5 Mitos tentang Belajar Finansial untuk Pemula
Memulai belajar finansial untuk pemula memang bisa terasa menakutkan. Banyak orang beranggapan bahwa memahami dunia keuangan membutuhkan bakat khusus atau akses eksklusif ke informasi tertentu.
Mitos ini, sayangnya, mendorong banyak orang menjauh dari upaya meningkatkan literasi keuangannya. Padahal, dengan pemahaman yang benar, setiap langkah kecil dalam mempelajari dasar-dasar keuangan dapat berdampak besar pada kestabilan dan kemakmuran finansial di masa depan.
So, mari kita bahas beberapa mitos yang sering menghalangi dan menghambat orang dalam memulai perjalanan finansialnya. Ya, barangkali termasuk kamu juga. Tujuannya jelas, untuk menghilangkan intimidasi tentang belajar finansial untuk pemula, dan menunjukkan bahwa belajar tentang keuangan adalah akses terbuka untuk semua. Seperti tagline-nya QM Financial, belajar finansial bareng semua.
Table of Contents
Mitos seputar Belajar Finansial untuk Pemula yang Perlu Diempaskan
So, kalau kamu masih percaya dengan mitos-mitos tentang belajar finansial ini, maka sekarang saatnya kamu empaskan saja.
1. Butuh Uang Banyak untuk Mulai Investasi
Belajar finansial untuk pemula sering kali terhambat oleh anggapan bahwa memulai investasi memerlukan banyak uang.
Nyatanya, perkembangan teknologi dan munculnya berbagai platform investasi telah mengubah pandangan ini. Sekarang, dengan hanya sejumlah uang yang relatif kecil, siapa pun bisa memulai. Bahkan dari Rp10.000 saja loh.
Berbagai instrumen investasi dirancang khusus untuk memudahkan pemula. Misalnya, ada reksa dana yang memungkinkan investasi dengan modal awal yang sangat terjangkau. Dengan begitu, terbuka pintu bagi lebih banyak orang untuk tumbuh finansial tanpa harus menunggu sampai punya banyak uang.
2. “Apanya yang Diatur? Duitnya Aja Nggak Ada!”
Banyak orang enggan belajar finansial untuk pemula, dan malah bilang, “Apanya yang diatur? Duitnya aja nggak ada.”
Padahal, ya justru ketika masih sedikit, uang harus mulai diatur. Jangan-jangan, duitnya enggak ada karena memang enggak pernah diatur? Jadi enggak tahu, ke mana saja uangnya pergi.
Pengetahuan finansial adalah kebutuhan yang berlaku universal, enggak peduli seberapa tebal dompet seseorang. Semua orang berhak dan perlu mengerti cara mengelola keuangan dengan baik, bahkan (atau apalagi) jika saat ini merasa tidak memiliki cukup uang.
Literasi keuangan adalah alat penting dalam membangun fondasi ekonomi yang kuat, terlepas dari jumlah uang yang dimiliki saat memulai.
3. Terlalu Rumit untuk Dipelajari
Belajar finansial untuk pemula kerap kali dianggap sebagai hal yang terlalu rumit. Namun, kenyataannya berbeda.
Banyak sumber daya yang tersedia, baik online maupun offline, yang menyajikan materi keuangan dengan cara yang mudah dimengerti. Dari buku-buku yang ditulis untuk pemula hingga kursus online yang interaktif, semuanya dirancang untuk memecahkan konsep-konsep keuangan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dicerna.
Di QM Financial, kamu bisa mengakses banyak sekali format belajar finansial. Mulai dari artikel-artikel yang ada di website ini, video-video di kanal YouTube, podcast di Spotify, sampai e-book juga ada loh!
Untuk memulai, cukup fokus pada dasar-dasar keuangan seperti pengelolaan anggaran, pentingnya menabung, dan dasar-dasar investasi. Akan lebih baik lagi, jika kamu mulai dengan belajar Blueprint of Your Money.
Dengan mengambil langkah kecil, belajar finansial enggak lagi terasa sebagai beban, melainkan sebagai perjalanan menarik menuju kemandirian dan kebebasan finansial. Tip praktis seperti mengatur pengeluaran harian atau menentukan tujuan keuangan jangka pendek dapat menjadi titik awal yang baik untuk membangun kebiasaan finansial yang sehat.
4. Saham Itu Judi
Banyak orang yang menganggap bahwa pasar saham sama dengan judi. Persepsi ini enggak tepat, apalagi kalau kemudian membuatmu terhambat dalam belajar finansial untuk pemula.
Ada perbedaan mendasar antara berinvestasi di pasar saham dan berjudi. Investasi dilakukan berdasarkan pada penelitian, analisis, dan strategi jangka panjang yang bertujuan untuk pertumbuhan modal di masa depan. Sebaliknya, judi bergantung pada keberuntungan dan peluang instan tanpa dasar analisis yang kuat.
Untuk bisa berinvestasi di pasar saham, kita harus paham tentang nilai perusahaan, kondisi ekonomi, dan faktor lain yang memengaruhi harga saham. So, harus dilakukan riset dengan saksama dan punya strategi investasi jangka panjang.
Berinvestasi di pasar saham bisa menjadi sarana efektif untuk membangun kekayaan. Hal yang sangat berbeda dengan judi.
5. Masih Muda Enggak Butuh Asuransi
Kan, masih sehat! Gitu katanya.
Padahal, memiliki asuransi sejak dini justru merupakan langkah strategis dalam belajar finansial untuk pemula. Dengan memiliki asuransi sesuai kebutuhan, risiko keuangan bisa dikelola dan melindungi dirimu dari kejadian tak terduga yang bisa mengganggu stabilitas finansial.
Asuransi kesehatan adalah asuransi yang wajib dimiliki terlebih dulu. Baru kemudian, jika kamu merupakan orang yang menjadi andalan banyak jiwa untuk bergantung hidup, kamu akan butuh asuransi jiwa.
Memiliki asuransi sejak usia muda bukanlah pemborosan, melainkan investasi dalam merencanakan masa depan yang lebih aman dan stabil. Asuransi itu penting sebagai bagian dari strategi keuangan yang komprehensif, bukan sekadar opsi tambahan.
Mematahkan mitos seputar belajar finansial untuk pemula membutuhkan pengertian yang benar tentang keuangan.
Dengan mengatasi kesalahpahaman ini, jalan menuju kebebasan finansial menjadi lebih jelas dan terjangkau. Mulai dari investasi dengan modal kecil hingga pentingnya asuransi bagi semua usia, langkah-langkah praktis ini membuka pintu untuk siapa saja yang ingin memperkuat dasar keuangannya.
Meluangkan waktu untuk belajar dan menerapkan prinsip-prinsip finansial yang sehat adalah investasi terbaik untuk masa depan. Bukan cuma tentang uang, tetapi juga tentang menciptakan kehidupan yang lebih aman dan berkualitas.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Financial Check Up Awal Tahun: Apa yang Harus Dicek?
Siapa nih di sini yang punya resolusi keuangan yang lebih baik di tahun yang baru ini? Nah, kalau kamu adalah salah satunya, agar resolusi ini bisa diwujudkan dan enggak sekadar wacana, kamu bisa mengawalinya dengan melakukan financial check up.
Bukan sekadar biar edgy atau ngehits, tapi melakukan financial check up di awal tahun itu banyak banget manfaatnya buat kamu. Apa saja manfaatnya?
Di antaranya:
- Membantu menetapkan tujuan keuangan baru atau menyesuaikan tujuan lama. Kamu bisa cek lagi, apakah tujuanmu masih sama, atau harus disesuaikan lagi.
- Membantu menyesuaikan anggaran, karena kebutuhan dan prioritas keuangan bisa berubah dari tahun ke tahun. Dengan penyesuaian ini, anggaran bisa tetap relevan dan efektif.
- Menjadi dasar penyesuaian portofolio investasi juga, jika diperlukan.
- Mengidentifikasi kemajuan dalam pembayaran utang, sehingga memungkinkan strategi yang lebih efisien.
Secara keseluruhan, financial check-up di awal tahun membantumu untuk tetap di jalur dengan tujuan keuangan yang sudah ditentukan. Dengan begitu kamu akan lebih mudah untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan membuat perubahan yang diperlukan untuk memastikan kesehatan keuangan yang baik sepanjang tahun.
Table of Contents
Langkah Financial Check Up Awal Tahun
Lalu apa saja yang perlu dilakukan dalam financial check up awal tahun ini? Nah, berikut ini adalah beberapa garis besarnya, tetapi kamu bisa menyesuaikan dengan kondisi masing-masing.
1. Evaluasi Keuangan Tahun Kemarin
Mengevaluasi keuangan tahun sebelumnya merupakan langkah kunci dalam mempersiapkan tahun yang lebih baik. Jadi, apa yang dicek?
Pertama adalah pengeluaran dan pendapatan, yang akan memberimu gambaran untuk mengidentifikasi kebiasaan belanja, area pengeluaran yang tidak perlu, dan sumber pendapatan yang efektif. Selain itu, lakukan juga refleksi atas keberhasilan dan kegagalan keuangan yang sempat kamu alami di tahun lalu, catat apa yang sukses dan apa yang perlu ditingkatkan.
Contohnya, mungkin ada investasi yang bisa berkembang dengan baik dan ada yang kurang. Coba cermati, apa yang bisa ditingkatkan dari investasi yang kurang berkembang ini. Bisa saja nantinya keputusanmu adalah memindahkan danamu dari instrumen tersebut ke instrumen lain yang lebih potensial tahun ini.
Dengan memahami dan belajar dari pengalaman keuangan tahun lalu, kamu pun bisa membuat strategi keuangan yang lebih baik di tahun 2024 ini.
2. Cek Tujuan Keuangan
Financial check up awal tahun juga termasuk mengecek tujuan keuangan yang sudah ditentukan, meliputi tujuan jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang.
Coba cek, tujuan keuangan apa saja yang seharusnya bisa dicapai atau diwujudkan tahun ini? Lalu cek juga, apakah dananya sudah sesuai harapan? Sudah cukup?
Misalnya Juni nanti, anak harus sudah masuk sekolah dan sebagai orang tua, ada uang pangkal, SPP, dan sebagainya yang harus dibayar. Apakah dananya sudah siap?
Bisa jadi juga, kamu ingin menetapkan tujuan baru. Pengin berlibur mungkin? Atau membeli gadget baru? Atau mau mulai mempersiapkan dana menikah?
Ingat, setiap tujuan harus memiliki judul yang jelas, seperti “Dana Menikah”, atau “Dana Liburan ke Jepang”, dan sebagainya. Hal ini akan dapat membantu dalam mengidentifikasi dan fokus pada tujuan tersebut.
Penting juga untuk menetapkan nominal target yang spesifik, seperti jumlah uang yang ingin dicapai, dan menentukan jangka waktu yang realistis untuk mencapainya. Dengan begitu, tujuan keuangan menjadi lebih terstruktur dan terukur, memudahkan untuk melacak kemajuan dan melakukan penyesuaian sepanjang tahun jika diperlukan.
3. Mengecek dan Merencanakan Anggaran
Dalam financial check up awal tahun, kamu bisa mulai dengan pembuatan atau penyesuaian anggaran yang sesuai dengan situasi keuangan saat ini. Dengan anggaran yang jelas, pengeluaran dapat dikontrol secara efektif, memastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pendapatan.
Selain itu, anggaran juga dapat membantu dalam mengalokasikan dana secara bijak antara tabungan, investasi, dan pengeluaran rutin. Misalnya, dapat ditetapkan persentase untuk alokasi kebutuhan rutin, cicilan utang, lifestyle, dan investasi.
Dengan menerapkan anggaran ini, tercipta keseimbangan antara memenuhi kebutuhan saat ini dan merencanakan keuangan untuk masa depan. Hingga akhirnya cash flow kamu akan menjadi lebih sehat.
4. Cek Portofolio Investasi
Cek portofolio investasi bertujuan untuk memeriksa apakah investasi yang kamu lakukan sudah optimal, dan saat ini sudah berkembang sesuai harapan atau belum.
Berdasarkan evaluasi ini, dilakukan penyesuaian strategi investasi agar selaras dengan tujuan keuangan saat ini serta kondisi pasar yang berubah. Misalnya, jika tujuan keuangan bergeser ke arah konservatif, mungkin perlu mengurangi saham dan meningkatkan obligasi atau instrumen investasi yang lebih aman.
Sebaliknya, jika kamu bisa melihat ada prospek positif, akan lebih tepat untuk mengambil risiko yang lebih tinggi dengan harapan mendapatkan imbal hasil yang lebih baik.
Dengan begitu, kamu bisa memastikan bahwa portofolio investasi tetap dinamis, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. Nantinya hal ini akan sangat penting dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
5. Memeriksa dan Mengoptimalkan Asuransi
Asuransi berperan penting dalam melindungi dari risiko keuangan yang tidak terduga, seperti biaya medis atau kerugian akibat musibah.
So, dalam financial check up ini, kamu bisa mulai dengan mengevaluasi cakupan asuransi yang sudah ada. Evaluasi ini mencakup peninjauan manfaat, batasan, dan biaya premi untuk memastikan bahwa polis tersebut masih sesuai dengan kebutuhan saat ini.
Sekali lagi, kondisi bisa berubah. Misalnya saja sekarang kamu sudah menikah, atau tambah anak, atau mungkin ada perubahan karier. Hal-hal seperti ini sering kali memerlukan penyesuaian cakupan asuransi.
Juga mungkin ada kebutuhan untuk menambah atau mengubah polis asuransi, seperti meningkatkan cakupan asuransi kesehatan, mengambil asuransi jiwa dengan nilai yang lebih tinggi, atau menambah jenis asuransi karena asetnya juga berkembang.
Dengan melakukan pengecekan seperti ini, asuransi tetap relevan dengan kondisi terkini dan memberikan perlindungan keuangan yang baik, meminimalkan risiko keuangan yang dapat mengganggu rencana keuangan jangka panjang.
6. Cek Status Utang dan Kredit
Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap total utang dan rencana pembayaran yang ada. Jadi, kamu kudu meninjau semua utang, dari kartu kredit hingga pinjaman jangka panjang, serta menilai jadwal pembayaran dan suku bunga yang berlaku.
Berdasarkan evaluasi ini, strategi dapat dikembangkan untuk mengurangi beban utang. Misalnya, karena kamu tahu mana bunga tertinggi, kamu bisa pakai strategi melunasi utang dengan bunga tertinggi itu dulu.
7. Cek Dana Darurat
Dana darurat berfungsi sebagai jaring pengaman finansial untuk menghadapi keadaan tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, biaya berobat yang besar dan belum tercover asuransi, atau perbaikan rumah mendadak hingga mobil. Jumlah ideal dana darurat minimal adalah 3 hingga 6 bulan pengeluaran.
Nah, di financial check up awal tahun ini, coba kamu cek dana daruratmu, apakah masih 3 – 6 bulan pengeluaran? Atau malahan sekarang berkurang? Kalau berkurang, atau bahkan habis, maka kamu bisa mulai menyusun strategi untuk mengembalikannya tahun ini.
Ingat ya, simpan dana darurat di tempat yang mudah diakses tetapi terpisah dari akun sehari-hari, seperti rekening tabungan khusus. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari godaan menggunakannya untuk keperluan lain.
Nah, itulah dia 7 hal yang bisa kamu cek dalam financial check up awal tahun ini. Semoga tahun ini lebih berkah dan banyak rezeki buat kamu ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru: Bagaimana Mengatur Anggaran dengan Gaji Kecil
Perencanaan keuangan menjadi fondasi penting bagi keluarga baru yang berusaha membangun kehidupan yang stabil dengan gaji kecil. Menghadapi tantangan ekonomi saat ini, kemampuan untuk mengelola anggaran secara efisien tidak hanya membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi juga dalam menyiapkan masa depan yang lebih cerah.
Dengan pendekatan yang tepat dan strategi yang bijaksana, mengatur dan membuat perencanaan keuangan keluarga bukanlah tugas yang mustahil kok. Bahkan dengan keterbatasan dana.
Jadi, apa yang harus dilakukan?
Table of Contents
Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru dengan Gaji Kecil
Yang pertama harus diingat, bahwa nominal gaji sebenarnya bukan masalah. Prinsipnya, adalah pada pembagian dengan persentase. Dengan begitu, mau berapa pun nominalnya, kamu bisa melakukan perencanaan keuangan berdasarkan prioritas dan kondisimu.
Memahami Kondisi Keuangan Keluarga
Memahami kondisi keuangan keluarga adalah langkah pertama dan paling krusial dalam perencanaan keuangan, khususnya untuk keluarga baru yang mungkin berhadapan dengan tantangan mengatur anggaran dengan gaji kecil.
Berikut adalah beberapa langkah untuk membantu dalam proses ini:
- Catat Semua Sumber Penghasilan. Mulailah dengan mencatat semua sumber penghasilan bulanan secara total, termasuk gaji, bonus, pendapatan sampingan, atau pendapatan pasif lainnya.
- Lacak Pengeluaran. Gunakan buku catatan, spreadsheet, atau aplikasi pengelolaan keuangan untuk mencatat setiap pengeluaran. Ini termasuk tagihan tetap (seperti sewa, utilitas, asuransi) dan pengeluaran variabel (seperti makanan, transportasi, hiburan). Catat pengeluaran selama satu bulan penuh untuk mendapatkan gambaran yang akurat.
- Evaluasi Arus Kas. Bandingkan total pengeluaran dengan total penghasilan. Ini akan menunjukkan apakah kamu hidup di bawah, tepat pada, atau di atas kemampuan.
Buat Daftar Prioritas
Bisa membedakan antara kebutuhan (seperti makanan, tempat tinggal, pakaian dasar) dan keinginan (seperti liburan, gadget terbaru) adalah penting. Untuk mulai membuat perencanaan keuangan keluarga dengan gaji kecil, kemampuan ini akan sangat berguna.
Fokuslah pada kebutuhan terlebih dahulu. Lalu, prioritaskan lagi berdasarkan urgensi dan kepentingannya. Urutkan pengeluaran berdasarkan yang paling penting dan mendesak. Misalnya, pembayaran KPR atau sewa rumah harus menjadi prioritas utama.
Selain pembayaran tagihan yang harus diprioritaskan, tabungan juga mesti dianggap sebagai kebutuhan bulanan, bukan hanya sesuatu yang kamu lakukan dengan uang sisa.
Identifikasi Pengeluaran yang Tak Perlu
Periksa catatan pengeluaran kamu dan identifikasi item yang mungkin tidak perlu atau berlebihan. Cari pola pengeluarannya, amati apakah ada kebiasaan pengeluaran yang sering terjadi, seperti makan di luar atau berbelanja impulsif.
Untuk lebih berhemat, kamu bisa mempertimbangkan berbagai opsi pengganti yang memungkinkanmu mengeluarkan uang lebih sedikit. Misalnya, ganti makan di luar dengan memasak di rumah, atau cari pilihan hiburan gratis atau lebih murah, ganti bahan makanan premium menjadi standar.
Membuat Anggaran yang Realistis
Membuat anggaran yang realistis adalah langkah penting dalam membuat perencanaan keuangan, terutama untuk keluarga baru dengan gaji kecil.
Kamu bisa menggunakan rumus 4-3-2-1 untuk membuat anggaran. 40% dari penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan rutin, 30% untuk membayar utang, 20% untuk lifestyle, dan 10% untuk investasi atau menabung. Namun, angka ini tidak mutlak. Kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisi kamu.
Yang penting, pilah dan susun berdasarkan prioritasnya.
Contoh Anggaran untuk Keluarga dengan Gaji Kecil
Nah, yuk, sekarang kita pakai contoh saja biar lebih jelas.
Misalkan penghasilan bulanan bersih keluarga adalah Rp5.000.000. Dengan formula 4-3-2-1, maka anggaran bisa dibuat seperti berikut.
Rutin (40%) = Rp2.000.000
- Makanan dan kebutuhan rumah tangga = Rp1.300.000
- Transportasi = Rp400.000
- Tagihan utilitas (listrik, air, internet) = Rp300.000
Utang (30%) = Rp1.500.000 (KPR 20 tahun)
Lifestyle (20%) = Rp1.000.000
- Hobi ayah = Rp200.000
- Hobi ibu = Rp200.000
- Hiburan sekali seminggu = Rp600.000
Investasi (10%) = Rp500.000
- Reksa dana pasar uang = Rp200.000
- Reksa dana pendapatan tetap = Rp300.000
Ingat, anggaran ini adalah contoh dan harus disesuaikan berdasarkan situasi keuangan spesifik kamu. Kunci dari anggaran yang sukses adalah fleksibilitas dan kemampuan untuk menyesuaikan saat kondisi keuanganmu berubah.
Merencanakan Masa Depan
Salah satu aspek penting dalam perencanaan keuangan adalah merencanakan masa depan. Apalagi bagi keluarga baru.
Jangan tunggu sampai banyak uang atau kaya dulu untuk punya rencana masa depan, karena ya bakalan telat. Justru rencana masa depan dimulai begitu keluarga baru terbentuk.
Apa saja yang perlu direncanakan?
1. Asuransi
Memahami pentingnya asuransi untuk perlindungan keluarga adalah elemen penting dalam perencanaan keuangan yang bertanggung jawab. Asuransi membantu mengurangi dampak finansial yang mungkin muncul akibat kejadian-kejadian tersebut, yang seringkali terjadi tanpa peringatan.
Ada beberapa jenis asuransi yang perlu dipertimbangkan oleh setiap keluarga. Asuransi kesehatan adalah salah satu yang utama, menutupi biaya perawatan medis yang bisa sangat mahal. Asuransi jiwa menjadi penting terutama jika keluarga bergantung pada penghasilan dari satu anggota, menyediakan dukungan finansial jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Dalam memilih polis asuransi, sangat penting untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan spesifik dan situasi finansial keluarga. Hal ini untuk memastikan bahwa perlindungan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan keluarga dan memberikan ketenangan pikiran dalam menghadapi ketidakpastian.
2. Biaya Pendidikan Anak
Merencanakan pendidikan anak merupakan bagian esensial dalam perencanaan keuangan keluarga. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengestimasi biaya pendidikan di masa depan, dengan mempertimbangkan faktor inflasi.
Pasalnya, inflasi ini dapat meningkatkan biaya pendidikan secara signifikan, sehingga penting untuk memahami proyeksi biaya tersebut dalam jangka panjang.
Mulailah menabung sejak dini, meskipun dengan nominal kecil untuk keperluan ini. Tabungan akan bertumbuh seiring waktu. Penting untuk memulai secepat mungkin, karena semakin cepat kamu mulai, semakin besar akumulasi dana yang terkumpul.
3. Menyiapkan Dana Pensiun
Mulai dengan melakukan kalkulasi kebutuhan pensiun. Perkirakan jumlah uang yang akan dibutuhkan untuk memenuhi gaya hidup yang diinginkan saat pensiun. Faktor-faktor seperti biaya hidup, rencana kesehatan, dan aktivitas rekreasi harus dipertimbangkan dalam perhitungan ini.
Sisihkan sebagian dari penghasilan secara rutin sesuai perhitungan yang sudah dilakukan. Pilih instrumen investasi yang tepat untuk memastikan pertumbuhan dana tersebut. Manfaatkan program pensiun yang tersedia, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun oleh kantor. Banyak dari program ini yang menawarkan manfaat tambahan yang bisa meningkatkan nilai dana pensiun kamu.
Diversifikasi sumber pensiun juga sangat penting. Jangan hanya mengandalkan satu sumber, seperti dana pensiun dari tempat kerja. Diversifikasi melalui berbagai jenis investasi akan mengurangi risiko dan meningkatkan potensi pertumbuhan dana pensiunmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Begini Cara Kerja Asuransi yang Perlu Dipahami
Asuransi adalah salah satu produk keuangan yang sebaiknya dimiliki oleh tiap individu. Karena dengan asuransi, secara langsung kita sudah melakukan mitigasi risiko untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi dalam hidup. Tentunya sebelum membeli, kamu perlu memahami cara kerja asuransi tersebut.
Citra produk keuangan yang satu ini selama beberapa tahun terakhir agak buruk di mata publik sebagai imbas atas kasus penyelewengan dana. Contoh kasus asuransi terbesar yang pernah terjadi dan masih akan terus diingat, ada tuh yang dengan total kerugian negara Rp27 triliun, lalu ada juga yang menelan kerugian hingga Rp15 triliun. Jangan ditanya betapa pilu para nasabahnya yang harus merelakan uang mereka—yang ditabung bertahun-tahun—hilang karena tindak korupsi.
Terlepas dari berbagai kasus asuransi yang terjadi, kita tidak boleh menutup mata bahwa produk keuangan ini penting untuk dimiliki. Apalagi kamu sudah rutin berinvestasi, maka sebaiknya asuransi pun disediakan.
Bagi yang masih maju-mundur untuk membeli produk asuransi, barangkali manfaat asuransi di bawah ini bisa dijadikan pertimbangan.
Yes, ini adalah bagian kedua dari seri artikel asuransi, setelah kemarin kita ngobrolin soal cara klaim asuransi.
Mengapa Perlu Membeli Produk Asuransi?
Kata kunci yang bisa menggambarkan produk asuransi adalah perlindungan. Yup, memiliki asuransi kamu bisa melindungi diri kamu dan keluarga dari risiko. Ibaratnya sedia payung sebelum hujan.
Sebagai contoh, salah satu anggota keluarga sakit dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk melakukan tindakan medis. Uang di tabungan tidak cukup menutupi total biaya, tapi ketika kamu memiliki asuransi maka ada beberapa item biaya yang dicover oleh perusahaan asuransi.
Contoh yang lebih konkrit adalah BPJS Kesehatan. Setiap bulan kamu membayar iuran yang disesuaikan dengan kelas dan kamu bisa menikmati layanan kesehatan di berbagai rumah sakit gratis. Kalaupun ada tambahan biaya, biasanya tidak terlalu besar.
Seperti itulah cara kerja asuransi memberikan perlindungan bagi kita. Tapi, yang jadi masalah banyak yang menganggap asuransi itu mahal dan tidak butuh. Padahal ada berbagai manfaat asuransi yang bisa menjaga kamu dari segi finansial, jiwa, kesehatan, pendidikan bahkan properti.
Dalam ilmu perencanaan keuangan, mengelola risiko itu wajib hukumnya. Dan asuransi adalah bagian dari manajemen risiko.
Coba kamu bayangkan jika tidak memiliki asuransi dan mengalami kondisi seperti di atas, maka kamu harus menanggung risiko keuangan. Di sini kestabilan keuangan kamu pun bisa terganggu bahkan kamu terancam mengalami kerugian.
Oleh karena itu, ada baiknya kamu pikirkan terlebih dulu produk asuransi apa yang kamu butuhkan saat ini, jangan sampai terlalu membeli banyak asuransi yang tidak perlu. Dan tak kalah penting pahami cara kerja asuransi agar terhindar dari penipuan yang dengan motif investasi.
Pahami Cara Kerja Asuransi Sebelum Membeli
Literasi keuangan di masyarakat kita masih rendah. Jadi, tidak mengherankan penipuan berkedok produk keuangan ini masih terus terjadi dari tahun ke tahun, bahkan bertumbuh subur.
Tak terkecuali dengan produk asuransi. Masih ingat dengan polemik asuransi unit link? Kasus ini bahkan dikawal sampai ke DPR. Dari kasus tersebut kita sama-sama belajar bahwa nasabah yang mengalami kerugian ternyata belum paham dengan cara kerja asuransi tersebut. Di sisi lain, agen asuransi pun penjelasannya kurang memadai sehingga terjadi miss-selling atau kesalahan menjual.
Agar kamu terhindar dari hal-hal yang merugikan, berikut cara kerja asuransi yang harus diketahui.
1. Pilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan
Untuk membeli produk asuransi, kamu bisa mendapatkannya melalui agen asuransi atau broker. Umumnya agen atau broker akan memberikan beberapa data seperti :
- Jenis asuransi (jiwa, motor, mobil, properti, kesehatan, perjalanan)
- Manfaaat yang akan diperoleh
- Biaya premi asuransi
- Cara proses pengajuan klaim
- Berapa besar dana yang akan didapat saat klaim
- Risiko kerugian yang mesti ditanggung
Nah, di cara kerja asuransi yang pertama ini sebaiknya pertimbangkan dengan matang, coba dituliskebutuhan kamu atau keluarga yang urgent apa? Setelah itu, cek ketersediaan dana yang kamu miliki, sanggup tidak membayar premi setiap bulan?
2. Pembuatan dan dilanjutkan tanda tangan polis asuransi
Apabila kamu tertarik dengan salah satu produk asuransi, maka cara kerja asuransi berikutnya adalah proses pembuatan dan tanda tangan polis.
Di bagian ini, bacalah polis dengan cermat. Tanyakan jika ada poin-poin yang tidak kamu mengerti terkait hak dan kewajiban. Pasalnya, miskomunikasi antara agen dan pembeli sering terjadi di bagian ini.
Nantinya pihak asuransi akan meminta data diri dan menjelaskan kembali apa saja manfaat, pengecualian hingga tata cara pengajuan klaim.
3. Bayar biaya premi asuransi setiap bulan
Polis telah selesai ditandatangani maka cara kerja asuransi selanjutnya adalah kamu harus membayar kewajiban premi setiap bulan. Adapun besaran biaya premi ditentukan oleh beberapa faktor seperti :
- Usia
- Manfaat asuransi yang akan diperoleh
- Lingkungan kerja
- Gaya hidup
- Besaran dana yang akan diberikan ketika mengajukan klaim
4. Pengajuan klaim dan proses pengembalian
Jika kamu rutin membayar premi per bulan dan membaca hak serta kewajiban di polis dengan teliti, semestinya proses pengajuan klaim bisa berjalan dengan lancar.
Umumnya cara kerja asuransi untuk proses klaim, pihak asuransi akan melakukan pengecekan atas kejadian yang dialami oleh nasabah. Proses pemeriksaan ini akan dilakukan setelah seluruh syarat administrasi dilengkapi. Lalu, pihak asuransi akan melakukan verifikasi ke kerabat, rumah sakit dan instansi terkait. Jika kejadian yang dialami nasabah itu valid dan tidak ada unsur penipuan, maka dana klaim akan segera dicairkan.
Sekali lagi, produk asuransi tujuannya untuk melindungi namun perlu diperhatikan apa saja kebutuhan kamu dan kemampuan. Dan pahami secara cermat poin-poin cara kerja asuransi di atas agar terhindar dari kerugian di kemudian hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Klaim Asuransi: Ini Tahapan yang Wajib Diketahui
Asuransi penting untuk dimiliki demi menjaga kita agar terlindung dari berbagai risiko hidup yang bisa terjadi. Tapi, sebelum benar-benar membeli polis asuransi, ada baiknya kamu ketahui dulu cara kerja dan cara klaim asuransi.
Hal ini penting, karena jangan sampai kamu membeli sesuatu tanpa paham cara kerjanya, sehingga nantinya malah manfaat baiknya tidak bisa kamu dapatkan dengan optimal.
So, kita akan membahas mengenai asuransi ini dalam 2 artikel berseri ya. Yang pertama kita bahas adalah cara klaim asuransi, dan yang berikutnya adalah cara kerja asuransi.
Pengertian Klaim Asuransi
Klaim asuransi adalah permohonan resmi dari nasabah perusahaan asuransi berdasarkan kontrak perjanjian yang sudah disepakati bersama antara nasabah (yang tertanggung) dengan pihak perusahaan asuransi (pihak yang menanggung), untuk melakukan pembayaran sesuai kesepakatan.
Misalnya begini. Seseorang mengalami kecelakaan, hingga meninggal dunia. Dia memiliki asuransi jiwa yang sudah ditentukan berapa besar santunan yang akan diterima jika risiko terjadi dan dia meninggal. Ahli warisnya kemudian mengajukan klaim, dengan memenuhi sederetan syarat administratif. Jika syarat sudah dipenuhi dan disetujui, maka pihak perusahaan asuransi akan membayar sejumlah uang pertanggungan sesuai kesepakatan.
Asuransi ada banyak jenis. Selain asuransi jiwa seperti yang dijelaskan di atas, ada juga asuransi kesehatan dan asuransi umum lainnya, dengan cara klaim asuransi dan prosedur yang hampir sama.
Cara Klaim Asuransi
Sebenarnya, setiap jenis asuransi dan perusahaan asuransi ada aturan dan kebijakannya masing-masing. Namun, secara prinsip, cara klaim asuransi ini hampir sama kok. Tinggal kamu mencermati lagi, supaya lebih detail dan syaratnya tidak ada yang terlupakan.
Cara Klaim Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan sendiri sebenarnya ada beberapa jenis, yang biasanya dibedakan dari manfaat yang diberikan. Berikut cara klaim asuransi kesehatan yang bisa kamu lakukan:
- Pastikan kamu membayar premi asuransi kesehatan sehingga polisnya aktif.
- Pastikan penyakitnya termasuk dalam daftar penyakit yang mendapatkan perlindungan dan tidak termasuk pengecualian. Hal ini bisa kamu cek di polis asuransi kesehatan yang kamu miliki.
- Hubungi agen asuransi untuk mengabarkan bahwa kamu dirawat. Sebutkan rumah sakitnya, dan agen asuransi yang baik akan membantumu menguruskan asuransinya.
- Kalau perusahaan asuransi bekerja sama dengan rumah sakitnya, maka prosesnya akan lebih mudah. Kamu bisa fokus untuk sembuh, sementara masalah biaya rumah sakit akan diselesaikan oleh perusahaan asuransi dengan rumah sakit sesuai kesepakatan.
- Sementara, kalau tidak ada kerja sama antara perusahaan asuransi dan rumah sakit, maka kamu harus menyiapkan dana yang cukup, untuk menalangi dan melakukan reimbursement kemudian. Tanyakan prosedurnya pada agen asuransi hingga detail.
- Jangan tunda proses klaim asuransi karena rata-rata perusahaan asuransi memiliki batas waktu maksimal klaim setelah kejadian.
- Formulir klaim yang diisi segera dikirimkan sesuai prosedur. Paling mudah kalau perusahaan asuransinya sudah memiliki aplikasi smartphone yang memadai. Tapi kalau belum, kamu bisa mengirimkannya ke kantor.
- Perusahaan asuransi akan membutuhkan waktu untuk mengecek berkas dan administrasi yang kamu ajukan.
- Jika dokumen sudah lengkap, dan klaim disetujui, perusahaan asuransi akan membayarkan biaya perawatan kesehatan sesuai kesepakatan.
Cara Klaim Asuransi Jiwa
Cara klaim asuransi jiwa berprosedur mirip dengan cara klaim asuransi kesehatan. Tahap-tahapnya meliputi:
- Ahli waris menghubungi pihak perusahaann asuransi, dan melaporkan bahwa tertanggung meninggal dunia, dengan menyerahkan dokumen pendukung yang diminta.
- Perusahaan asuransi akan mempelajari klaim yang diajukan. Salah satu prosedurnya adalah melakukan interview dengan ahli waris mengenai kronologi meninggalnya tertanggung.
- Isi formulir klaim asuransi yang diminta. Beberapa perusahaan punya prosedur cara klaim asuransi secara online, tapi ada juga yang meminta secara offline.
- Perusahaan akan mengecek dokumen dan melakukan verifikasi. Jika disetujui, maka pihak perusahaan akan menghubungi ahli waris untuk memberikan santunan.
Cara Klaim Asuransi Kendaraan
Kendaraan yang bisa diasuransikan misalnya motor, mobil, atau kendaraan besar lain misalnya seperti bus atau truk yang digunakan untuk bisnis.
Untuk mobil, ada 2 jenis asuransi yang bisa dipilih, yaitu asuransi total loss only dan all risk. Masing-masing memiliki manfaat yang berbeda, dan uang pertanggungan yang berbeda pua.
Berikut cara klaim asuransi kendaraan yang pada umumnya:
- Laporkan kejadian yang membuatmu mengalami kerugian dan melibatkan kendaraan yang diasuransikan.
- Siapkan dokumen pelengkap, misalnya seperti SIM, STNK, dan surat keterangan kepolisian jika diperlukan.
- Isi formulir klaim yang disediakan, baik secara offline maupunn online.
- Pihak asuransi akan melakukan pengecekan terhadap dokumen, kendaraan, dan hal-hal lain yang berhubungan.
- Jika pengajuan klaim disetujui, maka mobil atau kendaraan akan diambil oleh bengkel rekanan perusahaan asuransi untuk diperbaiki.
Cara Klaim Asuransi Properti
Mengurus klaim asuransi properti juga tak seribet yang dibayangkan. Sama seperti klaim-klaim asuransi lainnya. Tahapannya meliputi:
- Ajukan sebelum tenggat, cek di polis berapa lama batas waktu pelaporan klaim karena akan berbeda sesuai jenis perlindungan dan kebijakan perusahaan.
- Kumpulkan dokumen dan data peristiwa yang menyebabkan kamu mengalami kerugian, yang dapat mendukung klaim.
- Isi formulir yang disediakan dengan selengkap-lengkapnya, beserta data pendukung seperti rincian barang yang rusak dan nota pembelian, foto kerusakan, kronologi, laporan teknis dari pihak yang ditunjuk untuk memperbaiki kerusakan, atau proposal perkiraan dana penggantian, dan sebagainya.
- Dalam cara klaim asuransi properti, perusahaan akan meminta bantuan seorang Loss Adjuster, untuk membantu proses verifikasi.
- Segera kirimkan semua dokumen dan persyaratan yang diminta, dan menunggu hasil verifikasi dari pihak perusahaan.
- Jika klaim kamu disetujui, maka pihak perusahaan akan menghubungimu.
Cara Klaim Asuransi Perjalanan
Cara klaim asuransi perjalanan juga memiliki kebijakan sendiri di setiap perusahaan. Namun, secara umum meliputi:
- Login ke aplikasi asuransi. Sekarang juga banyak aplikasi travel agent yang langsung menyediakan produk asuransi ya. So, silakan login di mana pun kamu membeli asuransi perjalanan sebelumnya.
- Pilih menu klaim, dan isi formulir yang sudah disediakan.
- Siapkan bukti-bukti yang mendukung, seperti dokumen perjalanan dan foto-foto atas kerugian yang dialami
- Kirim klaim setelah semuanya lengkap.
Proses klaim asuransi biasanya tergantung pada kebijakan perusahaan masing-masing. Ada yang rata-rata 14 hari kerja setelah formulir dikirimkan, ada yang lebih cepat pun ada juga yang lebih lama.
Nah, itu dia cara klaim asuransi yang pada umumnya mirip, tetapi ada baiknya kamu cek lagi lebih mendetail mengenai produknya di perusahaan asuransi yang bersangkutan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Training Keuangan bagi First Jobbers: Ini Dia 5 Alasan Pentingnya
Training keuangan merupakan salah satu jenis training penting yang sebaiknya diberikan oleh pihak human resource perusahaan yang perhatian terhadap kesejahteraan karyawannya. Nggak hanya pada mereka yang sudah bertahun-tahun mengabdi di perusahaan, tetapi juga bagi mereka yang baru saja bergabung terutama yang masih first jobbers.
First jobbers adalah sebutan bagi mereka yang baru saja menapakkan kaki di dunia kerja yang qeras ini, lantaran baru lulus dari kuliah. Masih kinyis-kinyis, gitu katanya. Hal yang sering dirasakan pada fase ini biasanya adalah pengin buru-buru mandiri dan mendapatkan penghasilan sendiri.
Karena itu, keterampilan untuk manajemen keuangan seharusnya sudah mulai dipelajari dan didalami. Gaji mungkin memang belum terlalu besar, tapi jangan salah, justru di sinilah garis start untuk mulai mengelola keuangan dengan benar.
Kamu bisa saja belajar keuangan sendiri, tetapi akan lebih komprehensif jika diberikan oleh perusahaan sesuai dengan jenjang kariermu. Saat pada fase recruit ini, kamu perlu membangun kebiasaan keuangan yang baik. Nanti setelah beberapa tahun kamu bekerja, fasenya akan berbeda lagi, dan perlu kembali mendapatkan training keuangan. Nah, saat menjelang pensiun, sebagai karyawan, kamu juga membutuhkan training keuangan sekali lagi, demi menyiapkan diri menghadapi masa pensiun yang sudah dekat.
Tapi, mengapa fase recruit ini penting untuk mendapatkan training keuangan? Kan gaji juga belum besar, bisalah diatur sendiri. Eits, jangan salah. Training keuangan itu bakalan dibutuhkan banget untuk first jobber. Ini dia alasan-alasannya.
Alasan Mengapa First Jobber Butuh Training Keuangan
1. Punya kebiasaan keuangan yang baik sejak dini
Faktanya, tak banyak orang yang memiliki keterampilan mengelola keuangan yang baik di masa mudanya. Apalagi, soal keuangan ini memang tak pernah diajarkan di bangku sekolah maupun kuliah.
Oleh orang tua kita? Biasanya yang diajarkan adalah kebiasaan menabung, tetapi jarang banget kita belajar bagaimana belanja dengan bijak sejak kecil. Betul? Padahal pada aktivitas belanja ini yang seharusnya kita fokus untuk belajar, biar enggak jor-joran.
Apalagi di fase entry level, ketika kita baru saja mandiri dan bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Perasaan jadi kayak mau balas dendam, betul?
Di sinilah kita perlu training keuangan, yang dapat melatih kita untuk terbiasa belanja dengan bijak agar tak membahayakan cash flow keuangan kita. Gaji harus dikelola dengan baik, supaya bisa dipakai sampai gajian lagi berikutnya.
2. Dapat segera menentukan tujuan keuangan
Di masa-masa fase awal, para first jobber biasanya juga belum tahu bahwa memiliki tujuan keuangan itu penting. Apalagi yang jangka panjang seperti pensiun. Baru saja dapat kerjaan, masa sih sudah mikirin pensiun? Gitu mungkin ya?
Padahal, justru saat baru mulai bekerja inilah, saat yang tepat untuk mulai membuat rencana pensiun, kalau kamu memang mau nanti ingin menjalani masa pensiun yang mandiri dan sejahtera.
Hal yang sama juga berlaku untuk berbagai tujuan keuangan penting lainnya. Pasalnya, menentukan tujuan keuangan itu sama dengan kita membuat tujuan hidup. Pertanyaannya tak pernah lepas dari: mau hidup seperti apa nanti? Pengin mencapai apa saja nanti? All about dreams and achievement!
Kalau nggak segera direncanakan melalui training keuangan, terus kapan lagi?
3. Nggak sembarangan berutang
Utang biasanya juga jadi jebakan betmen, apalagi bagi seorang first jobber yang baru saja pegang kartu kredit. Belum lagi dengan berbagai tawaran pinjol dan paylater yang belakangan berkembang secara luar biasa. Ditambah dengan belum bijak dalam belanja, jadi deh, perilaku konsumtif dipelihara. Dengan tambahan beban cicilan utang.
Tanpa training keuangan yang komprehensif, mengambil pinjaman dana alias utang bisa jadi sandungan besar dalam arus kas keuangan buat first jobber. Akibatnya ya jadi kebiasaan keuangan yang kurang baik ke depannya.
4. Bisa memilih proteksi dengan baik
First jobber itu biasanya kan masih lajang, masa sudah butuh asuransi? Eits, jangan salah loh! Kalau kamu adalah first jobber adalah sandwich generation, yang menjadi tulang punggung keluarga besarmu, maka kamu akan butuh asuransi jiwa sekarang juga.
Di samping itu, kamu juga butuh proteksi kesehatan. Memang sih, perusahaan-perusahaan sudah diwajibkan oleh pemerintah untuk mengikutsertakan karyawannya dalam BPJS Kesehatan. Akan tetapi, tentu ini mesti disesuaikan dengan kebutuhan.
Kalau kamu adalah sandwich generation, maka kamu juga perlu mempertimbangkan untuk memberikan asuransi kesehatan untuk seluruh keluargamu. Ini adalah hal yang tidak akan terpikirkan kalau tidak melalui training keuangan yang komprehensif.
5. Segera punya tabungan dan investasi
Belanja teros … Bayar pakai kartu kredit dan paylater teros, tanpa bisa mengendalikan diri, atas nama healing dan self reward. Sampai-sampai tak pernah punya tabungan, apalagi investasi.
Lagu lama? Betul. Bisa jadi akan selalu ada first jobber yang punya masalah seperti ini, karena belum mendapatkan training keuangan yang pas dari kantor tempatnya bekerja.
Atau bisa jadi, nggak punya tabungan dan investasi, karena semua uang yang didapatkan langsung dipakai untuk kebutuhan keluarga besar.
Hal ini bisa kamu cari solusi, jika kamu memiliki keterampilan pengelolaan keuangan yang baik. Untuk itulah, training keuangan diperlukan.
Nah, itu dia beberapa alasan mengapa first jobber membutuhkan training keuangan yang komprehensif.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Belajar Keuangan: Ini 5 Alasan Pentingnya dan Cara Memilih Kelas Online Terbaik
Percayakah kamu, bahwa pada dasarnya setiap orang itu punya kemampuan dasar tentang keuangan? Iya dong, pastinya kan siapa pun kamu pasti bisa menghitung jumlah uang, dan kemudian bisa juga bertransaksi menggunakan uang. Nah, kemampuan dasar inilah yang harus dikembangkan, dengan cara belajar keuangan secara lebih intensif, jika kamu ingin mengelola keuangan dengan lebih baik lagi.
Pasalnya, keuangan itu enggak sebatas cuma menghitung penghasilan dan belanja. Terus apa saja dong? Yuk, kita lihat apa saja yang bisa kita lakukan dengan belajar keuangan lebih dalam.
Pentingnya Belajar Keuangan
1. Mengatur prioritas dalam hidup
Mana nih yang harus diprioritaskan: barang-barang branded atau bahan makanan? Handphone terbaru atau bikin dana darurat dulu? Liburan ke Eropa apa dana DP rumah?
Yes, belajar keuangan artinya belajar memprioritaskan. Punya barang-barang branded, handphone terbaru, liburan ke Eropa tentu tidak dilarang. Toh, yang menjalani kamu dengan uang kamu sendiri, ya kan?
Tetapi ingat, bahwa bisa jadi ada beberapa hal lain yang perlu diprioritaskan lebih dulu karena sifatnya lebih esensial dan bakalan bermanfaat dalam jangka waktu panjang. Hal-hal yang kalau kamu lakukan sekarang, akan menghindarkanmu dari kesulitan di masa depan.
2. Memastikan kebutuhan terpenuhi
Dengan mengatur prioritas, kita pun bisa memastikan bahwa semua kebutuhan bisa dipenuhi dengan baik. Baik itu kebutuhan dasar dan penting, juga kebutuhan yang bersifat tersier.
Iya dong, meskipun termasuk tersier, tetapi kebutuhan-kebutuhan untuk healing, self reward, dan sebagainya itu juga penting. Hanya saja, pemenuhannya jangan sampai mengganggu kebutuhan lain yang harus diprioritaskan.
Dengan belajar keuangan, kamu pun bisa memastikan, bahwa tak hanya bisa memenuhi kebutuhan pokok, tetapi kamu juga akan dapat memenuhi kebutuhan tersier tersebut.
3. Tak takut terlilit utang
Berutang juga bukan merupakan hal yang dilarang. Namun, tentu harus dikelola dengan baik. Dengan belajar keuangan, kamu pasti tahu, bahwa rasio utang maksimal adalah 30% dari penghasilan.
Mengapa “hanya” 30%? Pastinya untuk menjamin agar kebutuhan lain juga terpenuhi, dan penghasilan kamu tidak hanya habis untuk cicilan. Utang yang berlebihan akan sulit untuk dilunasi, apalagi yang melebihi kemampuanmu.
Dengan belajar keuangan juga, kamu akan tahu, mana yang memang bisa dibiayai dengan utang (dan kemudian dikelola dengan baik), dan mana yang sebaiknya dibiayai dengan tabungan atau investasi. Karena utang dan investasi serta tabungan adalah dua hal keuangan yang sangat berbeda makna dan fungsi.
4. Bisa mengelola risiko dengan baik
Dalam hidup, adalah biasa jika kita harus menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Untuk mengatasinya, tak jarang butuh biaya tambahan. Di sinilah dana darurat dan asuransi berperan penting.
Dana darurat adalah tabungan cadangan yang akan dapat membantumu di saat-saat darurat. Misalnya terkena musibah yang membuatmu jadi harus mengeluarkan uang ekstra. Banyak orang terbukti sulit untuk survive di masa pandemi karena tak memiliki dana darurat yang memadai, sehingga saat harus terpaksa mengalami PHK, mereka pun panik dan kebingungan.
Begitu juga dengan asuransi. Jika tidak dikelola dengan baik, bisa jadi kita kesulitan untuk membayar premi secara teratur. Akibatnya, jika premi tak dibayar, maka kamu tak bisa mendapatkan manfaat perlindungan lagi. Lalu, bagaimana jika jatuh sakit? Atau sesuatu terjadi, sehingga kita tak dapat lagi mencari nafkah?
Dengan belajar keuangan, selain dapat memastikan dapat memenuhi kebutuhan utama, kamu juga dapat sekaligus membangun dana darurat dan membayar premi tanpa kesulitan.
5. Bisa memproyeksikan kebutuhan hingga jauh ke depan
Misalnya untuk kebutuhan pensiun, yang mungkin akan baru kita jalani 20 – 30 tahun lagi. Jika kita tidak belajar keuangan, rasanya mustahil kita bisa menghitung kebutuhan pensiun kita 20 sampai 30 tahun lagi.
Bahkan mungkin enggak kepikiran sama sekali, bahwa pensiun itu mesti dipersiapkan sejak sekarang. Terus, kita jadi kerja terus deh sampai tua. Oh no!
Nah, itu dia beberapa alasan mengapa belajar keuangan itu penting. Tapi tak ada kata terlambat kok. Jika kamu baru tergerak untuk mau belajar sekarang, itu pun sangat baik.
Dari Mana Mulai Belajar Keuangan?
Zaman sekarang, semuanya dipermudah. Thank to technology! Termasuk belajar keuangan. Kamu bisa memanfaatkan banyak hal untuk bisa belajar keuangan. Nah, salah satunya yang cukup efektif adalah dengan ikut kelas online.
Kelas online tak sembarang kelas online. Masalahnya, jika kamu belajar keuangan dari sumber yang kurang kompeten, pasti hasilnya juga tidak akan memuaskan. So, ini dia beberapa hal yang mesti diperhatikan untuk memilih kelas online untuk belajar keuangan.
1. Ada kurikulumnya
Belajar tanpa arah sudah pasti hasilnya tidak akan maksimal. Karena itu pilihlah kelas online yang memiliki kurikulum. Akan lebih baik lagi jika ada kurikulum yang disusun secara berjenjang, mulai dari basic, intermediate, dan advanced.
Kurikulum yang baik akan sistematis, sehingga membuat proses belajar keuangan menjadi lebih efektif, efisien, dan menyenangkan.
2. Mudah diakses
Kelas online tentu harus mudah diakses oleh siapa pun yang butuh belajar keuangan lebih mendalam. Aplikasi yang digunakan harus cukup familier, sehingga tak menyulitkanmu dalam proses belajarnya.
Selain itu, yang lain juga harus memudahkan. Misalnya saja sistem pembayarannya beragam, sampai adanya admin yang gercep membantu jika ada kesulitan.
3. Tak hanya satu format
Yang terakhir ini juga akan membuat proses belajar keuangan kamu semakin menyenangkan lo!
Tak hanya tersedia materi di dalam kelas online, tetapi juga banyak format lainnya yang bisa mendukung proses pembelajaran akan membuatnya tidak membosankan. Mulai dari berbagai video, podcast, forum diskusi, sampai ebook.
Nah, bagaimana? Apakah kamu sudah menemukan kelas online yang cocok untuk mendukung niat kamu belajar keuangan? Jika belum, QM Financial bisa membantumu loh!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang: Apa Artinya dan Bagaimana Membuatnya?
Di tengah ketidakpastian masa depan, kamu punya kesempatan untuk membuatnya lebih terencana dengan perencanaan keuangan jangka panjang. Untuk menerapkannya pun tidak sulit, hanya bermodal konsisten dan disiplin saja.
Kamu mungkin pernah merasa panik saat uang gaji mulai menipis padahal waktu gajian masih panjang. Nah, perencanaan keuangan membantu kamu lebih bijak mengelola arus keuangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan kamu di masa depan.
Apa Itu Perencanaan Keuangan Jangka Panjang?
Perencanaan keuangan bisa kamu buat untuk waktu pendek dan panjang. Untuk jangka pendek umumnya digunakan untuk mengelola pemasukan dan pengeluaran rutin di kehidupan sehari-hari.
Sedangkan perencanaan keuangan jangka panjang adalah perencanaan tujuan keuangan yang lebih besar dan memakan waktu beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun untuk dicapai. Biasanya melibatkan lebih banyak jumlah uang daripada sasaran jangka pendek.
Contoh tujuan untuk perencanaan jangka panjang misalnya uang pensiun, memulai sebuah bisnis, menabung untuk biaya kuliah anak, dan lainnya.
Perencanaan keuangan jangka panjang mungkin tampak seperti prospek yang menakutkan, terutama jika rasio menabung kita masih rendah. Bahkan mungkin tampak nggak penting banget, kalau kamu masih berusia 20-an. Namun, sebenarnya, semakin cepat kamu memulai perencanaan keuangan jangka panjang ini, semakin banyak yang bisa kamu peroleh untuk mencapai tujuan keuangan.
Lalu, bagaimana membedakan perencanaan keuangan jangka panjang dengan jangka pendek?
Meski berbeda, kedua jenis perencanaan keuangan ini bisa kok dijalankan secara bersamaan. Kamu hanya perlu membuat rencana keuangan harian (perencanaan keuangan jangka pendek) dan rencana keuangan untuk masa depan (jangka panjang).
Yang seterusnya perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya kamu mengalokasikan sumber pendapatan kamu dengan bijak untuk memenuhi keduanya. Ada banyak cara dan metode pengelolaan keuangan yang bisa kamu pelajari.
Contohnya metode atur keuangan 50-30-20. Dengan metode ini, kamu bisa membagi pendapatan dengan alokasi 50% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk tabungan dan investasi, dan 20% untuk lifestyle. Atau bisa juga dengan 40-30-20-10, dengan alokasi 40% kebutuhan rutin, 30% cicilan utang, 20% investasi, dan 10% biaya lifestyle. Sesuaikan saja dengan kondisi dan kemampuanmu.
Kamu nggak harus selalu menggunakan kedua metode di atas juga kok, kalau memiliki pandangan dan cara lain dalam mengaturnya. Tentunya yang memahami kondisi dan strategi terbaik untuk finansial adalah diri kita sendiri, ya kan?
Cara Membuat Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Setelah memahami konsep dari perencanaan keuangan jangka panjang, kini waktunya mencoba menerapkannya dengan beberapa cara berikut ini.
Buat garis besar tujuan keuangan dan target waktu
Ini adalah langkah utama dalam perencanaan keuangan jangka panjang. Kamu perlu merumuskan semua tujuan keuangan dengan rinci, beserta jangka waktunya.
Misalnya, kamu ingin pensiun pada usia 55, dengan usiamu yang 25 tahun saat ini, itu artinya 30 tahun lagi. So, kamu akan perlu menghitung dan membuat anggaran untuk dana pensiun, dengan menyesuaikannya kebutuhan kamu nantinya. Kamu bisa berpatokan dengan pengeluaranmu sekarang, yang kemudian dihitung dengan rumus Future Value dengan memperhitungkan inflasi.
Setelah itu, kamu akan mendapatkan besaran nominal yang kamu perlukan. Nah, baru deh kamu buat rencana keuangan yang sesuai untuk bisa mencapai target nominal tersebut.
Bangun dana darurat
Dana darurat adalah elemen yang sangat penting dalam perencanaan keuangan jangka panjang, agar kamu tidak menggunakan uang investasi atau tabungan ketika terjadi sesuatu yang tak terduga.
Berapa banyak? Ini jumlah idealnya, yang bisa disesuaikan dengan kondisimu:
- Lajang: 4 x pengeluaran bulanan
- Menikah: 6 x pengeluaran bulanan
- Menikah, 1 anak: 9 x pengeluaran bulanan
- Menikah, 2 anak atau lebih/Wirausaha/Freelance: 12 x pengeluaran bulanan
Simpanlah dana darurat ini di instrumen-instrumen yang mudah diakses, mudah dicairkan, dan berisiko rendah. Misalnya di reksa dana pasar uang, deposito dengan tenor pendek, atau bisa juga di tabungan bank biasa.
Lunasi utang
Saat kamu membuat rencana keuangan jangka panjang, pastikan bahwa sudah termasuk rencana untuk keluar dari utang. Kamu tidak dapat benar-benar memulai masa depan keuangan dengan tenang jika masih memiliki banyak utang.
So, gunakan strategi pelunasan utang yang tepat, dan konsistenlah agar bisa segera bebas dari utang.
Buat rencana keuangan untuk berinvestasi
Jika salah satu tujuan keuanganmu adalah mendapatkan kebebasan finansial di masa depan, maka dalam menyusun perencanaan keuangan jangka panjang, kamu harus membuat rencana membangun aset yang dapat bekerja sendiri. Dengan begini, kamu akan mendapatkan passive income.
Kenali beberapa sumber passive income yang ada, dan tentukan mana yang paling sesuai untukmu. Mulai dari investasi surat berharga, properti, ataupun bisnis.
Namun, sebelum mulai membangun passive income, adalah penting bagi kamu untuk mengenali juga kemampuan toleransi dirimu sendiri terhadap risiko investasi. Nantinya, hal ini akan memengaruhi perjalanan keuanganmu.
Miliki asuransi yang tepat
Setelah bekerja sangat keras untuk mendapatkan uang, hal terakhir yang diinginkan yaitu menjaga aset tetap aman. Asuransi pada dasarnya merupakan bagian yang penting juga dalam perencanaan keuangan jangka panjang, lantaran dapat melindungi aset jika terjadi sesuatu yang merugikan.
Cakupan asuransi ada banyak, mulai dari mobil, properti, bisnis, dan sebagainya. Namun, yang paling penting untuk dimiliki lebih dulu adalah asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, terutama jika kamu adalah tulang punggung keluarga.
Dengan asuransi, kamu melindungi sesuatu yang sangat penting yang memiliki nilai tinggi untuk memastikan bahwa kamu terlindungi secara finansial.
Hindari pengeluaran berlebihan
Perjalanan untuk mempertahankan perencanaan keuangan jangka panjang yang baik mungkin tidak mudah. Bisa terjadi hal tak terduga dan kamu dapat kehilangan kendali untuk mempertahankan alokasi anggaran. Maka penting untuk punya perencanaan keuangan jangka panjang yang solid, disiplin, dan hindari pengeluaran berlebihan.
Nah, itulah penjelasan terkait perencanaan keuangan jangka panjang. Yuk mulai untuk menerapkan cara dan langkah di atas supaya tujuan keuangan di masa depan dapat kita amankan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
6 Tanda Terbesar Perencanaan Keuangan Pribadi Kamu Sudah Oke Bats
Setuju kan, kalau kita harus punya perencanaan keuangan pribadi yang baik, agar kita dapat meningkatkan kualitas hidup kita ke depannya?
Sebagian besar dari kamu, mungkin sekarang sudah mengaku memiliki perencanaan keuangan pribadi sesuai kondisi masing-masing. Kamu sudah punya tujuan finansial, melakukan budgeting, membangun dana darurat, dan sebagainya. Lalu, bagaimana? Apakah sekarang kondisi keuanganmu lebih baik? Apakah perencanaan keuangan yang kamu buat sudah oke?
Coba lihat yuk, tanda-tanda apa saja yang menampakkan bahwa perencanaan keuangan pribadi yang kamu miliki sudah oke dan sesuai untukmu.
Tanda-Tanda Perencanaan Keuangan Pribadi Kamu Sudah Oke
1. Punya tabungan yang cukup
Tanda pertama bahwa perencanaan keuangan pribadi kamu sudah oke adalah ketika kamu sudah punya tabungan yang cukup, yang tidak lagi kamu sabotase sendiri untuk hal-hal yang kurang berfaedah.
Punya tabungan yang cukup buatmu sama pentingnya dengan belanja untuk kebutuhan. Jadi, kamu memang sudah mengalokasikannya, dan merealisasikannya dengan baik.
Ini juga artinya kamu sudah punya dana darurat, yang meski mungkin belum memenuhi jumlah ideal, tetapi sudah ada, dan sudah siap untuk kamu gunakan sewaktu-waktu jika mendesak.
2. Terbiasa membayar tagihan tepat waktu
Ya, kenapa enggak tepat waktu, karena semua sudah ada alokasinya? Betul nggak? Kalau bisa malahan segera dibayar, supaya beban menjadi lebih ringan. Kamu bisa terhindar dari denda atau biaya administrasi, dan bunga tambahan yang enggak perlu.
Dengan lunasnya semua kewajiban—bayar tagihan listrik, air, pulsa, sampai cicilan utang—di awal, itu artinya uang yang tersisa tinggal dikelola saja untuk kebutuhan selama satu bulan, atau sampai gajian berikutnya.
Khawatir nggak bisa membayar tagihan atau mencicil enggak pernah ada dalam perencanaan keuangan pribadi kamu.
3. Cash flow lancar dan positif
Perencanaan keuangan pribadi kamu sudah baik kalau cash flow kamu sudah cukup lancar. Artinya, penghasilan dan pengeluaran berimbang. Atau bahkan, sudah positif. Artinya, penghasilan lebih besar daripada pengeluaran.
Mengapa? Karena kamu punya bujet untuk setiap pengeluaran. Begitu kamu menemukan hal-hal yang kurang efisien dan efektif di dalamnya, kamu bisa segera tahu dan bisa langsung menyesuaikan diri.
4. Aman dari utang
Saat kamu sudah melakukan perencanaan keuangan pribadi dengan baik, maka kamu juga akan bisa mengelola utang dengan baik.
Utang memang tak dilarang, tetapi sebaiknya tidak dilakukan sembarangan. Setidaknya, kamu harus yakin bahwa kamu bisa mengembalikan pinjamannya. Terus, caranya yakin gimana? Ya, dengan membuat perencanaan keuangan dengan baik. Hitung penghasilan, dan proyeksikan cicilannya. Bisa enggak kamu berkomitmen membayarnya sampai tuntas?
Yes, berani punya utang, berarti berani bayar. Hanya itu satu-satunya solusi untuk bisa lepas dari utang kan? Tanpa perencanaan keuangan pribadi yang baik, utang akan jadi batu sandungan dalam hidup.
5. Bisa investasi rutin setiap bulan
Investasi rutin selayaknya kebutuhan buatmu, karena itu kamu mengalokasikannya dengan baik di awal bulan, alih-alih menginvestasikan uang sisa belanja.
Kamu juga dapat melakukan review terhadap investasimu, karena rencana investasinya sudah ada. Kamu tinggal mencocokkannya antara apa yang direncanakan dengan yang terjadi di lapangan. Jika memang belum berkembang sesuai harapan, kamu bisa mencari solusi yang terbaik tanpa harus “mengorbankan” tujuan finansialmu.
Seiring waktu, kamu juga akan lebih memprioritaskan investasimu ketika memang ada peluang. Misalnya, alih-alih uangnya dipakai untuk liburan, kamu akhirnya malah menggunakannya sebagai DP rumah atau apartemen. Kamu tahu apa yang kamu butuhkan dan mana yang keinginan belaka.
6. Punya asuransi yang lengkap
Jika perencanaan keuangan pribadi kamu sudah oke, maka kamu pasti juga sudah punya alokasi khusus untuk iuran premi asuransi, baik asuransi kesehatan, asuransi jiwa jika memang perlu, dan asuransi lain yang mungkin kamu butuhkan.
Kamu sadar pentingnya asuransi adalah untuk melindungi aset-asetmu, sehingga harus banget masuk juga dalam budgeting rutin, baik bulanan maupun tahunan.
Nah, setelah melihat 6 tanda di atas, lalu gimana? Apakah perencanaan keuangan pribadi kamu juga seperti yang sudah dijabarkan di atas? Sudah? Maka, selamat! Kamu tinggal konsisten saja menjalankan apa yang sudah kamu lakukan sekarang.
Belum? Tak perlu khawatir. Masih ada waktu untuk memperbaikinya, dan selalu akan ada peluang untuk belajar perencanaan keuangan pribadi dengan lebih baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pelonggaran Terjadi, Perencanaan Keuangan Seperti Apa yang Cocok untuk Era Pascapandemi?
Ini berita baik memang, ketika sejumlah daerah di Indonesia sudah mulai melonggarkan pembatasan akibat pandemi. Bahkan secara nasional sendiri pun, Indonesia sudah membuka gerbang bagi warga negara asing. Pemulihan ekonomi secara bertahap terjadi, dan jadi PR lagi nih soal perencanaan keuangan pribadi kita supaya bisa beradaptasi lagi dengan masa yang baru.
Di awal pandemi, sebagian dari kita harus membolak-balikkan rencana keuangan, gara-gara kondisi yang berubah. Kemudian, ketika virus corona sudah mulai dapat dikendalikan—meski belum sepenuhnya terjinakkan—kita juga harus melakukan review terhadap perencanaan keuangan kita lagi.
Ya, memang harus begitu. Pasalnya, hidup kita kan dinamis, rencana harus bisa mengikuti kondisi ketika kita harus menjalani hidup. Enggak masalah rencana terus berubah, yang penting tujuannya pasti dan kita fokus pada tujuan tersebut.
Setuju nggak?
So, buat kamu nih, mungkin bingung juga. Mesti apanya nih yang diulik? Perencanaan keuangan seperti apa yang cocok untuk sekarang? Yuk, ikuti beberapa tip berikut.
Perencanaan Keuangan di Masa Pascapandemi
1. Personal finance is very personal
Pertama, kamu harus selalu ingat, bahwa personal finance is very personal. Tidak pernah ada solusi atau rencana keuangan yang bisa berlaku sama untuk semua orang. Setiap orang punya kebutuhannya masing-masing, dengan kondisi masing-masing juga.
Karena itu, untuk pertanyaan perencanaan keuangan seperti apa yang cocok dijalankan di masa pascapandemi? Jawabannya, tergantung kondisi pribadi masing-masing.
So, silakan dicek beberapa hal berikut:
- Berapa penghasilanmu saat ini? Bagaimana kondisinya dibandingkan sebelum dan selama pandemi kemarin? Apakah ada grafik yang bagus?
- Berapa pengeluaranmu saat ini? Bandingkan juga dengan kondisi sebelum dan selama pandemi, seperti halnya penghasilan.
- Bagaimana rasio utang, menabung, dan likuiditasmu? Apakah masih dalam batas ideal?
Jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas akan memberimu gambaran, perencanaan keuangan seperti apa yang harus kamu miliki ke depannya. Kamu bisa melakukan financial check up lagi untuk memastikannya.
2. Buat yang realistis
Tak perlu terburu-buru, buatlah perencanaan keuangan yang sesuai dengan kemampuanmu. Misalnya gimana?
Misalnya, jika saat ini penghasilanmu belum benar-benar pulih, maka kamu tak perlu memaksakan hal-hal yang di luar kemampuanmu. Jika memang perlu, buatlah tujuan-tujuan jangka pendek saja dulu. Mungkin tiga bulan ke depan, atau enam bulan ke depan? Bahkan untuk satu bulan ke depan pun enggak masalah. Yang penting, setiap rencana harus bisa kamu realisasikan, karena memang sesuai dengan kemampuan.
Mungkin teman-temanmu sudah mulai berencana untuk liburan ke luar negeri. Jika memang kamu belum mampu, maka kamu tak perlu ikut membuat rencana yang sama. Mungkin akan lebih baik bagi kamu untuk mengembalikan dulu dana darurat yang kemarin sempat terpakai di masa krisis. Atau mungkin akan lebih bermanfaat kalau kamu mulai membeli polis asuransi jiwa sekarang, kalau kemarin belum punya.
Tetap ingat ya, biaya hidup bisa diatur, gaya hiduplah yang mahal.
So, pastikan sekarang kamu memiliki perencanaan keuangan yang lebih baik daripada sebelumnya. Tambahkan pos kesehatan secara tersendiri jika perlu, karena ini adalah pos yang sekarang harus menjadi prioritas utama kita.
3. Tetap perhatikan jaring pengamanmu
Ngomong-ngomong soal dana darurat, bagaimana kondisinya? Apakah kemarin memang sempat terpakai di masa krisis? Kalau iya, kamu harus bersyukur bahwa kamu memilikinya. Sekarang, waktunya untuk memulihkannya lagi.
Kalau tadinya belum ideal, coba sekarang fokus supaya bisa mencapai jumlah dana darurat ideal.
Begitu juga dengan asuransi. Coba cek apakah masih bisa meng-cover kebutuhanmu? Pastikan kamu paham betul apa yang ada dalam polis asuransi ya, terutama terkait coverage perlindungannya. Jangan sampai kamu merasa “tertipu” pada akhirnya, hanya karena kamu enggak membaca polis dengan saksama.
4. Apa kabar utang?
Pastikan pembayaran utang tetap menjadi prioritas utamamu. Pastikan rasio utang masih dalam batas ideal ya, yaitu maksimal 30% dari penghasilan.
Jika memang belum memungkinkan, jangan membuat utang baru. Lebih baik fokus untuk menyelesaikan utang yang sudah ada.
5. Mulai gas investasi lagi!
Yang terakhir, yuk, gas investasi lagi! Pastinya ini kalau kondisimu sudah memungkinkan ya, artinya dana darurat, asuransi, dan cicilan utang sudah aman, juga kamu sudah mengalokasikan biaya kebutuhan hidup.
Dengan demikian, tinggal alokasi investasi nih, kalau bisa ditambah lagi ke depannya. Sekali lagi, sesuaikan dengan kondisi dan situasi kamu sendiri.
Nah, gimana? Sudah siap menghadapi masa-masa pascapandemi. Semoga perekonomian kita semua segera pulih seperti sedia kala, bahkan lebih baik lagi ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!