Seorang klien mengirim pesan pendek. Tentu saja gw sudah dapat approval u/ publish obrolan kita ini. Namanya gak usah dikasih tau ya?
“Jadi gimana caranya kalau gw mau ikutan bela negara?”
Klien gue ini akhirnya mampir ke kantor QM dan nongkrong selama 2,5jam untuk bisa diskusi soal memulai portofolio sahamnya sendiri.
Ehem, kantor QM kan baruuuu… Jadi ruang meetingnya sekarang ada 3 masih ditambah 2 ruang direktur. Hehehehe… Jd kl ada klien yang mau duduk santai dan ngobrol, bisa diatur deh :) gak ada lagi planner rebutan ruang meeting yah.
Klien gw bilang begini,
“Jadi Win, if u go up I go up. If u go down, I go down?”
Gw ngakak enak banget dan memberikan jawaban begini,
“What do you mean you go down. I’m already down by MINUS 75%. You’re not even in the market yet!”
Gw pun menunjukkan portofolio saham gw yang memang tidak dalam posisi balik modal heheheheh. Hasil bela negara saat IHSG 1400an memang masih keliatan bagus. Saham yang gw beli dalam 2 hari sudah naik sekitar 22%. Tapiiii… Saham yang gw beli waktu IHSG 2700an beberapa bulan yang lalu, MINUS nya 50%-75%!
Reaksi natural klien gw adalah : “Oh Sh*t!” Heheheheheh… See I told u, it’s a different game. Beda dg reksadana, memiliki portofolio saham sendiri itu adalah kesoktauan gw u/ bergaya ala fund manager. Pdhl udh pada tau kan, gw financial planner bukan fund manager. Gw gak memiliki keahlian atau akses informasi atau infrastruktur pendukung spt fund manager. Makanya u/ tujuan finansial keluarga gw, gw pake reksadana aja, ada yg mikirin. Saham? Siap terjun bebas!
Jadi, begini caranya :
1. Set your mindset to : Aggresive. Beli saham langsung artinya kita gak boleh punya cara berpikir : Aduh kalo turun gimana ya? Ini uang tabungan gw. Tabungan = No market drop, ya gak bisa lah masuk saham. Untungnya berapa?
Memiliki portofolio saham artinya lo harus siap menghadapi pergerakan yang serba tajam. Apalagi memang Indonesia bukan negara yang stabil kan?
2. Punya uang yang memang siap untuk nabrak tembok. Jangan pernah MINJAM UANG untuk ikutan-ikutan beli saham. Minjam uang u/ bikin bisnis atau beli rumah masih masuk akal. Tapi beli saham itu artinya terjun payung dengan risiko payung gak terbuka!
Artinya, lo harus bebas dari Utang Kartu Kredit dulu. Prioritas membereskan utang gak penting ini lebih tinggi dari beli saham.
3. Dana Darurat, Dana Darurat, Dana Darurat. Biarin basi, tapi gw gak akan bosan mengingatkan lo tentang Dana Darurat! Mau terjun payung, payung nya mana? Kalau uang yang ada di Pasar Saham jeblok, hidup lo gak boleh terganggu. Makanya Dana Darurat lo harus standby!
4. Buka rekening di perusahaan sekuritas. Tehnisnya, lo harus buka rekening dulu di perusahaan sekuritas. Mereka yang akan jadi broker kita. Gampang aja, isi formulir transfer uangnya. Tunggu beberapa hari sampai proses admin beres, dan lo bisa mulai belanja! Minimum setiap broker beda2, ada yang dari Rp10juta, ada yang dari Rp50juta.
5. Pick Your Stocks in Portfolio. Beli satu saham aja, repot kalo turun. Tapi kalo lo belinya beberapa macam, lo mempraktekkan diversifikasi portofolio lo. Ada saham yag geraknya pelaaaaaan banget, ada yg lari2. Masih ingat tips tentang style investasi? Pilih2 yuuuuk, saham sektor apa aja yg kita mau.
Mau belajar? Gue denger ada trainingnya di BEI :
“Training BEI, tiap Rabu, jam 10-12, klas baru basic tanggal 29 selama 4x,gratis, yang ikut up to 150 person”
begitu kata klien gw. Jd search aja di websitenya BEI ya.
Ingat ya, gak semua orang boleh masuk pasar saham langsung. Dan gw TIDAK PERNAH mengajak lo jadi spekulan, atau ngambil untung sesaat.
Build your Assets wisely. You can do it.
What are you going to do with your money?
Ligwina Hananto