Berani gak nanya pada pasangan..<\/p>\n
\u201cSayang, yang mana hartaku, yang mana hartamu?\u201d<\/p>\n
SAYA TENTU TIDAK BERANI! Ligwina ini cuma galak di luar rumah. Di rumah sendiri mana berani nanya yang mana hartaku, yang mana hartamu!<\/p>\n
<\/p>\n
Tapi itulah yang akhirnya saya tanyakan pada suami di ultah pernikahan kami yang ke-10. Ih gimana cara ngomongnya, coba?<\/p>\n
<\/p>\n
Kami menikah tahun 2000. Alhamdulillah selama kenal dengan suamiku Mas Dondi, urusan uang selalu bisa dibicarakan terbuka. Gak pernah ada ribut tentang siapa yang harus bayar tagihan apa. Tapi satu yang saya gak pernah berani tanyakan, ini sebetulnya punya siapa sih?<\/p>\n
Sampai akhirnya kami berangkat Haji tahun 2010. Ada nih, standar yang biasa dilakukan orang berangkat Haji. Segala yang duniawi, terutama harta dan utang perlu disampaikan informasinya pada wakil keluarga. Kalau ada apa-apa di Tanah Suci, kita jangan ngerepotin orang lain. Nah saat itu lah saya jadi terpikir, ternyata saya gak pernah bahas tentang status harta dan utang dengan suami.<\/p>\n
Jadi inilah yang saya lakukan bersama suami di ultah pernikahan kami yang ke-10… ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu.<\/p>\n
Saya duduk bareng dan bertanya, (pelan-pelan sekali, hahahaha!)\u00a0\u201cSayang, ini harta dan utang punya siapa?\u201d<\/p>\n
Untungnya, saya mendapat jawaban dari suami yang tersenyum,\u00a0\u201cAturannya kayak apa?\u201d<\/p>\n
Sebetulnya harta dan utang ini milik siapa ya?<\/p>\n