Pajak UMKM: Ini Dia Aturan dan Cara Pembayaran yang Harus Dipahami
Apakah kamu sudah melunasi kewajiban sebagai warga negara yang baik, yang salah satunya adalah membayar pajak? Maret memang bulannya pelaporan pajak pribadi, dan nantii di April adalah waktunya pelaporan SPT tahunan untuk badan, termasuk di dalamnya pajak UMKM selain pelaporan bulanan.
Sebagai warga negara yang baik, pelaku usaha kecil juga dikenai pajak UMKM sebagai kontribusi terhadap penerimaan negara. Kepatuhan wajib pajak UMKM memang perlu banyak dukungan dan kemudahan. Pasalnya, urusan perpajakan kadang memang dianggap terlalu rumit. Pelaku UMKM merasa sudah terlalu banyak PR dengan harus terus meningkatkan omzet penjualan, alih-alih memikirkan soal pajak. Urusan administrasi dianggap hanya menambah pekerjaan saja. Belum lagi bayangan harus menyetorkan sejumlah uang, sementara usaha sedang terimbas pandemi.
Kekalutan yang cukup wajar sih. Namun, bagaimanapun kewajiban harus dipenuhi. Pelaporan pajak UMKM penting agar pemerintah bisa memiliki data akurat sebagai dasar pengambilan kebijakan yang sesuai dengan kondisi riil.
Apakah UMKM itu?
UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Seperti yang tercantum dalam UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, lebih jauh menjelaskan bahwa usaha mikro adalah usaha milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan dengan omzet maksimal Rp300 juta per tahun, dan aset maksimal Rp50 juta. Aset ini tidak termasuk tanah dan bangunan.
Sementara, yang disebut dengan usaha kecil adalah usaha milik perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan lain. Omzet usaha kecil ini antara Rp300 juta sampai Rp2,5 miliar per tahun, dengan aset sebesar Rp 50 juta sampai Rp 500 juta. Juga tidak termasuk tanah dan bangunan.
Selanjutnya, usaha menengah adalah usaha milik perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahan atau cabang perusahaan lain, dengan omzet antara Rp2,5 miliar hingga Rp50 miliar per tahun, dengan aset di atas Rp 500 juta. Aset ini juga tidak termasuk tanah dan bangunan. Usaha menengah biasanya sudah dikelola secara profesional dan memiliki legalitas.
Lalu, Mengapa UMKM Dikenai Pajak?
Kamu pasti sudah tahu, bahwa 80% penerimaan negara berasal dari pajak. Pajak UMKM ini sangat potensial memberikan kontribusi yang besar pada negara lo.
Dari sejarah yang pernah ada, selama beberapa kali dunia usaha mengalami resesi, UMKM selalu bisa menjadi penyelamat. Banyak korban PHK dan pemilik perusahaan yang bangkrut bisa bertahan dengan menjadi pelaku usaha mikro.
Namun, tak selamanya pemerintah menggenjot penerimaan dari pajak UMKM. Kan, mesti realistis juga ya, bahwa terkadang UMKM juga terkena dampak krisis ekonomi. Seperti saat pandemi ini, dan pemerintah juga sudah berusaha membantu kebangkitan UMKM melalui berbagai insentif pajak hingga pembebasan pajak.
Namun, kewajiban tetaplah kewajiban. Untuk memperlancar usaha dan pembayaran pajak UMKM, pemilik bisnis kecil ini tetap diharapkan mencatatkan diri dengan memiliki NPWP agar pemerintah memiliki gambaran yang benar tentang kondisi terkini UMKM.
Dengan data yang akurat, pemerintah akan mampu membuat kebijakan yang tepat. Mencatatkan diri dengan memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) tidak otomatis harus membayar sejumlah uang kok, karena pada omzet tertentu, bisnis bisa bebas dari membayar pajak.
Aturan Pajak UMKM Terbaru
Lalu seperti apakah aturan pajak UMKM ini? Aturan pajak UMKM terbaru didasarkan pada PP- 23/2018 dan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu disebutkan, bahwa UMKM dikenai tarif sebesar 0,5% dari omzet per bulan. Omzet per bulan ini bisa fluktuatif, sehingga PPh final yang dilaporkan tak selalu sama.
Namun, sejak tahun 2022 berlaku Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UUHPP) bagi UMKM, dengan membebaskan PPh untuk omzet hingga Rp500 juta per tahun. Jadi, jika omzet per tahun Rp400 juta, maka tak dikenakan pajak. Nah, jika omzet per tahun Rp600 juta, maka Rp500 juta pertama yang didapat tidak dikenai pajak.
Ya, UUHPP ini untuk membantu kebangkitan UMKM setelah diempaskan oleh pandemi. Diharapkan dengan keringanan ini, UMKM dapat terbantu untuk bangkit dan roda ekonomi berjalan lancar kembali.
Namun, meski omzet tidak menyentuh Rp500 juta per tahun, pengusaha UMKM tetap wajib melakukan pelaporan pajak rutin lo. Jadi, bisa saja dalam laporan PPh final, pajaknya 0 (nol) rupiah.
Apa yang terjadi kalau tidak melakukan pelaporan? Pastinya, petugas pajak jadi nggak punya data bahwa pengusaha tersebut berhak mendapat pembebasan pajak. Nanti bisa-bisa petugas pajak tiba-tiba melayangkan surat peringatan keterlambatan pembayaran pajak.
Cara Pembayaran Pajak UMKM
Untuk membayar pajak UMKM, pengusaha harus memiliki NPWP (usahawan). Pendaftaran NPWP bisa dilakukan secara online melalui website Direktorat Jenderal Pajak atau mendatangi TPT (Tempat Pelayanan Terpadu).
Beberapa dokumen yang diminta antara lain:
- fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
- fotokopi Surat Keterangan Usaha (SKU)
- fotokopi Kartu Keluarga (KK)
- formulir pernyataan usaha yang sudah diisi dan ditandatangani di atas meterai
- formulir pendaftaran NPWP, yang bisa diunduh di pajak.go.id dan juga disediakan kantor pajak. Isilah lebih dahulu sebelum datang ke TPT agar tidak mengantre terlalu lama.
Setelah mendapat NPWP, maka pengusaha UMKM tersebut wajib membuat pelaporan paling lambat tanggal 15 tiap bulan, meski termasuk yang berhak mendapat pembebasan pajak sekalipun. Pembayaran pajak bisa dilakukan melalui ATM, m-banking, teller bank, kantor pos, bahkan marketplace.
Selain pelaporan tiap bulan, pengusaha UMKM juga wajib membuat pelaporan SPT tahunan. Jika bingung atau ragu-ragu dalam mengurus pajak UMKM, petugas pajak sudah bisa dijangkau secara online dengan mudah.
Nah, lebih daripada itu, jagalah agar arus kas bisnis dan pribadi tetap lancar, karena pajak tetaplah menjadi salah satu pos pengeluaran yang harus diperhitungkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Fenomena Flexing Crazy Rich, dan Bagaimana Seharusnya ‘Bersikap Kaya’
Istilah “flexing” dan “crazy rich” belakangan populer, terutama di media sosial mengikuti beberapa kehebohan yang terjadi akhir-akhir ini. Sebenarnya, apa sih arti flexing ini?
Kata “flex” sendiri sebenarnya termasuk dalam bahasa Inggris slang, yang artinya ‘show off’, atau pamer.
Mengutip dari dictionary.com:
Flex is a slang term meaning “to show off,” whether it be your physique, your belongings, or some other thing you consider superior to those of others.
Kenapa ya, ini bisa terjadi?
Fenomena Flexing
Menurut Rhenald Kasali, seorang tokoh ekonom Indonesia dalam sebuah wawancaranya, konsep flexing dewasa ini cenderung terjadi untuk memamerkan sesuatu yang dimiliki.
Definisi ‘kaya’ sendiri, menurut Rhenald Kasali, ada beberapa kategori. Yang pertama adalah mereka yang benar-benar kaya dan ingin menikmati hasilnya. Yang kedua adalah kaya tetapi pelit. Yang ketiga, kaya tapi tetap tampil sederhana dan tidak pelit. Tetapi, ada juga yang sebenarnya belum mampu tetapi memperlihatkan kondisi yang berbeda kepada orang lain, dengan tujuan tertentu.
Perkembangan media sosial sepertinya ikut andil dalam mengembangkan definisi flexing dan munculnya crazy rich ini. Bagaimanapun, media sosial dan kamera akhir-akhir ini memang menjadi alat manipulasi, terlepas dari efek baik dan buruknya.
Fake It Till You Make It
Sebenarnya konsep flexing crazy rich yang belakangan ramai ini bukanlah fenomena baru. Di Amerika Serikat pun ada istilah ‘Fake it till you make it”.
Ingat apa yang terjadi seperti yang diceritakan oleh film The Tinder Swindler? Simon Leviev menyewa mobil mewah, memakai baju branded, bepergian naik business class atau sewa jet pribadi, demi bisa masuk ke sirkel orang kaya dan borjuis. Dengan penampilan yang meyakinkan, dia berharap agar calon (korban) ‘pelanggan’ percaya padanya. Terlepas dari sumber daya dan tujuan jahatnya ya.
Hal yang sama kerap dilakukan oleh banyak orang. Pakai mobil mewah (ternyata sewaan), nongkrong di kelab-kelab mahal (dan bayar dengan gesek kartu kredit dengan cicilan minimum payment), networking dengan orang-orang sukses dan kaya. Harapannya, berhasil mendapatkan proyek atau pekerjaan yang diinginkan.
Apakah itu salah? Yah, silakan dijawab masing-masing.
Hal yang sama juga terjadi belakangan. Pamer harta dan kekayaan, yang kemudian diharapkan bisa menarik minat orang lain untuk mengikuti jejaknya; menjadi magnet untuk (calon) pelanggan atau customer, dan kemudian terjadilah deal.
Pamernya adalah strategi marketing. Terlepas dari produk apa pun yang dipasarkannya, dan juga apa intensinya.
Sikap Seorang yang Kaya ‘Beneran’
Jadi, sebenernya, seperti apa sih sikap seorang yang kaya ‘beneran’? Dari laman Sikapiuangmu Otoritas Jasa Keuangan, berikut beberapa perbedaan nyata dari “pura-pura kaya” dan beneran seorang crazy rich.
1. Malas bahas kekayaannya
Kecenderungannya adalah para crazy rich ini justru menghindari topik-topik yang “mengharuskan” mereka untuk bercerita mengenai kekayaannya. Dalam penampilan sehari-hari, mereka cenderung santai dan tampil apa adanya.
2. Menabung itu kewajiban
Warren Buffett pernah bilang, bahwa sepertiga dari penghasilan kita seharusnya dialokasikan ke tabungan. Nggak peduli sudah seberapa banyak asetnya, menabung adalah kewajiban.
Menabung adalah hal yang enggak boleh dilupakan, atau ditaruh di prioritas terakhir.
3. Fokus pada investasi
Dan menomorduakan konsumsi. Para crazy rich beneran akan lebih baik mengalokasikan dana ke instrumen investasi yang dinilainya berpotensi mengembalikan keuntungan. Bisa saham, obligasi, atau juga mengembangkan bisnisnya sendiri.
4. Berhemat di setiap pengeluaran
Crazy rich beneran akan memiliki strategi untuk arus kasnya. Nggak semata-mata punya uang banyak lalu bebas membeli atau memakai berbagai barang mewah dan mahal.
Warren Buffett, salah satu orang terkaya di dunia, bahkan harus “dipaksa” oleh anak buahnya untuk membeli mobil baru, untuk menggantikan mobil tuanya yang sudah bobrok. Konon, ia juga lebih memilih untuk mengalih rupa laci meja rias menjadi tempat tidur bayi, ketimbang membeli yang baru untuk anak pertamanya.
Begitu juga dengan Mark Zuckerberg, yang punya koleksi kaus berwarna abu-abu misty satu lemari penuh untuk dipakai sehari-hari, alih-alih memakai baju branded.
Hemat berbeda dengan pelit lho. Berhemat artinya dengan nominal yang sama, kamu bisa mendapatkan manfaat dan kualitas yang sama dengan kalau harus mengeluarkan uang lebih besar.
5. Memiliki passive income dari aset
Ini jugalah yang membedakan para crazy rich beneran dengan yang hanya flexing belaka. Aset biasanya dibeli untuk kemudian bisa “dikaryakan” untuk menghasilkan pendapatan pasif yang baru, alih-alih hanya dimanfaatkan untuk sekadar dipamerkan.
So, buat kamu yang pengin jadi crazy rich juga, enggak masalah kok bercita-cita jadi kaya. Pastikan saja kamu mencapai tujuanmu itu dengan halal dan tidak merugikan orang lain.
Yang pasti sih, kamu harus mempunyai berbagai kebiasaan baik terkait keuangan. Apa saja?
Kebiasaan Baik yang Harus Dimiliki oleh (Calon) Crazy Rich
1. Miliki tujuan keuangan
“Jadi kaya” sebenarnya bukan tujuan keuangan yang ideal. Mengapa? Karena tidak terukur. Kaya yang bagaimana? Kaya yang punya tabungan miliaran rupiah? Punya aset triliunan? Punya seabrek perusahaan? Karena tidak terukur, maka juga akan sulit untuk terealisasi. Pun, sulit untuk diketahui tingkat kesehatannya. Iya, punya banyak tabungan. Tapi, jangan-jangan utangnya juga segunung?
So, milikilah tujuan keuangan yang jelas. Misalnya, punya dana pensiun Rp7 miliar di usia 60 tahun nanti, sehingga bisa jadi jaminan hidup pensiun yang sejahtera. Pastikan ada “judul”, nominal, dan jangka waktu dalam tujuan keuangan tersebut. Sesuaikan juga dengan kondisi dan kemampuan masing-masing, agar nantinya bisa ditentukan strateginya, dan terukur.
2. Disiplin
Dengan kekayaan yang melimpah, akan mudah bagi crazy rich untuk tergoda menghamburkannya untuk hal-hal yang kurang penting. Karena itu, disiplin akan menjadi kunci.
Selalu kembali pada kebutuhan dan tujuan keuangan yang sudah kamu tentukan. Dengan demikian, biasanya kita kemudian akan dapat memilah, mana yang memang butuh, mana yang keinginan belaka.
3. Pendapatan aktif untuk penghasilan pasif
Orang boleh saja qerja bagai quda. Tetapi, kalau kamu berniat untuk menjadi seorang crazy rich, maka sebaiknya kamu fokus untuk membangun aset dengan penghasilan aktif kamu. Dengan demikian, nantinya, kamu bisa mengharapkan untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset-aset yang sudah ada.
Disiplin untuk mengalokasikan penghasilan aktif ke investasi, minimal 10%.
4. Review keuangan secara berkala
Para crazy rich tahu, bahwa setiap tahun akan ada alokasi keuangan yang berubah; penghasilan berubah, pengeluaran bisa juga berbeda. Karena itu, review keuangan secara berkala sangatlah penting.
Hasil dari review keuangan bisa menjadi evaluasi untuk memperbaiki kondisi finansial, sehingga ke depannya bisa lebih baik lagi.
Itu dia beberapa kebiasaan yang seharusnya dimiliki oleh kamu yang bercita-cita menjadi crazy rich beneran. Gimana? Kamu sudah melakukan semuanya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Leher ke Atas: Apa Maksudnya, dan Bagaimana Caranya?
Investasi emas, reksa dana, obligasi, saham, semua sudah? Ada satu lagi lho, jenis investasi yang tak kalah penting—malahan bisa jadi, paling penting—dari semuanya. Investasi leher ke atas.
Apa sih maksudnya?
Yang namanya investasi, biasanya berupa aktivitas keuangan untuk mengembangkan dana atau menanamkan modal. Objeknya adalah uang. Tapi, ternyata yang namanya investasi itu enggak melulu hanya fisik dan yang kasatmata saja. Ada satu jenis investasi yang sangat berharga juga—yang juga penting untuk kamu lakukan: investasi pada otakmu, atau yang sering diistilahkan investasi leher ke atas.
Yuk, kita bahas, mulai dari pengertiannya hingga contoh dan caranya ya. Simak terus artikel ini sampai selesai.
Apa Itu Investasi Leher ke Atas?
Pengertian investasi leher ke atas adalah jenis investasi berupa ilmu, pengetahuan, pemahaman, dan tambahan wawasan yang terus menerus digali untuk dipraktikkan, dan kemudian dapat memberikan nilai tambah dalam hidupmu. Imbal hasilnya bukan berupa uang secara langsung, tetapi bisa membuatmu menjadi orang yang lebih cerdas, ahli, dan terampil. Meskipun nantinya ya, bisa jadi akan memberimu rezeki dengan jalannya sendiri.
Tak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, investasi leher ke atas juga bisa memberikan manfaat untuk orang lain loh. Pasalnya, dengan kamu berinvestasi pada otakmu, nantinya diharapkan kamu juga dapat membagikan ilmumu tersebut pada orang lain yang membutuhkannya.
Yes, persis dengan ketika kamu mendapatkan penghasilan berupa uang, dan kemudian sebagian kamu alokasikan untuk donasi, zakat, sumbangan, persepuluhan, dan sebagainya.
Jenis-Jenis Investasi Leher ke Atas
Apa saja jenis investasi leher ke atas?
1. Investasi Skill
Adalah investasi untuk menambah keterampilan dan keahlian, yang berhubungan dengan self development.
Jenis investasi leher ke atas ini nantinya akan sangat bermanfaat bagi kamu ke depannya. Menambah keahlian, meningkatkan keterampilan, bikin otak makin cerdas. Kamu bisa melakukannya dengan ikut berbagai training atau pelatihan. Dengan jenis investasi leher ke atas ini, ke depannya kamu bisa jadi membuka peluang karier atau bisnis lebih lebar, sehingga bisa memperkuat income stream kamu.
2. Investasi Spiritual
Yaitu investasi yang bersifat rohaniah, antara hubungan kamu dengan Sang Pencipta. Banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk jenis investasi leher ke atas yang kedua ini. Misalnya, ikut berbagai ceramah, acara-acara, dan bentuk bimbingan keagamaan sesuai dengan agama yang kamu anut.
Dengan berinvestasi spiritual, harapannya kamu akan dapat mengelola emosi dan diri sendiri dengan lebih baik, sehingga ke depannya kamu akan lebih mindful dalam melakukan setiap aktivitasmu.
3. Investasi Sosial
Investasi leher ke atas yang ketiga ini berhubungan dengan sesama kita di sekitar. Dengan demikian, kita tak hanya menjalin relasi secara vertikal (ke atas: dengan Tuhan), tetapi juga secara horizontal.
Bentuknya bisa berupa berkumpul dengan keluarga, teman-teman, dan sahabat kita, atau terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Imbal hasilnya bukan berupa harta benda, melainkan sebuah hubungan yang harmonis dengan sesama, yang akan membawa kebahagiaan dalam diri kita. Yah, bagaimanapun, manusia itu makhluk sosial, bukan?
Cara Investasi Leher ke Atas
Sebenarnya, berani jamin, kamu pasti sudah melakukan beberapa cara investasi leher ke atas ini. Misalnya saja, sembari bekerja, kamu ambil kursus bahasa Inggris, agar semakin fasih. Nantinya, kamu pun bisa berpeluang untuk meniti karier yang lebih tinggi kalau jago berbahasa Inggris, terutama secara lisan. Bahkan, bisa jadi, diminta dinas luar negeri oleh kantor. Peluang baru pun tercipta bukan?
Yuk, kita lihat apa saja yang bisa kita lakukan lainnya untuk bisa investasi leher ke atas.
1. Keluar, dan jalan
Yang pertama kali bisa kita lakukan untuk bisa investasi leher ke atas adalah keluar rumah, dan jalan-jalan. Mudah bukan?
Dengan melihat dunia luar, kamu pun jadi berkesempatan menambah wawasan. Duniamu menjadi lebih lebar dan luas, dan kamu bebas mengamati apa saja yang menarik minatmu. Bahkan, mungkin, kamu bisa menemukan minat baru, yang kemudian bisa kamu kembangkan lebih dalam lagi.
2. Baca, baca, baca
Membaca buku bisa jadi salah satu cara investasi leher ke atas yang mudah juga untuk dilakukan.
Temukan buku dengan topik yang kamu suka dan minati, lalu baca sampai akhir. Kalau memungkinkan, buat catatan mengenai hal-hal penting yang kamu temukan. Kalau perlu juga, buat review terhadap buku tersebut dan posting di Goodreads.
3. Ikut kursus, pelatihan, dan sejenisnya
Kursus, pelatihan, seminar, dan sejenisnya juga bisa menjadi cara investasi leher ke atas yang efektif. Apalagi jika kamu adalah tipe yang memang suka suasana belajar yang intens.
Coba cari info mengenai berbagai pelatihan atau kursus yang sesuai minatmu. Masih pandemi? Jangan khawatir, sekarang banyak banget online class atau webinar yang ditawarkan dengan berbagai topik. Kamu hanya perlu tahu, ke mana mencari informasinya. Biasanya sih banyak promosinya di media-media sosial.
4. Networking
Bertemulah dengan mereka yang sefrekuensi denganmu, dan ngobrol tentang hal-hal yang kalian minati. Punya teman dengan hobi atau minat yang sama itu menyenangkan. Kamu bisa berbagi ide, informasi, dan segala hal yang berhubungan dengan hobi atau minat itu bersama mereka.
Tak hanya itu. Kamu juga perlu loh, ngobrol dengan mereka yang tak sefrekuensi. Untuk apa? Agar wawasanmu semakin luas, dan pikiranmu semakin terbuka akan banyak hal.
5. Coba hal-hal baru
Setelah belajar ini itu, sudah pasti, kamu harus mempraktikannya. Sudah ikut kursus, sudah baca buku, sudah juga bertanya dan cari informasi ini itu pada mereka yang sudah ahli dan lebih berpengalaman, sekarang waktunya kamu mencoba praktik.
Hal-hal baru akan membuatmu semakin bertambah wawasan. Biasanya, ini juga bikin nagih loh, apalagi jika kamu sudah menemukan keasyikannya.
Nah, itu dia ulasan singkat mengenai investasi leher ke atas, berikut contoh dan cara melakukannya. Gimana? Sudah melakukan investasi leher ke atas berupa apa aja nih tahun ini? Saatnya menambah yang baru, kalau gitu!
Apakah kamu sudah investasi untuk menambah pengetahuan dan ilmu dalam hal pengelolaan keuangan pribadi?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pajak Investasi: Sudah Tahu Belum Apa Pentingnya dan Cara Menghitungnya?
Bulan Maret nih, bulan terakhir kesempatan kita untuk lapor pajak. Kalau kamu yang berstatus karyawan, mungkin sudah tahu kalau ada PPh, atau pajak penghasilan, yang menjadi kewajibanmu. Lalu, kalau sebagai investor, sudah tahu belum kalau ada pajak investasi?
Yes, pajak adalah pendapatan terbesar negara Indonesia, yang bisa dibilang seperti ‘tumpuan’ karena saking pentingnya. So, untuk ikut andil dalam pembangunan negara, warga negara yang baik perlu secara rutin melaporkan pajak dan membayarkannya setiap tahun. Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa setiap orang harus melakukan pelaporan SPT Tahunan Pajak, baik untuk wajib pajak pribadi ataupun badan.
Perlu diingat jika lapor wajib pajak pribadi serta badan ini punya batas waktu. Lapor SPT pajak pribadi maksimal dilakukan tiga bulan setelah tahun pajak berakhir, atau akhir Maret. Sedangkan, lapor SPT pajak badan batasnya empat bulan setelah tahun pajak berakhir, yakni akhir April.
Lalu, kenapa warga negara wajib lapor pajak padahal pemerintah telah memiliki data pendapatan dari NPWP?
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perpajakan, SPT punya fungsi sebagai sarana bagi wajib pajak dalam melaporkan dan juga mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak tahunan yang sebenarnya terutang, juga sebagai pemenuhan pembayaran pajak setahun terakhir.
Maksudnya, SPT dijadikan sebagai alat dalam penelitian atas kebenaran perhitungan pajak terutang yang telah diberitahukan wajib pajak sebelumnya, lantaran ada kemungkinan wajib pajak yang memperoleh penghasilan lain di luar yang sudah dipotong oleh perusahaan. Contohnya punya beberapa jenis investasi.
Nah, ini nih yang akan kita bahas kali ini.
Objek Pajak Investasi
Jika kamu memiliki portofolio investasi, dan juga sudah mendapatkan keuntungan atas hasil investasi, maka wajib bagi kamu untuk membayar pajak investasi.
Sederhananya, jika kamu punya kepemilikan aset pasar modal yang bernilai uang, maka itu artinya dapat dicatat sebagai harta. Sedangkan, jika modal investasi tersebut berasal dari pinjaman, maka dicatat di kewajiban. Jika investor mendapatkan keuntungan, entah itu dalam bentuk selisih jual beli, dividen, dan bagi hasil, maka bisa dicatat sebagai penghasilan sesuai kategorinya.
Produk investasi yang dikenakan pajak adalah saham, obligasi, logam mulia, dan beberapa investasi lainnya. Nah, tapi ada satu yang dikecualikan, yaitu reksa dana.
Reksa dana bukan termasuk objek pajak investasi, sehingga setiap hasil investasinya tidak dikenakan pajak, termasuk transaksi penjualan atau pembeliannya. Cara kerja reksa dana menjadi alasan mengapa tidak masuk dalam objek pajak.
Mengapa demikian?
Reksa dana bukan tergolong objek pajak karena termasuk dalam kontrak investasi kolektif yang telah diatur dalam UU No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 3 pada poin (i). Meski bukan objek pajak, tetapi kepemilikan reksa dana tetap harus dilaporkan lo!
Cara Mudah Hitung Pajak Investasi
Berikut ini adalah cara lapor pajak investasi sederhana yang mudah dilakukan, yaitu:
1. Pajak Investasi Saham
Pajak investasi saham yang wajib dilaporkan adalah ketika adanya transaksi penjualan. Individu atau badan dikenakan pajak sebesar 0,1% dari nilai bruto transaksi penjualan sahamnya.
Contoh:
Seorang investor memiliki modal sebesar Rp100 juta
Transaksi saham yang dilakukannya yaitu:
- 12 Januari 2022 membeli saham PGAS senilai Rp100 juta
- Februari 2022 menjual saham PGAS Rp120 juta (keuntungan Rp20 juta)
- Februari 2022 membeli saham TINS Rp120 juta
- Februari 2022 menjual saham TINS Rp80 juta (rugi Rp40 juta)
- Maret 2021 membeli saham KAEF Rp80 juta
- Desember akhir 2021 nilai saham KAEF sebesar Rp150 juta, tapi belum dijual
Lapor pajak investasi yang harus dilakukan investor yaitu:
- Penghasilan yang dikenakan PPh Final atau sifatnya final
- Sumber penghasilan: penjualan saham di bursa efek
- Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atau penghasilan bruto sebesar Rp200 juta (penjumlahan dari transaksi nomor 2 dan 4)
- PPh Terutang: Rp 200 juta x 0,1% = Rp 200.000
Maka, tarif pajak yang harus dibayarkan investor senilai Rp200 ribu saja. Saham yang masih ditahan dan belum ada transaksi penjualan, dalam contoh di atas adalah saham KAEF, dilaporkan saja sebagai aset.
2. Dividen Saham
Untuk dividen, umumnya beberapa emiten akan membagikannya setiap tahun. Jadi, ketika kamu mendapatkan dividen tersebut, kamu pun wajib lapor pajak investasi.
Contohnya masih dilanjut menggunakan poin nomor 1 ya.
Misalnya di bulan Maret 2021, saham TINS membagikan dividen sebesar Rp10 juta. Maka laporan pajaknya yaitu:
- Penghasilan yang dikenakan PPh final atau sudah final
- Sumber atau jenis penghasilan: Dividen
- Dasar pengenaan Pajak (DPP)/penghasilan bruto: Rp10 juta
- PPh Terutang: Rp10 juta x 10% = Rp1.000.000
Jadi, tarif pajak untuk dividen pemegang saham dengan kepemilikan di bawah 25% dikenakan 10%. Jadi saat dividen dibayar dan dipotong pajak, yang diterima investor yaitu senilai Rp9 juta.
3. Diskonto Obligasi
Diskonto atau capital gain dikenakan pajak investasi sebesar 15%. Diskonto harus dilapokan ketika tahun diterima. Jadi misalnya ketika kamu membeli di tahun 2020, dan kemudian menjualnya di tahun 2022, maka kamu harus melaporkannya di tahun 2022. Sedangkan bagi yang membeli hingga jatuh tempo, maka dilaporkannya saat tahun jatuh tempo.
Namun, jika mengalami kerugian, misalnya seperti membeli di nilai Rp70 juta, dan dijual harga Rp65 juta maka tidak perlu lapor pajak di bagian diskonto. Pasalnya, kerugian yang ditanggung di pasar modal tidak mengurangi kewajiban pajak investasi secara keseluruhan.
Nah, ternyata simpel kan, soal pajak investasi dan cara menghitungnya ini?
Untuk lapor pajak saat ini juga sangat mudah dan tidak perlu repot datang ke kantor pajak karena SPT bisa dilaporkan secara online lewat e-filling. e-filling ini bekerja secara real time yang dapat diakses melalui website Direktorat Jenderal Pajak, DJP Online.
So, tidak ada alasan lagi ya untuk tidak lapor pajak. Yuk, jadi warga negara yang baik!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Cara Investasi Saham untuk Jangka Panjang yang Cocok untuk Pemula
Banyak orang makin penasaran bagaimana cara investasi saham yang paling oke, supaya bisa menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat.
Sayangnya, yang kayak gitu di dunia investasi saham itu … nggak ada.
Maaf, fakta memang menyakitkan. Tetapi, cara investasi saham yang bisa menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat memang tak pernah ada. Yang ada adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan saham untuk mencapai tujuan keuangan, yang akan lebih optimal kalau jangka waktunya panjang.
Jadi, nggak bisa nih dapat keuntungan dari saham dalam jangka waktu pendek? Bisa, tapi bukan investasi. Namanya trading, dan ini akan butuh pengetahuan dan jam terbang yang lebih tinggi. Buat pemula, saran terbaik selalu investasi jangka panjang dengan saham. Mengapa? Karena risikonya yang relatif tinggi.
Lalu, gimana cara investasi saham agar menguntungkan di jangka waktu yang panjang? Mari kita lihat beberapa tips investasi saham yang menguntungkan, dan mulai dari pengertian saham itu sendiri.
Apa Itu Saham?
Saham adalah instrumen yang merupakan bukti kepemilikan sebuah perusahaan yang kita dapatkan ketika kita melakukan penyertaan modal.
Ada beberapa jenis saham yang kita kenal, yaitu saham biasa dan saham preferen. Umumnya, yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia adalah saham biasa. Harga saham berfluktuasi dari waktu ke waktu sesuai kondisi pasar. Banyak hal yang bisa memengaruhi harga saham, mulai dari faktor internal perusahaan dan bursa, hingga faktor eksternal mulai dari kondisi ekonomi makro, politik, dan lain sebagainya.
Di sinilah kemudian muncul risiko investasi saham, ketika kondisi fluktuatif ini terjadi, sehingga bisa saja seseorang mengalami kerugian kalau sampai ia tak punya strategi investasi yang tepat. Salah satu strategi yang bisa dilakukan untuk menekan risiko ini adalah dengan berinvestasi saham dalam jangka panjang.
Bagaimana Cara Investasi Saham yang Terbaik untuk Pemula?
Beberapa langkah dalam cara investasi saham berikut ini lazim dilakukan oleh para investor yang memang berfokus pada pengembangan dana jangka panjang. Kamu juga bisa melakukannya.
1. Pilih sekuritas
Sekuritas adalah perusahaan tempat kamu bisa melakukan transaksis saham. Pasalnya, publik memang tidak bisa untuk langsung trading di bursa saham. Karena itu, harus melalui broker saham—dalam hal ini sekuritas.
Ada banyak sekali sekuritas yang hadir saat ini, dan mereka juga melengkapi layanan dengan aplikasi mobile yang praktis. Dengan demikian, siapa pun bisa membuka rekening, melakukan transaksi saham, dan mengelola portofolio dengan mudah, hanya dengan smartphone saja.
Syarat sekuritas yang baik adalah sebagai berikut:
- Terdaftar sebagai anggota bursa
- Bersih dari kasus-kasus bermasalah berat
- Setoran awal kecil, atau tidak ada batasan minimal
- Biaya transaksi kecil, sehingga tidak memberatkan
- Punya analis yang kompeten
- Aplikasinya mudah dioperasikan
- Syarat membuka rekening yang mudah, dengan proses verifikasi yang cepat
2. Buka rekening
Setelah memilih sekuritas yang sesuai, cara investasi saham berikutnya adalah membuka Rekening Dana Nasabah atau RDN, agar kamu bisa melakukan transaksi saham dengan mudah.
Siapkan dokumen yang diminta, biasanya adalah:
- Kartu identitas
- NPWP
- Foto bagian depan buku tabungan
- Kadang juga diperlukan selfie dan selfie sembari membawa identitas diri.
Jangan sampai ada yang terlewat, penuhi semua dokumen yang disyaratkan.
Setelah rekening aktif, kamu bisa langsung transfer sejumlah dana sebagai deposit untuk kemudian dipakai membeli saham.
3. Beli saham
Cara investasi saham berikutnya adalah membeli saham dari perusahaan yang baik yang sesuai dengan tujuan keuanganmu.
Setiap saham memiliki valuasinya masing-masing, yang perlu kamu analisis untuk bisa memilih saham mana yang paling oke. Di aplikasi sekuritas, kadang ada banyak fitur yang bisa membantu kamu untuk memutuskan mau beli saham yang mana, mulai dari analisis harian, rekomendasi saham hari ini, sampai tersedia juga fitur robo advisor. Silakan kamu cermati dan pelajari, dan manfaatkan berbagai fitur ini untuk mengoptimalkan keuntungan.
Cara investasi saham terbaik untuk pemula adalah investasi jangka panjang. Untuk itu, kamu perlu mempelajari juga cara membaca laporan keuangan perusahaan yang sahamnya kamu incar. Pasalnya, dalam laporan keuangan inilah, rapor perusahaan akan terlihat—apakah layak untuk dibeli atau tidak, serta bagaimana potensi perkembangannya di masa depan.
Banyak yang menyarankan, untuk pemula, jenis saham yang cocok adalah saham blue chip. Namun, tentu saja, kamu harus melakukan riset dan analisismu sendiri mengenai hal ini. Jangan hanya sekadar mengikuti saja saran orang lain, apalagi mereka yang tak tahu kondisi dan kemampuan finansial kamu.
Do your own research!
4. Siapkan safety net
Karena risikonya yang tinggi, maka yang juga termasuk dalam cara investasi saham yang disarankan untuk pemula adalah menyiapkan financial safety net, alias jaring pengaman keuangan, yang terdiri atas asuransi dan dana darurat.
Keduanya sebaiknya sudah ada dulu sebelum kamu mulai berinvestasi saham. Pastinya sih, kita tidak ingin hal-hal yang tak diinginkan terjadi, tetapi ya, siapa yang bisa menjamin? Bisa jadi, di tengah perjalanan investasi, kita jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Jangan sampai progress investasi terganggu sehingga “mengancam” tercapainya tujuan keuangan, hanya karena kita sakit dan dananya dipakai untuk menutup biaya rumah sakit.
Jadi, siapkan asuransi yang sesuai dengan kebutuhan—mulailah dengan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Selanjutnya, kamu bisa melengkapinya lagi sesuai kondisi. Juga, jangan lupa bangun dana darurat setidaknya 3 kali pengeluaran rutin per bulan.
5. Pantau dan review
Meski cara investasi saham kita adalah jangka panjang, tetapi wajib untuk terus dipantau dan dilakukan review secara berkala.
Mengapa? Hal ini penting agar kita tahu bagaimana perkembangannya, apakah sudah sesuai dengan rencana keuangan yang kita buat ataukah perlu dilakukan penyesuaian lantaran perkembangannya tidak seoptimal yang diharapkan.
Nah, itu dia cara investasi saham yang paling oke dan bisa dicoba oleh kamu yang masih pemula di dunia investasi. Sederhana kan? Yang penting memang, kudu sabar dan jangan emosian, apalagi kalau lihat berita ini itu terkait emiten atau perusahaan tertentu. Jangan buru-buru langsung beli atau jual karena panik atau sekadar FOMO.
Kembalilah ke tujuan keuangan kamu, apakah dengan membeli atau menjual sahamnya akan dapat membantumu untuk lebih cepat mencapai tujuan? Jika ya, maka tak ada yang melarangmu untuk membeli atau menjual saham yang bersangkutan. Tetapi, jika tidak, kamu perlu melakukan analisis lebih dalam lagi.
Semoga bisa membantu ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Harga Kebutuhan Pokok Meroket, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Siapa nih yang kerasa, uang Rp1 juta kemarin bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan termasuk beli gas LPG nonsubsidi, beli token listrik, dan beli BBM. Sekarang? Ya, begitulah. Harga kebutuhan pokok memang lagi meroket.
Penyebab naiknya harga kebutuhan pokok ini beragam. Mulai dari kelangkaan bahan baku, sampai dipicu oleh pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina. Yang paling akhir, pemerintah telah menaikkan harga LPG nonsubsidi, karena di luar sana harga gas sudah begitu tinggi. Sebelumnya, harga kedelai yang tinggi jadi penyebab naiknya harga tempe, tahu, dan berbagai produk olahannya. Belum lagi soal minyak goreng. Padahal barang-barang itu kita butuhkan setiap hari kan? Termasuk juga dengan gula pasir, telur ayam, daging sapi, bawang merah, bawang putih, dan sebagainya yang diperkirakan akan merangkak naik juga.
Coba yuk, kita rangkum, harga kebutuhan pokok mana saja yang naik belakangan ini? Supaya selanjutnya kita bisa membuat beberapa alternatif solusi, terutama biar dompet nggak boncos tetapi dapur tetap ngebul.
Harga Kebutuhan Pokok yang Mengalami Kenaikan
1. LPG
LPG nonsubsidi baru saja dinaikkan oleh pemerintah. Terakhir, saat artikel ini ditulis, harga yang berlaku saat ini Rp15.500 per kg. Ukuran terkecil tabung gas nonsubsidi adalah 5 kg. Dengan demikian, sekarang harganya adalah sekitar Rp77.500. Untuk tabung 12 kg menjadi Rp186.000—yang bisa jadi lebih mahal kalau kita membeli tidak secara langsung ke distributor besarnya.
Harga kebutuhan pokok satu ini tak pelak menimbulkan polemik. Masyarakat lantas memburu gas kemasan 3 kg yang sebenarnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin. Kelangkaan pun mulai terlihat.
2. Bahan bakar minyak (BBM)
Harga kebutuhan pokok satu ini juga mengalami kenaikan, lagi-lagi untuk jenis nonsubsidi, mulai 12 Februari 2022. Jenis BBM yang mengalami kenaikan harga adalah Pertamax Turbo jadi Rp13.500, Pertamax Dex menjadi Rp13.200, dan Dexlite jadi Rp12.150.
Kenaikan harga kebutuhan pokok ini konon terjadi mengikuti perkembangan yang terjadi di industri minyak dan gas belakangan ini. Saat artikel ini ditulis, harga minyak ICP per Januari 2022 mencapai USD 85 USD per barel. Ini artinya ada kenaikan sebesar 17% dari harga Desember 2021.
Meski demikian, ada penyesuaian harga untuk Pertalite, yang sebelumnya Rp7.650 menjadi Rp6.450 per liter, setara dengan Premium yang merupakan BBM subsidi.
3. Bahan makanan
Kenaikan harga kebutuhan pokok paling terasa ada pada bahan makanan, mulai dari kedelai, minyak goreng, cabai, hingga daging sapi.
Berikut tangkapan layar mengenai harga kebutuhan pokok dari situs hargapangan.id yang terpantau secara nasional.
So, pastinya, beban jadi lebih berat, ya? Mari gandengan, karena ini dialami oleh semua orang saat ini. Terus, bagaimana cara mengatasinya? Of course, dengan mengelola arus kas kita dengan lebih baik.
Atasi Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok dengan Pengelolaan Keuangan yang Baik
Berikut beberapa tip sederhana mengelola keuangan untuk atasi efek kenaikan harga kebutuhan pokok agar kondisi keuangan tetap baik.
1. Financial check up
Lakukan financial check up terkait kenaikan harga kebutuhan pokok sekarang ini. Kira-kira bagian mana saja yang paling memengaruhi arus kas keuanganmu? Apakah di pos makan? Atau, pos transportasi?
Identifikasi bagian mana dari keuanganmu yang paling berat saat ini, kemudian telusuri juga, bagian mana yang bisa dihemat.
Ibaratnya, kamu mencari bagian yang timpang, dan kemudian melakukan rebalancing agar seimbang kembali. So, catatan keuangan akan memegang peranan penting di sini.
2. Buat anggaran baru
Jika memang sangat terdampak oleh kenaikan harga kebutuhan pokok dewasa ini, maka selanjutnya kamu perlu membuat anggaran baru yang sesuai dengan kondisi.
Bisa jadi, kamu harus mengurangi pos lain agar dapat mengurangi beban pos belanja rutin, karena enggak mungkin kalau kita harus menunda beli gas, misalnya.
Intinya, kurangi beban pengeluaran yang kurang penting dan susun lagi prioritas. Tentu saja, kebutuhan sehari-hari harus diutamakan.
3. Amankan dana darurat
Pastikan dana darurat kamu dalam kondisi aman dan terkendali. Cek lagi berapa jumlahnya, dan apakah sudah ideal atau belum. Jika belum ideal, tak apa. Kamu bisa kok menabung lagi dengan mencoba mengulik anggaran.
Dana darurat adalah dana yang akan menjadi cadangan dana jika kondisi memburuk. Tentu kita enggak mengharapkan hal buruk terjadi, tetapi akan baik adanya kalau kita siap. Dana darurat akan dapat membantu keuangan jika nanti karena satu dan lain hal, kita butuh uang tambahan, sehingga kita terhindar dari utang. Bayangkan jika kondisi sulit, dan kita harus berutang untuk biaya hidup. Makin berat kan bebannya? Di sinilah dana darurat berperan.
4. Tidak menambah utang dulu
Utang yang sudah kita ambil harus diselesaikan dulu. Iya, meski harga kebutuhan pokok naik. Ini kan kewajiban, jadi harus diprioritaskan. Jika tidak, justru bebanmu akan semakin bertambah dengan adanya denda.
So, akan lebih baik jika kamu tidak menambah beban dulu sementara kondisi belum stabil. Ingat, kamu masih punya banyak kebutuhan penting lainnya. Jika tergoda utang, coba kembali lagi ke memilah antara kebutuhan dan keinginan, serta timbang kembali kemampuanmu dalam membayar cicilan. Apakah masih mampu, mengingat pengeluaran pokok sedang membengkak?
5. Masih ada dana? Investasi!
Tentunya kita bersyukur jika sudah melakukan financial check up, menyesuaikan anggaran, dan tak menambah utang, ternyata dana masih ada tersisa. Alokasikan sisanya ke berbagai instrumen investasi yang kamu pilih.
Tentu saja, ini di luar investasi rutin yang seharusnya sudah kamu lakukan di awal bulan.
Nah, bagaimana? Semoga dengan beberapa langkah di atas, beban karena kenaikan harga kebutuhan pokok tidak semakin berat kamu rasakan ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Merawat Anabul, Ini Dia 5 Jenis Biaya yang Harus Disiapkan
Tren zaman sekarang adalah memelihara dan merawat anabul. Apa itu anabul? Anabul adalah singkatan dari ‘anak bulu’. Istilah ini populer di Twitter untuk menyebut segala jenis hewan peliharaan yang berbulu, seperti kucing, anjing, kelinci, hamster, dan sebagainya.
Memelihara anabul memang jadi tren. Memang sih, hal ini sudah dilakukan oleh banyak orang jauh sebelumnya. Namun, sejak pandemi dimulai, semakin banyak orang tinggal di rumah dan membutuhkan teman, hingga akhirnya mereka pun mengadopsi dan merawat anabul dari berbagai jenis sesuai kesukaan masing-masing.
Memang menyenangkan ya, bisa merawat anabul? Bisa jadi teman, hiburan, dan obat stres di tengah kita sibuk dengan pekerjaan dan rutinitas. Tapi, sebagai pecinta anabul, jangan cuma memikirkan senangnya doang, kamu pun perlu menyiapkan biaya perawatannya. Pasalnya, biaya merawat anabul itu enggak sedikit loh. Kalau enggak disiapkan, wah, kayaknya bakalan bikin kelabakan juga. Pastinya, kamu mau anabul yang kamu rawat bisa sehat, bahagia, dan aktif kan?
Yuk, kita lihat beberapa hal yang mesti disiapkan kalau kamu berencana untuk memelihara dan merawat anabul.
Biaya Apa Saja yang Perlu Disiapkan untuk Merawat Anabul?
1. Biaya adopsi
Terlepas dari bagaimanapun cara kamu mendapatkan si anabul, akan butuh biaya awal. Misalnya mau beli di breeder untuk jenis anabul tertentu, pet shop, atau mungkin adopsi, kamu mungkin akan butuh dana setidaknya buat mengganti ongkos merawat di kehidupan awal si anabul. Ya, kalau kamu bisa adopsi dari teman atau saudara, bisa jadi enggak perlu mengganti ongkos. Kalau begitu, ucapkan terima kasih saja.
Untuk kucing, biasanya akan butuh biaya antara Rp500.000 hingga belasan juta, tergantung ras, usia, dan tingkat kerumitannya. Begitu juga dengan anjing. Untuk kelinci, bisa jadi lebih murah. Hamster lebih murah lagi, sekitar Rp20.000 hingga Rp60.000 untuk jenis yang langka.
2. Biaya vaksinasi dan sterilisasi
Biasanya, kalau kita mengadopsi dari shelter, vaksinasi sudah lengkap. Tetapi, jika belum, maka biaya vaksinasi ini harus juga kamu perhitungkan. Harganya berkisar antara Rp80.000 sampai Rp200.000, tergantung jenis vaksinnya.
Beberapa orang lebih suka juga untuk melakukan steril pada si anabul, dengan alasan kesehatan. Jika kamu juga termasuk, maka persiapkan juga biayanya. Untuk jenis kucing, biaya steril kucing domestik berkisar antara Rp300.000 – Rp350.000, sedangkan kucing ras Rp500.000 hingga jutaan rupiah.
3. Biaya makanan
Ada seorang teman yang bilang, bahwa untuk sebulan, kucing kesayangannya butuh sekitar 1 kg Whiskas. Teman lain lagi ada yang bilang, untuk kucingnya, dia mengombinasikan makanan basah dengan nasi, sehingga bisa agak ditekan biaya makanannya. Keduanya punya kucing domestik. Kalau ras, konon bisa lebih mahal apalagi kalau jenis makanannya yang premium atau raw food.
Untuk jenis anabul yang lain, bisa disesuaikan. Untuk hamster misalnya, satu kilo pakan basic harganya sekitar Rp27.000. Tapi hamster juga butuh camilan, misalnya popcorn, oats, buah dan sayuran segar. Perhitungkan semuanya dengan saksama.
4. Biaya grooming
Kita bisa merawat anabul secara mandiri, misalnya dimandikan, dikeramasi, diberi bedak, dan sebagainya. Karena itu, kamu akan butuh sampo, sisir atau sikat, dan berbagai peralatan lainnya.
Meski sudah kamu rawat sendiri, tetapi anabul seperti kucing dan anjing kadang juga butuh grooming, agar bisa dirawat secara menyeluruh. Untuk kucing, misalnya, sekali basic grooming kisaran harganya Rp30.000 – Rp100.000. Untuk kucing ras, biasanya akan lebih mahal.
Untuk anabul kecil seperti hamster, kamu tak perlu memandikannya. Namun, kamu perlu membelikannya pasir mandi dan tempat spa-nya sendiri. Ini sih murah, pasir mandi sekilonya kurang lebih Rp20.000. Taruh saja di wadahnya, diganti setiap 3 – 4 hari sekali.
5. Kandang
Kucing dan anjing akan butuh kandang yang cukup besar. Hamster dan kelinci relatif kecil. Harga kandang kucing atau anjing yang paling simpel kisarannya Rp100.000. Kandang kelinci yang kecil sekitar Rp80.000-an. Sedangkan, kandang hamster paling murah Rp27.000.
Lengkapi kandang dengan berbagai perlengkapan seperti litter box, aksesori, dan mainan, agar si anabul betah dan tidak bosan. Ini juga termasuk cara merawat anabul yang penting loh, agar mereka terhindar dari stres: sediakan kandang yang nyaman untuk mereka.
Nah, itu beberapa biaya yang harus dipertimbangkan kalau memang kamu mau merawat anabul, dan pengin mereka tumbuh sehat.
Dan, ini dia persiapannya.
3 Persiapan untuk Mulai Merawat Anabul
1. Ketahui biaya dan buat anggarannya
Mulai dari awal hingga ke biaya kesehatan kalau si anabul sakit, harus kamu persiapkan dengan baik. Konon, ada juga asuransi untuk hewan peliharaan. Memang belum terlalu lazim, tetapi bisa juga kamu pertimbangkan. Apalagi kalau hewan peliharaanmu memang punya masalah kesehatan.
Buat anggarannya sesuai dengan kemampuan ya, jangan sampai menurunkan prioritas kebutuhan penting lainnya.
2. Cari sumber yang tepercaya
Mau ambil si anabul dari mana? Mau adopsi dari shelter, dari teman atau keluarga, atau mau adopsi dari peternak dan toko hewan?
Pastikan kamu memang sudah percaya terhadap sumber tersebut; bahwa mereka sudah merawat anabul dengan benar dan kondisinya sehat. Jangan lupa tanyakan status vaksinasinya, jika memungkinkan ya.
3. Siapkan tempatnya
Last but not least, pastikan kamu sudah menyiapkan juga tempat di rumah untuk merawat anabul. Anabul seperti kucing dan anjing akan butuh tempat yang cukup luas. Sedangkan hamster asalkan kamu bisa mendapatkan kandang yang luas atau bertingkat, mereka biasanya akan cukup senang.
Nah, selamat mengadopsi dan merawat anabul ya. Semoga kamu sendiri juga bisa happy bersama mereka.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Rencana Pensiun: 5 Langkah Menyiapkannya Agar Bisa Optimal
Penyusunan rencana pensiun merupakan proses multistep yang bisa disusun dalam waktu sekali duduk. Di dalamnya, akan ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dan diperhitungkan, apalagi kalau memang kamu menginginkan untuk dapat pensiun dengan nyaman, aman, dan sejahtera. Prosesnya mungkin bahkan bisa dibilang menjemukan, nggak seseksi kalau kita lagi bikin rencana liburan. Tapi, bagaimanapun, ya teteup harus dibuat.
Perencanaan dana pensiun dimulai dengan proses menentukan tujuan keuangan secara realistis, dan berapa lama jangka waktunya hingga saat itu tiba. Kemudian, setelah itu, kamu juga harus menentukan instrumen seperti apa yang paling cocok untuk mengembangkan sekaligus sebagai tempat penyimpanan dana pensiun tersebut.
So, adakah di antara kamu yang masih ragu-ragu untuk membuat rencana pensiun? Masih saja bingung, program pensiun seperti apa yang cocok untukmu? Belum tahu mesti gimana hidupmu di masa pensiun nanti? Masih mau, “Diatur ntar ajalah, kalau sudah deket.”?
Wah, tahu nggak sih kamu, kalau kamu masih tarsok-tarsok—bentar besok bentar besok—alias menunda-nunda membuat rencana pensiun, bisa jadi kamu terancam gagal pensiun loh di hari tua nanti. Artinya, bisa jadi kamu berpeluang untuk terus bekerja sampai tua, bahkan menciptakan sandwich generation baru pada anak-anakmu di masa depan.
Duh, masa tega sih, menjadi beban hidup anak?
Yuk, makanya buat rencana pensiun! Sebenarnya cukup sederhana kok, hanya saja memang akan lebih baik jika mulai dari sekarang.
Langkah Membuat Rencana Pensiun
1. Tentukan jangka waktu
Membuat rencana pensiun adalah soal menentukan pengin hidup seperti apa kelak.
Usia kamu sekarang dan usia saat kamu mulai pengin pensiun akan menentukan banget dalam membuat rencana pensiun yang efektif. Semakin panjang waktunya, maka semakin tinggi tingkat risiko portofolio investasi yang bisa kamu lakukan. Artinya, nilai akhir investasi juga berpeluang besar semakin tinggi.
Kalau kamu saat ini masih di usia 20-an, maka itu artinya kemungkinan kamu akan pensiun dalam waktu 30 tahun lagi, lebih bahkan. Dengan demikian, instrumen berisiko tinggi akan lebih cocok, misalnya saham. Memang akan ada risiko volatilitas, tetapi dengan strategi analisis yang tepat, kamu bisa menemukan saham-saham yang akan bertumbuh dengan baik dalam jangka waktu panjang.
2. Perhitungkan inflasi
Inflasi adalah musuh utama kita dalam perencanaan keuangan. Kamu perlu imbal yang lebih besar daripada inflasi jika ingin mempertahankan daya beli kamu saat sudah masuk usia pensiun.
Para pakar keuangan sering menyebut inflasi sebagai anti-growth compound, karena dapat menggerogoti nilai uang kita. Tingkat inflasi yang kecil, misalnya 3%, dapat menggerus nilai tabungan sebesar 50% dalam waktu 24 tahun.
See? Memang hanya berkurang 3% sih setiap tahun. Tapi dikali 24 tahun, uangmu akan berkurang nilainya sebesar 50% loh!
Jadi, jangan pernah abaikan tingkat inflasi saat mulai membuat rencana pensiun.
3. Tentukan kebutuhan
Memproyeksikan kebutuhan hidup secara realistis akan membantu kamu menentukan seberapa besar portofolio yang harus disiapkan. Dari banyak sumber disebutkan, bahwa untuk pensiun sejahtera, seseorang setidaknya harus memiliki dana 70 – 80% dari penghasilan terakhirnya sebelum mulai masuk masa pensiun. So, apakah ini realistis?
Bisa iya, bisa tidak. Praktiknya, banyak hal yang bisa terjadi. Banyak pensiunan yang justru berbelanja melebihi kebutuhannya di awal-awal masa pensiun. Mengapa? Karena masih banyak yang sulit untuk meninggalkan kebiasaan lama. Dan, karena menganggur, mereka pun jadi merasa kebutuhannya bertambah. Belum lagi anggaran kesehatan yang bisa juga membengkak seiring usia.
4. Kenali berbagai karakteristik produk
Secara umum, semakin mendekati usia pensiun, maka portofolio sebaiknya semakin fokus pada aset yang mampu mendatangkan penghasilan secara pasif dan pelestarian modal. So, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Fokus pada instrumen obligasi yang memang tak setinggi saham return-nya, tetapi menjanjikan kupon yang relatif lebih teratur dan tidak terlalu fluktuatif.
- Jika ingin terus memanfaatkan saham, maka fokus pada pilihan saham-saham dividend aristocrate, yaitu saham-saham yang secara historis memberikan dividen secara teratur dan bertumbuh dari tahun ke tahun.
- Jika modal memang sudah memadai, diversifikasikan instrumen ke properti. Dari usaha penyewaannya, kamu akan bisa mendapatkan tambahan penghasilan lagi.
Dengan demikian, kamu perlu memiliki target yang jelas mengenai berbagai instrumen yang akan dapat diandalkan sebagai sumber pemasukan saat sudah tak produktif lagi. Jadi, yang sekarang harus kamu lakukan adalah mengenali berbagai macam produk beserta karakteristiknya, agar nantinya kamu tak salah dalam mengambil keputusan investasi.
Jika kamu merasa tak mampu untuk membangun dana pensiun secara mandiri, ada berbagai program yang menawarkan manfaat pensiun yang menguntungkan, seperti Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Silakan dicari dan dipelajari lebih dalam cara kerjanya ya. Siapa tahu bisa cocok.
5. Perkuat jaring pengaman
As you know, di masa pensiun, bisa jadi pengeluaran kesehatan akan menjadi salah satu pos pengeluaran yang paling prioritas. Karena itu, siapkanlah asuransi kesehatan sejak sekarang. Minimal, kamu wajib punya BPJS Kesehatan dan upayakan agar selalu aktif. Buat anggaran untuk iurannya ya, bahkan hingga kamu tak lagi bekerja nanti. Jika masih mampu, kamu juga bisa menambah asuransi penyakit kritis jika dibutuhkan.
Selain itu, selalu prioritaskan untuk punya dana darurat sesuai nominal ideal. Bangunlah dana daruratmu mulai sekarang, atau kembalikan dana darurat yang sempat kamu pakai.
Asuransi dan dana darurat merupakan fondasi penting dalam rencana keuangan, termasuk juga rencana pensiun.
Nah, itu dia 5 langkah mempersiapkan rencana pensiun yang bisa kamu lakukan sejak sekarang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perang Rusia dan Ukraina: Bakal Ada Efek Ekonomi yang Bisa Mengancam Indonesia Loh!
Yang ditakutkan akhirnya terjadi juga. Perang Rusia dan Ukraina pecah, dan pada akhirnya, sudah bisa ditebak, seluruh dunia juga bereaksi.
Invasi Rusia dimulai Kamis, tanggal 24 Februari 2022 yang lalu, dimulai dengan sejumlah bombardir serangan ke beberapa kota di Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv. Sampai dengan saat ini, Rusia mengklaim sudah menaklukkan sejumlah wilayah, dan melumpuhkan sebagian besar angkatan perang Ukraina.
Merespons agresi ini, dunia pun menjatuhkan berbagai sanksi terhadap Rusia, dengan tujuan merusak ekonomi Rusia.
Lalu, apakah peristiwa pecahnya perang Rusia ini juga akan berefek ke Indonesia? Mengingat bahwa kita sekarang masih dalam proses pemulihan ekonomi, wajar saja rasanya kalau kita waswas akan dampak yang bisa terjadi. Apalagi Indonesia juga merupakan salah satu negara yang punya hubungan juga dengan Rusia maupun Ukraina.
So, mari kita lihat bareng.
Dampak Perang Rusia terhadap Indonesia
Meski lokasi perang Rusia dan Ukraina ada nun jauh di Eropa Timur sana, tetapi efeknya bisa terjadi secara global. Terutama di sektor politik dan ekonomi.
1. Harga komoditas naik
Perang Rusia akan membawa dampak kenaikan harga komoditas. Rusia dan Ukraina sama-sama menjalin hubungan dagang dengan Indonesia.
Rusia merupakan produsen minyak bumi, bahan baku pupuk, dan berbagai hasil tambang seperti nikel, aluminium, dan paladium, yang diimpor oleh Indonesia. Minyak bumi saat artikel ini ditulis sudah mengalami kenaikan hingga lebih dari $100 per barrel. Kenaikan harga migas ini sudah kita rasakan, dengan naiknya harga LPG nonsubsidi yang menjadi salah satu barang kebutuhan pokok dapur kita di akhir Februari.
Lumayan ya, bund, naiknya. Rp15.500 per kg sendiri.
Sedangkan, Ukraina adalah sumber impor terbesar gandum bagi Indonesia. Jadi, ya, pasti akan berefek. Barang-barang seperti roti dan mi instan bisa jadi akan terpengaruh produksinya. Dan, gorengan juga, bund! Padahal minyak goreng juga lagi langka banget. Ditambah sebentar lagi bulan Ramadan juga tiba.
Para ibu rumah tangga kudu makin pintar mengelola uang belanja nih.
2. Pemulihan ekonomi akan tersendat
Secara global, banyak negara yang belum lagi bisa pulih dari dampak hantaman pandemi COVID-19. Sebelumnya, banyak pakar ekonomi memperkirakan pertumbuhan ekonomi global ada di angka kisaran 4% pada 2022 dan kisaran 3% pada 2023.
Namun, dengan pecahnya perang Rusia dan Ukraina, bisa jadi anggaran belanja negara yang sudah tersusun jadi bertambah bebannya. Hal ini terjadi karena banyaknya kenaikan harga komoditas.
3. Suplai bahan kebutuhan akan terhambat
Berita terakhir, salah satu pelabuhan penting yang ada di area Laut Hitam telah rusak, bahkan sejumlah kapal niaga juga rusak dihantam rudal Rusia. Akibatnya terjadi hambatan pengiriman berbagai barang kebutuhan ke seluruh dunia.
Hal ini memang sudah dibuktikan dalam sejarah perang yang pernah ada. Di wilayah-wilayah yang sedang bersitegang, sesuai sejarahnya, pasokan barang-barang kebutuhan akan terhambat. Hal ini pada akhirnya juga akan memengaruhi kenaikan harga komoditas itu sendiri.
Akibat dari dirusaknya fasilitas perdagangan global, maka Rusia akan menerima sanksi lebih berat lagi, dan justru hal ini akan memperburuk kondisi karena harga komoditas juga akan semakin meningkat.
4. Pasar modal berfluktuasi
Pada pembukaan perdagangan bursa Kamis tanggal 24 Februari 2022 pagi, IHSG menunjukkan peningkatan poin yang cukup menggembirakan, yaitu mencapai 6.921,36. Namun, begitu perang Rusia pecah, IHSG rontok ke titik 6.787,38, hanya dalam waktu 4 jam.
Tetapi, ada yang menarik. Saat bursa-bursa saham luar negeri ambruk, ternyata investor asing malah memborong saham-saham Indonesia hingga triliunan rupiah, pada Kamis sore itu.
Nah, kalau dilihat dari sisi sektor ini, ternyata dampak perang Rusia tak semuanya buruk juga ya? Bukannya tak berempati, tetapi ini artinya kita masih ada harapan. Betul? Jadi, mari optimis!
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Well, sudah pasti kita menyayangkan perang Rusia yang akhirnya pecah ini, di saat kita belum lagi selesai mengatasi dampak pandemi berkepanjangan. Dibandingkan dengan pandemi, bukankah sebenarnya perang bisa dihindari? Tapi yah, apa kuasa kita untuk bisa membujuk Putin menghentikan serangannya?
Pada akhirnya, kita hanya bisa berharap, agar konflik tidak meluas. Mengingat Rusia punya backing Tiongkok yang begitu adidaya.
Meski demikian, sebagai ‘rakyat jelata’, kita bisa kok melakukan beberapa hal untuk bersiap jika kondisi ini memburuk ke depannya. Apa saja yang bisa kita lakukan?
Siapkan dana darurat
Dana darurat adalah senjata terampuh untuk melewati masa sulit. Jadi, jangan sampai kendur, yuk, cek dana darurat kamu. Bagaimana posisinya sekarang? Apakah masih aman, dalam jumlah yang ideal? Jika sempat diambil untuk menambal pengeluaran ini itu, yuk, segera ditutup lagi.
Sesuaikan anggaran
Gas LPG naik. BBM berpotensi naik. Minyak goreng langka, tempe mahal. Yuk, disesuaikan lagi anggaran per bulannya. Barangkali kamu perlu untuk menambah pos kebutuhan rutin dalam beberapa waktu ke depan. Pos lifestyle atau investasi bisa dikurangi dulu. Nggak apa-apa, nanti ketika kondisi sudah membaik, kamu bisa gaskeun lagi.
Utamakan kewajiban
Misalnya cicilan utang, bayar pajak dan tagihan, adalah hal-hal yang harus diprioritaskan, termasuk dalam kondisi darurat. Karena jika tidak, dampaknya akan lebih fatal dan semakin memberatkan keuanganmu sehari-hari. Utang, misalnya, bisa dikenakan denda kalau sampai kamu terlambat membayar cicilan. Misalnya juga premi asuransi kesehatan, yang harus disetor sesuai aturannya. Jangan sampai ketika sakit, baru diurus.
Yah, siapa sih yang mengharapkan kondisi memburuk ke depannya? Tidak ada. Namun, kita tetap harus bersiap, bukan, sembari berharap yang terbaik untuk semuanya.
Stay safe ya, secara fisik, mental, dan tentunya, finansial!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kelola Uang Belanja Pas-Pasan Keluarga Muda, Ini 5 Kiat Sederhananya
Salah satu hal paling tricky dalam rumah tangga adalah ketika kita harus mengatur uang belanja bulanan.
Ya, gimana ya? Namanya kebutuhan keluarga, itu sudah pasti banyak banget, tapi sayangnya, dana enggak sebanyak itu. Jadi, mau enggak mau, harus dicukupkan. Apalagi kalau masih keluarga muda. Karena itu, penting bagi setiap pasangan suami istri untuk pintar mengelola keuangan keluarga.
Tantangan Para Ibu dalam Keluarga Muda
Kondisi yang paling umum terjadi adalah belum lama menikah, mungkin sudah punya anak tapi masih bayi. Pencari nafkah bisa jadi dari dua pintu, yaitu nafkah dari suami dan nafkah istri. Tapi, bisa juga kondisinya memiliki penghasilan hanya dari satu pintu lantaran si ibu resign demi mengurus bayi di rumah.
Soal karier, bisa jadi masih dirintis. Belum benar-benar berada di posisi yang mapan, meski sudah berpenghasilan tetap. Cukup, tapi ya harus benar-benar dicukupkan. Dan, kebutuhan bayi itu memang luar biasa. Bahkan ketika anak sudah mulai besar, kebutuhan itu tetap tak berkurang—hanya berganti jenisnya. Uang belanja tetap akan harus diatur dengan baik, kalau enggak mau boncos terus-terusan.
Kondisi seperti ini dialami sebagian besar keluarga muda, dengan ibu yang bekerja maupun ibu rumah tangga. Ini belum ngomongin soal kebutuhan lain. Kredit motor, KPR, keamanan kompleks, sampai kirim uang ke orang tua di kampung. Bisa nabung Rp100 ribu – Rp200 ribu setiap bulan saja sudah bagus banget.
Clueless, betul?
Tapi tenang. Ibarat beli panci, pasti sama tutupnya. Jadi, akan selalu ada solusi untuk setiap masalah yang ada. Asal tahu prinsip mengelola uang belanja, maka kesulitan pasti bisa dicari solusinya.
Mengelola Uang Belanja yang Pas-Pasan
1. Berkomunikasi
Kadang yang terjadi adalah uang belanja pas-pasan, tapi segan ngobrol sama suami. Takutnya, dianggap nggak becus mengelola keuangan keluarga dan menghemat uang belanja. Tapi, hal ini bisa bikin kamu jadi stres loh.
Rumah tangga terdiri atas 2 orang; suami dan istri. Ibu-ibu enggak sendirian loh. Memang betul, ibu adalah menteri keuangan di rumah. Tapi, suami ibarat presiden. Dan yakinlah, bahwa Ibu Sri Mulyani sering meeting dan rapat koordinasi dengan presiden kalau mesti bahas keuangan negara. Begitu juga dengan para ibu rumah tangga. Perlu banget ada rapat khusus keuangan dengan suami.
Buka catatan keuangan keluarga, saling mencermati agar bisa menemukan akar masalah dan kemudian mencari solusi bersama. Tanpa komunikasi yang lancar, rasanya mustahil ya, keuangan keluarga juga bisa tertata dengan baik.
2. Budgeting
Kebutuhan banyak, tapi uang belanja pas-pasan. Karena itu, budgeting penting, agar bisa menentukan prioritas dan akhirnya semua kebutuhan terpenuhi.
Ada banyak cara budgeting uang jajan dan uang belanja yang bisa dilakukan. Misalnya dengan aplikasi pengelolaan keuangan yang sekarang banyak ditemukan di PlayStore maupun AppStore. Selain itu, bisa juga dengan cara old school ala orang tua kita: pakai amplop-amplop.
Buatlah budgeting bersama suami. Tapi, semisal tidak memungkinkan, seenggaknya harus dikomunikasikan dengan pasangan, agar mereka juga tahu bagaimana peta keuangan kita.
Perhatikan masing-masing proporsinya. Misalnya mau pakai rumus 4-3-2-1 ala QM Financial, yang berarti 40% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk cicilan utang, 20% untuk investasi, dan 10% untuk jajan atau lifestyle. Kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisi dan kemampuanmu.
3. Catat setiap pengeluaran
Tuliskan setiap pengeluaran, sebisa mungkin hingga detail, agar kamu tahu ke mana saja uangmu pergi. Jangan sampai kehilangan jejak, tahu-tahu dompet menipis tanpa tahu dipakai buat apa saja.
Catatan pengeluaran juga akan penting ketika kamu hendak membuat budgeting. Pasalnya, dari catatan keuangan, kamu tahu uang belanja sebelah mana yang bisa dipangkas lagi, atau lebih dihemat.
4. Buat tujuan jangka panjang
Uang belanja pas-pasan harus cukup untuk memenuhi kebutuhan saat ini, juga kebutuhan di masa depan nanti. Karena itu, penting untuk membuat pemetaan tujuan keuangan, terutama jangka panjang.
Jangan sampai terlena hanya memikirkan kebutuhan hari ini, apalagi yang kurang penting, dan melupakan rencana masa depan. Bisa-bisa masa depanmu akan berpeluang banyak kesulitan keuangan. Seperti nggak siap pensiun, nggak siap dana pendidikan anak, dan sebagainya.
5. Tambah penghasilan
Uang belanja pas-pasan? Tapi bukan berarti kita tak bisa menambah penghasilan kan? Yuk, mulai dipikirkan sejak sekarang.
Jika mau berusaha, pasti ada caranya. Mungkin saja memang sibuk, tapi cobalah untuk berusaha agar uang belanja bisa ditambah.
Nah, itu dia beberapa langkah untuk mengatur uang belanja yang pas-pasan di keluarga muda.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!