My friend is a director of an insurance company.
This guy is asking me :
Win, lo financial planner ya? Independent?
Jadi lo rekomen term + reksadana?
Gue nyengir lebar. Teja mukanya kenceng. Ajo pura-pura gak denger. Hahahahah
Iya kenapa? Di perusahaan lo ada term kan?
Gantian dia yang senyum-senyum.
Ada. Tapi kalo unitlink kan ada asuransi kecelakaannya, asuransi kesehatan… Kalau term kan gak ada asuransi kecelakaannya. Asuransi kecelakaan gak dijual terpisah.
Gue senyum aja. Teja akhirnya bunyi juga.
Ada kok. Asuransi kecelakaan juga bisa dibeli terpisah. Masuknya di general
insurance. Selama fungsinya sama, lihat TNC nya, masih bisa dipakai.
Tapi kan harganya mahal?
Gak kok. Malah jadi murah banget jatuhnya. Ada di perusahaan…. bla bla bla… Jadi klien yang single atau gak punya tanggungan gak perlu asuransi jiwa, perlunya asuransi kecelakaan. Terus investasinya di reksadana.
So here’s the real story. Insurance companies are selling unitlink thru financial planning methods. Jadi 1 polis asuransi unitlink untuk 1 tujuan finansial. Jadi kalau tujuan nya Dana Darurat, Dana Pendidikan (2 anak pula), Dana Pensiun… bikin 4 polis dong?
Oh gosh!
Nah lo bayangin aja sendiri musti keluar berapa duit untuk 4 tujuan finansial dan harus beli 4 polis asuransi. Padahal duit lo ya segitu-gitunya.
Jadi kalau mau bikin plan, harus melihat kebutuhan kita sampai mana. Jangan cuma liat Dana Pendidikan doang, atau Dana Pensiun doang. You need to look at yourself as a whole person. Ini yang disebut Comprehensive Financial Plan. So far, unitlink tidak bisa ‘satisfy’ kebutuhan rekomendasi gue untuk para klien ini karena itu tadi… tujuan finansial kita banyak banget, kemampuan kita terbatas. Jadi kalau ada produk yang gak efisien, terpaksa keluar dari daftar.
Apa kemudian unitlink gak bermanfaat sama sekali? Ada kok kasus-kasus tertentu yang akhirnya perlu unitlink. Ntar ya kita bahas di sini juga. Sabar :)
Seorang teman lain bisik-bisik.
Win, ngapain sih lo? Jangan ngajak berantem. Gak ada untungnya.
Gue ketawa enak banget.
Gue gak ngajak berantem. I’m just saying that people should look at the information properly. People should have the access to all necessary information. Kalau sudah lihat semua informasinya, sudah mengerti dan masih mau beli, ya silahkan. Tapi informasinya yang benar dulu. Jangan beli asuransi jiwa tapi gak tau berapa Uang Pertanggungannya (UP), malahan gak tau kebutuhan UP itu harusnya berapa. Jangan beli asuransi penyakit kritis tapi gak tau kondisi seperti apa yang dinyatakan kritis (hayoooo buka tuh polis masing-masing). Jangan investasi tapi gak tahu uang kita diputerinnya ke mana dan dipotong biaya apa aja (jadi gimana, udah tau kan kalau Reksadana Saham VS Unitlink Equity Fund itu sama-sama nyemplung ke saham di Bursa Efek Indonesia????).
Numbers Don’t Lie!
Ligwina Hananto