Investasi Reksa Dana: Pengertian, Keuntungan, Risiko, Jenis, dan Cara Membelinya
Investasi reksa dana biasanya menjadi rekomendasi pertama untuk kamu yang masih pemula. Hal ini terkait dengan tingkat risiko instrumen investasi “patungan” ini yang relatif lebih rendah, terutama jika dibandingkan dengan saham, apalagi cryptocurrency.
Meski dibilang relatif rendah risiko, tetapi untuk bisa mengoptimalkannya, kamu tetap mesti belajar dulu, mulai memahami apa itu arti reksa dana, apa saja jenisnya, hingga bagaimana cara membelinya.
Rumit? Tidak sama sekali. Justru, ini juga jadi salah satu alasan lain mengapa instrumen ini sering menjadi rekomendasi untuk investor pemula; karena cara investasinya sangat sederhana.
So, mari ikuti ulasan selengkapnya di artikel ini, sampai selesai.
Apa Itu Reksa Dana?
UU Pasar Modal nomor 8 tahun 1995 kurang lebih menyebutkan definisi reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari pemodal, yang kemudian diinvestasikan ke berbagai instrumen efek, baik di pasar modal maupun pasar uang, oleh pihak yang disebut manajer investasi.
Jadi, kalau mau dijelaskan dengan bahasa awam, reksa dana itu cara kerjanya investor “menitipkan” dana investasi, “berpatungan” dengan investor-investor lainnya ke pihak yang dipercaya dan sudah berpengalaman untuk dikelola demi mendapatkan keuntungan tertentu.
Manajer investasi adalah pihak yang dititipi dana investasi untuk kemudian dibelikan berbagai macam instrumen investasi yang sesuai dengan jenisnya. Nantinya, jika ada imbal hasil, maka dana imbal hasil tersebut juga akan dikelolakan lagi, sehingga menghasilkan keajaiban dunia ketujuh yang bernama compound interest. Perkembangan kelolaan dana investasi ini kemudian dilaporkan pada investor dalam bentuk nilai aktiva bersih, yang bisa kita lihat pada aplikasi si manajer investasi.
Jenis-Jenis Reksa Dana
Kita mengenal beberapa jenis reksa dana, di antaranya:
1. Reksa dana pasar uang
Penempatan dana investasi pada reksa dana pasar uang didominasi oleh instrumen-instrumen pasar uang, minimal 80%, bertenor pendek, kurang dari 1 tahun. Misalnya seperti deposito berjangka, sertifikat Bank Indonesia, surat berharga tenor pendek, dan sebagainya.
Keuntungan instrumen ini cukup stabil meski relatif tidak besar, dengan tingkat risiko yang juga sangat minim, sehingga cocok banget untuk instrumen investasi jangka pendek atau dimanfaatkan untuk menyimpan dana darurat.
2. Reksa dana pendapatan tetap
Penempatan instrumen pada jenis investasi reksa dana ini paling banyak ditempatkan pada surat utang, sebesar minimal 80%. Tingkat risiko instrumen surat utang tetap relatif rendah, meskipun lebih tinggi daripada reksa dana pasar uang.
3. Reksa dana saham
Penempatan dana investor akan paling banyak berada di instrumen saham, minimal 80%. Sesuai dengan pergerakan saham yang fluktuatif, maka tingkat risiko jenis investasi reksa dana ini juga akan tinggi. Meski demikian, tingkat keuntungan juga akan lebih tinggi dibandingkan jenis reksa dana yang lain.
4. Reksa dana campuran
Dengan investasi reksa dana campuran, kamu dimungkinkan untuk bisa berinvestasi di berbagai jenis instrumen, mulai dari produk pasar uang, obligasi, hingga saham. Tingkat risikonya sudah pasti juga disesuaikan.
Keuntungan dan Risiko Investasi Reksa Dana
Setiap instrumen investasi, selain akan memberikan keuntungan bagi investornya, juga akan membawa serta risiko. Tidak pernah ada instrumen investasi yang mampu menjanjikan keuntungan pasti dan tinggi, dengan zero risk alias tanpa risiko. Kalau ada yang menawarkan instrumen investasi dengan janji seperti ini, maka kamu perlu meningkatkan kewaspadaan karena bisa jadi itu adalah investasi bodong.
Begitu juga dengan reksa dana. Ada berbagai keuntungan yang ditawarkan, selain ada risiko yang juga harus dikelola. Karena itu, penting bagi kamu untuk paham profil risiko diri sendiri.
Keuntungan investasi reksa dana:
- Bisa mulai dengan modal yang kecil. Dengan dana Rp100.000 saja, kamu sudah bisa mulai investasi reksa dana. Seiring waktu, kamu bisa menambah sesuai kemampuanmu
- Tak butuh keahlian dan pengetahuan khusus, karena pada dasarnya pengelolaan akan diserahkan pada manajer investasi. Namun, kamu perlu tetap mempelajari cara kerjanya, agar kemudian kamu bisa melakukan review atas perkembangannya, sudah sesuai dengan tujuan keuanganmu atau perlu ada penyesuaian lagi.
- Mudah, karena sekarang hampir setiap manajer investasi memiliki aplikasi mobile yang memungkinkanmu berinvestasi secara online, sehingga lebih praktis. Juga tersedia marketplace reksa dana, tempat berbagai manajer investasi berkumpul. Beli reksa dana di sini akan lebih mudah; semua data juga tersedia secara lengkap.
- Pilihan produknya banyak. Dengan kepiawaianmu menyesuaikannya dengan tujuan keuangan dan jangka waktu, maka perkembangan dana investasimu akan bisa optimal.
Kerugian investasi reksa dana:
- Satu investor rugi, maka semua ikut rugi, jika manajer investasi kurang bisa mengelola dana dengan baik sehingga nilai unit penyertaan berkurang.
- Adanya risiko likuiditas yang terjadi ketika manajer investasi tak mampu mencairkan dana akibat terlalu banyaknya investor yang ingin menarik dana.
- Ada biaya pengelolaan, baik dari manajer investasinya sendiri maupun dari bank kustodian.
- Peluang manajer investasi yang disuspensi atau bangkrut, sehingga dana investasi enggak balik.
Meskipun ada beberapa kelemahan investasi reksa dana, tetapi hal ini bisa ditekan peluangnya dengan cara memilih manajer investasi yang bereputasi baik dan tepercaya. So, do your homework, lakukan riset dan analisis terlebih dulu terhadap (calon) manajer investasi sebelum kamu membeli produk reksa dananya.
Cara Membeli Reksa Dana
Sudah melakukan riset dan survei terhadap manajer investasi, sekarang kamu pun siap untuk mulai investasi reksa dana. Ikuti langkah berikut agar investasimu lancar.
1. Beli di mana?
Tentukan, mau beli produk reksa dana di mana? Mau langsung ke manajer investasi atau melalui marketplace reksa dana?
Yang pasti, pilih yang bereputasi baik ya. Kamu juga wajib untuk menelusuri fund fact sheet yang sudah disediakan. Cermati perkembangan dana kelolaannya, dan juga penempatan instrumennya.
2. Buka rekening
Untuk investasi reksa dana online, caranya enggak pakai ribet sama sekali. Bisa jadi berbeda step by step-nya, tetapi secara umum tahapan buka rekeningnya kurang lebih:
- Registrasi, isi form data diri.
- Lampirkan dokumen-dokumen persyaratan, seperti foto KTP, NPWP, foto selfie sambil memegang KTP, hingga fotokopi buku tabungan.
- Tunggu adanya tahapan verifikasi yang akan dilakukan, ada yang minta voice call/video call juga ya. So, kamu ikuti saja prosedurnya.
- Saat rekening sudah aktif, kamu sudah bisa mulai investasi reksa dana.
3. Beli produk
Di manajer investasi, juga akan ada berbagai produk reksa dana yang ditawarkan sesuai jenisnya. Pilihlah yang sesuai dengan tujuan keuanganmu, cermati data-data yang disertakan. Lakukan simulasi perkembangan dana investasi jika perlu. Hampir setiap aplikasi reksa dana ada fitur untuk simulasi perhitungan investasi ini, so, manfaatlah dengan baik.
Jika sudah menemukan yang pas, pilih opsi “beli”, dan selanjutnya ikuti petunjuk yang ada. Ada manajer investasi yang meminta kamu untuk menyetorkan deposit sebelum mulai memilih produk. Tetapi ada juga yang memintamu untuk transfer dana setelah pembelian, sehingga kamu bisa menyetorkan sejumlah yang diminta saja. Mana yang lebih baik? Semua baik, sesuaikan dengan kondisimu.
4. Review
Selanjutnya, lakukan review berkala terhadap dana investasi reksa dana yang sudah kamu lakukan. Bandingkan dengan rencana keuanganmu, apakah sudah sesuai? Jika belum sesuai, mungkin ada yang bisa kamu perbaiki lagi. Misalnya, setoran ditambah, atau bahkan memindahkan ke produk lain. Mau pindah manajer investasi? Boleh saja, asalkan sudah kamu perhitungkan.
5. Konsisten
Kunci sukses investasi, termasuk juga investasi reksa dana, adalah konsisten. So, pastikan kamu konsisten berinvestasi sesuai rencana keuangan yang sudah kamu buat.
Nah, bagaimana? Ternyata simpel kan, investasi reksa dana itu? Iya, ini memang salah satu instrumen investasi yang simpel dan menguntungkan, cocok banget buat kamu yang baru mulai berkenalan dengan berbagai produk pengembangan dana.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Instrumen Investasi Jangka Pendek Paling Cocok untuk yang Berpenghasilan Tak Tetap atau Tak Terlalu Besar
Ingin coba investasi, tapi masih takut untuk ambil jangka waktu panjang? Mungkin karena memang kondisi yang berbeda, atau karena memang investasi jangka panjang itu selalu merupakan instrumen risiko tinggi. Tenang, berbagai instrumen investasi jangka pendek juga bisa jadi pilihan tepat untukmu kok; bisa memberimu keuntungan juga asalkan kamu mengenali cara kerjanya.
Ada banyak jenis instrumen investasi jangka pendek yang bisa digunakan bagi investor pemula. Jenis investasi untuk waktu yang singkat ini juga mudah dipenuhi dengan gaji karyawan maupun penghasilan freelancer yang tidak terlalu besar. Selain itu, investasi ini juga relatif sangat minim risiko kerugian dan mudah dipelajari, dibandingkan dengan jenis investasi jangka panjang.
Namun, meski bisa dibilang rendah risiko, kamu harus memahami setiap jenis investasi jangka pendek dan tip jitu supaya kamu mendapatkan keuntungan maksimal. Yuk, simak lebih lanjut terkait investasi jenis ini.
Apa itu Investasi Jangka Pendek?
Investasi ini dilakukan untuk membantu kita mencapai tujuan jangka pendek, biasanya di bawah 5 tahun. Karena horizon waktunya yang singkat, maka kamu sebaiknya memang menghindari instrumen berisiko tinggi.
Pasalnya, instrumen risiko tinggi biasanya cukup sensitif terhadap kondisi pasar. Hal ini akan menimbulkan risiko pasar terhadap dana investasimu. Sedangkan, kamu butuh dana yang akan digunakan maksimal 5 tahun lagi. Jangan sampai, saat kamu butuh, nilainya justru sedang anjlok.
Saham, misalnya. Tak ada yang bisa menjamin ke mana arah pergerakannya jika kurang dari 5 tahun. Namun, saham secara historis akan bertumbuh dalam jangka waktu panjang.
Karena risiko dari investasi jangka pendek tidak bisa terlalu besar, maka imbalnya pun akan sepadan juga.
Jadi, investasi jangka pendek adalah jenis investasi yang memungkinkan investor menanamkan sejumlah dana untuk dikelola dalam waktu singkat demi mendapatkan keuntungan yang mudah dicairkan.
Umumnya, investor menggunakan investasi ini untuk pengalaman berinvestasi atau berbagai tujuan jangka pendek, misalnya liburan, ganti laptop, ganti handphone versi terbaru, dan sebagainya.
Lalu, instrumen apa saja yang cocok dimanfaatkan sebagai investasi jangka pendek, terutama bagi karyawan atau freelancer dengan penghasilan tak terlalu besar? Ini dia.
5 Instrumen Investasi Jangka Pendek yang Bisa Dimanfaatkan Freelancer atau Karyawan yang Berpenghasilan Tak Terlalu Besar
Investasi jangka pendek punya banyak instrumen atau jenis yang bisa kamu pilih sesuai dengan tujuan investasi kamu.
1. Reksa Dana
Reksa dana merupakan wadah yang memungkinkan dana atau modal investor dikelola oleh manajer investasi untuk memperoleh keuntungan. Investor nantinya membeli sejumlah unit reksa dana, yang kemudian dialokasikan ke berbagai produk pasar uang, obligasi, atau saham.
Jenis reksa dana yang cocok untuk investasi jangka pendek adalah reksa dana pasar uang, atau bisa juga reksa dana pendapatan tetap. Keduanya memiliki sifat likuid dan praktis, dengan alokasi portofolio instrumen dengan periode kurang lebih satu tahun dengan tingkat risiko yang rendah.
2. Deposito
Deposito ini merupakan salah satu produk investasi jangka pendek dari perbankan yang dapat membantu nasabah menyimpan dana untuk jangka waktu tertentu sesuai ketentuan. Instrumen ini bisa dicairkan berdasarkan dengan waktu sudah disepakati sebelumnya oleh nasabah dan pihak bank.
Periode waktu deposito baik itu penyetoran maupun penarikan dapat dilakukan pada 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, hingga 2 tahun. Soal keamanan, deposito merupakan salah satu instrumen yang terjamin karena diawasi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Meski demikian, tetap saja ada sedikit risiko yang juga harus dipahami, karena simpanan yang dijamin hanya sampai Rp2 miliar. Suku bunga dari deposito sendiri relatif lebih tinggi daripada tabungan biasa.
3. Obligasi Negara
Obligasi negara, atau surat utang negara, merupakan salah satu produk investasi jangka pendek yang dikeluarkan pemerintah dengan waktu jatuh tempo biasanya hingga 3 tahun.
Bagi investor pemula, instrumen ini sangat diminati, selain karena tingkat risiko yang relatif sangat rendah dan terjamin pemerintah, suku bunganya pun biasanya juga lebih tinggi daripada bunga deposito Bank Indonesia.
4. P2P Lending
Fintech Peer to Peer (P2) Lending menjadi salah satu wadah pengembangan dana yang cukup populer belakangan. Fintech ini akan mempertemukan kamu sebagai pemodal dengan pihak yang membutuhkan modal untuk keperluan usaha seperti UMKM.
Selain keuntungan yang bisa kamu dapatkan, kamu juga bisa ikut berkontribusi memajukan UMKM lokal lho. Bunga yang ditawarkan pun cukup besar daripada instrumen lainnya. Biasanya ada di kisaran 10-18% per tahun.
Nah, kalau kamu memang tertarik untuk memanfaatkan P2P Lending sebagai instrumen investasi jangka pendek, maka yang paling utama harus diperhatikan adalah memastikan platformnya sudah legal dan terdaftar di OJK. Jangan sampai kamu terjebak P2P Lending abal-abal. So, cek ke website OJK ya, untuk bisa melihat platform mana saja yang sudah terdaftar.
5. Saham
Di jenis investasi jangka pendek maupun panjang, saham jadi produk investasi yang sangat populer dan diminati investor. Saham sendiri merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan suatu aset di perusahaan.
Meski lebih dikenal di lingkup investasi jangka panjang, saham juga menyediakan peluang untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek. Hanya saja, strateginya memang berbeda, yaitu dengan sistem trading.
Karena strateginya berbeda dan juga kamu harus berhadapan dengan risiko yang juga relatif tinggi, untuk trading, kamu perlu belajar lebih mendalam lagi. Pasalnya, bagian terpenting dalam menggunakan trading saham ini, kamu memang perlu keahlian dan strategi teknikal yang mumpuni agar bisa mendapatkan keuntungan.
Untuk ahli dalam trading harus paham apa saja? Nah, setidaknya kamu harus tahu mekanisme trading, termasuk analisis perkembangan saham perusahaan, dan belajar membaca berbagai chart yang bisa membantumu untuk menentukan waktu tepat membeli dan menjual saham tersebut demu keuntungan optimal.
Nah, kira-kira kamu ambil instrumen investasi jangka pendek yang mana? Perhatikan setiap instrumen dengan baik, sesuaikan dengan kemampuan keuangan kamu dan jangan lupa untuk diversifikasi investasi agar minim risiko.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Reksa Dana dan 5 Tujuan Finansial yang Bisa Dicapai
Investasi reksa dana memang bisa untuk memenuhi tujuan finansial ya? Jawabannya, sangat bisa! Sayangnya masih ada aja orang yang skeptis karena takut malah rugi atau bingung cara melakukannya.
Sebentar, sebelum masuk ke ranah investasi, kamu sudah punya tujuan finansial belum? Selamat untuk kamu yang sudah punya target. Nah, bagi yang belum, yuk segera buat, apa sih target finansial yang mau kamu capai? Apalagi buat tahun ini, ya kan? Tahun yang bikin harap-harap cemas banget deh.
Tujuan finansial ini punya peran yang penting supaya kondisi keuangan kamu lebih aman di masa mendatang. Dengan tujuan finansial, kamu juga bisa menggapai angan-angan yang sering kamu impikan.
Misalnya, liburan ke Cappadocia, Turki? Nah, siapa tahu ketemu Lydia sama Mas Aris kan di sana? Rencana ini bisa kamu capai dengan mulai menabung dengan menyisihkan sedikit demi sedikit dari pendapatan kamu. Nah, biar tabungan kamu lebih terasa ‘bergerak’, kamu bisa melakukan investasi reksa dana.
Kenapa Harus Investasi Reksa Dana?
Investasi reksa dana adalah sebuah wadah yang mengelola dana atau modal yang dikumpulkan dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan ke portofolio efek oleh manajer investasi.
Nantinya, modal investasi akan dikonversikan ke berbagai jenis seperti pasar uang, obligasi, maupun saham. Nah, investasi reksa dana ini sangat dianjurkan dan cocok untuk investor pemula, kenapa? Berikut alasannya.
Investasi yang mudah
Sudah banyak aplikasi investasi reksa dana yang terpercaya dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan. Kamu bisa dengan mudah mengunduhnya, melakukan registrasi, kemudian melakukan transaksi modal awal.
Tenang, kini beberapa aplikasi dilengkapi dengan fitur robo advisor yang bisa membantu kamu memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko kamu.
Diatur dengan baik
Semua jenis reksa dana diatur oleh Manajer Investasi (MI) yang merupakan pihak profesional dan mengikuti aturan BEI. Dengan begitu, modal investor lebih aman dan terlindungi.
Diversifikasi
Keuntungan paling menonjol dari investasi reksa dana adalah diversifikasi aset. Pasalnya, di sini, modal disebar ke aset yang berbeda sehingga dapat memisahkan hambatan di beberapa sektor.
Bersifat likuid
Kamu bisa mencairkan dana atau menjual reksa dana dengan mudah setelah mencapai target dan kebutuhan finansial kamu. Setelah likuidasi, dana akan tersimpan otomatis ke rekening bank dalam jangka waktu yang ditentukan.
Selain empat keunggulan tersebut, masih ada beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan setelah memulai melakukan investasi reksa dana. Lebih cepat kamu memulai, lebih cepat kamu mencapai tujuan finansial kamu.
5 Tujuan Finansial yang Dapat Diraih dengan Reksa Dana
Kalau kamu sudah punya tujuan finansial sekaligus perencanaannya, kamu bisa menjadikan investasi reksa dana ini sebagai jalan alternatif untuk meraihnya. Tunggu apa lagi, yuk simak beberapa tujuan yang bisa kamu raih dengan reksa dana!
Dana Darurat
Sebenarnya, apa sih fungsi dana darurat? Masih banyak yang menyepelekan alokasi dana untuk hal ini. Padahal ini sangat penting untuk mengurangi kerugian di situasi darurat.
Tak semua rencana bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Namanya juga hidup, kadang di atas kadang di bawah. Misalnya waktu awal pandemi masuk ke Indonesia. Hampir semua sektor kelimpungan dan nggak sedikit orang kena PHK.
Di situlah peran dana darurat bekerja, ketika kamu mendapat musibah setidaknya kamu masih memiliki pegangan untuk kebutuhan hidup beberapa bulan ke depan.
Dana darurat juga bisa kamu gunakan untuk biaya ketika kamu atau keluarga jatuh sakit dan tidak memiliki asuransi maupun BPJS atau perbaikan laptop yang tiba-tiba rusak padahal kamu butuh untuk bekerja.
Terus, berapa jumlah ideal yang harus disiapkan untuk dana darurat? Sebetulnya soal jumlah balik lagi ke pengeluaran harian selama kurang lebih 3-6 bulan.
Kamu bisa memenuhi target jumlah dana darurat dengan berinvestasi pada reksa dana pasar uang. Hasil keuntungan bisa mencapai 6-8% per tahun. Terlebih reksa dana pasar uang ini relatif lebih stabil dan rendah risiko. Untuk pencairan dana pun hanya perlu waktu 1-2 hari saja.
Dana Pensiun
Setiap orang pastinya ingin memiliki masa pensiun yang tenang dan sudah mencapai kebebasan finansial. Kalau begitu, untuk mengumpulkan dana pensiun, investasi adalah pilihan yang tepat.
Umumnya, untuk bisa hidup nyaman, setidaknya ketika pensiun kamu punya pegangan 70% dari pendapatan terakhir sebelum pensiun. Contoh gaji terakhir kamu Rp7 juta, nah, setidaknya kamu perlu menyiapkan Rp 4,5-5 juta untuk kebutuhan hidup bulanan di masa pensiun nanti. Itu kalau kamu mau hidup sejahtera.
Kamu bisa mengalikan jumlah tersebut dengan target berapa tahun lagi kamu akan pensiun. Setelah mendapat totalnya, kamu bisa mulai investasi reksa dana campuran atau reksa dana saham yang hasil keuntungannya bisa lebih besar untuk jangka waktu panjang.
DP Rumah Pertama
Rumah biasanya jadi salah satu tujuan finansial yang banyak diincar. KPR bisa jadi jalan aman untuk kamu meraih impian punya rumah secara mandiri. Namun, tidak sedikit DP untuk KPR yang harus kita siapkan.
Standar DP-nya berada di kisaran minimal 15-20%. Tapi, ada juga beberapa bank yang kini menawarkan DP 0%. Kamu bisa memilih sesuai kemampuan, tetapi ingat, bahwa jika kamu memilih DP 0%, maka perhitungan cicilan juga akan lebih besar. Carilah yang sekiranya paling aman untuk keuanganmu.
Nah, dengan jumlah yang nggak sedikit, mau tidak mau, maka rencanamu perlu dibantu dengan investasi reksa dana saham, yang imbal hasilnya sepadan.
Biaya Pendidikan Anak
Biaya untuk pendidikan bisa jadi tanggung jawab besar bagi para orang tua. Terlebih melihat inflasi untuk sekolah dasar hingga menengah yang terus mengalami kenaikan hingga 12% per tahun. Sedangkan, kuliah kenaikannya mencapai 10%. Ada yang sampai 20%? Ada juga.
Selain itu, tak hanya uang pangkal dan biaya pendidikan per semester atau per bulan yang harus diperhitungkan, tetapi juga ada biaya lainnya loh. Misalnya, anak harus kos, sudah pasti akan ada biaya hidup selama waktu tersebut. Belum lagi seperti buku-buku, les, dan keperluan penunjang sekolah yang lain.
Karena itu, penting bagi orang tua mana pun mempersiapkan dana pendidikan untuk semua jenjang hingga meraih sarjana. Semakin awal kamu berinvestasi, semakin banyak keuntungan yang bisa diraih. Sesuaikan dengan target nominal dan juga jangka waktunya, kamu bisa memilih reksa dana campuran ataupun reksa dana saham, yang menawarkan keuntungan relatif lebih tinggi tetapi juga dengan risiko yang lebih tinggi pula. Pahami risiko yang bisa terjadi, sehingga kamu pun bisa mengantisipasinya dengan baik.
Anggaran Liburan
Siapa yang tidak ingin menggunakan sebagian hasil kerja kerasnya untuk berlibur? Setelah bekerja beberapa tahun, setiap orang pantas untuk mendapat waktu liburan yang layak.
Atau kamu punya mimpi lain yang ingin dituju? Apa pun itu, buat rencana keuangan secara spesifik. Detailkan tujuan, jumlah dana yang dibutuhkan, dan kapan kamu akan merealisasikannya. Setelah membuat rencana, lakukan survei agar target lebih tepat.
Untuk mencapainya, kamu bisa menggunakan reksa dana pasar uang dengan perhitungan yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana kamu. Yang pasti kamu perlu merencanakan sedetail mungkin agar tujuan finansial kamu bisa tercapai.
Nah, sekarang kamu tak perlu khawatir lagi untuk menggunakan investasi reksa dana sebagai jalan alternatif mewujudkan tujuan finansial kamu. Yuk mulai tetapkan target dan rajin menabung dengan reksa dana. Selamat mencoba!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Malas Ribet? Ini Cara Investasi yang Paling Pas buatmu!
Meskipun dikenal sebagai suatu bentuk penyimpanan dana yang menguntungkan, namun masih banyak orang yang merasa bahwa cara investasi tidaklah mudah, ribet, dan membingungkan.
Nah, jangan-jangan, ini juga termasuk kamu ya?
Well, yes! Anggapan bahwa cara investasi itu ribet dan membingungkan adalah salah satu alasan mengapa mayoritas masyarakat—terutama warga +62—merasa enggan untuk berinvestasi. Padahal investasi bisa menjadi solusi keuangan loh, buat kita. Investasi dapat mendatangkan nilai return yang besar, bahkan bisa dijadikan sebagai passive income, dan juga dana pensiun.
Pada dasarnya, beberapa langkah dalam berinvestasi memang butuhkan fokus dan perhatian yang lebih. Setelah menentukan tujuan dan menyiapkan dana yang akan diinvestasikan, kamu perlu mempelajari seperti apa aturan pada setiap instrumen investasi yang kamu pilih. Kamu juga mesti tahu, bagaimana cara mengelolanya dengan tepat agar mendapatkan keuntungan yang diinginkan, bukannya kerugian. Belum lagi, soal keuangannya secara keseluruhan, misalnya harus memastikan cash flow yang cukup, punya asuransi dan juga dana darurat. Terus, juga harus selalu rutin mengecek kondisi pasar, dan melakukan analisis yang cermat tentang pengelolaan investasi.
Nah kan. Semuanya terkesan ribet, ya?
Iya.
Tenang. Sebenarnya bisa kok dibikin enggak ribet. Tinggal kita sendiri yang harus mengelola mindset kita. Yuk, ikuti beberapa langkah berikut ini.
Cara Investasi Online adalah Solusinya
Di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan pentingnya berinvestasi pada masyarakat mengalami peningkatan yang cukup pesat. Banyak orang seakan berlomba-lomba menanamkan dananya dalam berbagai instrumen investasi.
Salah satu penyebab tingginya kesadaran investasi adalah bahwa sekarang aktivitas ini sudah bisa dilakukan secara online. Cara investasi yang ribet, menyita banyak waktu dan pikiran, sudah bisa dihilangkan sedikit demi sedikit.
Cukup dari smartphone
Secara umum, tahapan dalam melakukan investasi secara online masih sama dengan cara investasi konvensional. Bedanya, kalau investasi online, segala sesuatunya bisa kamu lakukan hanya dari smartphone.
Kamu tidak harus pergi mendatangi kantor broker saham atau sekuritas, manajer investasi, dan sebagainya. Mau buka deposito, bisa langsung kok di mobile aplikasi banknya. Mau investasi emas, ada tuh di hampir semua marketplace.
Semuanya bisa dilakukan hanya dengan sentuhan jari. Mulai dari melakukan riset secara online, memilih instrumen investasi yang kamu rasa sesuai dengan tujuanmu, sampai dengan registrasi, semua cukup dilakukan dari smartphone.
Cara investasi online dipermudah dengan hadirnya banyak aplikasi investasi online yang bisa kamu pilih. Jangan lupa untuk selalu mengecek apakah aplikasi tersebut berada dalam pengawasan lembaga terpercaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau tidak. Hal ini penting untuk memastikan tingkat keamanan investasinya.
Pada aplikasi investasi online, biasanya sudah tersedia berbagai fitur menarik yang bisa menghilangkan stigma bahwa investasi itu ribet. Kenapa? Karena fitur-fitur tersebut sangat mudah untuk dipahami dan diikuti, bahkan oleh seorang investor pemula sekalipun. Efisien, praktis, dan mudah.
Sebelum Investasi Online, Lakukan Ini
Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum memulai berinvestasi online. Hal-hal tersebut, antara lain:
Pertama, sebelum melakukan investasi selalu ketahui terlebih dahulu apa tujuan kamu berinvestasi. Apakah itu untuk persiapan dana pensiun, dana pendidikan, atau yang lainnya. Setelah itu, tentukan berapa dana yang akan kamu tanamkan.
Kedua, jangan pernah lupa untuk melakukan riset, walau dengan metode yang sederhana. Pergerakan angka di dunia investasi adalah sebuah pergerakan yang cepat dan dinamis. Kamu harus memilih mana instrumen yang tepat, yang sekiranya bisa kamu ikuti pergerakannya tanpa canggung.
Ketiga, biasanya pada aplikasi investasi online terdapat beberapa fitur yang memperlihatkan peluang untuk mendapatkan informasi mengenai analisis investasi. Kamu bisa mempelajari hal ini secara bertahap, agar bisa memanfaatkan informasi hasil dari analisis tersebut dengan tepat.
Lantas, apa saja instrumen yang cara investasinya mudah dan sesuai dengan kamu yang malas ribet?
Instrumen Investasi yang Cocok untuk Kamu yang Malas Ribet
Reksa dana
Reksa dana disebut sebagai instrumen investasi yang praktis, karena setelah menanamkan modal, kamu nyaris tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk mengecek dan memikirkan pengelolaannya. Semuanya dilakukan oleh manajer investasi yang sudah terpercaya.
Logam mulia
Cara investasi tanpa ribet yang berikutnya tentu saja adalah dengan membeli emas atau logam mulia. Emas bisa dibeli dengan modal berapa pun yang kamu punya, bahkan sekarang juga banyak yang menawarkan tabungan emas, khusus buat kamu yang hanya punya modal kecil tapi pengin berinvestasi.
Nilai jual emas rata-rata cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya, jadi kamu tidak perlu cemas akan mengalami kerugian saat menjualnya kembali jika jangka waktumu memadai. Emas juga bersifat likuid, yang berarti mudah untuk diperjualbelikan tanpa syarat khusus, terutama untuk gramasi kecil.
Deposito
Pada dasarnya, deposito adalah produk dari bank yang cara kerjanya mirip dengan tabungan. Simpan uangnya, lalu kamu akan mendapatkan keuntungan dari perhitungan bunga. Bedanya, deposito memiliki periode investasi yang bisa kamu pilih di awal, sedangkan tabungan tidak. Deposito hanya bisa kamu ambil saat periode tersebut selesai, tabungan bisa kamu ambil kapan dan di mana saja.
Nggak Perlu Ribet Kan?
Perkembangan teknologi memang sudah banyak membantu kehidupan manusia. Namun, satu hal yang harus tetap diingat bahwa hal itu perlu diimbangi dengan kemauan untuk meningkatkan kemampuan digital yang kamu yang miliki.
Karena jika tidak, maka kamu akan menjadi orang yang tidak tanggap teknologi, dan akan selalu tertinggal. Termasuk dalam mengetahui cara investasi yang mudah dan praktis.
Untuk menjadi seorang investor yang baik, maka harus selalu berani dan berkeinginan untuk menambah wawasan, bukan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Nggak Cuma Saham, 5 Instrumen Investasi Populer Ini Juga Menguntungkan!
Semakin banyak orang sadar akan pentingnya berinvestasi, tentu hal ini sangat bagus. Dan, hal ini pun didukung oleh ekosistem keuangan sendiri yang sekarang semakin berkembang dan memudahkan. Berinvestasi tak lagi sulit, bahkan semudah menggerakkan jempol belaka. Hal ini pun membuat beberapa instrumen investasi ikut menjadi populer. Salah satunya adalah saham.
Dikutip dari Katadata, sampai dengan akhir Agustus 2021, terdapat 2.6 juta lebih single investor identification (SID) khusus saham tercatat di Bursa Efek Indonesia. FYI, jumlah SID akhir tahun 2020 itu “hanya” sebanyak 1.6 juta. Ini artinya ada peningkatan sebesar 53% lebih.
Apa yang menyebabkan semakin banyak investor saham terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Lagi-lagi dikutip dari artikel yang sama, hal ini ternyata didorong optimalisasi digital yang telah dilakukan yang dilakukan oleh seluruh elemen dalam pasar modal sejak 2019.
Tak hanya menambah jumlah SID saja. Penetrasi digital di bidang keuangan juga menggeser demografi. Data Juli 2021 dari BEI menyiratkan ada pergerakan usia investor ke yang lebih muda, karena sekitar 80% investor di bursa saat ini merupakan milenial dan gen Z.
Instrumen Investasi Saham sebagai Satu-Satunya Pilihan (?)
Ini tentu merupakan pertanda baik, ya kan? Saham semakin digemari, semoga saja diiringi dengan pemahaman dan pengetahuan yang cukup juga.
Sepertinya popularitas saham juga ikut terdongkrak karena media sosial sih. Sekarang banyak banget infulencer investasi—khususnya saham—yang suka sharing di media sosial. Followernya pun luar biasa. Sampai ratusan ribu, bahkan sudah ada yang mencapai jutaan. Keren bangetlah, pokoknya!
However, tahukah kamu, bahwa saham bukanlah satu-satunya pilihan instrumen investasi yang bisa kita miliki?
Loh, memangnya perlu juga instrumen yang lain? Saham kan sudah menawarkan banyak keuntungan? Auto tajir deh, kalau bisa investasi saham dan bisa dapatkan keuntungan!
Ya, memang benar. Saham menawarkan imbal yang tinggi, bahkan bisa sampai sekian ratus persen! Namun, kamu juga harus ingat, bahwa instrumen investasi dengan imbal tinggi biasanya juga akan disertai tingkat risiko yang juga tinggi. Nah, inilah yang harus kamu kelola dengan baik. Caranya, adalah dengan mengombinasikan beberapa jenis instrumen investasi dengan tingkat risiko dan imbal yang bervariasi, agar hasilnya bisa optimal. Tentu saja, harus disesuaikan dengan tujuan keuanganmu, serta profil risikomu.
Berikut beberapa instrumen investasi selain saham yang bisa kamu pilih.
1. Deposito
Deposito merupakan salah satu instrumen investasi yang cukup populer juga di kalangan investor sekaligus awam. Bagi yang masih pemula, dan baru saja memulai perjalanan investasinya, deposito bisa menjadi titik awal yang bagus.
Dijamin oleh negara melalui LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) sampai nominal Rp2 miliar, tingkat risiko deposito relatif sangat rendah, apalagi jika dibandingkan dengan saham. Tingkat pengembaliannya juga relatif tetap, sehingga bisa dipastikan kamu mendapatkan imbal secara teratur sesuai kesepakatan.
Dengan demikian, instrumen ini sangat cocok dikombinasikan dengan saham dalam portofolio investasi kamu.
2. Logam mulia
Logam mulia dalam hal ini emas, yang kamu beli secara legal dari Antam, Pegadaian, atau sejenisnya.
Emas logam mulia dikenal sebagai safe haven, surga penyelamat bagi para investor. Ingat ketika awal masa pandemi, ketika secara drastis indeks harga saham global anjlok dan tertekan? Harga emas pun melambung tinggi, karena para investor beralih ke emas, demi menyelamatkan aset masing-masing.
Seperti halnya saham, emas juga merupakan instrumen investasi yang cocok untuk jangka panjang, lebih dari 5 tahun.
3. Reksa dana
Buat kamu yang pengin memberi keseimbangan terhadap nilai portofolio investasi, kamu bisa mengombinasikan saham dengan reksa dana.
Reksa dana sendiri ada 4 jenis, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham, yang masing-masing memiliki karakter sendiri-sendiri terutama terkait tingkat risikonya.
Instrumen ini relatifnya akan lebih rendah risiko dibandingkan dengan kalau kamu mengelola sendiri investasi saham maupun obligasi, karena di sini ada peran manajer investasi yang secara profesional terus melakukan analisis dan pantauan terhadap pengembangan dana yang dilakukan.
4. Obligasi
Obligasi artinya surat utang. Ada beberapa jenis obligasi yang biasanya ditawarkan sebagai instrumen investasi, tapi yang terpopuler adalah obligasi negara dan obligasi korporasi.
Dari tingkat risikonya, obligasi negara lebih rendah risiko daripada obligasi korporasi. Pasalnya, obligasi negara dijamin oleh pemerintah, dan sejauh ini pemerintah belum pernah gagal bayar.
Obligasi menawarkan imbal yang teratur juga, seperti halnya deposito. Bahkan besaran kuponnya biasanya ditawarkan lebih tinggi daripada bunga deposito.
5. P2P Lending
Instrumen terakhir ini merupakan salah satu hasil perkembangan teknologi keuangan dewasa ini. Jadi memang masih sangat baru.
Meski masih gres, tapi imbal yang ditawarkan juga lumayan loh. Cara kerja P2P Lending ini mirip dengan marketplace tempat kita biasa belanja online, yaitu mempertemukan antara “pembeli” dan “penjual”. Namun, kalau di P2P Lending, “pembeli” adalah pemberi pinjaman, sedangkan “penjual” adalah pihak-pihak yang membutuhkan pinjaman dana.
Tak hanya perorangan atau individu, banyak peminjam dana yang berasal dari kalangan UMKM loh! Mereka ini membutuhkan tambahan modal untuk pengembangan dan pengelolaan bisnisnya, tetapi umumnya tidak dapat terlayani di bank karena satu dan lain sebab.
Pastikan saja, kamu hanya mengembangkan dana di platform P2P Lending yang terdaftar dan berizin di OJK ya, untuk menjamin dana pinjamanmu sendiri.
Ada Instrumen Investasi Lainnya?
Oh, jelas ada.
Cryptocurrencies, salah satu yang lagi naik daun banget belakangan. Meski sebagian menganggap crypto tidak termasuk instrumen investasi melainkan komoditas yang hanya bisa diperjualbelikan dalam jangka waktu pendek, tetapi nyatanya banyak yang sudah mengantongi keuntungan dari cryptocurrencies yang berfundamental bagus.
Ini juga instrumen yang masih sangat baru, sehingga perkembangannya perlu dipantau dengan lebih saksama. Lagi pula, sifatnya yang terdesentralisasi membuatnya jauh dari jangkauan otoritas mana pun di dunia ini, sehingga tanggung jawab risikonya benar-benar ada pada diri kita sendiri.
Instrumen investasi lainnya juga masih banyak yang bisa jadi opsi loh. Misalnya seperti investasi properti; bisa jadi tanah dan bangunan, juga seperti bisnis dan royalti.
Apakah harus punya semua? Tentu tidak. Kamu yang tahu kebutuhanmu, kamu juga yang menentukan, instrumen mana yang bisa melayani kebutuhanmu dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Reksa Dana Terbuka dan Tertutup: Ini 6 Perbedaannya
Salah satu instrumen investasi yang lagi digemari berbagai kalangan adalah reksa dana. Investasi reksa dana ini terbilang cukup mudah, karena dengan dana yang kecil kamu sudah bisa memulai investasi di instrumen ini.
Pengertian reksa dana berdasarkan UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 adalah wadah yang digunakan dalam mengumpulkan dana masyarakat pemodal. Setelahnya, dana yang dikumpulkan akan diinvestasikan ke portfolio efek oleh seorang manajer investasi.
Berbagai manfaat yang bisa didapatkan dari investasi reksa dana seperti adanya manajemen profesional yang akan mengelola dana kamu, pengelolaannya pun transparan, likuiditas tinggi, biaya rendah dan kamu pun bisa melakukan diversifikasi.
Bagi kamu yang tertarik dengan investasi reksa dana perlu banget untuk mengetahui reksa dana terbuka dan tertutup beserta perbedaannya.
Reksa Dana Terbuka (Open End-Fund)
Jenis reksa dana yang pertama adalah reksa dana terbuka atau open end-fund.
Pengertian reksa dana terbuka adalah semua investor pemula yang baru memulai membeli unit bisa dilakukan kapan saja dan tidak terikat pada periode waktu tertentu. Untuk unit reksa dana yang telah dibeli bisa dijual kembali ke perusahaan Manajer Investasi yang menerbitkannya kapan pun di jam dan hari bursa dibuka.
Adapun reksa dana terbuka dijual dalam jumlah unit yang tidak terbatas pada investor. Itulah mengapa reksa dana terbuka diperdagangkan di penghujung hari, saat perdagangan terhenti itulah harga penutupan yang akan dihitung.
Produk investasi reksa dana terbuka sangat beragam antara lain :
Reksa Dana Tertutup (Close End-Fund)
Reksa dana tertutup merupakan reksa dana yang sifatnya tertutup bagi investor baru yang hendak berinvestasi di luar masa periode penawarannya. Jika kamu mau membeli unit reksa dana tertutup mesti melakukan pembelian selama periode penawarannya saja. Apabila target dana yang akan diraih sudah terpenuhi atau periode penawarannya berakhir maka tidak ada yang bisa membeli unitnya lagi.
Reksa dana tertutup penjualannya dilakukan dengan cara menjual ke investor lain di bursa efek dan tidak bisa dijual kembali ke perusahaan Manajer Investasi yang telah menerbitkannya.
Karena diperdagangkan di antara investor atau biasa disebut pasar sekunder, maka harga jualnya bisa naik ataupun turun sesuai permintaan dan penawaran di pasar. Jadi, harga reksa dana tertutup bisa saja lebih mahal atau murah daripada Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit.
Adapun jenis reksa dana tertutup yaitu :
- Reksa dana ETF
- Reksa dana terproteksi
Inilah 6 Perbedaan Investasi Reksa Dana Terbuka dan Tertutup yang Perlu Diketahui
1. Sifat Penawaran
Untuk reksa dana terbuka memiliki sifat penawaran yang bisa ditawarkan pada investor secara terus menerus. Ini memang sesuai dengan prinsip dasar dari investasi reksa dana terbuka.
Sedangkan reksa dana tetrutup memiliki sifat penawaran yang tertutup, di mana hanya melalui right issue saja dan hanya diperdagangkan dalam periode tertentu.
Kedua jenis investasi reksa dana ini memiliki izin operasional dari Bapepam di mana minimal modal yang mesti disetor saat pendirian adalah sebesar 1% modal dasar.
2. Proses Penjualan Saham
Di investasi reksa dana terbuka, saham yang diterbitkan akan dijual di harga yang sesuai Nilai Aktiva Bersih (NAB). Untuk NAB pertama kali akan ditetapkan sebesar Rp 1.000 per sahamnya, dan selanjutnya akan dihitung setiap hari di akhir hari tersebut. Bagi pemegang unit saham terbuka bisa menjual kembali sahamnya apabila diinginkan.
Sedangkan reksa dana tertutup, investor tidak bisa menjual sahamnya pada Manajer Investasi. Apabila kamu sebagai pemilik saham mau menjual saham tersebut, maka mesti dilakukan melalui bursa efek.
3. Aliran Dana
Aliran dana di reksa dana terbuka sifatnya terus menerus. Perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) dilakukan setiap hari. Sedangkan untuk reksa dana tertutup berlaku sebaliknya, di mana aliran dana tidak ada dan perhitungan NAB dilakukan seminggu sekali.
4. Proses Pembelian Kembali
Untuk proses pembelian kembali, investor di reksa dana terbuka bisa menjual kembali pada perusahaan Manajer Investasi yang menerbitkannya. Sedangkan di reksa dana tertutup, proses pembelian kembali akan dilakukan investor melalui bonus.
5. Keuntungan
Di reksa dana terbuka memiliki keuntungan berupa capital gain distribution, dividen income, dan net change NAV.
Capital gain distribution adalah capital gain yang didapatkan dari transaksi efek dibayarkan pada investor reksa dana. Net Change NAV adalah perubahan bersih NAV yang terjadi di hari tersebut. Sedangkan dividen income adalah dividen per saham yang diberikan pada investor.
Untuk reksa dana tertutup, cuan yang diperoleh investor sama seperti investasi reksa dana terbuka.
6. Pengaruh transaksi
Reksa dana tertutup bisa memengaruhi harga saham, ini disebabkan pembelian didasarkan pada supply dan demand. Sedangkan untuk reksa dana terbuka, walaupun transaksinya dalam jumlah yang banyak tetap tidak akan memengaruhi harga saham. Karena harga saham yang diperdagangkan disesuaikan NAV/NAB.
Bagi kamu yang ingin memulai masuk dunia investasi, reksa dana adalah pilihan yang tepat untuk memulainya. Ada banyak aplikasi reksa dana yang bisa kamu gunakan untuk memulai investasi. Coba yuk, kita ikuti dulu video berikut ini sebagai bekal awal kamu belajar investasi reksa dana.
Nah, jika kamu ingin mempelajari investasi reksa dana lebih lanjut, kamu bisa mengikuti kelas reksa dana di QM Financial. Cek jadwalnya yuk.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Reksa Dana ETF dan Reksa Dana Indeks: Apa Sih Itu?
Investasi merupakan satu cara yang efektif untuk mempersiapkan masa depan yang terjamin. Dan, perkembangan saat ini memungkinkan tersedianya berbagai macam investasi yang bisa kita pilih, mulai dari investasi di bidang properti, saham, emas, hingga reksa dana. Apakah kamu tahu, bahwa ada reksa dana ETF dan reksa dana indeks?
Yes, reksa dana memang ada berbagai jenis. Reksa dana cukup populer di tengah masyarakat adalah reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan, reksa dana saham dan reksa dana campuran. Akan tetapi, sebenarnya masih ada beberapa jenis reksa dana lainnya.
Pernahkah kamu mendengar tentang reksa dana indeks dan reksa dana ETF (Exchange Traded Fund)?
Memahami Reksa Dana Indeks dan Reksa Dana ETF
Reksa Dana Indeks
Tenang saja, jika kamu masih asing dengan reksa dana indeks dan reksa dana ETF itu merupakan hal yang wajar. Reksa dana indeks dan reksa dana ETF memang less familiar.
Reksa dana indeks merupakan reksa dana yang dikelola dengan tujuan mendapatkan hasil imbal investasi yang sesuai dengan indeks acuan, baik itu indeks saham atau obligasi.
Misalnya indeks acuan yang dipakai adalah LQ-45 dan Kompas 100, maka hasil yang diperoleh dari investasi akan mirip dengan indeks acuan tersebut.
Kelebihan Reksa Dana Indeks
Reksa dana indeks memiliki beberapa kelebihan, yaitu pengelolaannya yang beracuan sehingga terlihat kurang agresif jika dibandingkan dengan reksa dana konvensional. Hal tersebut akan memudahkan manajer investasi karena sudah tersedia acuan tertentu untuk menaruh dana kelolaan dari investor. Adanya indeks acuan juga membuat biaya pengelolaan yang dilakukan oleh manajer investasi menjadi lebih murah daripada reksa dana lainnya.
Reksa Dana ETF
Reksa dana ETF merupakan reksa dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif di mana unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek. Hal yang unik dari reksa dana ETF adalah produk reksa dana ini diperdagangkan di bursa efek. Jadi, reksa dana ETF memiliki mekanisme sama seperti saham dalam hal transaksi beli ataupun jual, sedangkan mekanisme pengelolaannya sama seperti reksa dana.
Reksa dana ETF dan reksa dana indeks sama-sama memiliki tujuan untuk memaksimalkan return. Lalu, apa saja keuntungan reksa dana ETF?
Fleksibel dan Mudah
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mekanisme transaksi reksa dana ETF sama seperti saham jadi kamu tidak akan repot melakukan transaksi. Kamu dapat menjual dan membeli reksa dana ETF kapanpun selama masih dalam jam perdagangan bursa efek.
Biaya dan Risiko Rendah
Biaya transaksi reksa dana ETF relatif lebih rendah dibandingkan reksa dana yang lain. Biaya transaksi reksa dana ini di pasar sekunder sesuai dengan komisi yang ditetapkan oleh masing-masing broker. Selain biaya rendah, risiko yang dimiliki oleh reksa dana ETF juga tergolong rendah karena cukup likuid.
Cakupan ETF Luas
ETF memiliki cakupan yang cukup luas karena jika kamu memiliki 1 unit ETF maka itu berarti kamu memiliki beberapa saham unggulan sekaligus. Jenis reksa dana EFT yang ditawarkan pun cukup beragam. Jadi kamu tidak perlu khawatir akan terbatasnya jenis reksa dana ETF. Hanya saja, kamu perlu investasi waktu agar dapat memilih produk reksa dana ETF yang paling sesuai.
Transparan
Reksa dana ETF bisa dibilang memiliki kedudukan yang sejajar dengan saham. Meskipun keduanya merupakan dua produk investasi yang berbeda, keduanya memiliki persamaan yang akan menguntungkan investor yaitu memiliki transparansi. Jika kinerja reksa dana konvensional dapat dipantau sebulan sekali, maka investasi reksa dana ETF—seperti halnya saham—dapat dipantau setiap hari di bursa efek.
Seru ya, mengenali berbagai macam produk investasi seperti ini? Sekarang kamu sudah berkenalan lagi dengan 2 produk investasi alternatif. Lalu, ada produk apa lagi ya?
Yuk, belajar berbagai produk investasi, sehingga kamu bisa menentukan sesuai dengan tujuan dan kemampuanmu! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Kesalahan Memilih Reksa Dana yang Berujung Tujuan Finansial Tak Tercapai
Sudahkah kamu menyisihkan penghasilanmu bulan ini di pos investasi? Instrumen investasi apa sih yang kamu pilih? Apakah kamu memilih reksa dana, saham, atau yang lain?
Kalau kamu belum investasi pasti ada rasa ingin investasi juga ya, mungkin karena melihat ajakan teman-teman kamu. Lihat mereka pada share grafik-grafik IHSG, sambil nulis, “Wahhh, ijo!” Atau, “Yahhh, merah :(“
Memang, seru banget kayaknya. Tapi mau mencoba juga, kok masih ragu ya?
Kenapa ragu? Entahlah, mungkin masih belum kebayang risikonya seperti apa untuk bisa investasi? Atau, enggak tahu cara memilih instrumen yang pas dengan kebutuhanmu.
Hal-hal seperti ini memang bikin maju mundur buat investasi, terutama bagi para pemula. Yes, kamu enggak sendirian kok.
Seharusnya sih kamu nggak perlu ragu untuk investasi karena investasi akan memberikan kamu banyak manfaat ke depannya. Salah satu investasi yang cocok bagi kamu yang masih pemula adalah reksa dana. Ada banyak produk reksa dana dan kamu bisa pilih berdasarkan karakter kamu, tujuan investasi kamu, dan tentunya, kondisi keuangan kamu.
Tapi, memilih reksa dana itu susah-susah gampang, terutama bagi pemula. Selain produknya banyak, dan bisa jadi kita nggak punya waktu untuk melihatnya satu per satu, tetapi juga karena jenis dan produk reksa dana yang kamu pilih akan berdampak pada tujuan keuangan kamu di masa mendatang.
Kalau kamu salah dalam memilih reksa dana, sudah dipastikan tujuan kamu berinvestasi tidak akan tercapai. Oleh sebab itu jangan sampai melakukan beberapa kesalahan dalam memilih reksa dana.
Eits tapi kamu nggak perlu khawatir, kamu bisa simak kesalahan-kesalahan memilih reksa dana berikut ini supaya kamu dapat menghindarinya.
Kesalahan Memilih Reksa Dana yang Berujung pada Gagalnya Tujuan Finansial
1. Tidak Punya Tujuan
Kamu harus memiliki tujuan jika ingin melakukan investasi. Investasi tanpa tujuan dapat diibaratkan kamu naik bus tapi nggak tahu harus berhenti di mana. Tahap awal investasi reksa dana adalah menentukan tujuan.
Cobalah berpikir apa yang kamu inginkan dari investasi kamu di reksa dana ini? Tentunya, untuk mencapai mimpi-mimpi yang menjadi tujuan finansialmu, bukan? Apa tujuan finansialmu? Jawaban kamu terhadap pertanyaan di atas, bisa menjadi titik awalmu untuk menentukan tujuan investasi kamu.
Reksa dana memiliki beberapa jenis dan karakter masing-masing. Jadi untuk dalam memilih reksa dana harus disesuaikan dengan tujuan investasi.
2. Ikut-ikutan
Kesalahan kedua dalam memilih reksa dana adalah hanya karena ikut-ikutan. Banyak teman yang bikin status mengenai reksa dana atau saham, lalu karena nggak mau ketinggalan tren, kita pun jadi pengin juga. Ketinggalan tren jadi nggak terlihat keren.
Sayangnya, kalau alasan utama kamu investasi hanya untuk ikut-ikutan, tujuan investasimu pun jadi bias. Nggak jelas.
Hal yang perlu kamu tanamkan ke diri kamu sendiri kalau ingin berinvestasi yaitu dana yang kamu gunakan untuk investasi adalah uang kamu sendiri, bukan uang teman kamu. Bukan juga uang influencer.
Bisa jadi, itu uang adalah uang penghasilan yang kamu dapatkan dengan susah payah. Iya?
Jadi kalau investasi kamu nggak berhasil maka kamu juga yang harus menanggung risikonya. Bukan teman kamu, bukan juga influencer.
Jangan salahkan orang lain karena hal tersebut ya.
3. Asal Memilih Manajer Investasi
Meskipun reksa dana ada instrumen saham, tetapi investasi saham dan reksa dana adalah dua hal yang berbeda.
Ketika kamu berinvestasi saham maka kamu sendirilah yang mengelola aset kamu melalui perusahaan sekuritas. Kalau kamu berinvestasi reksa dana, kamu akan terhubung dengan manager investasi atau pihak ketiga yang mengelola aset kamu.
Performa manajer investasi perlu kamu ketahui terlebih dahulu sebelum memilihnya untuk mengelola aset kamu. Pastikan track record-nya baik, dan juga tentu saja, berizin sesuai dengan peraturan OJK.
4. Tidak Paham Profil Risiko Kamu
Sebagai investor pemula kamu harus paham apa itu profil risiko dan mengapa penting untuk mengetahuinya. Jangan sampai kejadian, ketika grafik hijau langsung saja hajar tapi waktu grafik merah langsung panik.
Memahami profil risiko merupakan bagian dari kegiatan yang melibatkan sisi pisikis. Meski saat kamu memilih reksa dana sebagai instrumen investasi yang sesuai untukmu dan menyerahkan dana untuk dikelola manajer investasi, tapi mengenali profil risiko sendiri juga penting.
Biasanya investor pemula akan memilih jalur aman yaitu dengan memilih instrumen investasi yang memiliki low risk. Seiring berjalannya waktu kamu juga bisa menjadi investor yang andal dan semakin mengenali profil risiko kamu.
5. Malas Melakukan Review
Ketika sudah melakukan investasi reksa dana terkadang kamu akan merasa bahwa reksa dana yang kamu pilih sudah tepat lalu tidak pernah atau jarang mereview kinerjanya. Ini juga menjadi kesalahan yang sering terjadi lo.
Akibatnya apa, kalau sampai melakukan kesalahan ini? Jika terjadi hal-hal yang memengaruhi nilai reksa dana, kamu enggak aware. Akibatnya, bisa jadi dalam praktiknya, tujuan finansialmu jadi meleset.
Ada banyak cara untuk mereview kinerja reksa dana yaitu:
- Melihat perbandingan return terhadap risiko yang kamu ambil
- Bagaimana grafiknya setelah sekian lama berada dalam portofoliomu? Semakin naik, ataukah semakin mendatar?
6. Menganggap Investasi di Reksa Dana adalah Investasi paling Aman
Reksa dana memang cocok bagi pemula, namun bukan berarti investasi di reksa dana tidak ada risiko. Berikut ini risiko berinvestasi pada reksa dana
- Keuntungan yang didapat tidak pasti karena tetap tergantung pada kondisi pasar modal dan fluktuasinya
- Pemerintah tidak memberikan jaminan atas dana yang telah diinvestasikan
- Ada kemungkinan wanprestasi dari manajer investasi
7. Langsung Meminta Untung dengan Cepat
Salah satu risiko reksa dana adalah keuntungan yang tidak pasti, jadi jangan sampai kamu ngarep buat dapat untung dengan cepat. Hindari harapan instan, karena seperti kata pepatah, masak mi instan saja juga perlu proses.
Kesalahan memilih reksa dana yang satu ini sering dilakukan banyak orang. Karena itu, harus dipahami, bahwa investasi butuh proses. Bertahap dan berjenjang. Sabar adalah koentji.
Nah, itulah 7 kesalahan memilih reksa dana yang bisa berujung tak tercapainya tujuan finansial.
Untuk membantumu memilih reksa dana secara tepat, yuk bergabung dengan kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Cek jadwalnya, dan segera amankan kursimu ya.
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
4 Jenis Investasi Syariah yang Perlu Diketahui
Semakin banyak pilihan investasi yang ada di depan kita. Nggak hanya jenis produk, tetapi juga ada jenis investasi Syariah. Bagaimana, apakah kamu sekarang sedang mendalami investasi Syariah karena tertarik untuk berinvestasi pada produk ini?
Yes, kamu sudah di track yang bener, kalau sekarang kamu sedang dalam usaha untuk mempelajarinya lebih dalam dan akhirnya sedang membaca artikel ini, karena kan kalau mau beli barang apa pun, kita juga harus mengenalinya agar dapat memanfaatkannya dengan baik. Setuju kan ya?
Berikut adalah beberapa jenis investasi Syariah yang perlu untuk kamu ketahui sebagai investor pemula.
4 Jenis Investasi Syariah
1. Saham Syariah
Saham Syariah adalah surat berharga dengan konsep penyertaan modalnya memakai sistem hak bagi hasil usaha, dan produk dari perusahaannya harus yang sejalan dengan prinsip Syariah. Seperti misalnya, produknya merupakan barang yang tidak dinyatakan haram oleh MUI.
Jika kamu ingin berinvestasi pada saham Syariah, kamu bisa cek daftar emitennya di Jakarta Islamic Index. Jika dalam saham konvensional ada LQ-45 yang berisi daftar saham 45 emiten dengan likuiditas paling tinggi di BEI, saham Syariah ada JII70.
Tingkat imbal dan risiko yang ada pada saham Syariah kurang lebih sama dengan saham konvensional, karena prinsipnya juga sama, yaitu high risk high return.
2. Sukuk Ritel
Sukuk Ritel termasuk dalam jenis obligasi pemerintah. Beberapa waktu yang lalu, pemerintah menawarkan SR013 pada masyarakat Indonesia. Apakah kamu sempat juga berinvestasi di SR seri 013 ini?
Sukuk Ritel menggunakan akad wakalah dan ijarah. Dengan ikut berpartisipasi berinvestasi Sukuk Ritel, kita tak hanya sudah berinvestasi secara Syariah saja, tetapi juga ikut berpartisipasi dalam pembangunan negara loh. Imbal yang bisa didapatkan dari Sukuk Ritel ini biasanya selalu diberikan lebih tinggi ketimbang imbal hasil deposito.
3. Reksa Dana Syariah
Sama seperti produk Syariah lainnya, reksa dana Syariah dikelola sesuai dengan prinsip yang sesuai dengan syariat Islam.
Namun, berbeda dengan saham, di reksa dana ada peran manajer investasi yang akan menjadi “perantara” kita untuk berinvestasi. Produk yang dikelola ya produk yang sesuai dengan prinsip Syariah. Jika ada komposisi deposito, ya depositonya yang Syariah. Kalau reksa dana saham, ya, saham yang dibeli adalah saham perusahaan yang pengelolaannya sesuai prinsip Syariah juga.
Untuk berinvestasi di reksa dana Syariah sekarang mudah banget. Tinggal download aplikasi yang sekarang sudah banyak banget. Paling yang butuh waktu agak lebih banyak adalah ketika kamu memilih manajer investasinya.
4. Deposito Syariah
Sedikit banyak, prinsipnya, deposito ini kurang lebih sama dengan tabungan berjangka. Kita menyimpan sejumlah dana, yang kemudian dikelola oleh bank hingga jatuh tempo, dan akan memperoleh imbal yang sesuai dengan kesepakatan. Bedanya, di tabungan berjangka, kita bisa menyetor dana di tengah jalan, sedangkan di deposito tidak. Kamu harus menunggu sampai jatuh tempo, untuk bisa menambah nominal “tabungan”-nya.
Deposito Syariah menggunakan akad mudharabah dengan sistem nisbah atau bagi hasil investasi pada produk yang halal, yang disepakati di awal kita membuka rekening. Untuk bisa berinvestasi di deposito Syariah, kamu tinggal datang ke bank Syariah terdekat ya.
Nah, sudah ada 4 jenis investasi Syariah nih yang sudah kamu pelajari meski baru sekilas. Setidaknya, seharusnya sih sekarang sudah ada gambaran sedikit cara kerja masing-masing jenisnya.
Lalu, bagaimana mengenali mana investasi Syariah yang cocok?
Mau belajar investasi Syariah sekaligus juga kenalan dengan keuangan Syariah pada umumnya? Ikut kelas finansial online yuk!
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai kinerja investasi Syariah sebelum kamu mulai berinvestasi. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Reksa Dana vs Saham: Mana yang Lebih Untung?
Banyak instrumen investasi yang bisa kita pilih yang disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan tujuan finansial kita. Termasuk reksa dana dan saham. Tapi, pertanyaannya selalu sama, reksa dana vs saham, mana yang lebih untung?
Ya, itu pertanyaan sejuta umat memang.
Nah, kali ini kita bahas ya, reksa dana vs saham ini. Tetapi, sebelumnya, kamu harus paham dulu (atau diingat kembali), bahwa tidak pernah ada instrumen investasi yang 100% aman dan bisa memberikan untung besar dalam waktu cepat. Prinsip ini memang harus selalu diingat, agar kemudian kamu bisa bijak memanfaatkannya sesuai kebutuhan.
Plus Minus Reksa Dana
Membandingkan reksa dana vs saham, mari kita kupas mengenai reksa dananya lebih dulu.
Berinvestasi di reksa dana, berarti danamu akan dikelola oleh manajer investasi. Dengan pengalaman mereka, manajer investasi sudah memiliki langkah-langkah antisipatif dalam mengelola dana investasi para investor. Dengan reputasi perusahaan yang sudah dibangun, mereka tentu akan berusaha mempertahankannya juga.
Karenanya, pemilihan manajer investasi menjadi salah satu faktor penting. Pastikan memercayakan dana investasi kita pada mereka yang memang sudah memiliki reputasi baik, pengalaman dengan dana kelola yang sudah besar, dan minim komplain.
Namun, di sisi lain, investor juga harus siap dengan berbagai biaya administrasi yang akan dikenakan. Lagi-lagi hal ini akan ditentukan saat kita memilih manajer investasi. Pilihlah manajer investasi yang mengenakan biaya paling minim untuk transaksi dan operasional. Ada kok yang memberlakukan Rp0 untuk biaya administrasi pembelian.
Plus Minus Saham
Dengan berinvestasi di saham, maka kamu pun harus siap mengelola dana investasimu sendiri. Kamu harus tahu, kapan saham harus dilepas, dibeli, atau di-hold. Kamu sendiri juga yang harus menganalisis laporan keuangan perusahaan yang sahamnya kamu incar.
Kita memang membeli saham melalui perusahaan sekuritas. Tetapi peran mereka ya sekadar perantara transaksi, sekadar broker atau makelar. Mereka tidak punya wewenang untuk mengelola dana investasimu; memutuskan sahammu untuk dijual atau di-hold, atau perlukah menambah pembelian, dan sebagainya.
Karena semua pengelolaan ada di tanganmu sendiri, maka kalau mendapatkan cuan ya semua menjadi milikmu sendiri. Tetapi, begitu juga kalau kamu mengalami kerugian. Karenanya, sangat disarankan untuk belajar lebih banyak dulu sebelum kamu mulai berinvestasi di saham.
Reksa Dana vs Saham: Mana yang Lebih Untung?
Reksa dana vs saham, mana yang lebih mendatangkan cuan? Jawabannya kembali pada tujuan, jangka waktu, dan kemampuanmu.
Tujuan dan Jangka Waktu
Tujuan berinvestasi di reksa dana vs saham adalah hal yang paling menentukan di sini. Reksa dana–tergantung jenisnya–dapat melayani tujuan finansial jangka pendek hingga jangka panjang.
Untuk jangka pendek dan sebagai media penyimpan dana darurat, Reksa Dana Pasar Uang akan jadi instrumen yang paling sesuai. Untuk jangka pendek hingga menengah, Reksa Dana Pendapatan Tetap akan menguntungkan. Untuk jangka menengah hingga panjang, Reksa Dana Campuran dan Reksa Dana Saham-lah yang paling tepat untuk dimanfaatkan.
Dan, ingat, risiko akan selalu ada di setiap instrumen investasi, sehingga kamu juga harus aware akan hal ini sejak awal.
Saham merupakan instrumen investasi yang paling sesuai untuk tujuan finansial jangka panjang. Dengan kondisi pasar yang fluktuatif, jika kamu berinvestasi untuk jangka waktu yang pendek, maka bisa jadi imbal yang kamu dapatkan belum maksimal. Tujuan finansial jangka panjang ini misalnya untuk dana pensiun, yang akan kamu butuhkan 30 tahun lagi.
Jangka waktu yang panjang akan mengantisipasi fluktuasi harga saham yang bisa terjadi, asalkan kamu memang memilih saham perusahaan dengan fundamental yang paling baik. Harga saham akan meningkat seiring waktu, sama halnya dengan harga komoditi pada umumnya.
Kemampuan
Membandingkan reksa dana vs saham, kemampuan finansial juga harus menjadi bahan pertimbangan.
Untuk berinvestasi di reksa dana, kamu hanya butuh dana minimal Rp100.000 untuk memulainya. Bahkan ada loh, yang bisa dimulai dari RP10.000. Selanjutnya kamu bisa konsisten menyisihkan penghasilan setelah kamu menerima gaji, sesuai proporsi yang kamu tentukan sendiri.
Sedangkan, jika kamu berinvestasi di instrumen saham, kamu perlu menyediakan dana yang sesuai dengan harga saham yang tersedia. Setiap kali kita hendak membeli saham, jumlah minimal yang bisa kita beli adalah 1 lot (100 lembar) saham. Dengan demikian, misalnya harga saham yang kamu incar adalah Rp1.000, maka kamu harus menyediakan dana sebesar Rp100.000 untuk pembeliannya. Jika harga sahamnya Rp30.000, maka dana yang dibutuhkan adalah Rp3.000.000.
Saham blue chip biasanya memang cukup mahal, rata-rata di atas Rp1.000 per lembarnya. Tetapi, dengan fundamental perusahaan yang baik, ke depannya kamu bisa mengharapkan imbal yang juga lebih baik.
Nah, sekiranya sudah cukup jelas deh, perbandingan reksa dana vs saham sampai di sini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.