Komponen Dana Pendidikan Konvensional
Bulan Oktober biasanya merupakan momen di mana orangtua sedang sibuk melakukan kunjungan open house sekolah yang menjadi pilihan untuk menyekolahkan anak. Selain open house, sekolah konvensional juga membuka pendaftaran penerimaan siswa baru beserta dengan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi dan salah satunya, pembayaran uang masuk atau uang pangkal.
baca juga: Sudah Siapkah Dana Pendidikan Anak?
Tidak berhenti di uang pangkal, ada banyak uang-uang lainnya yang perlu dipersiapkan setiap tahunnya saat anak sudah mulai bersekolah.
Ingin tahu biaya apa saja yang terjadi saat anak mulai bersekolah? Saya membaginya menjadi 2, pengeluaran tahunan dan bulanan.
TAHUNAN
- Uang Pendaftaran dan daftar ulang. Beberapa sekolah memberlakukan uang pendaftaran sebagai ganti pembelian formulir saat tahun pertama masuk jenjang pendidikan. Beberapa sekolah juga memberlakukan uang daftar ulang setiap tahun yang nilainya di kisaran ratusan ribu rupiah.
- Uang Pangkal Masuk. Ini merupakan uang yang dibayarkan sekali saja saat tahun pertama di setiap jenjang pendidikan. Biaya masuk ini digunakan oleh sekolah untuk membangun dan melengkapi sarana penunjang pendidikan. Uang Pangkal perlu dipersiapkan semenjak anak lahir karena jumlahnya yang besar. Contohnya, anak saya yang bungsu akan bersekolah jenjang TK A pada Juli 2019 di umurnya yang hampir 4 tahun. Uang Pangkal yang ditetapkan sebesar Rp5.150.000. Maka uang pangkal tersebut saya siapkan dengan menabung sebesar Rp150.000 selama 36 bulan sejak si bungsu lahir. Akan berbeda untuk jenjang Universitas yang tidak lagi bisa dikejar hanya dengan menabung karena jumlahnya yang besar!
- Uang Seragam dan buku. Setiap memasuki jenjang pendidikan baru, murid diharuskan membeli seragam yang dipakai berbeda-beda setiap harinya. Ada seragam putih merah, putih biru, putih abu, seragam pramuka, batik dan seragam muslim untuk sekolah yang kebanyakan siswanya beragama Islam. Biaya buku juga tergolong mahal karena untuk buku pelajaran, setiap sekolah memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Ada juga sekolah yang memasukan komponen biaya buku kedalam uang daftar ulang namun ada juga sekolah yang membebaskan murid untuk membeli buku pelajaran di luar sekolah.
- Uang Kegiatan. Biasanya komponen biaya ini merupakan biaya untuk kegiatan selama satu tahun yang terdiri atas kegiatan ekstrakurikuler, acara seni dan fieldtrip.
BULANAN
- Uang SPP bulanan. Uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan yang dibayarkan setiap bulan seharusnya diambil dari pos pengeluaran rutin setiap bulannya. Idealnya, uang SPP bulanan ini tidak melebihi 10% dari penghasilan setiap bulannya agar masih ada sisa penghasilan yang bisa digunakan untuk pengeluaran lainnya.
- Uang Les. Biaya ini merupakan pilihan bagi orangtua apakah butuh untuk memasukkan anak kedalam les. Apabila dirasa perlu untuk memberikan les kepada anak maka biayanya tidak boleh melebihi 10% dari penghasilan setiap bulannya. Saya sendiri tidak memberikan les untuk anak karena melihat jadwal sekolah anak yang padat serta uang SPP bulanan sudah mencapai 10% dari penghasilan saya.
- Biaya transportasi. Salah satu alasan mencari sekolah yang dekat dengan rumah adalah agar anak tidak kelelahan di dalam perjalanan menuju sekolah serta biaya transportasi dapat ditekan. Banyak sekali alternatif yang dapat dipilih orangtua berkenaan dengan biaya transportasi menuju sekolah. Pilihan pertama, anak bisa berangkat bersama orangtua sehingga hanya perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk pulang dari sekolah. Alternatif kedua, jika ada teman anak yang rumahnya berdekatan, kita bisa melakukan car pooling dan berbagi biaya bahan bakar bersama-sama. Alternatif lainnya, bisa menggunakan jasa transportasi online atau bahkan membayar antar jemputan sekolah.
- Biaya makan siang. Saat ini sekolah banyak yang menjalankan proses belajar mengajar melebihi jam 12:00 siang sehingga anak perlu dibekali dengan makan siang. Beberapa sekolah menyiapkan makan siang bagi murid dan biayanya disatukan dengan uang SPP bulanan. Ada juga sekolah yang bekerja sama dengan katering dan orangtua bisa berlangganan sendiri dan pembayaran diberikan langsung kepada pemilik katering. Bisa juga membuatkan bekal makan siang yang tentunya lebih hemat.
Nah kalau melihat begitu banyaknya komponen biaya pendidikan anak, tentunya akan sangat bijak kalau orangtua bisa menyiapkan dana pendidikan anak sedini mungkin.
-Honey Josep-
5 Hal Keuangan The Grown Ups
Saya ingat benar saat hari wisuda S1 tiba, rasanya bahagia karena sudah menyelesaikan tanggung jawab sekolah tinggi kepada orangtua. Dan, sejak hari itu saya mulai membangun kehidupan saya sendiri.
Apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Selesai kuliah, bekerja di perusahaan yang punya reputasi baik dan mulai meniti karir. Belum lagi ditambah dengan perasaan bangga bisa menghasilkan uang yang seringkali membuat grown ups, mereka yang berusia 20-30 tahun terlena dengan semboyan, “Muda foya foya, Tua kaya raya!”
But hey! Semboyan di atas adalah kesalahan terbesar yang pernah dinyatakan di bumi! Bukan berarti grown ups tidak boleh senang-senang menikmati hasil kerja kerasnya namun ada baiknya kamu the grown ups mengetahui lima hal tentang perencanaan keuangan untuk golongan yang berumur 20-30 tahun:
- Memulai Karir. Buat kamu yang fresh graduate, kamu mulai belajar menghasilkan uang. Selain menghasilkan uang, pastikan kamu juga punya tujuan mengenai karirmu.
Baca juga: Pentingnya Belajar Menghasilkan Uang
- Menabung minimal 10%. Walau kamu boleh menikmati gaji sendiri dengan memberikan self reward, tapi ingat kalau gajimu bukan hanya untuk hidup satu hari. Sisihkan di awal gajian minimal sebesar 10% dari penghasilanmu untuk tujuan keuangan finansial yang dasar seperti Dana Darurat, Dana Pensiun atau bahkan Dana Kepemilikan Rumah.
Baca juga: Atur Uang Sejak Muda
- Down Payment Rumah Pertama. Memiliki rumah pertama bisa jadi sebuah pencapaian besar bagi the grown ups. Jangan biarkan gaya hidup yang tinggi membuat kamu tidak memiliki rumah saat kehidupan berubah, misalnya memiliki keluarga.
Baca juga: Kamu Mampu Kok Memiliki Properti
- Investasi senilai harga sepatumu. Saya biasanya memberikan self reward bagi diri sendiri berupa sepatu yang nyaman yang bernilai ratusan ribu rupiah hingga jutaan di waktu tertentu, misalnya naik gaji, naik jabatan atau mendapatkan bonus tahunan. Tapi tahu kah kamu kalau nilai sepatumu itu bisa dipakai untuk memulai tujuan finansialmu yang lebih besar seperti DP Rumah Pertama, Dana Menikah atau Dana Pensiun.
Baca juga: Investasi Mulai Setengah Harga Sepatumu!
- Liburan VS Belanja. Punya penghasilan sendiri tentunya sah sah saja menggunakan uang untuk liburan atau belanja. Agar keuangan the grown ups bisa kuat untuk membiayai liburan atau belanja dan mungkin keduanya, buat saja tujuan keuangan yang berjudul Dana Liburan atau Dana Belanja.
Baca juga:
Semoga dengan memperhatikan kelima hal di atas, keuangan the grown ups bisa menjadi kuat dan terhindar dari jerat sandwich generation.
Terus bekali diri dengan belajar keuangan secara mandiri. Kini kamu bisa belajar finansial dari mana saja melalui Financial Clinic Online Series (FCOS) dengan aplikasi zoom. QM Financial menyediakan beragam topik finansial yang bisa kamu pilih. Untuk pilihan kelas dan jadwal lengkapnya, kunjungi event.qmfinancial.com.
Honnie Joseph
Work Life Balance
Menghadapi masalah di kantor mempunyai pengaruh buruk bagi kesehatan apabila kurang waktu olahraga karena kesibukan yang padat, sering makan sembarangan dan tidak membuat rencana keuangan.
Bagaimana cara agar bisa mencapai work-life balance tersebut ?
Pada tanggal 29 Oktober 2018, Sehati by WeCare mengadakan Wealth & Wellness Workshop agar bisa mencapai work-life balance. QM Financial diundang oleh Sehati, sebagai narasumber ‘Sehat Keuangan Untuk Profesional Muda’ di acara tersebut yang dilaksanakan CoCoWork d.Lab, Jakarta Pusat.
Fatma Dewi Vidiasih Wulansari, trainer QM Financial yang akrab dipanggil Wulan menerangkan bahwa profesional muda harus menghadapi kenyataan kondisi keuangannya. Mengapa demikian? Karena profesional muda biasanya tidak memperhatikan cashflow bulanan serta membedakan kebutuhan dengan keinginan.
baca juga: Atur Uang buat Milenial
Untuk mengecek kesehatan tubuh, kita bisa melakukan medical check up. Hasil dari pengecekan tersebut tertera di dalam laporan laboratorium itulah yang membuktikan apakah kita dalam kondisi sehat atau tidak. Sedangkan untuk membuktikan kondisi keuangan sehat atau tidak, kita bisa melakukan financial check up.
Faktor indikator kondisi keuangan sehat, yaitu :
1. Punya harta (total aset positif, setelah dikurangi total utang). Punya harta tersebut adalah mempunyai aset aktif yang dapat menghasilkan diluar penghasilan bulanan, seperti rumah kontrakan, apartemen yang disewa, tanah perkebunan atau sawah yang menghasilkan.
baca juga: Khawatir Gak Siap Pensiun?
2. Masih ada sisa uang yang ditabung. Dari penghasilan bulanan yang didapatkan setelah dikurangi pengeluaran rutin dan cicilan setiap bulanan masih ada sisa untuk ditabung atau diinvestasikan.
baca juga: Financial Planning for Millenials
3. Rasio keuangan yang sehat. Rasio keuangan yang sehat dari penghasilan adalah total cicilan utang 30%, menabung 10%, aset lancar minimal 4X pengeluaran bulanan. Aset lancar adalah aset yang mudah dicairkan seperti reksadana, tabungan, emas, dan uang tunai.
baca juga: Karyawan bisa gampang atur keuangan
Apabila sudah memenuhi indikator kondisi keuangan sehat maka dapat mencapai langkah selanjutnya, yaitu mencapai Tujuan Finansial, ada beberapa langkah mencapainya :
- Financial Check Up. Financial check up sebaiknya dilakukan selama 1 tahun sekali. Apabila sudah menikah, sebaiknya dilakukan berdua dengan pasangan. karena bisa mendiskusikan bersama pengeluaran dan pemasukan secara bersama.
baca juga: Kapan Perlu Financial Check Up?
- Keuangan Sehat. Bagaimana agar mencapai keuangan sehat? Sebaiknya catat semua pengeluaran selama satu bulan dan ke atm 1 minggu sekali. Hal ini dimaksudkan agar dapat melihat pola pengeluaran selama satu bulan. Sehingga apabila ada pengeluaran yang bisa diminimalisasi jumlahnya dapat menambah porsi sisa penghasilan yang dapat ditabung atau diinvestasikan.
baca juga: Greatest Weakness
- Tujuan Finansial. Setelah keuangan sudah sehat tentukan tujuan finansialmu, sesuai kebutuhan. Misalnya traveling, hobi jalan-jalan bisa dijadikan salah satu tujuan finansial. Jadi, enggak perlu berhutang untuk melakukannya.
baca juga: Tujuan Lo Apa?
- Cara Mencapai. Bagaimana cara mencapai tujuan finansialnya bisa menabung atau berinvestasi selama jangka waktu yang telah ditentukan.
baca juga: Memilih Produk yang melayani Tujuan Finansial
Nah, para profesional muda, apakah kamu sudah mencapai indikator kondisi keuangan sehat dan menuju tujuan finansial ? Karena dengan keuangan yang sehat kita bisa menjadi kuat untuk orang lain.
baca juga: “When we are (financially) stronger, we can be stronger for others for longer period of time” – Ligwina Hananto
Semoga bermanfaat!
Mia Damayanti
Your Financial’s Greatest Weakness
Kalau ditanya “Apa kelemahan terbesar secara finansial?” pasti banyak yang menjawab, “tidak bisa menabung.”
Tidak bisa menabung hanya merupakan akibat dari sebab perilaku keuangan lho! Coba yuk kita selidiki lebih lanjut kenapa tidak bisa menabung.
Dari polling yang dilakukan di instagram @QM_Financial, banyak yang mengaku kalau kelemahan terbesar secara finansial adalah berakhir pekan ke mal. Ada yang menghabiskan mulai dari Rp200.000-Rp500.000. Bahkan paling mengejutkan, ada yang menghabiskan Rp1.5000.000 dalam sekali kunjungan ke mal.
Memang sih, mal sangat pintar menawarkan program promosi buy 1 get 1 free, cashback dan sale! Ingat juga ada tawaran promo kuliner yang bisa menghabiskan Rp500.000 hanya untuk sekali makan bagi 2 orang.
Mari kita hitung, bila dalam sekali ke mal menghabiskan Rp200.000-Rp500.000 maka dalam sebulan (kunjungan setiap Sabtu dan Minggu), uang yang keluar mencapai Rp1.600.000-Rp4.000.000. Dengan uang sebanyak itu, kamu sudah bisa mencicil mobil.
Bayangkan apabila biaya sekali mengunjungi mal sebesar Rp1.500.000. Dalam sebulan, apabila satu kali saja seminggu mengunjungi mal maka uang tersebut bisa untuk membayar cicilan apartemen.
Ada juga yang mengaku kalau kebiasaan menghabiskan waktu saat akhir pekan di mal adalah untuk membahagiakan anak. Ada banyak quotes di luar sana bahwa anak ternyata hanya perlu perhatian dari orangtuanya.
Baca juga: Akibat Terlalu Memanjakan Anak
Terus gimana dong untuk menghadapi kelemahan terbesar dalam keuangan?
Pertama, jujur terhadap diri sendiri. Akui apa saja kelemahan yang berpotensi membuat kacau keuanganmu. Apakah lemah dengan promo murah tiket pesawat, online shop flash sale atau terlalu menuruti keinginan anak?
Kedua, Pahami alasan di balik kelemahan finansialmu. Memahami kelemahan merupakan langkah penting untuk menentukan solusi agar keuanganmu kembali sehat.
Terakhir, Atasi. Bila telah mengakui kelemahan finansial dan mengetahui penyebabnya. Dengan demikian kamu dapat menghilangkan, mengurangi, atau membuat anggaran khusus agar cashflow tidak terganggu.
Apakah kamu sudah siap untuk mengatasi kelemahan terbesarmu dalam hal keuangan? Terapkan langkah-langkah di atas dan terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
Honey Josep
Siapkan Diri Menyambut Sang Buah Hati
Memiliki buah hati adalah hal yang sangat dinanti bagi pasangan suami istri, baik yang baru saja menikah maupun yang sudah lama membangun bahtera rumah tangga. Menanti kelahiran sang buah hati tentulah menjadi kebahagiaan tersendiri. Segala persiapan dilakukan mulai dari proses kehamilan hingga kelahiran.
Kalau kamu belum dikaruniai buah hati, janganlah berkecil hati. Ada beberapa cara untuk bisa memiliki buah hati, salah satunya dengan proses bayi tabung. Dalam rangka merayakan anniversary ke 20, Morula IVF Indonesia menyelenggarakan acara seru yang bernama Fertility Science Week. Dengan mengangkat tema A Journey of Making Dreams Come True, Morula IVF Indonesia ingin memperlihatkan bahwa science itu penting di dalam kehidupan khususnya untuk mendukung proses bayi tabung agar sang buah hati bisa lahir dengan sehat dan kuat.
Acara Fertility Science Week ini berlangsung selama 4 hari dari tanggal 6-9 September 2018 di Atrium Central Park Jakarta. Acara ini dikemas dengan sangat menarik dan seru. Banyak pengisi acara yang hadir, salah satunya adalah Lead Trainer QM Financial, Ligwina Hananto. Ligwina memberikan tips bagaimana cara mengatur keuangan sebelum hingga sesudah melahirkan sang buah hati.
1. Siapkan Anggaran Kehamilan
Memiliki buah hati tentu sangat membahagiakan, namun perlu diingat banyak proses yang harus dilalui dengan biaya yang tidak sedikit. Buatlah anggaran periksa rutin ke dokter, diantaranya biaya konsultasi, biaya obat, biaya cek ultrasonografi atau USG, biaya cek laboratorium, dan biaya administrasi.
Usahakan sebelum memiliki buah hati, kamu sudah mengatur keuangan yang baik untuk proses kehamilan. Jadi ketika masa kehamilan tiba, anggaran pemeriksaan rutin sudah tersedia dan tak perlu lagi mengambil uang dari pos lain.
2. Pertimbangkan Untuk Investasi Jangka Pendek
Setelah kehamilan diketahui, kamu punya waktu 9 bulan berinvestasi untuk kebutuhan persalinan nanti. Kamu bisa menyimpan dana tersebut dalam bentuk tabungan, deposito atau reksadana pasar uang. Instrumen investasi ini memiliki resiko yang rendah dan mudah untuk dicairkan terutama jika ada keadaan darurat. Intinya, investasikan uang Anda dalam bentuk-bentuk yang mudah dan dicairkan. Tidak masalah bila bunganya kecil, karena tujuan investasi bukan untuk mendapatkan return yang sebesar-besarnya.
3. Pertimbangkan Untuk Investasi Jangka Panjang
Selain investasi jangka pendek untuk persiapan persalinan, kamu juga perlu mengatur keuangan dan mulai untuk berinvestasi jangka panjang. Pasca persalinan, masih banyak pengeluaran yang harus dianggarkan dan budgetnya bisa lebih besar lho, salah satunya adalah untuk dana pendidikan anak. Karena jangka waktunya masih panjang, kamu bisa menyimpan dana tersebut dalam instrumen investasi yang memiliki return tinggi seperti reksadana campuran dan reksadana saham.
Nah, kalau kamu adalah pasangan suami istri yang baru menikah, gak ada salahnya mengatur keuangan untuk masa kehamilan mulai dari sekarang. Semakin dini dimulai, keuangan pun bakal lebih matang ketika sang buah hati datang.
Nita Kurniawati
Milenial, Kamu Mampu Kok Beli Properti
Masa muda adalah masa kejayaan. Demikian jargon yang sering kita dengar di kalangan milenial. Walaupun usia rata-rata masih di bawah 30 tahun, mereka sudah mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Umumnya mereka sudah memiliki penghasilan yang terbilang cukup dari pekerjaannya.
Meski punya penghasilan besar, kalangan milenial ini justru diprediksi tidak mampu untuk membeli properti seperti rumah atau apartemen sebagai hunian pribadi bahkan sebagai investasi. Penyebab utamanya adalah gaya hidup mereka yang tinggi. Kalangan milenial cenderung mengikuti tren yang terjadi saat ini mulai dari teknologi, fesyen, travelling, hingga menggunakan berbagai produk dari brand ternama. Hal inilah yang membuat kalangan milenial melupakan pentingnya menabung dan investasi dalam bentuk properti.
Sebagai wujud kepedulian terhadap karyawannya yang mayoritas milenial, pada tanggal 15 Agustus 2018 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mengundang Ligwina Hananto – lead trainer QM Financial – untuk memberikan edukasi finansial kepada para karyawan OJK.
Sharing session kali ini membahas tentang pengelolaan keuangan untuk investasi dalam menjaga nilai kekayaan. Pengelolaan keuangan disini lebih mengarahkan agar para karyawan mempunyai minat untuk memiliki properti seperti rumah atau apartemen di usia muda. Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum membeli properti:
- Pilih Lokasi yang Tepat. Lokasi adalah salah satu penentu utama ketika kita hendak membeli properti. Lokasi akan sangat mempengaruhi harga properti itu sendiri. Selain itu, pemilihan lokasi ini juga perlu sekali dipertimbangkan jika properti yang dibeli akan digunakan untuk hunian pribadi. Pilihlah lokasi terbaik yang dekat dengan akses ke berbagai tempat. Misalnya transportasi umum, pusat perbelanjaan, sekolah, rumah sakit, taman bermain, dan sebagainya.
- Periksa Reputasi Developer. Sebagaimana investasi lainnya, membeli properti juga memiliki risiko. Hal ini tentu sangat penting diketahui oleh investor pemula atau kamu yang ingin membeli properti untuk hunian pribadi. Untuk meminimalisir terjadinya risiko, pilihlah developer yang memiliki reputasi terbaik di pasaran. Cek juga izin pembangunan dan hal lainnya yang terkait dengan properti yang akan kamu beli, sehingga properti yang akan kamu beli tidak akan menimbulkan masalah/kerugian di masa yang akan datang.
- Ajukan KPR. Kamu bisa mengajukan KPR jika ingin membeli properti. Hal ini dapat meringankan beban biaya yang harus dikeluarkan. Siapkan uang muka atau down payment (DP) sebesar 30% dari harga properti. Kamu bisa mulai investasi bulanan untuk mencapai target DP properti ini. Misalnya dengan harga properti Rp600.000.000, kamu perlu menyiapkan DP sebesar Rp180.000.000. Jika kamu ingin mencapai target DP dalam jangka waktu 5 tahun, kamu perlu berinvestasi sebesar Rp2.500.000/bulan ke dalam produk yang bisa memberikan imbal hasil 8% per tahun.
- Siapkan Dana Tambahan. Ada beberapa biaya tambahan yang perlu dipenuhi saat hendak membeli properti, antara lain biaya provisi, biaya administrasi, biaya asuransi, biaya legalisir notaris, appraisal, clearance sertifikat dan pajak jual beli. Besaran biaya ini bisa mencapai 5-10% dari harga rumah. Siapkan dananya bersama dengan DP ya.
- Pilihlah Jangka Waktu Pembayaran yang Sesuai. Kemampuan finansial setiap orang berbeda. Pilihlah jangka waktu yang sesuai dengan kemampuan kamu. Jangan memaksakan diri bila memang belum mampu mengambil jangka waktu pendek. Jangka waktu cicilan akan mempengaruhi seberapa besar cicilan yang harus kamu bayar setiap bulannya. Ingat, selain cicilan KPR, masih ada kebutuhan hidup lainnya yang perlu dipenuhi. Atur jangka waktu pelunasan agar besaran cicilan maksimum 30% dari pendapatan bulanamu. Jadikan cicilan KPR sebagai salah satu pos terpenting di dalam keuangan. Kamu juga harus mengelola keuangan dengan baik, yakni dengan melakukan penghematan untuk berbagai pengeluaran yang tidak begitu penting.
Memiliki properti menjadi hal yang kerap terlupakan di kalangan milenial yang cenderung memilih gaya hidup yang tinggi ketimbang membeli properti. Dengan kenaikan harga properti yang tinggi, yuk mulai prioritaskan properti sebagai salah satu salah satu aset yang wajib dimiliki sejak muda. Milenial, kamu mampu kok beli properti. Selamat memulai perjalanan memiliki properti pertamamu sendiri!
Nita Kurniawati
Tak Perlu Panik Saat Dolar Naik
Beberapa waktu terakhir, terjadi pelemahan berbagai nilai mata uang terhadap dolar AS – termasuk rupiah. Apakah kamu ikutan panik saat dolar naik?
Apakah kamu khawatir gak bisa beli gadget baru?
Mengingat sebagian besar produk-produk elektronik masih impor, terasa sekali perbedaan harganya kalau mau beli gadget baru. Efek ke industri juga besar karena banyak bahan baku yang impor. Imbasnya, harga jual terpaksa dinaikkan dan daya beli masyarakat jadi melemah. Namun, hal ini tidak bisa dipukul rata. Beberapa pemilik bisnis sudah melakukan strategi hedging (lindung nilai) dengan kontrak pembelian dengan harga dan periode yang sudah disepakati atau bahkan sudah menyetok bahan baku untuk satu hingga dua tahun ke depan.
Apakah kamu khawatir akan terjadi krisis?
Krisis terjadi kalau pertumbuhan ekonomi minus. Faktanya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5%. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi.
Y=C+I+G+(X-M)
Pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan GDP (Y) akan dipengaruhi oleh: Consumption (C), Investment (I), Government Tax (G) dan Net Export (X-M).
Kita perlu bersama-sama mendorong pertumbuhan C, I, G dan net export (X-M). Dengan mengelola keuangan pribadi dengan baik, kita akan memiliki kemampuan beli sehingga mendorong konsumi (C). Kita juga akan memiliki kemampuan berinvestasi (I) yang lebih besar. Hal ini akan mendorong penerimaan pajak negara (G). Kita juga bisa memilih mengonsumi produk lokal untuk menekan impor.
Pemerintah kita pastinya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mencegah perlambatan ekonomi. Pertanyannya, apa sih efeknya dolar naik pada keuangan pribadimu? Apakah sudah waktunya saya investasi dalam dolar AS? Jawabannya adalah YA untuk 3 alasan berikut.
- Kamu punya penghasilan dan atau pengeluaran dolar
Kamu perlu menyimpan uang dalam dolar AS kalau home currency-mu dolar. Home currency adalah mata uang utama yang digunakan dalam keluarga. Kalau penghasilan atau pengeluaranmu dolar, YA kamu perlu menyimpan dolar AS. Kalau penghasilan dan pengeluaran rupiah sih, anteng aja ya ☺
- Kamu punya tujuan finansial dalam bentuk dolar
Ada tiga tujuan finansial yang biasanya membutuhkan mata uang asing, yaitu dana pendidikan, dana naik haji dan dana travelling.
Misal, untuk Dana Pendidikan S1 anak di AS. Untuk menghindari risiko nilai tukar, tiga tahun sebelum dibutuhkan, sebaiknya dana dipindah bertahap ke mata uang yang akan digunakan.
Ligwina Hananto pernah punya pengalaman pribadi saat kuliah di Australia. Dia bisa tetap melanjutkan pendidikan meski sedang krisis karena orang tuanya sudah menyimpan dana kuliahnya dalam dolar Australia.
Untuk tujuan finansial naik haji atau umroh, kamu perlu cek ke travel agent, apakah pembayaran menggunakan rupiah atau dolar AS. Simpan sesuai mata uang yang dibutuhkan.
Untuk tujuan finansial travelling – baik untuk tujuan liburan maupun business trip – kamu perlu menyimpan mata uang asing yang dibutuhkan. Namun, berhubung penukaran uang dolar AS harus dalam bentuk sempurna (tidak terlipat atau ada noda), riskan untuk menyimpan dolar dalam jumlah banyak. Simpan sesuai kebutuhanmu ya.
- Kamu punya dana mengangur dalam jumlah besar
Kalau semua dana untuk tujuan finansial sudah terpenuhi, dan kamu masih punya ‘dana menganggur’ yang besar – silakan saja jika ingin membuat variasi portofolio. Definisi untuk uang menggangur dalam jumlah besar adalah uang kas minimal Rp5M. Punya gak? ☺
Jadi, dari tiga alasan untuk menyimpan dana dalam dolar AS, kamu termasuk tipe yang mana? Kalau bukan ketiganya, gak ada alasan untuk panik ya ☺
Yuk, terus perbaharui pengetahuan dan kemampuan kita dalam mengelola uang. Butuh lebih banyak info finansial? Kamu bisa manfaatkan program khusus Financial Education At Your Budget. Edukasi finansial gak perlu mahal kok. Sila ngobrol dulu dengan tim QM Project di 0811 1500 688 (MIA/NITA) atau langsung daftar di bit.ly/BulanEdukasiFinansial. Hanya di September ya!
QM Admin
Jalan Panjang Menyiapkan Dana Pendidikan Untuk Berbagai Jenjang
Senin, waktunya #FinClic! Kini Financial Clinic tak hanya hadir dalam bentuk stories loh. Kamu juga bisa bertanya langsung pada lead trainer Ligwina Hananto melalui fitur instagram live. Follow dulu instagram @QM_Financial ya.
Topik kali ini adalah tentang Dana Pendidikan. Dana Pendidikan ini adalah topik sepanjang zaman. Selalu seru membahas bagaimana sebaiknya menyiapkan dana pendidikan anak yang terdiri dari berbagai jenjang, mulai dari play group hingga S1 atau bahkan S2. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyiapkan Dana Pendidikan di berbagai jenjang.
Inflasi
Yang paling mengkhawatirkan dari besarnya Dana Pendidikan adalah tingginya inflasi. Inflasinya bervariasi antara 10-20%. QM Financial menggunakan asumsi inflasi TK-SMA sebesar 12%, sedangkan S1 sebesar 10%. Sekolah yang kamu tuju mungkin berbeda tingkat inflasinya. Dari salah satu pesan yang masuk, ada sekolah yang inflasinya mencapai 28%! Silakan survei dulu inflasi di sekolah tujuanmu ya.
Jangka waktu
Sejak kapan kita harus menyiapkan Dana Pendidikan? Sedini mungkin, kalau bisa setelah kehamilan diketahui. Dengan jangka waktu yang panjang, kita punya lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dana di masing-masing jenjang pendidikan. Jumlah investasi bulanan pun akan lebih ringan.
Komponen biaya
Untuk jenjang PG-SMA, siapkan dulu uang pangkalnya. SPP bulanan nantinya dibayar dengan penghasilan bulanan. Psst, uang pangkal SD biasanya yang paling berat. Untuk S1, biaya meliputi biaya masuk hingga lulus. Kalau berencana menyekolahkan anak di luar negeri, biaya hidup juga harus disiapkan ya.
Baca juga: Lanjut Studi Ke Luar Negeri, Kenapa Enggak?
Pilihan produk
Jangan setia sama produk, setialah sama tujuan finansial, eh setia sama pasangan aja. ☺
Dengan kebutuhan dana di berbagai jenjang pendidikan, pilihan produk pun bisa disesuaikan dengan jangka waktu: pendek, menengah atau panjang. Untuk tujuan jangka pendek, misal uang pangkal PG-TK kita perlu meminimalkan risiko. Selisih menabung dan investasi tidak terlalu besar. Sebaliknya, untuk tujuan jangka panjang, toleransi kita terhadap risiko lebih besar. Jika hasil investasi tidak sesuai yang diharapkan, masih ada waktu untuk mengejar. Di sini, selisih menabung dan investasi akan jadi berarti. Kalau gak sanggup menabung jumlah besar dalam jangka waktu panjang, ambil risiko dengan berinvestasi.
Baca juga: Lawan Inflasi Dana Pendidikan Dengan Investasi
Membuat PLAN Dana Pendidikan untuk berbagai jenjang dan beberapa anak sekaligus tentu bikin keriting. Kamu enggak sendirian kok! Yuk gabung di Financial Clinic Workshop Modul 3&4 yang akan membahas gimana caranya mencapai tujuan finansial seperti Dana Pendidikan. Kelasnya akan diadakan 27-28 Oktober 2018. Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 (MIA).
QM Admin
Financial Clinic Workshop Modul 1&2: Serunya Bikin PLAN ala Financial Planner
Halo!
Akhir bulan Agustus lalu, QM Financial kembali mengadakan Financial Clinic Workshop Modul 1&2. Workshop ini merupakan batch kedua setelah sebelumnya batch pertama sukses dijalankan di awal Maret 2018.
Liputan batch 1 bisa dilihat di sini: http://qmfinancial.com/2018/04/mau-bikin-plan-sendiri-bisa/
Selama dua hari, peserta akan belajar bagaimana membuat PLAN sendiri ala Financial Planner. Makin seru dengan pembahasan studi kasus bersama QM Trainer.
Modul 1: Cashflow
Untuk memulai membuat PLAN, kita harus memastikan keuangan kita sehat. Karena itulah kita perlu melakukan financial check up. Kita akan membutuhkan data neraca dan arus kas pribadi. Sudah siap untuk mengetahui kesehatan keuanganmu?
Langkah kedua adalah menentukan tujuan finansial. Tujuan finansial terdiri atas judul, nilai dan jangka waktu. Ibarat mau naik angkot, kita harus tahu tujuan akan ke mana agar bisa memilih armada yang tepat. Jadi, TujuanLoApa?
Langkah ketiga, peserta akan belajar menghitung kebutuhan dana untuk mencapai tujuan finansialnya dengan The Formula – rumus keuangan praktis dari QM Financial. Dari sini kamu bisa tahu harus mengalokasikan berapa, ke produk apa untuk mencapai masing-masing tujuan finansial.
Asyik kan? Belajar sekali, rumus praktisnya bisa kamu manfaatkan seumur hidup!
Modul 2: Reksa dana dan Asuransi
Di hari kedua, peserta akan belajar dua produk yang paling sering digunakan dalam PLAN: Reksa dana dan asuransi. Reksa dana merupakan salah satu produk investasi yang memberikan kemudahan alokasi dana ke berbagai instrumen keuangan dengan tingkat risiko dan imbal hasil bervariasi. Sedangkan asuransi adalah produk proteksi yang memberikan perlindungan selama kita dalam upaya pencapaian berbagai tujuan finansial.
Di QM Financial kami menganut prinsip bahwa produk harus melayani tujuan. Di hari kedua ini dibahas bagaimana memilih reksa dana dan asuransi sesuai dengan kebutuhan. Peserta juga bisa membawa polis asuransi yang sudah dimiliki untuk mengecek apakah asuransi yang sudah dibeli sesuai dengan kebutuhan.
Lebih lanjut tentang asuransi: http://qmfinancial.com/2018/04/seperti-rumah-yang-butuh-atap-plan-juga-butuh-proteksi/
Ini kata mereka yang sudah mengikuti Financial Clinic Workshop Modul 1&2.
“Dari dulu saya belajar menghasilkan uang, namun tidak pernah belajar bagaimana mengelolanya. Kini saya bisa membuat PLAN sendiri. Workshop ini worth it banget! Simpel dan langsung bisa diaplikasikan.
-Fajar, karyawan swasta
“Setelah mengikuti workshop, saya jadi lebih tahu goals mana yang harus lebih diprioritaskan dan produk apa yang bisa membantu saya mencapai tujuan. Tiga kata untuk workshop ini: fun, seru, nagih.”
-Gusti Tanake, karyawan BUMN
“Sebagai ibu rumah tangga, saya kaget dengan tingginya biaya pendidikan. Apalagi saya dan suami hobi jalan-jalan. Promo tiket murah sungguh jadi godaan. Sekarang saya jadi tahu kebutuhan finansial apa saja yang harus disiapkan hingga 25 tahun ke depan. Workshopnya bermanfaat dan actionable banget deh!
-Dwi, Ibu rumah tangga
Gimana? Workshopnya seru dan bermanfaat banget kan. Jangan sampai ketinggalan jadwal Financial Clinic Workshop Modul 3&4 yang akan diadakan tanggal 27&28 Oktober 2018. Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendaftar.
Mia Damayanti
Pentingnya Asuransi Untuk Melindungi Aset
Beberapa kejadian alam yang menimpa wilayah di Indonesia membuat mata kita kian terbuka bahwa hidup di Indonesia berarti harus siap berhadapan dengan kejadian alam yang mungkin bisa menimbulkan kerugian bagi kita. Beberapa kejadian alam yang kemudian menjadi bencana antara lain: banjir, gunung meletus serta gempa bumi. Beberapa bencana alam berlangsung cukup lama. Misalnya kejadian meletusnya Gunung Sinabung yang terjadi di tahun 2013 dan hingga saat ini pun masih sesekali memunculkan aktivitasnya. Masih segar pula di ingatan kita kejadian gempa bumi yang menimpa Lombok Utara Agustus lalu.
Selain menimbulkan korban jiwa, aktivitas atau bencana alam juga menimbulkan kerugian materi. Salah satu materi dengan nilai signifikan adalah rumah atau properti. Agar tidak menimbulkan kerugian yang besar, sebaiknya kita mengambil asuransi untuk melindungi rumah atau properti yang kita miliki.
Asuransi rumah atau asuransi kebakaran minimal melindungi beberapa resiko yang biasa disingkat FLEXAS (Fire, Lightning, Explosion, Impact of Falling Aircraft & Smoke) atau kebakaran, tersambar petir, ledakan, tertimpa pesawat terbang dan asap. Jika kita mengambil jenis asuransi ini, tentu belum bisa melindungi resiko yang diakibatkan oleh kejadian gempa bumi, banjir, tanah longsor dan beberapa kejadian lainnya. Oleh karena itu, kita bisa mengambil perluasan perlindungan asuransi. Beberapa perluasan perlindungan yang mungkin bisa dipertimbangkan :
- Gempa bumi
- Banjir
- Aksi mogok, kerusuhan, huru-hara
- Tanah longsor
- Pencurian dengan kekerasan
- Pencurian tanpa kekerasan
Kita bisa menentukan sendiri berapa nilai pertanggungan rumah yang mau kita ambil. Kita bisa berpatokan pada biaya pembangunan per meter persegi yang mungkin berlaku di tempat kita. Misal kita punya rumah dengan luas bangunan 50m2. Biaya borongan membangun rumah diketahui sekitar Rp5.000.000. Berarti untuk membangun rumah seluas 50m2 kita perlu mengalokasikan dana sebesar Rp250.000.000. Nilai ini bisa dijadikan nilai uang pertanggungan maksimal asuransi kebakaran.
Premi asuransi yang harus dibayar tergantung dari nilai uang pertanggungan yang kita ajukan. Biayanya bisa mulai dari 0,35 per mil (per seribu) dari nilai uang pertanggungan. Jika kita mengambil perluasan perlindungan, premi asuransinya tentu bisa lebih mahal. Kita juga bisa mengasuransikan isi rumah seperti barang-barang elektronik jika diperlukan.
Kejadian alam beberapa waktu terakhir ini menjadi pengingat, apakah kamu sudah melindungi asetmu dengan asuransi?
Jerry Adriaan / Financial Trainer