilan Pasif ini bisa berupa sewa bulanan atau sewa tahunan.
Jangan lupa bahwa ada konsekuensi yang harus kita hadapi dari kepemilikan properti. Mulai dari Down Payment nya yang cukup besar, cicilan utang setiap bulan jika membeli dengan KPR, biaya lain seperti pajak dan notaris. Selain itu kita juga harus menyiapkan dana untuk PBB setiap tahun dan maintenance properti tersebut. Pasti Cosmoners yang sudah punya rumah tahu bahwa kita perlu mempersiapkan dana khusus untuk memperbaiki atap bocor, pipa tersumbat sampai pintu yang dimakan rayap.
Saran saya adalah agar Milla memisahkan rekening penerimaan dari sewa Rumah dan Apartemen ini dari rekening pribadinya. Dengan cara ini kita dapat memperlakukan sewa Rumah dan Apartemen sebagai sebuah usaha tersendiri. Ayo perlakukan investasi properti sebagai suatu hal yang serius.
Let’s Make Money Not Excuses
Saya Ligwina Hananto dari QM Financial untuk Cosmopolitan FM’s Financial Survival