Rahasia Profesi Kreatif Bisa Sejahtera (Keuangan)
Awal Desember 2017, tayang sebuah film biopic mengenai penyanyi terkenal Indonesia dengan karyanya dinikmati semua generasi dan saya menonton film tersebut. Saya tidak punya ekspektasi apa-apa mengenai film tersebut, mungkin film tersebut menceritakan perjalanan karir penyanyi tersebut. Namun ternyata saya belajar beberapa hal keuangan dari film tersebut.
Film dimulai dengan latar era tahun 70-an dan profesi penyanyi pada saat itu dianggap tidak dapat menjanjikan kesejahteraan hidup dari segi keuangan. Ditambah lagi kegalauan penyanyi ini atas kehidupan keluarga kecilnya.
Memang pada era tersebut, orang belum mengenal tentang financial planning maupun financial planner. Tapi karena saat ini kita hidup di era milenial, di mana informasi mengenai segala hal dapat dengan mudah diakses maka seharusnya kita bisa lebih baik mengatur keuangan sehingga profesi kreatif pun bisa sejahtera secara keuangan.
4 langkah penting untuk dilakukan para pekerja kreatif agar berkecukupan:
Financial Check Up
Pertama kali, lakukan financial check up. Hal ini bisa dilakukan sendiri atau menggunakan jasa financial planner. Dengan financial check up, kamu bisa mengetahui kondisi keuangan seperti penghasilan, pengeluaran, kemampuan menabung, berinvestasi sekaligus berutang. Jangan-jangan, selama ini merasa selalu kekurangan uang diakibatkan karena cicilan kartu kredit atau gaya hidup yang melebihi kemampuan.
related article: Jalan Menuju Semua Tujuan Finansialmu!
Financial PLAN
Siapa pun kamu, penting untuk membuat Tujuan Keuangan yang memiliki Judul + Nilai + Jangka Waktu. Seringkali seseorang gagal menabung karena tidak memiliki tujuan keuangan.
Misalnya: Dana Darurat + Rp36.000.000 + 1 tahun atau Dana DP Kepemilikan Rumah + Rp300.000.000 + 3 tahun dan tujuan keuangan lainnya.
Dari sana kamu bisa memisahkan uang untuk ditabung atau diinvestasikan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan yang ingin diwujudkan. Setiap kali ingin menggunakan uang tersebut untuk hal lain yang tidak darurat maka kamu akan mengingat kembali tujuan keuanganmu. Bila kamu menyabotase tujuan keuanganmu maka risikonya adalah kamu tidak akan sampai ke goal yang sudah ditetapkan.
related article: 5 Pertanda Anda Butuh Perencanaan Keuangan
Asuransi
Penting untuk memiliki asuransi terutama kesehatan. Kini masyarakat semakin dimudahkan dengan BPJS Kesehatan. Asuransi kesehatan tambahan apabila diperlukan pekerja kreatif dapat ditemukan di perusahaan asuransi swasta. Bagi pekerja kreatif yang adalah pencari nafkah utama dalam keluarga seperti tokoh film biopic di atas perlu memiliki asuransi jiwa.
related article: Cara Memilih Asuransi Kesehatan dan Asuransi Jiwa
Do It
Semua langkah di atas hanya akan bisa terwujud kalau kamu melakukan aksi. Kamu sendiri yang harus membuat rencana keuanganmu terjadi. Jangan menunggu itu terjadi, make it happen! Sekeren apa pun rencana finansialmu, hanya akan terwujud kalau kamu do it!
Jadi, ga kamu perlu khawatir lagi karena profesi kreatif juga bisa menjanjikan kecukupan. Selamat berkarya!
Dapatkan DISKON KHUSUS PROGRAM #MyQMPlan untuk semua Konsultasi dan PLAN
Hubungi QM Financial di WA 08111500688
Honey Josep / Social Media
Kiat Jitu Atasi Gajian Tak Kasat Mata
Halo, apa kabar? Kayaknya ada yang lagi senang nih karena habis gajian!
Atau,
Malahan lagi sedih karena mengalami yang namanya gajian tidak kasat mata?
Duh kasian… ibaratnya punya pacar tapi gak bisa diajak jalan alias cuma pacar khayalan yang disimpan dalam hati saja *eaaaaaa
“Udah bekerja bertahun-tahun tapi tidak punya aset. Setiap bulan terima gaji tetapi selalu habis. Gaji cuma numpang lewat rekening habis itu menghilang kayak mantan…. Tuh kan jadi baper!”
Pernah atau sedang mengalami kondisi seperti di atas? Mau menyalahkan gaji karena jumlahnya yang kamu terima kecil? Hei, tunggu dulu! Kondisi di atas bisa juga terjadi karena caramu dalam mengelola keuangan yang belum tepat.
Coba deh, diingat-ingat…. Saat terima gaji, apa yang kamu lakukan?
Apakah kamu langsung menyisihkannya untuk membayar utang dan tagihan lainnya?
atau
Langsung cuss membeli barang yang sudah diincar sejak bulan lalu sampai barang tersebut terbawa mimpi?
Apapun yang dilakukan dengan gajimu, jangan sampai sudah bersusah payah mendapatkannya tapi hanya numpang lewat dan tidak jadi apa-apa!
Simak 5 tips mencegah gajian tak kasat mata!
Buat 4 pos pengeluaran bulanan
Saat kamu terima gaji, hal yang pertama yang bisa dilakukan adalah membuat 4 pos pengeluaran. Hitung dan sisihkan gajimu ke dalam 4 pos pengeluaran tersebut sesuai dengan kewajiban yang harus dibayarkan.
Jenis Pos Pengeluaran | % dari gaji | Keterangan |
Menabung / Investasi | Minimal 10% | Tabungan bank, logam mulia, deposito dsb |
Cicilan Utang | Maksimal 30% | KPR/KPA, Kendaraan, gadget |
Rutin | Idealnya 35% – 40% | Asuransi, Rumah Tangga, Transportasi, Anak, Sosial |
Gaya Hidup | Maksimal 20% | Makan di luar (fine dining), Nonton etc |
related article: 5 Pengeluaran Bulanan Yang Harus Kamu Ketahui
Memisahkan Tabungan
Saya tipe orang yang kalau lihat uang di rekening bawaannya pengen diambil saja. Kalau kamu termasuk tipe yang seperti ini juga maka sebaiknya kamu membuat dua akun rekening bank. Rekening pertama untuk pos tabungan/investasi dan yang kedua untuk pos pengeluaran yang lainnya.
related article: Mari Menabung
Bijak Menggunakan Kartu Kredit
Sudah punya dua rekening tabungan tapi gaji masih habis juga? Mungkin tanpa sadar kamu berbelanja tidak menggunakan uang tunai melainkan dengan kartu kredit. Banyak yang menjuluki kartu kredit sebagai “kartu setan.” Padahal pada kenyataannya, kartu kredit bisa dijadikan andalan saat kondisi darurat. Kamu bisa memakai kartu kredit untuk kebutuhan mendesak seperti mobil mogok dan harus diperbaiki di bengkel terdekat. Tapi ingat, berani gesek harus berani bayar!
related article: Tentang Kartu Kredit
Punya Asuransi / BPJS Kesehatan
Gaji biasanya cuma numpang lewat saat ada kejadian tak terduga yang menimpamu. Misalkan, kamu atau ada anggota keluargamu tiba-tiba jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Sedangkan kamu dan keluarga tidak memiliki asuransi ataupun BPJS, mau gak mau kamu harus menanggung beban biayanya dengan uang pribadimu. Kejadian ini kerap kali dialami oleh seseorang sehingga dia terpaksa harus menggunakan uang tabungannya bahkan berhutang untuk membayar biaya rumah sakit. Oleh sebab itu, penting sekali untuk mempunyai asuransi atau BPJS Kesehatan supaya kamu bisa terhindar dari biaya sakit yang dapat mengacaukan keuanganmu.
related article: Seperti Ini Asuransi yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Karyawan
Financial Check Up
Yang juga penting agar terhindar dari gajian tak kasat mata adalah dengan melakukan financial check up sehingga kamu bisa mengidentifikasi pos mana saja yang memiliki pengeluaran paling besar. Dan periksa juga apakah pengeluaran tersebut masuk ke dalam kategori kebutuhan atau keinginan.
related article: Siapkan Jalan Menuju Semua Tujuan Finansialmu!
Nah, sudah melakukan langkah yang mana dari 5 tips di atas untuk keuanganmu? Semoga kondisi keuanganmu semakin baik setelah melakukan tips di atas.
Dapatkan DISKON KHUSUS PROGRAM #MyQMPlan untuk semua Konsultasi dan PLAN
Hubungi QM Financial di WA 08111500688
Nita Kurniawati / Sales
Asuransi VS Investasi, manakah yang lebih penting?
Asuransi VS Investasi adalah dua hal yang berbeda.
Secara umum asuransi adalah proteksi yang tujuannya sebagai perlindungan dari kemungkinan kejadian yang tidak diinginkan, seperti rawat inap, sakit kritis, kecelakaan dan kematian.
related article: Asuransi Untuk Jaga Diri
Sedangkan investasi bertujuan untuk menumbuhkan uang yang dimiliki untuk tujuan finansial yang ingin dicapai di masa yang akan datang, seperti tujuan dana menikah, tujuan dana pensiun, dana pendidikan anak, tujuan membeli rumah dan tujuan keuangan lainnya.
related article: Kenapa Berinvestasi?
Saat ini, banyak sekali produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi dan kita mengenalnya sebagai unitlink. Walaupun demikian, tetap saja tujuan utama dari produk unitlink adalah sebagai proteksi bukan investasi.
related article: Mengapa Tidak Bisa Unitlink?
Sebenarnya, instrumen investasi di unitlink sama dengan reksadana. Bedanya, return yang dihasilkan reksadana lebih tinggi dibandingkan unitlink. Hal ini dikarenakan struktur biaya yang dikenakan di unitlink lebih besar dibandingkan pada reksadana.
“Jadi, salah dong selama ini beli unitlink!”
Benar atau salah, bukan itu persoalannya. Jika kita sudah menentukan tujuan keuangan dan mengetahui perbedaan asuransi VS investasi, tentunya akan lebih mudah mengambil keputusan yang berhubungan dengan uang.
Tujuan keuangan merupakan goal sedangkan asuransi dan investasi merupakan kendaraan yang akan mengantar kita menuju tujuan yang ingin dicapai.
related article: What Is Financial Planning?
Singkat nya, berikut perbedaan asuransi vs investasi :
KETERANGAN | ASURANSI | INVESTASI |
---|---|---|
Manfaat | Proteksi atas jiwa, kesehatan, dan harta benda | Untuk mencapai tujuan finansial |
Jenis | Asuransi jiwa, kesehatan, kendaraan, kebakaran dsb | Deposito, Logam Mulia, Reksadana, Saham, Properti |
Siapa yang membutuhkan | Jiwa: jika memiliki tanggungan, kesehatan: semua orang | Semua orang yang memiliki tujuan keuangan dan sudah memiliki KTP |
Jika kalian bertanya, Asuransi VS Investasi, manakah yang lebih penting? Jawabannya tentu saja, “Tujuan Lo Apa?”
related article: Gimana Sih Prosesnya Membuat Plan?
Untuk tahu manakah yang lebih penting di antara keduanya, hal pertama yang harus dilakukan adalah financial check up untuk mengetahui kondisi keuangan seseorang terlebih dahulu. Barulah dari hasil financial check up kita bisa menentukan langkah selanjutnya, apakah membeli asuransi atau investasi.
Bagi kalian yang membutuhkan konsultasi mengenai Tujuan Finansial atau ingin membuat PLAN, untuk periode Desember 2017 – Januari 2018 sedang ada diskon promo 20% dengan menghubungi 08111500688.
Nita Kurniawati
5 Hal Yang Bisa Kita Pelajari dari Dunia Start Up di Tech In Asia 2017
Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari pengalaman start up dan dunia digital.
Dunia berubah dengan sangat cepat dan pusat perubahan itu ada pada dunia digital. Sebagai pemilik bisnis, apakah kamu sudah siap berhadapan dengan begitu banyak perubahan yang terjadi di sekelilingmu?
Jangan biarkan dirimu jadi dinosaurus dalam lingkunganmu. Ayo bergabung. Bahkan jika bisnismu bukan bisnis berbasis teknologi, ada banyak hal yang bisa kamu pelajari dari para pegiat start up ini. Silakan simak beberapa poin yang saya temukan saat menghadiri Tech In Asia Jakarta 2017.
- Menjadi dot connector
Seperti AirBnB, Agoda, Traveloka, Uber dadn Gojek – salah satu kesempatan terkuat dari dunia digital adalah menjadi platform yang menghubungkan manusia. Platform apa lagi yang saat ini dibutuhkan? Jejeru adalah start up yang memberikan koneksi pada informasi training. Jejuru tidak saja menghubungkan peserta dengan institusi training, tetapi juga memberikan kemampuan kepada perusahaan untuk mengelola kebutuhan training karyawannya.
- Bergabung dengan inkubator atau kompetisi
Akui saja, kamu gak mungkin mempelajari segala hal dalam waktu cepat. Padahal waktu adalah sangat penting dalam dunia start up. Dengan bergabung pada inkubator dan kompetisi bisnis, kamu bisa mendapatkan akses pada pendanaan, ilmu dan juga liputan media. Di Boostrap Alley hari ini ada sejumlah start up yang dihadirkan oleh Mandiri Capital FinInspire. Salah satu yang menarik adalah CelenganID. CelenganID mengkonversi uang koin menjadi e-money dan mengedukasi publik tentang masyarakat tanpa uang fisik.
- Jangan takut pada pemain besar (atau kecil)
Menjadi start up – terutama fintech, kemungkinan besar kamu akan dianggap melakukan ‘disruption’ atau menjadi ‘pengganggu’ terhadap industri keuangan konvensional. Jadi apakah kamu akan menjadi kompetitor yang mengacaukan bisnis-bisnis besar? Tidak harus begitu! PasarPolis.com adalah salah satu pemain fintech yang memilih untuk bekerja sama dengan bank-bank besar. Pengguna platform ini tinggal memasukkan data kebutuhan asuransi mereka ke dalam PasarPolis.com dan akan menerima daftar harga terbaik. PasarPolis.com menjalin hubungan kerja sama dengan bank dan melanjutkan permintaan penggunanya ke pihak bank saat membeli asuransi. Dengan begitu, kata kuncinya berubah. Kata kunci di sini bukan lagi soal ‘disruption’ melainkan ‘collaboration’.
- Menggabungkan Media Sosial dengan Intelijen Artifisial
Sesungguhnya ada lho manfaat media sosial melebih unggahan foto liburan kita. Kombinasi dengan intelijen artifisial, maka kamu dapat menggunakan media sosial menjadi sebuah alat yang serba hebat untuk mengedukasi pasar, mereferensikan produk dan menghubungkan merek dengan pengguna. Inilah yang dilakukan FinStreet – start up asal Thailand yang mengadopsi Facebook Messenger dengan teknologi chatbot. Kamu bisa menghubungi FinStreet dan memberikan pertanyaan finansial. Saat dibutuhkan, chatbot FinStreet akan memberikan tips keuangan tentang bagaimana melunasi kartu kredit, hingga cara memilih kredit kepemilikan rumah.
- Pasar tanpa batas
Tentu saja dunia digital memberikan pasar tanpa batas negara. Ini juga artinya ada kesempatan untuk bekerja di pasar di luar lingkup tanah airmu sendiri. Contohnya yang dilakukan Idospa. Start up ini berasal dari Singapura – lokasi di mana spa bukan suatu industri yang terlalu besar. Idospa kemudian memulai operasi mereka di Malaysia dan sudah mengkoneksi lebih dari 1.000 operator spa sebelum hari peluncuran. Sekarang Idospa berekspansi ke Indonesia dan Thailand, dua negara tetangga dengan pasar spa yang lebih happening. Mereka menargetkan lebih dari 2.500 operator spa akan bergabung dalam jejaring ini.
Nah itu dia. Saat kamu berpikir, mari menggantung cita-cita setinggi langit, coba pikir kembali. Cita-citamu bisa terwujud lebih tinggi dari langit. Dunia digital tersedia untuk memberikan kita kesempatan bereksplorasi di luar batas konvensional.
Apakah kamu sudah siap bergabung dalam dunia tanpa batas ini? Bisnismu mungkin bisa jadi kendaraan untuk dirimu menjadi warga dunia.
Versi bahasa Inggris tersedia di ligwinahananto.com
Hubungi WA 08111500688 untuk mendapatkan pelatihan keuangan usaha sekarang!
related article: FinTech Start Up
Beri Tahu Ibu Bapakmu! Ini 5 Alasan Gagal Pensiun!
Sudahkah kamu ngobrol tentang uang dengan orang tua? Jangan sampai orang tua yang kita sayangi harus masuk dalam golongan yang gagal pensiun!
5 Hal Keuangan Yang Perlu Perempuan Ketahui
Apa pun profesimu.
Mahasiswi, rumah tangga, wanita karir, bekerja sendiri, profesional, wirausaha, pensiunan.
Sebagai perempuan, ada 5 hal yang kamu perlu ketahui tentang keuangan. Silakan baca, catat poin yang penting tapi yang lebih penting, tolong sebarkan ke sebanyak-banyaknya teman perempuanmu, ya. Rada panjang nih artikelnya, but bear with me. Yuk kita mulai!
1. Penghasilan
Yup! Tidak ada potong kompas untuk yang satu ini. Nasihat nenek saya, “Kamu harus selalu punya uang sendiri!”
Ini berlaku untuk semua profesi, lho. Bagaimana pun juga, proses belajar menghasilkan uang ini tidak pernah bisa instan. Apa pun yang kamu kerjakan, kamu perlu belajar menghasilkan uang.
Termasuk ibu rumah tangga!
Jangan lupa. Saat menjadi ibu rumah tangga –tidak bekerja menghasillkan uang (bukan pedagang, wirausaha atau bekerja sendiri), seorang ibu rumah tangga mendapatkan nafkah dari suaminya. Maka, perlakukanlah uang tersebut sebagai penghasilanmu. Dengan demikian, proses mengapresiasi uang tetap terjadi. Pisahkan bagian untuk keluarga dan bagian yang memang kamu simpan sendiri.
Tautan penting: http://qmfinancial.com/3-hal-yang-harus-diketahui-ibu-rumah-tangga/
2. Pengeluaran
Eh, tunggu dulu. Ternyata saat sudah punya penghasilan –besaran penghasilan itu gak penting. Yang lebih penting adalah bagaimana cara kita menghabiskan uang tersebut!
Nah, lho. Berapa banyak dari kita yang sering dituduh sebagai perempuan tukang ngabisin duit? Enak aja! Kita adalah perempuan yang jago mengurus uang. Jadi, perhatikanlah ke mana saja uangmu pergi.
Catat pengeluaranmu untuk periode pendek saja: weekdays vs weekend. Dengan cara ini, kamu bisa tahu bagaimana pola hidupmu yang sebenarnya. Ada 5 kategori pengeluaran, cek apakah pengeluaranmu sudah sesuai dengan batasan yang tertera di bawah ini.
- Menabung/Investasi: 10 – 30%
- Cicilan Utang: maks. 30%
- Pengeluaran Sosial: bebas
- Pengeluaran Rutin: 20 – 40%
- Pengeluaran Lifestyle: maks. 20%
Jadikan pola pengeluaran yang sehat sebagai kebiasaan. Dengan begitu kamu terhindari dari bocor-bocor halus. Kamu pun bisa rutin berinvestasi dan yang lebih penting, bebas belanja ataupun liburan !
Tautan penting: http://qmfinancial.com/13-tips-hemat-melalui-masa-bokek-paska-lebaran/
3. Kesehatan & Pensiun
Setelah jago mengatur penghasilan pengeluaran, kamu juga perlu melindungi masa depanmu. Perhatikan fasilitas kesehatan seperti apa yang kamu miliki. Cek ya, apakah sama atau berbeda dengan daftar berikut ini.
- Mahasiswa: tanyakan pada orang tua apakah kamu masih dalam tanggungan kantor mereka atau ada asuransi tersendiri.
- Ibu rumah tangga: periksa fasilitas kesehatan apa yang tersedia dari suami.
- Wanita karir: periksa fasilitas kesehatan yang tersedia dari kantor. Jangan sampai sudah sakit dan diopname, kamu baru cari tahu berhak dapat fasilitas kesehatan seperti apa.
- Bekerja sendiri/Profesional/Wirausaha/Pensiunan: siapkan fasilitas kesehatan sendiri dalam bentuk BPJS Kesehatan dan/atau asuransi kesehatan swasta. Untuk wirausaha, sebaiknya ini diatur dari bisnismu saja, sehingga dapat membeli fasilitas perlindungan kesehatan grup dengan biaya lebih efisien. Sementara, untuk para pensiunan, hal ini bisa juga dilakukan dengan menyediakan dana kas dalam jumlah besar (seperti dana darurat) yang disebut dana kesehatan pensiun.
Sementara itu untuk pensiun, ada beberapa cara yang harus dipikirkan. Silakan pilih setidaknya salah satu cara untuk memulai. Tapi saya lebih memilih untuk melakukan semuanya, hehe.. Mending berlebih daripada kurang, kan.
- Dana pensiun sendiri: investasi rutin di produk yang menghasilkan imbal hasil kumulatif (contohnya reksadana)
- Dana pensiun dari kantor: BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK
- Menyiapkan aset aktif: Bisnis, properti, surat berharga.
Tautan penting:
http://qmfinancial.com/membuat-dana-pensiun-sendiri/
http://qmfinancial.com/life-expectancy-perempuan-indonesia-72-tahun-dana-pensiun-sudah-siap/
4. Pengelolaan Aset
Aset. Ini jarang banget dikaitkan dengan perempuan. Biasanya aset identik dengan kepemilikan laki-laki. Padahal kamu juga bisa lho, belajar mengelola aset, terutama aset aktif. Modal menyiapkan aset ini bisa dimulai dengan persiapan dana pensiun di poin no 3.
Aset aktif yang saya maksud ada 3 jenis:
- Bisnis: Untuk kamu yang berwirausaha, jangan senang dulu. Yang saya maksudkan sebagai aset aktif adalah bisnis yang sudah bisa ditinggal, ada profesional yang mengelola dan kamu tinggal terima bagi hasil secara reguler.
- Properti: rumah yang kamu tempati tidak termasuk properti sebagai aset aktif, ya. Properti di sini pun bukan rumah yang bisa dijual kembali. Properti sebagai aset aktif adalah properti yang disewakan, sehingga kamu bisa menerima penghasilan rutin.
- Surat berharga: orang jaman dulu bisa pensiun dengan gajian dari bunga deposito. Sekarang sudah ada obligasi ritel yang bisa dibeli dalam pecahan lebih kecil, dan memberikan imbal hasil reguler berupa kupon obligasi. Untuk itu, sebagai investor kita perlu lho, berkenalan dengan produk pasar modal seperti saham dan obligasi.
Tautan penting:
http://qmfinancial.com/summary-tweet-finclic-4-maret-2013-tentang-aset-aktif/
5. Lain-lain yang gak kalah penting: pajak, legal, waris, zakat, proteksi dll.
Yang terakhir ini yang paling gak diperhatiin. Apalagi saat efeknya gak langsung.
- Pajak: It’s 2016! Cepat atau lambat sistem perpajakan kita akan menggali data secara terbuka dan kamu ke mana ajaaa, kok gak pernah beresin SPT?
- Legal: tahukah kamu bahwa menurut undang-undang perkawinan tahun 1974 harta dan utang yang dihasilkan saat menikah adalah milik bersama suami dan istri? Apakah kamu sudah tahu apa konsekuensinya? Pernah terpikir membuat perjanjian pra nikah? Bukan hanya dengan pasangan, lho. Soal hal legal kita sering gak perhatian. Misalnya ada utang atas nama kamu, padahal yang pakai uangnya adik. Atau ibumu punya rumah, tapi atas nama kakaknya. Ini harus dibenahi.
- Waris: Urusan waris harus kamu pelajari dan perhatikan selagi masih sehat, baik fisik maupun mental. Ada 3 jenis hukum waris di Indonesia: hukum barat, hukum Islam dan hukum adat. Apakah ahli warismu akan terkena dampak dari ketiga hukum waris tersebut?
- Zakat: untuk yang satu ini, perempuan punya peran penting lho. Ada zakat penghasilan yang harus diurus. Ada juga zakat maal (zakat hart). Kalau tidak berkomunikasi dengan baik soal daftar harta dan utang dengan pasangan, terus bagaimana kamu bisa tahu berapa besar zakat yang harus diurus?
- Proteksi: selain proteksi kesehatan di poin no 3, ada juga proteksi jiwa yang perlu kita perhatikan. Untuk ibu rumah tangga, tolong cek asuransi jiwa suamimu. Untuk perempuan bekerja, perhatikan perhatikan asuransi jiwa dirimu sendiri. Untuk pensiunan, mungkin tidak perlu lagi asuransi jiwa sebagai perlindungan penghasilan, tetapi asuransi jiwa ini masih bisa berguna untuk ahli waris untuk mengurusi pajak, biaya pemakaman, pelunasan utang, dan sebagainya.
Tautan penting:
http://qmfinancial.com/pre-nuptial-agreement-perlu-gak-sih/
http://qmfinancial.com/5-tips-ngobrolin-uang-dengan-pasangan/
http://qmfinancial.com/zakat-dan-sedekah-serupa-tapi-tak-sama/
http://qmfinancial.com/anda-ibu-rumah-tangga-pastikan-suami-punya-asuransi-jiwa/
OK, itu tadi 5 hal keuangan yang kamu perempuan harus betul-betul kuasai. Mau gak, kamu bantuin perempuan lain dengan share artikel ini sebanyak-banyaknya? Kita gak bisa kuat sendirian. Kita perlu menggerakkan perempuan sebanyak mungkin semampu kita.
Kalau kata teman-teman di Facebook Headquarter dalam program #shemeansbusiness,
“When women succeed, everyone wins.”
Silakan Sista!
Ligwina Hananto / @mrshananto / Founder / CEO
Sudah Punya Asuransi Kesehatan Dari Kantor? Cek 3 Hal Berikut!
Apakah Anda sudah punya proteksi kesehatan?
Ketika menghadapi pertanyaan ini, banyak orang akan menjawab bahwa mereka mengandalkan fasilitas asuransi kesehatan dari kantor. Namun ternyata, tak banyak yang mengetahui secara rinci mengenai fasilitas tersebut.
6 Langkah Praktis Memilih Asuransi Kesehatan Untuk Karyawan Perusahaan
Asuransi kesehatan adalah salah satu non cash benefit yang sangat dirasakan manfaatnya bagi karyawan perusahaan. Nggak heran, karena biaya pelayanan kesehatan relatif tinggi, apalagi biasanya fasilitas ini tidak hanya dinikmati oleh para karyawan, melainkan juga untuk keluarga karyawan.
Sebelum Pindah Kerja, Perhatikan 5 Non Cash Benefit PENTING ini!
Kerja sebagai karyawan sering dianggap remeh. Kerap muncul berbagai komentar miring seperti ‘bukan kantor sendiri’, ‘masih jadi buruh’, ‘corporate slaves’ dan sebagainya. Padahal sebuah perusahaan tidak mampu beroperasi tanpa karyawan yang handal di bidangnya. Karena itu perusahaan-perusahaan besar sering menyediakan non cash benefit yang sangat bermanfaat untuk Anda.
Anda Ibu Rumah Tangga? Pastikan Suami Punya Asuransi Jiwa!
Bukan satu kali. Bukan dua kali. Berkali-kali saya bertemu dengan klien dengan profesi sebagai ibu rumah tangga.