Terakhir keluarga kami berlibur adalah bulan Oktober 2009.
Itu pun karena ada undangan pernikahan salah satu teman Mas Dondi SMA jaman sekolah di Singapura. Beberapa bulan terakhir, saya dan Mas Dondi diberi kesempatan untuk jalan-jalan terus. Tapi bukan untuk liburan. Untuk urusan pekerjaan. Mas Dondi terus menerus mengunjungi kota-kota kecil Indonesia di Riau, Kalimantan Timur dan Jawa Timur. Saya dan tim QM Financial berkeliling ke 11 kota besar untuk program training sebuah bank asing.
Memang beda ya jalan-jalan karena pekerjaan. Cape nya sih tidak terasa karena begitu cinta pada pekerjaan ini. Tapi rasa bersalah karena sering berpisah dengan keluarga, hati tidak bisa berbohong.
Setelah debat panjang tentang jadwal, akhirnya saya dan Mas Dondi “berdamai”. Jadwal kami tiba-tiba saja kosong dan sesuai dengan jadwal libur mid semester anak-anak. Here we go! Untuk 6 hari kami berlibur ke Hong Kong. Ke mana lagi kalau bukan ke Disneyland.
Bedanya dengan liburan Hong Kong 2 tahun lalu, anak-anak sudah lebih besar. Azra sekarang 8 tahun, Dena sekarang 5 tahun. Mereka sudah lebih mengerti tentang apa yang sedang terjadi di sekeliling. Hampir semua rides di Disneyland berhasil kami jelajahi. Tambahan tahun ini adalah kami mengunjungi banyak theatre di Disneyland. Anak-anak terlihat begitu menikmati pertunjukan musik dan film animasi 3D yang disajikan di sana.
Setelah 2 hari kenyang dengan Disneyland, kami berkunjung ke Ngong Ping. Daerah ini menjadi salah satu daerah wisata karena ada patung raksasan Budha. Untuk sampai ke Ngong Ping kami harus naik kereta dari Disneyland ke Tung Chung. Dari Tung Chung perlu naik kereta gantung selama 25 menit. Sayang cuaca tidak begitu mendukung. Kabut begitu tebal sehingga patung besar Budha yang biasanya terlihat sangat bagus tidak bisa kami nikmati. Tapi pelajaran yang penting dalam liburan kali ini adalah begitu percaya diri dan bersemangatnya anak-anak untuk bisa menaiki ratusan anak tangga menuju patung raksasa Budha. Saya dan Mas Dondi terus menerus tersenyum karena tanpa lelah anak-anak terus menapaki anak tangga yang begitu banyak. Ketika ditanya apakah mereka lelah dan mau berhenti saja, keduanya dengan mantap menjawab tidak. Azra bilang, “never give up”. Dena dengan lucu juga menjawab, “aku anak yang kuat”.
Keluar dari pulau Lantau, kami menuju Kowloon. Kami menginap di daerah Tsim Sa Tsui. Untuk suasana yang sedikit berbeda, kami menuju Sha Tin dengan menggunakan MTR. Daerah ini dikenal karena suasana outdoor nya yang sangat tidak Hong Kong. Kami bersepeda menyusuri sungai. Benar-benar liburan yang beda sekali.
Shopping tentu jadi bagian liburan Hong Kong ini. Masih ingat #gakbelanja3mg? Well… it’s all worth the try. Cause now i can afford to spend the money here in Hong Kong
Berapa kali sih liburan keluarga itu harus terjadi?
Maunya 4 kali setahun ya. Karena liburan pertama ini ke luar negeri, besar kemungkinan 3 liburan lain akan menjadi liburan kecil-kecil di Indonesia.
Untuk orang-orang workacholic seperti saya dan Mas Dondi, jam kerja kami sangat panjang. Maka sangatlah penting untuk berhenti bekerja untuk beberapa saat. Hidup tidak selalu hanya untuk bekerja tapi juga untuk bersenang-senang dan menikmati hasilnya. Biasanyakami menyiapkan dana untuk liburan keluarga ini dari Bonus Tahunan. Kalau pun bonus belum turun, selalu ada sedikit uang yang kami sisakan dari Penghasilan Bulanan yang kemudian dikumpulkan untuk jadi dana ‘standby’. Ini penting karena kami sering tidak tahu kapan jadwal kami cocok untuk berlibur.
Untuk menyusun liburan ini saya banyak dibantu oleh travel consultant. Ini adalah profesi baru yang belum banyak dikenal di Indonesia. Travel consultant saya bernama Amalla Vesta. Ia punya banyak pengalaman mengurusi outing untuk perusahaan. Sehingga Vesta ini punya hubungan yang baik dengan hotel, airlines dan berbagai tempat wisata. Biasanya Vesta akan bertanya dulu “Tujuan (liburan) Lo Apa?” liburan berdua dengan suami tentu beda dengan liburan keluarga berempat. Setelah itu Vesta akan menanyakan anggaran liburan ini. Baru menunjukkan alternatif hotel, penerbangan dan tempat-tempat yang dapat dikunjungi. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Vesta memberikan tipsnya di Hard Rock FM dan Cosmopolitan FM :) lumayan promo ya Ves hehehe…
Konsekuensi pekerjaan dengan jam kerja yang panjang ini kami pahami betul. Jadi kami selalu menyediakan anggaran khusus untuk liburan keluarga. Liburan keluarga artinya tidak ada pembantu. Anak-anak bisa betul-betul menghabiskan waktu hanya dengan kedua orang tuanya. Liburan keluarga artinya kami hanya berempat. Semua cerita betul-betul kami habiskan berempat.
Mudah-mudahan Anda juga punya Rencana Keuangan yang baik supaya bisa menikmati liburan keluarga yang berkualitas setiap tahun seperti keluarga kami.
Finance Should be Practical
Ligwina Hananto