Hari itu, tanggal 28 Oktober 2008, saya menyaksikan sendiri Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot lebih jauh lagi. Apakah akan jatuh lebih jauh lagi? Tentu saja, klien-klien saya bergiliran menelepon.
Tenang saja, tidak ada yang panik ketakutan. Kebanyakan orang menelepon untuk “berpegangan tangan”. Siapa saja tentu akan merasa gerah melihat indeks bursa mendekati angka 1.000.
Kami memiliki rekomendasi yang berbeda untuk setiap klien sesuai dengan kebutuhan. Namun, ada benang merah yang menjadi persamaan setiap rekomendasi kami. Hal menarik ini adalah: investasi tetap perlu dilakukan pada kondisi apa pun.
Pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk mengajak Anda mengingat kembali alasan kita perlu berinvestasi.
Fokus dari sebuah rencana keuangan komprehensif adalah: pencapaian tujuan finansial. Seorang independent financial planner akan menghitung berapa kebutuhan tujuan finansial Anda menggunakan rumus nilai masa depan (future value). Kemudian, tugas dari planner ini adalah menghitung berapa dana yang perlu Anda investasikan untuk mencapai tujuan itu dengan perkiraan pertumbuhan investasi yang dibutuhkan. Produk investasi menjadi urusan belakangan. Anda pun dapat memilih produk investasi yang telah sesuai dengan pertimbangan pencapaian tujuan finansial Anda.
Berikut ini adalah sebuah contoh sederhana untuk menghitung kebutuhan tujuan finansial beserta jumlah dana dan perkiraan pertumbuhan dalam investasi. (lihat tabel)
Tujuan Finansial | (Rp) | Jangka Waktu (tahun) | Nilai Masa Depan (Rp) | Alternatif Rekomendasi (Rp) | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Menabung / bulan | Investasi / bulan pada target hasil investasi rata-rata per tahun sbb: | |||||||
0% | 7% | 10% | 15% | 20% | ||||
Dana Darurat | ||||||||
12 x pengeluaran Pengeluaran / bulan = |
10.000.000 | |||||||
Total Dana Darurat | 120.000.000 | 3 | 120.000.000 | 3.333.333 | 3.005.252 | |||
Dana Pendidikan | ||||||||
Anak Usia 1 Tahun | ||||||||
TK | 15.000.000 | 3 | 25.920.000 | 720.000 | 649.134 | |||
SD | 20.000.000 | 5 | 49.766.400 | 829.440 | 695.130 | |||
SMP | 20.000.000 | 11 | 148.601.674 | 1.125.770 | 622.127 | |||
SMA | 20.000.000 | 14 | 256.783.693 | 1.528.474 | 454.609 | |||
S1 | 85.000.000 | 17 | 914.707.440 | 4.483.860 | 288.253 | |||
Dana Pensiun | ||||||||
Usia 30 tahun | ||||||||
Pengeluaran / bulan = (saat ini) |
10.000.000 | |||||||
Pengeluaran / bulan = (usia 55-75) |
108.347.059 | 25 | ||||||
Total Dana Pensiun | 21.417.400.402 | 71.391.335 | 920.381 | |||||
Total Rekomendasi Menabung / bulan = Rp 83.412.213 Total Rekomendasi Investasi / bulan = Rp 6.634.886 |
||||||||
Asumsi: Inflasi biaya hidup = 10% per tahun, Inflasi biaya pendidikan TK-SMA = 20% per tahun. Inflasi biaya pendidikan S1 = 15% per tahun, Nilai investasi pensiun = 2% per tahun. |
Sumber: Quantum Magna Financial |
Menabung Juga Berisiko
Krisis atau tidak krisis, ada tiga tujuan finansial utama yang tetap harus kita perhatikan: dana darurat, dana pendidikan anak, dan dana pensiun.
Dalam tabel menunjukkan perbandingan yang gamblang antara menabung dengan berinvestasi. Kita seringkali “sadar” betul akan konsekuensi dari kegiatan berinvestasi. Saat berinvestasi, kita berhadapan dengan risiko investasi. Artinya, uang kita mungkin dapat berkurang.
Namun, kita seringkali “tidak sadar” akan konsekuensi dari pilihan menabung. Menabung memang berkesan aman. Tapi kita lupa betapa besarnya dana yang perlu kita tabungkan untuk mencapai tujuan finansial tersebut agar tak kalah melawan inflasi. Oleh karena itu, menabung pun memiliki risiko. Jika Anda tidak memiliki sisa penghasilan yang jumlahnya besar, maka Anda akan ada dalam kesulitan besar.
Dana Darurat
Kebutuhan dana darurat untuk contoh kali ini adalah sebesar Rp 120.000.000 dan akan dicapai dalam tiga tahun. Anda dapat melihat bahwa jika menabung, Anda membutuhkan Rp 3.333.333 per bulan. Sementara, jika Anda berinvestasi, Anda akan membutuhkan jumlah yang tidak terlalu berbeda jauh, yaitu Rp 3.005.252.
Hal ini sesuai dengan prinsip menabung dan investasi. Menabung masih dapat digunakan untuk mencapai tujuan finansial jangka pendek, di bawah 3 tahun. Hal ini karena adanya asumsi tidak terjadi inflasi yang mencolok dalam jangka pendek.
Dana Pendidikan
Kebutuhan dana pendidikan untuk anak berusia satu tahun ternyata cukup besar. Contoh ini menggunakan perkiraan biaya pendidikan sekolah swasta di Jakarta. Inflasi biaya pendidikan sungguhlah besar.
Perhatikan perbedaan yang mencolok, khususnya untuk pencapaian tujuan pendidikan jangka menengah dan jangka panjang. Untuk S1, misalnya, Anda bisa memilih menabung Rp 4.483.860 per bulan atau Anda bisa berinvestasi Rp 288.253 per bulan pada produk investasi agresif yang saat ini sedang minus besar.
Dana Pensiun
Untuk dana pensiun, pilihan untuk berinvestasi jadi semakin nyata. Jika pengeluaran bulanan Anda Rp 10.000.000, maka besarnya dana pensiun yang harus Anda capai: Rp 21.417.400.402. Jumlah yang fantastis ini dapat Anda capai dengan menabung sebesar Rp 71.391.335 per bulan atau investasi pada produk agresif sebesar Rp 920.381 per bulan.
Dengan begitu, untuk mencapai ketiga tujuan finansial tersebut, Anda bisa memilih untuk menabung sebesar Rp 83.412.213 per bulan atau Anda bisa berinvestasi sebesar Rp 6.634.886 per bulan.
Pada tulisan sebelumnya, Tidak Panik karena Mengerti, saya menyarankan agar Anda mengenali profil risiko Anda. Jika Anda seseorang dengan profil konservatif, maka tidak perlu malu untuk mengakui bahwa kondisi pasar modal saat ini betul-betul membuat Anda gugup.
Anda dapat merevisi rencana keuangan dengan hanya menabung untuk mencapai tujuan jangka pendek. Untuk Anda yang memiliki profil moderat atau agresif, tentu Anda sekarang semakin memperhatikan sebesar apa resiko yang dapat Anda terima untuk jangka waktu yang lebih panjang.
Perhatikan tabel, dan tanyakan apa arti nilai beberapa ratus ribu rupiah itu jika berkurang saat Anda berinvestasi. Bandingkan juga konsekuensinya jika Anda hanya menabung. Apakah Anda memiliki dana yang cukup untuk menabung sebesar itu?
Sekarang saatnya Anda untuk memikirkan kembali konsekuensi dari pilihan Anda. Risiko tidak dapat 100% dihindari. Anda perlu mengaturnya agar dapat berhadapan dengan risiko jangka pendek dan risiko jangka panjang.
Menabung atau Investasi? Keduanya sama-sama mengandung risiko! Kenali konsekuensi dari pilihan Anda! Indeks Harga Saham Gabungan yang melorot pun tidak akan membuat Anda panik.