Beberapa waktu yang lalu seorang teman saya, Hani, menawarkan produk perlengkapan rumah tangga melalui whatsapp. Ternyata suaminya adalah seorang importir produk-produk perlengkapan rumah tangga seperti lemari, rak dan karpet. Karena sudah lama tak berjumpa, kami pun membuat janji untuk bertemu. Dalam perjumpaan itu, Thomas – suaminya, membagikan cerita seputar caranya mendulang laba bisnis importir.
- Koneksi ke supplier berkualitas. Untuk mendapatkan produk-produk yang berkualitas, Thomas sudah mempunyai koneksi yang bisa dipercaya. Koneksi ini didapatkannya saat bekerja di bagian penjualan sebuah perusahaan telekomunikasi.
- Jaringan penjualan yang kuat. Saat ini Thomas memasarkan produknya di marketplace yang diberi nama Stephani090316. Selain itu, ia juga sedang membangun jaringan penjualan yang akan membuatnya semakin cepat melayani kebutuhan pasar.
- Memutar modal dengan cepat. Bisnis importir ini membutuhkan modal yang cukup besar. Untuk memudahkan pembentukan jaringan, Thomas tidak mensyaratkan resellernya memiliki stok. Konsekuensinya, ia harus menyediakan gudang yang cukup untuk menyimpan semua barang dagangan. Beruntung koneksinya memberikan keringanan pembayaran. Kunci dari semua bisnis adalah cashflow. Untuk memastikan modalnya diputar dengan cepat, Thomas membuat list produk fast moving dan slow moving. Produk yang masuk kategori slow moving akan dibuatkan promo untuk mendapatkan dana segar yang bisa segera diputar kembali.
- Membaca kebutuhan pasar. Saat ini bisnis usaha Thomas fokus di area Yogya dan Jawa Tengah. Dengan banyaknya kampus di area ini, kebutuhan akan perlengkapan rumah tangga dan indekos cukup tinggi. Oleh karena itu, Thomas menyediakan berbagi produk perlengkapan rumah tangga dan indekos dengan harga terjangkau.
- Memanfaatkan momentum. Momen menjelang Lebaran ini menjadi kesempatan bagi usahanya untuk mendulang omzet. Saat lebaran, biasanya orang akan menata rumah dan mengupdate furniture serta berbagai perlengkapan rumah tangga lainnya.
Selain produk perlengkapan rumah tangga yang kebutuhannya rutin, Thomas juga memanfaatkan momentum pasar untuk menggenjot omzet. Ia tengah menyiapkan perlengkapan untuk mendulang laba dari bisnis kuliner es kepal yang saat ini viral.
Bisnis importir ini bukanlah bisnis pertamanya. Sebelumnya, Thomas pernah membuka warung bakso di sebuah jalan protokol di Jogja. Meskipun tergolong laris, bisnis ini tak bisa dilanjutkan karena pemilik lahan menaikkan harga sewa tempat. Thomas pun segera mengganti rencana. Rupanya, ia berjodoh dengan bisnis importir barang-barang perlengkapan rumah tangga.
Jadi pemilik bisnis memang harus adaptif ya. Apakah kamu tertarik membangun bisnis importir seperti Thomas?
Fransisca Emi
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Saya ingin memulai usaha importir…
Tapi saya belum terlalu paham dengan cara yang tepat untuk memulai.apakah dengan modal yang tidak terlalu besar dapat melakukan usaha ini?